BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Peranan Sistem Informasi Debitur (Sid) Dalam Pemberian Kredit Pada Pt Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Salah satu
tujuan pembentukan pemerintahan
negara adalah untuk memajukan
kesejahteraan umum. Amanat tersebut antara lain telah dijabarkan dalam
Pasal 33 Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 dan merupakan amanat
konstitusi yang mendasari
pembentukan peraturan perundang-undangan dibidang perekonomian.
Berlandaskan hal
tersebut maka sudah
sepantasnya, Bank sebagai sebuah
lembaga keuangan wajib
ikut andil dalam
memajukan perekonomian nasional. Sebab posisinya yang amat strategis
menjadikan lembaga perbankan sebagai lembaga
yang memiliki peranan
yang sangat penting
dalam menggerakan roda
perekonomian dalam suatu negara.
Peran perbankan nasional dalam
membangun ekonomi merupakan salah satu
sektor yang di harapkan mampu berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan
nasional maupun regional.
Peran tersebut diwujudkan
dalam fungsi utamanya
yakni sebagai lembaga
intermediasi atau institusi
perantara antara pihak yang
kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Dengan demikian,
pelaku ekonomi yang
membutuhkan dana untuk
menunjang kegiatannya dapat
terpenuhi dan kemudian roda perekonomian pun bergerak.
Bank yang
dalam usaha pokok
bisnisnya adalah memberikan pelayanan
kredit kepada para
nasabahnya. Dewasa ini
permintaan kredit melalui Bank sudah berkembang dengan sangat
pesat. Kredit kini bukan hanya di gunakan
oleh kaum urban
saja, namun pula
bagi masyarakat golongan menengah
ke bawah seperti
masyarakat di daerah,
yang hampir rata-rata masyarakatnya
sebagai pelaku di
bidang ekonomi sektor
riil. Tak heran, setidaknya
77% total pembiayaan
sektor riil berasal
dari kredit perbankan (Ri’fat Pasha : 2009).
Di sektor properti misalnya, PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk sebagai salah satu
bank yang telah lama menekuni dan konsen dengan Kredit Pemilikan
Rumah (KPR). Direktur
Utama Bank BTN,
Maryono menuturkan bahwa
pasar kredit kepemilikan
rumah ini masih
sangat lebar, “Suplai pemenuhan kebutuhan perumahan belum ideal,”
jelasnya. Rata-rata permintaan rumah baru
800.000 unit setiap
tahun, sedangkan jumlah
pasokan hanya 400.000 unit. Hingga tahun 2011 lalu, backlog
rumah mencapai 13,5 juta unit (http://lipsus.kontan.co.id/ v2/kpr/read/119/). Pasar
perumahan di Indonesia memang
tumbuh sangat kuat
dikarenakan masih banyak
orang yang sangat membutuhkannya
untuk tempat tinggal,
bahkan ada sebagian
orang yang membeli rumah sebagai instrumen investasi yang
menguntungkan. Para bankir pun tak
mau menyia-nyiakan pasar
yang empuk ini.
Tak heran jika
saat ini perbankan saling berebut di pasar kredit
kepemilikan rumah (KPR) ini.
Dari pemaparan
informasi di atas,
dengan ini membuktikan
bahwa keberadaan kredit
sangat diharapkan oleh
masyarakat luas, terutama
bagi masyarakat yang
memiliki pendapatan yang
sangat terbatas. Oleh
sebab itu, banyak bank yang berinisiatif untuk
mengembangkan pemberian jasa kreditnya kepada masyarakat. Setelah kredit yang
merajalela di masyarakat, banyak bank yang
menyimpang dari aturan dalam pemberian kredit karena persaingan yang ketat
dalam penarikan nasabah.
Selain itu banyak
kelalaian yang dilakukan bank
dalam menganalisis pemberian
kredit, dan pemberian
jumlah pinjaman yang tidak sesuai dengan kemampuan nasabah
bank.
Pemberian kredit
memang merupakan kegiatan
berisiko tinggi. Bank harus mampu
menganalisis dan memprediksi
suatu permohonan kredit
untuk dapat meminimalkan
risiko yang terkandung
di dalam penyaluran
kredit tersebut. Salah satu
risiko yang sering terjadi yakni kredit macet. Kredit macet merupakan
masalah yang serius
bagi perbankan, hal
ini terjadi juga dikarenakan
masih banyak perbankan yang belum menerapkan prinsip kehatihatian bank
(prudential principle) secara
sempurna, dan kurangnya
perhatian lebih terhadap
manajemen risiko dan lain sebagainya.
Kurangnya informasi
tentang calon debitur
serta kurang memahami lebih mendalam tentang karakter calon debitur
disebut-sebut sebagai beberapa penyebab utama
terjadinya sebuah kredit
macet. Informasi tentang
calon nasabah debitur
merupakan faktor penting
dalam menentukan tingkat
resiko yang akan dihadapi oleh
bank serta karakter calon debitur yang menunjukkan kemauan
calon debitur untuk
memenuhi kewajibannya. Kemauan
tersebut lebih berkaitan dengan
sifat dan watak peminjam. Karakter merupakan faktor penting karena karakter merupakan paling rentan
menimbulkan risiko dan tidak mudah untuk
mengidentifikasinya.
Melalui peraturan Bank
Indonesia Nomor 9/14/PBI/2007
tentang Sistem informasi debitur
atau SID. Salah satu tujuan dari penyelengaraan SID adalah
dalam rangka memperlancar
proses Penyediaan Dana,
penerapan manajemen risiko,
dan identifikasi kualitas
calon debitur untuk
pemenuhan ketentuan yang
berlaku, serta meningkatkan
disiplin pasar. Data
yang di hasilkan berupa informasi kredit mengenai bank
atau lembaga pemberi kredit, nilai fasilitas
kredit yang telah
diperoleh, kelancaran pembayaran,
serta informasi lain
yang terkait dengan
fasilitas kredit tersebut
yang dituangkan dalam sebuah BI-checking.
BI-checking/IDI historis
adalah proses pengecekan
oleh lembaga keuangan
baik bank maupun
non-bank, kepada suatu
sistem yang disebut Sistem
Informasi Debitur (SID)
yang dikelola Bank Indonesia Indonesia melalui
Pusat Informasi Kredit
(Biro Informasi Kredit/credit
bureau). SID sendiri
berisi data debitur
dari seluruh anggotanya
yang terdiri dari
Bank Umum, BPR, dan beberapa
Perusahaan Pembiayaan.
Dari latar belakang masalah di
atas maka penyusunan Tugas Akhir ini mengambil judul,
“ANALISIS PERANAN SISTEM
INFORMASI DEBITUR (SID)
DALAM PEMBERIAN KREDIT
PADA PT BANK TABUNGAN
NEGARA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG SOLO”.
B. Rumusan Masalah.
Beradasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut:.
1. Bagaimanakah
Peranan Sistem Informasi
Debitur (SID) dalam
Pemberian Kredit pada
PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Solo?.
2. Apa saja Kelebihan dan Kelemahan dari Peranan
Sistem Informasi Debitur (SID) dalam
Pemberian Kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo?.
C. Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan
rumusan masalah diatas,
maka yang jadi
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1. Untuk mengetahui Bagaimanakah Peranan Sistem
Informasi Debitur (SID) dalam Pemberian
Kredit pada PT.
Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk.
Kantor Cabang Solo.
2. Untuk
mengetahui apa saja
kelebihan dan kelemahan
dari Peranan Sistem Informasi Debitur (SID) dalam Pemberian Kredit
pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk. Kantor Cabang Solo..
D. Manfaat Penelitian.
Dari pemaparan tujuan penelitian
diatas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: .
1. Bagi
Perusahaan.
Diharapkan dapat
menjadi pertimbangan serta
masukan untuk mengetahui
lebih mendalam mengenai
Peranan Sistem Informasi
Debitur (SID) dalam
Pemberian Kredit agar
dikemudian hari Sistem
Informasi Debitur dapat
lebih bermanfaat khususnya
untuk menghindari dan mengurangi
angka risiko kredit bermasalah.
2. Bagi Pembaca.
Penelitian ini
diharapkan menjadi referensi
bagi pembaca untuk melakukan penelitian
dengan bahasan yang
sama dikemudian hari,
serta dapat menambah
wawasan lebih terkait
Peranan Sistem Informasi
Debitur (SID) dalam pemberian
kredit.
Skripsi Ekonomi: Analisis Peranan Sistem Informasi Debitur (Sid) Dalam Pemberian Kredit Pada Pt Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Download lengkap Versi PDF

mohon maaf sebeumnya boleh saya mnt alamat emailnya blogger?
BalasHapus