BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Business Plan
Air merupakan kebutuhan dasar
manusiayang senantiasa harus tersedia dalam
kehidupan sehari-hari, baik
untuk konsumsi, mencuci
maupun kebutuhanmandi.
Tersedianya air bersih sangat diharapkan masyarakat untuk menunjangaktivitas kehidupan
sehari-hari yang tidak
dapat terlepas dari kebutuhan air.
Untuk memenuhi kebutuhan air
bersih masyarakat dapat menggunakan air
yang bersumberdari sumur dan jasa pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang ada di
berbagaidaerah. Keberadaan PDAM di berbagai
daerah merupakan perusahaan
pemerintahyang pengelolaannya dibawah tanggung jawab pemerintah daerah yang diharapkandapat melayani masyarakat(Mintarti, 2012).
Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor
47 Tahun 1999,
tentang Pedoman Penilaian
Kinerja PDAM menyatakan bahwa
tujuan pendirian PDAM adalah untukmemenuhi pelayanan dan
kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat serta
sebagai salah satu
sumber Pendapatan Asli
Daerah. Untuk mencapai tujuan di atas, maka penyelenggaraan,
pengelolaan, dan pembinaan terhadap PDAM
harus berdasarkan kepada prinsip-prinsipdan azas ekonomi perusahaan
yang sehat. Dari ketentuan
yang mengatur tentang
keberadaan PDAM sangat jelas
bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia air bersih
dan dalam upaya
peningkatan pelayanan publik
tidak terlepas dari dimensi
ekonomi yaitu memperoleh keuntungan yang memadai. Hal ini dapat tercapai
apabila didukung oleh kinerja yang baik dari pihak PDAM (Rayanto, 2008).
Pemerintah mendirikan PDAM
bertujuan untuk menyediakan air bersih yang struktur
organisasinya berinduk pada
pemerintah daerah. PDAM merupakan badan usaha
yang harus menjalankan dua fungsi
sekaligus, yaitu sebagai social oriented dan profit oriented. Social oriented adalah pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam penyediaan
air bersih, sedangkan profit orientedadalah
tujuan untuk menghasilkan laba sebagai dana untuk beroperasi dan sebagai sumber penerimaan daerah. Maka
sudah menjadi keharusan agar didalamnya
menjalankan kedua fungsi tersebut (Widyanto, 2012) Berkaitan
dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan (profit oriented)
pengelolaan operasi PDAM diharapkan mampu
membiayai biaya operasionalnya
sendiri (self financing)
dan diharapkan dapat
menopang pembiayaan dalam meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam jangka pendek
serta mampu memberikan
kontribusi pada penerimaan daerah
untuk jangka
panjangnya(Rachmawati, 2001).
Untuk itu
dalam perspektif ke
depan manajemen pengelolaan
Badan Usaha Milik Daerah termasuk
di dalamnya adalah PDAM diharapkan mampu mengadopsi prinsip-prinsip manajemen
professional(reiventing
government) dalam penyelenggaraannya.
Dengan menerapkan prinsip
dimaksud, maka dalam
menyediakan pelayanan kepada
masyarakat harus tetap mempertimbangkancost
and benefitsehingga biaya pungutan atas pelayanan yang
diberikan (cost of
service) dapat benar-benar
membantu pemerintah daerah
meningkatkan kualitas pelayanan di bidang penyediaan air bersih pada khususnya
dan pelayanan pemerintah
pada umumnya di masa
yang akan datang(Mintarti, 2012).
Dalam upaya menjalankan fungsi
di atas sangat
dibutuhkan suatu kondisi
perusahaan yang sehat,
baik dalam arti
ekonomi maupun dalam
arti sosial, sehat dalam arti
ekonomi dapat diukur kinerja ekonomi yang umumnya digunakan dalam menilai kesehatan atau kinerja
perusahaan, sedangkan sehat dalam arti
sosial di ukur
dari tujuan perusahaan
dalam kaitanya dengan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu,
PDAMdituntut untuk dapat melakukan
segala upaya perbaikan dan penyempurnaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan air minum yang telah
menjadi kebutuhan bagi masyarakat banyak,apalagi pada
saat ini PDAM
dinilai masih rendah
dalam cakupan pelayanan
ini disebabkan keterbatasan
jaringan pipa distribusi
air kepada masyarakat
dan tenaga tehnik
yang ada di lapangan
yang melayani penyambungan pelanggan serta kecepatan
penanggulangan kebocoran pipa air yang di distribusikan kepada
masyarakat. Menghadapi kondisi tersebut
perlu dilakukan penilaian
kinerja manajemenagar
manajemen dapat mengetahui, kualitas
dan pelayanan air
minum yang telah
diberikan kepada masyarakat (Nugrahani, 2010).
Menurut data Badan
Pendukung Pengembangan Sistem
Penyedia Air Minum
(BPPSPAM) hanya 41 persen
PDAM yang tersebar
di Indonesia berstatus sehat, 38 persen PDAM berstatus
kurang sehat, dan sisanya sebesar 24
persen berstatus sakit. PDAM yang berstatus kurang sehat atau sakit berarti PDAM
tersebut belum memenuhi indikator kinerja dan pelayanan yang telah ditetapkan
oleh tim BPPSPAM
bekerja sama dengan
pihak BPKP dan Perpamsi. Kriteria
yang digunakan antara
lain aspek keuangan,
aspek pelayanan, aspek
operasional,dan aspek sumber daya manusia.Menurut data BPPSPAM salah satu PDAM yang berstatus kurang
sehat adalah PDAM kota Surakarta. PDAM
kota Surakarta ditetapkan
berstatus kurang sehat
karena kinerja yang belum sesuai
indikator. Salah satu penyebab kinerja yang kurang baik di PDAM kota Surakarta adalah jumlah
utang yang membebani keuangan PDAM kota
Surakarta(Abimanyu, 2006).
PDAM kota
Surakartamengajukan
restrukturisasi utang dalam upaya mengurangi beban
utang hal ini
perlu dilakukan dalam rangka
program pemerintah untuk
meningkatkan kinerja PDAM
di seluruh Indonesia.
Restrukturisasi ini
diajukan oleh PDAM kota
Surakartapada tahun 2008 dengan menyertakan
syarat-syarat untuk mengajukan
restrukturisasi. Dalam mengajukan
restrukturisasi, PDAM kota Surakarta diharuskan membuat business
plan dan program 5
tahun. Sebelum PDAM
kota Surakarta mengajukan restrukturisasi, PDAM kota
Surakartabelum memiliki business plansehingga
hanya menjalankan program
kerjanya sesuai dengan
RKAP tetapi tidak
mengacu pada business plan. sejak
tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012 PDAM
kota Surakartatelah menjalankan
program kerja sesuai dengan RKAP yang mengacu pada business
plan(Riyardi, 2007).
Business plandan program 5 tahun
ini berakhir di tahun 2012 sehingga pada
tahun 2013 ini PDAM kota Surakartabelum membuat business plandan program 5
tahun yang baru.
Walaupun business plandan program
5 tahun telah berjalan dan selesai di tahun 2012
tetapi belum ada evaluasi kinerja yang dilakukan oleh
pihak PDAM kota Surakarta.
Padahal penting dilakukan evaluasi agardapat meningkatkan kinerjanya dan
mengetahui kekurangan dan kelemahannya
dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Dalam hal ini kinerja yang dimaksud adalah kinerja keuangan.
PDAM kota
Surakartadari tahun ketahun
mengalami kerugian yang cukup besar sehingga tidak memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Walaupun
mengalami kerugian namun
karena peran dan
fungsinya sebagai pelayan
masyarakat maka PDAM kota Surakartaharus tetap berjalan untuk melayani masyarakat dalam penyediaan air
bersih. Oleh karena ituperlu diteliti secara
mendalam kinerja PDAM kota
Surakarta agar dapat memberikan
informasi terhadap upaya
pengembangan PDAM selanjutnya.
Berangkat dari hal tersebut,
penelitian ini mencoba untuk memberikan analisis tentang
kinerja keuangan sebelum
dan sesudah business
plan serta pengaruhnya terhadap kinerja
keuangan PDAM Kota
Surakarta menurut Kepmendagri No.
47 tahun 1999.
Penelitian ini
mengambil PDAM Kota
Surakarta sebagai lokasi penelitian karena melihat gedung, fisik,
maupun nama PDAM Kota Surakarta tampak memadai,
tetapi ternyata berstatus
kurang sehat. Penelitian
ini juga dibutuhkan
dan dikehendaki oleh
PDAM Kota Surakarta
untuk membantu menganalisa kinerja keuangan PDAM Kota
Surakarta.
B.Rumusan Masalah.
Sehubungan dengan latar belakang
tersebut di atas, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :.
1. Bagaimana kinerja keuangan
PDAM Kota Surakarta sebelum dan sesudah menerapkan
business plan ?.
2. Bagaimana pengaruh business plan terhadap kinerja keuangan PDAM Kota Surakarta?.
C.Tujuan Penelitian.
Berkaitan dengan
latar belakang dan
permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah :.
1. Untuk mengetahui kinerja keuanganPDAM Kota
Surakartasebelum dan sesudah menerapkan business plan.
2. Untukmengetahui pengaruh business plan terhadap
kinerja keuangan PDAM Kota Surakarta.
D.Manfaat penelitian.
Penelitian ini
diharapkan akan memberikan
faedah atau manfaat
sebagai berikut:.
1. Manfaat Teoritis.
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikanbukti empiris menyangkut pengaruh business plan
terhadap kinerja keuangan PDAM Kota Surakarta.
Sebagai literatur dan acuan bagi
penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis.
Hasil penelitian ini dapat
digunakan bagi PDAM untuk dapat mengetahui keadaan
dan perkembangan finansial
perusahaan sehingga PDAM
dapat menjalankan fungsinya
sebagai perusahaan yang
berorientasi laba (profit oriented) agar
meningkatkan kinerja keuangannya
sehingga mampu memberikan
kontribusi pendapatan asli
daereh kepada pemerintah
Kota Surakartadan dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi
PDAM untuk merencanakan business plan berikutnya.
Skripsi Ekonomi: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Business Plan
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi