Rabu, 29 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Business Plan

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Business Plan
Air merupakan kebutuhan dasar manusiayang senantiasa harus tersedia dalam  kehidupan  sehari-hari,  baik  untuk  konsumsi,  mencuci  maupun  kebutuhanmandi. Tersedianya air bersih sangat diharapkan masyarakat untuk  menunjangaktivitas  kehidupan  sehari-hari  yang  tidak  dapat  terlepas  dari  kebutuhan  air.  Untuk memenuhi  kebutuhan  air  bersih  masyarakat  dapat  menggunakan  air  yang bersumberdari sumur dan jasa pelayanan Perusahaan  Daerah Air Minum (PDAM) yang ada di berbagaidaerah. Keberadaan PDAM  di  berbagai  daerah  merupakan  perusahaan  pemerintahyang  pengelolaannya  dibawah tanggung jawab pemerintah daerah  yang diharapkandapat melayani  masyarakat(Mintarti, 2012).

Keputusan  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  47  Tahun  1999,  tentang  Pedoman  Penilaian  Kinerja  PDAM menyatakan  bahwa  tujuan  pendirian  PDAM adalah untukmemenuhi pelayanan dan kebutuhan akan air bersih bagi  masyarakat  serta  sebagai  salah  satu  sumber  Pendapatan Asli Daerah.  Untuk  mencapai tujuan di atas, maka penyelenggaraan, pengelolaan, dan pembinaan  terhadap PDAM harus berdasarkan kepada prinsip-prinsipdan azas ekonomi  perusahaan  yang  sehat. Dari  ketentuan  yang  mengatur  tentang  keberadaan  PDAM sangat jelas bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia air  bersih  dan  dalam  upaya  peningkatan  pelayanan  publik  tidak  terlepas  dari  dimensi ekonomi yaitu memperoleh keuntungan yang memadai. Hal ini dapat   tercapai apabila didukung oleh kinerja yang baik dari pihak PDAM (Rayanto,  2008).
Pemerintah mendirikan PDAM bertujuan untuk menyediakan air bersih  yang  struktur  organisasinya  berinduk  pada  pemerintah  daerah.  PDAM  merupakan  badan usaha  yang  harus menjalankan dua  fungsi  sekaligus,  yaitu  sebagai social oriented dan profit  oriented. Social oriented adalah pelayanan  yang baik terhadap masyarakat dalam penyediaan air bersih, sedangkan profit  orientedadalah tujuan untuk menghasilkan laba sebagai dana untuk beroperasi  dan sebagai sumber penerimaan daerah. Maka sudah menjadi keharusan agar  didalamnya menjalankan kedua fungsi tersebut (Widyanto, 2012)  Berkaitan  dengan  tujuan  untuk  memperoleh  keuntungan  (profit  oriented)  pengelolaan  operasi  PDAM diharapkan  mampu  membiayai  biaya  operasionalnya  sendiri  (self  financing)  dan  diharapkan  dapat  menopang  pembiayaan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam jangka  pendek  serta  mampu  memberikan  kontribusi  pada penerimaan  daerah  untuk  jangka panjangnya(Rachmawati, 2001).
Untuk  itu  dalam  perspektif  ke  depan  manajemen  pengelolaan  Badan  Usaha Milik Daerah termasuk di dalamnya adalah PDAM diharapkan mampu  mengadopsi prinsip-prinsip  manajemen  professional(reiventing  government) dalam penyelenggaraannya.  Dengan  menerapkan  prinsip  dimaksud,  maka  dalam  menyediakan  pelayanan  kepada  masyarakat  harus  tetap  mempertimbangkancost and benefitsehingga biaya pungutan atas pelayanan  yang  diberikan  (cost  of  service)  dapat benar-benar membantu  pemerintah   daerah meningkatkan kualitas pelayanan di bidang penyediaan air bersih pada  khususnya  dan  pelayanan  pemerintah  pada  umumnya  di masa  yang  akan  datang(Mintarti, 2012).
Dalam  upaya menjalankan  fungsi  di  atas  sangat  dibutuhkan  suatu  kondisi  perusahaan  yang  sehat,  baik  dalam  arti  ekonomi  maupun  dalam  arti  sosial, sehat dalam arti ekonomi dapat diukur kinerja ekonomi yang umumnya  digunakan dalam menilai kesehatan atau kinerja perusahaan, sedangkan sehat  dalam  arti  sosial  di  ukur  dari  tujuan  perusahaan  dalam  kaitanya  dengan  pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena  itu,  PDAMdituntut untuk dapat  melakukan segala upaya perbaikan dan penyempurnaan dalam meningkatkan  kualitas pelayanan air minum yang telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat  banyak,apalagi  pada  saat  ini  PDAM  dinilai  masih  rendah  dalam  cakupan  pelayanan  ini  disebabkan  keterbatasan  jaringan  pipa  distribusi  air  kepada  masyarakat  dan  tenaga  tehnik  yang  ada  di lapangan  yang  melayani  penyambungan pelanggan serta kecepatan penanggulangan kebocoran pipa air  yang  di distribusikan  kepada  masyarakat. Menghadapi kondisi tersebut  perlu  dilakukan  penilaian  kinerja  manajemenagar manajemen  dapat  mengetahui,  kualitas  dan  pelayanan  air  minum  yang  telah  diberikan  kepada  masyarakat (Nugrahani, 2010).
Menurut  data Badan  Pendukung  Pengembangan  Sistem  Penyedia  Air  Minum  (BPPSPAM) hanya  41  persen  PDAM  yang  tersebar  di  Indonesia  berstatus sehat, 38 persen PDAM berstatus kurang sehat, dan sisanya sebesar  24 persen berstatus sakit. PDAM yang berstatus kurang sehat atau sakit berarti   PDAM tersebut belum memenuhi indikator kinerja dan pelayanan yang telah  ditetapkan  oleh  tim  BPPSPAM  bekerja  sama  dengan  pihak  BPKP  dan  Perpamsi.  Kriteria  yang  digunakan  antara  lain  aspek  keuangan,  aspek  pelayanan, aspek operasional,dan aspek sumber daya manusia.Menurut data  BPPSPAM salah satu PDAM yang berstatus kurang sehat adalah PDAM kota  Surakarta.  PDAM  kota  Surakarta  ditetapkan  berstatus  kurang  sehat  karena  kinerja yang belum sesuai indikator. Salah satu penyebab kinerja yang kurang  baik di PDAM kota Surakarta adalah jumlah utang yang membebani keuangan  PDAM kota Surakarta(Abimanyu, 2006).
PDAM  kota  Surakartamengajukan  restrukturisasi  utang dalam  upaya  mengurangi  beban  utang  hal  ini  perlu  dilakukan dalam  rangka  program  pemerintah  untuk  meningkatkan  kinerja  PDAM  di  seluruh  Indonesia.
Restrukturisasi  ini  diajukan  oleh PDAM  kota  Surakartapada  tahun  2008  dengan  menyertakan  syarat-syarat  untuk  mengajukan  restrukturisasi.  Dalam  mengajukan  restrukturisasi, PDAM  kota  Surakarta diharuskan  membuat  business  plan dan  program  5  tahun.  Sebelum  PDAM  kota  Surakarta mengajukan  restrukturisasi, PDAM  kota  Surakartabelum  memiliki business  plansehingga  hanya  menjalankan  program  kerjanya  sesuai  dengan  RKAP  tetapi  tidak  mengacu  pada business  plan. sejak  tahun  2008  sampai  dengan  tahun  2012 PDAM  kota  Surakartatelah  menjalankan  program  kerja  sesuai  dengan RKAP yang mengacu pada business plan(Riyardi, 2007).
Business plandan program 5 tahun ini berakhir di tahun 2012 sehingga  pada tahun 2013 ini PDAM kota Surakartabelum membuat business plandan   program  5  tahun  yang  baru.  Walaupun business  plandan  program  5  tahun  telah berjalan dan selesai di tahun 2012 tetapi belum ada evaluasi kinerja yang  dilakukan  oleh  pihak PDAM  kota  Surakarta.  Padahal  penting dilakukan  evaluasi agardapat meningkatkan kinerjanya dan mengetahui kekurangan dan  kelemahannya dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Dalam hal ini kinerja  yang dimaksud adalah kinerja keuangan.
PDAM  kota  Surakartadari  tahun  ketahun  mengalami  kerugian yang  cukup besar sehingga tidak memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli  Daerah.  Walaupun  mengalami  kerugian  namun  karena  peran  dan  fungsinya  sebagai pelayan masyarakat maka PDAM kota Surakartaharus tetap berjalan  untuk melayani masyarakat dalam penyediaan air bersih. Oleh karena ituperlu  diteliti  secara  mendalam kinerja  PDAM  kota  Surakarta agar  dapat  memberikan  informasi  terhadap  upaya  pengembangan  PDAM  selanjutnya.
Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini mencoba untuk memberikan analisis  tentang  kinerja  keuangan  sebelum  dan  sesudah  business  plan   serta  pengaruhnya terhadap  kinerja  keuangan  PDAM  Kota  Surakarta menurut  Kepmendagri No. 47 tahun 1999.
Penelitian  ini  mengambil  PDAM  Kota  Surakarta  sebagai  lokasi  penelitian karena melihat gedung, fisik, maupun nama PDAM Kota Surakarta  tampak  memadai,  tetapi  ternyata  berstatus  kurang  sehat.  Penelitian  ini  juga  dibutuhkan  dan  dikehendaki  oleh  PDAM  Kota  Surakarta  untuk  membantu  menganalisa kinerja keuangan PDAM Kota Surakarta.
B.Rumusan Masalah.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan  yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :.
1. Bagaimana kinerja keuangan PDAM Kota Surakarta sebelum dan sesudah  menerapkan business plan ?.
2. Bagaimana  pengaruh business  plan terhadap kinerja  keuangan PDAM  Kota Surakarta?.
C.Tujuan Penelitian.
Berkaitan  dengan  latar  belakang  dan  permasalahan,  maka  tujuan  penelitian ini adalah :.
1. Untuk mengetahui  kinerja keuanganPDAM Kota Surakartasebelum  dan  sesudah menerapkan business plan.
2. Untukmengetahui  pengaruh business  plan terhadap  kinerja  keuangan  PDAM Kota Surakarta.
D.Manfaat penelitian.
Penelitian  ini  diharapkan  akan  memberikan  faedah  atau  manfaat  sebagai berikut:.
1. Manfaat Teoritis.
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikanbukti  empiris menyangkut pengaruh business plan terhadap kinerja keuangan PDAM Kota Surakarta.
Sebagai literatur dan acuan bagi penelitian lebih lanjut.
 2. Manfaat Praktis.
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi PDAM untuk dapat mengetahui  keadaan  dan  perkembangan  finansial  perusahaan  sehingga  PDAM  dapat  menjalankan  fungsinya  sebagai  perusahaan  yang  berorientasi  laba  (profit  oriented) agar  meningkatkan  kinerja  keuangannya  sehingga  mampu  memberikan  kontribusi  pendapatan  asli  daereh  kepada  pemerintah  Kota  Surakartadan dapat  dijadikan  bahan  pertimbangan  bagi  PDAM  untuk  merencanakan business plan berikutnya.

 Skripsi Ekonomi: Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Menerapkan Business Plan

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi