BAB I.
PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG MASALAH.
Skripsi Ekonomi: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri
Setiap perusahaan memiliki karakteristik
tersendiri dalam melakukan bisnis. Perbedaan
karakteristik yang sangat
menonjol terdapat pada perusahaaan
yang menjual produk berbentuk barang dengan perusahaan yang menjual produk berupa jasa. Perbankan salah
satu perusahaan yang menjual jasa. Bank
sebagai lembaga perantara
keuangan antara masyarakat
yang memerlukan dana
dengan pihak-pihak yang
memiliki dana pada
akhirnya akan memiliki
peranan yang strategis
untuk mendukung pelaksanaan pembangunan
nasional, yakni dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup
rakyat banyak.
Hal mendasar
yang membedakan antara
lembaga keuangan konvensional
dengan syariah adalah
terletak pada pengembalian
dan pembagian keuntungan
yang diberikan oleh
nasabah kepada lembaga keuangan
dan yang diberikan oleh
lembaga keuangan kepada
nasabah (Muhammad, 2005).
Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank
syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat
untuk memperoleh pendapatan
maupun membebankan bunga atas penggunaan
dana dan pinjaman
karena bunga merupakan
riba yang diharamkan.
Sistem bagi hasil
memungkinkan nasabah untuk
mengawasi langsung kinerja bank
syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin
besar maka semakin besar pula bagi hasil
yang diterima nasabah,
demikian juga sebaliknya.
Jumlah bagi hasil
yang kecil atau
mengecil dalam waktu
cukup lama menjadi
indikator bahwa pengelolaan
bank merosot. Keadaan
itu merupakan peringatan
dini yang transparan
dan mudah bagi
nasabah. Berbeda dari
perbankan konvensional, nasabah
tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang diperoleh (Wulandari, 2004).
Sejak krisis multi dimensi yang
menimpa Indonesia pada pertengahan tahun 1997
yang dimulai dengan
merosotnya nilai rupiah
terhadap dolar Amerika
Serikat telah menghancurkan
sendi-sendi perekonomian termasuk pada
sektor perbankan. Krisis
ekonomi global yang
terus-menerus terjadi mengakibatkan
krisis kepercayaan terhadap
bank. Hal ini
menyebabkan banyak bank
yang lumpuh karena
mengalami kredit macet
dan akhirnya banyak bank
yang dilikuidasi karena
kinerjanya tidak sehat.
Pengalaman membuktikan di
tengah krisis ekonomi
tahun 1997 dan
krisis global tahun 2008, perbankan
syariah mampu bertahan terhadap
krisis tersebut.
Kemampuan bank syariah sebagai
penopang ekonomi layak diperhitungkan.
Kinerja perekonomian
Indonesia pada tahun
2012 cukup menggembirakan di tengah perekonomian
dunia yang melemah dan diliputi ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi dapat
dipertahankan pada tingkat yang cukup
tinggi, yaitu 6,2%, dengan inflasi yang terkendali pada tingkat yang rendah
(4,3%) sehingga berada
pada kisaran sasaran
inflasi 4,5±1%. Di tengah menurunnya
kinerja ekspor, pertumbuhan
ekonomi lebih banyak ditopang
oleh permintaan domestik
yang tetap kuat,
terutama yang berasal dari
konsumsi rumah tangga yang
mencapai pertumbuhan tertinggi
sejak krisis keuangan global
tahun 2008/2009, didukung oleh terjaganya daya beli dan
keyakinan konsumen yang
meningkat. Selain itu
secara sektoral, pertumbuhan ekonomi domestik masih ditopang
oleh tiga sektor utama, yaitu sektor industri
pengolahan, sektor perdagangan,
hotel dan restoran
(PHR), serta sektor pengangkutan
dan komunikasi. Perkembangan tersebut didukung oleh
kondisi ekonomi makro
dan sistem keuangan
yang kondusif yang memungkinkan rumah
tangga dan sektor
usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan baik. Kondusifnya kondisi makro dan sistem keuangan
dimaksud
tidak terlepas dari
bauran kebijakan moneter,
nilai tukar dan makroprudensial serta
penguatan koordinasi dengan
pemerintah yang ditempuh Bank Indonesia.
Kondisi perekonomian yang
kondusif juga berdampak positif terhadap perkembangan perbankan syariah. Secara
nasional, volume usaha perbankan syariah yang
terdiri atas Bank
Umum Syariah (BUS),
Unit Usaha Syariah (UUS)
dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS)
meningkat 34,0% (yoy) dari
posisi Rp149,0 triliun
pada tahun 2011,
menjadi Rp199,7 triliun pada
tahun 2012. Laju
pertumbuhan volume usaha tersebut lebih
rendah BI, http ://www.bi.go.id.
dibandingkan tahun lalu (48,6%,
yoy) dan terutama dialami
oleh kelompok BUS.
Penurunan laju pertumbuhan
usaha yang dihadapi
perbankan terkait perlambatan pertumbuhan
ekonomi yang dipengaruhi
ketidakpastian pemulihan ekonomi
global dan penurunan
harga komoditas, secara
umum tidak mempengaruhi
pertumbuhan perbankan syariah.
Hal ini mengingat, masih
terbatasnya eksposur perbankan
syariah pada sektor-sektor
tradable dan berbasis
komoditas seperti sektor
manufaktur, pertanian dan pertambangan.
Namun demikian, pertumbuhan perbankan syariah tampaknya cukup
terpengaruh oleh meningkatnya
intensitas kompetisi di
sektor perbankan sejalan
dengan tren penurunan
suku bunga. Meningginya intensitas
persaingan tersebut mendorong
terkonsentrasinya likuiditas pada sekelompok
kecil BUK sehingga sebagian besar BUK lainnya dan juga bankbank umum
syariah harus berkompetisi
secara kurang sehat
yang berujung pada
tingginya return dan
harga produk yang ditawarkan serta
relatif rendahnya efisiensi
operasional, yang selanjutnya
mempengaruhi kinerja bank-bank tersebut.
Meskipun mengalami perlambatan,
laju pertumbuhan aset perbankan syariah
tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset perbankan secara
nasional, sehingga pangsa
perbankan syariah terhadap
industri perbankan nasional
meningkat dari 4,0%
menjadi 4,6%. Selain
itu, Ibid.
Ibid.
pertumbuhan aset tersebut tetap diikuti pelaksanaan intermediasi dana
pihak ketiga yang
dihimpun yang mencapai
Rp150,5 triliun, ke
berbagai segmen pembiayaan secara optimal. Hal ini tercermin
dari besarnya pembiayaan yang mencapai Rp151,1
triliun yang mendorong
kenaikan financing to deposit rasio
perbankan syariah,
diantaranya pada kelompok
BUS dari 86,7%
pada 2011 menjadi 95,4% pada
akhir periode laporan.
Sebagai salah satu jasa
perbankan, persaingan antar bank syariah tidak bisa
dihindarkan. Persaingan ini
membawa dampak positif
maupun negatif bagi perkembangan bank. Dampak positifnya
dapat memotivasi bank supaya bekerja lebih
keras untuk meningkatkan
kinerjanya baik dari
segi infrastruktur, segi
operasional maupun keuangannya untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Dampak negatifnya
adalah kekalahan persaingan tersebut menghambat pertumbuhan bank yang
bersangkutan.
Persaingan yang
semakin tajam ini
harus diikuti dengan
manajemen yang baik supaya bisa
bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus
bertahan hidup adalah kinerja (keuangan)
bank. Untuk menilai kinerja bank bisa ditempuh dengan berbagai cara,
salah satunya menggunakan
analisis tingkat kesehatan
bank. Tingkat kesehatan
bank dapat dinilai
dari berbagai indikator.
Salah satu indikator utamanya
adalah laporan keuangan
bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan
itu dapat dapat
dihitung berbagai rasio
keuangan yang dapat Ibid.
digunakan sebagai dasar
penilaiaan tingkat kesehatan
bank. Rasio dapat menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan
antara suatu jumlah tertentu dengan yang lainnya. Penggunaan alat
analisis rasio keuangan dapat memberikan gambaran
kepada analisis tentang
kinerja suatu bank serta membantu melihat
berbagai kecenderungan yang
dapat memberikan dasar pertimbangan
mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang.
Terkait dengan
hal tersebut, penulis
tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dan PT Bank Syariah
Mandiri”.
B. PERUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan pada
uraian latar belakang diatas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:.
1. Bagaimana kinerja
keuangan PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk dilihat dari
rasio solvabilitas, kualitas
aktiva produktif, dan
rentabilitas selama periode tahun 2012?.
2. Bagaimana kinerja keuangan PT
Bank Syariah Mandiri dilihat dari rasio solvabilitas, kualitas
aktiva produktif, dan
rentabilitas selama periode tahun 2012?.
3. Bagaimana perbandingan
kinerja keuangan PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri selama periode tahun
2012?.
C. BATASAN MASALAH.
Mengingat adanya keterbatasan
waktu, keilmuan, dan kemampuan penulis,
maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan yang
berupa neraca dan
laporan rugi laba periode 2012 pada
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dan PT Bank Syariah
Mandiri.
2. Ukuran kinerja bank yang
digunakan dalam penelitian
ini adalah rasio keuangan
bank yang berupa rasio solvabilitas yang diwakili oleh variabel rasio CAR (Capital Adequacy Ratio), rasio
kualitas aktiva produktif yang diwakili oleh
KAP (Kualitas Aktiva Produktif),
rasio rentabilitas yang diwakili
oleh variabel rasio ROA (Return on Asset)dan ROE (Return on Equity).
D. TUJUAN PENELITIAN.
Adapun tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini antara lain:.
1. Menganalisa kinerja keuangan
antara PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dan PT
Bank Syariah Mandiri
dengan masing-masing rasio
keuangan, yakni rasio
solvabilitas, kualitas aktiva produktif, dan rentabilitas selama periode tahun 2012.
2. Melihat perbedaaan
dan membandingkan kinerja
keuangan antara PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk dan PT Bank
Syariah Mandiri dengan masing-masing rasio keuangan selama periode
tahun 2012.
D. MANFAAT PENELITIAN.
Penulis berharap hasil penelitian
ini dapat memberikan manfaat atau kegunaan
bagi semua. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain :.
1. Bagi Penulis,
dapat memperoleh pengalaman
dan ilmu pengetahuan penulis
khususnya mengenai analisis
kinerja keuangan dan
kesehatan bank dengan menggunakan
analisis rasio-rasio keuangan.
2. Bagi Bank Muamalat dan Bank
Syariah Mandiri, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi dan meningkatkan
kinerjanya, khususnya yang
berkaitan dengan tingkat kesehatan bank.
3. Bagi akademis, dapat menambah
ilmu dan wawasan serta referensi yang dapat
dijadikan sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank.
Skripsi Ekonomi: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi