Selasa, 28 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Fertilitas Di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun 2013

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang.
 Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Fertilitas Di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun 2013
Masalah utama yang dihadapi oleh negara yang sedang berkembang termasuk  Indonesia  tidak  hanya  masalah  ekonomi saja.  Tapi  juga  masalah  lain  seperti  pertumbuhan  penduduk.  Sebagian  besar  negara  sedang  berkembang  juga  mengalami  permasalahan  pertumbuhan  penduduk  yang  sangat  cepat. Namun  berdasarkan  hasil  sensus  penduduk  selama  tiga  kali  periode  memperlihatkan  bahwa tendensi laju pertumbuhan penduduk adalah menurun.

Salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  naik  turunnya  pertumbuhan  penduduk  adalah fertilitas (kelahiran). Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan  yang dikaitkan dengan kesuburan wanita atau disebut juga fekunditas. Akan tetapi  dalam  perkembangan  ilmu  demografi,  fertilitas  lebih  diartikan  sebagai  hasil  reproduksi  yang  nyata  (bayi  lahir  hidup)  dari  seorang  wanita  atau  sekelompok  wanita. Selain fertilitas, dikenal pula istilah lain yang berkaitan dengan reproduksi,  yakni natalis dan kelahiran (birth).Dalam studi demografi, istilah fertilitas paling  sering  digunakan  dan  kadang-kadang  ketiga  istilah  tersebut  digunakan  saling  berkaitan  atau  bahkan  dianggap  sama  artinya,  tergantung  tujuan  dan  data  yang  dipakai.  Sementara  itu,  istilah  fekunditas  digunakan  untuk  menunjukkan  kemampuan fisik seorang wanita untuk melahirkan anak. Wanita yang tidak dapat  melahirkan anak dikatakan mandul (infecund/infertile) Pada  masa-masa  sebelum  Program  KB  Pemerintah  berhasil  dilaksanakan  dengan  baik  di  Indonesia  banyak  sekali  permasalahan  ekonomi  yang disebabkan   oleh  pertumbuhan  penduduk  yang  semakin  cepat.  Keuntungan  finansial  (materi)  dan  kebahagiaan  yang  diperoleh  oleh  orang  tua  apabila  mempunyai  anak,  tidak  sebanding dengan biaya  yang dikeluarkan dalam  membesarkan anak. Jika jumlah  anak  dalam  keluarga  itu  banyak,  maka  biaya  dan  waktu  yang  perlu  dialokasikan  untuk  anak  akan  bertambah  banyak  pula  dan  hal  itu  bisa  membuat  keadaan  ekonomi  masyarakat  menurun.  Dari  beberapa  hasil  penelitian  tentang  fertilitas,  faktor ekonomi mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas masyarakat.
Fertilitas  merupakan  hasil  dari  suatu  proses  perilaku  yang  dipengaruhi  oleh  anggapan  atau  kepercayaan  yang  dianut  oleh  masyarakat  di mana  perempuan  tinggal.  Salah  satu  contohnya  yaitu masyarakat  yang  menganut paham  keluarga  besar dan perempuan harus kawin muda, tingkat fertilitas umumnya tinggi. Faktorfaktor  gender  juga  berpengaruh  di  mana  ketika  status  perempuan  rendah,  maka  tingkat fertilitas akan tinggi.
Salah  satu pendekatan  ilmu sosial tentang  faktor yangmemengaruhi  fertilitas  adalah  pendekatan  yang  dikembangkan  oleh  pemikiran  Davis  dan  Blake  (1956),  yang terkenal dengan istilah pendekatan ‘variabel antara’ (intermediate variables).
Variabel  antara  adalah  variabel  yang secara  langsung  memengaruhi fertilitas dan  dipengaruhi  oleh  variabel-variabel  tidak  langsung,  seperti  faktor-faktor  sosial,  ekonomi,  dan  budaya.  Pada  tahun  1956  Kingsley  Davis dan  Judith  Blake  dalam  papernya  berjudul  “Social  Structure  dan  Fertility:  An  Analytic  Framework” mengajukan bahwa terdapat tiga tahap penting dalam proses kelahiran, yaitu tahap  hubungan kelamin (intercourse), dan tahap kehamilan (gestatio). Tahapan tersebut   sangat  dipengaruhi  oleh  kondisi  sosial,  ekonomi, dan  budaya dimana  perempuan  dan masyarakat tinggal.
Para ekonom juga melihat kemungkinan untuk menerangkan tinggi rendahnya  tingkat  fertilitas  melalui  disiplin  ilmu  ekonomi,  yakni  dengan  pendekatan “The  New  Home  economics”.  Teori  ini  meninggalkan  pemikiran  makro  yang  beranggapan bahwa tinggi rendahnya tingkat fertilitas suatu kelompok masyarakat  ditentukan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi , urbanisasi, dan modernisasi. Para  ekonom  demografer  mengetengahkan  pemikiran  bahwa  tingkat  fertilitas  ditentukan  pada  tingkat  yang  paling  dasar,  yakni keputusan  pasangan  suami  istri  dalam  hal  jumlah  anak.  Para  penganut  ilmu  dasar,  yakni  keputusan  pasangan  suami  istri  untuk  mempunyai  anak  atau  menambah  jumlah  anak  dengan  pertimbangan  kondisi  ekonomi  pasangan  tersebut,  seperti  layaknya  pasangan  suami istri memikirkan apakah setelah menikah, mereka akan mencicil rumah atau  mobil dulu atau apakah akan mempunyai anak segera.
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  diatas,  maka  peneliti  memutuskan  untuk  melakukan  penelitian  dengan  judul  :  “Analisis  Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhi TingkatFertilitas di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta”.
B.Perumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  dikemukakan  maka  yang  menjadi  rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :.
1. Apakah  ada  pengaruh  yang  signifikan  antara  variabel  jumlah  pendapatan keluarga,  tingkat  pendidikan  suami,  tingkatpendidikan  istri,biaya  anak,  usia  kawin pertama dan penggunaan alat kontrasepsi terhadap variabel jumlahanak  lahir hidup di Kecamatan Laweyan?.
C.Tujuan Penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mencapaibeberapa tujuan yaitu :.
1. Untuk  mengetahui  dan  menjelaskan  pengaruh  variabel jumlah  pendapatan  keluarga, tingkat  pendidikan  suami,  tingkatpendidikan  istri,  biaya  anak, usia  kawin pertama dan penggunaan alat kontrasepsi terhadap variabel jumlah anak  lahir hidupdi Kecamatan Laweyan.

  Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Fertilitas Di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun 2013

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi