Jumat, 31 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri

   BAB I.
PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG MASALAH.
Skripsi Ekonomi: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri
Setiap perusahaan memiliki karakteristik tersendiri dalam melakukan  bisnis.  Perbedaan  karakteristik  yang  sangat  menonjol  terdapat  pada  perusahaaan yang menjual produk berbentuk barang dengan perusahaan yang  menjual produk berupa jasa. Perbankan salah satu perusahaan yang menjual  jasa.  Bank  sebagai  lembaga  perantara  keuangan  antara  masyarakat  yang  memerlukan  dana  dengan  pihak-pihak  yang  memiliki  dana  pada  akhirnya  akan  memiliki  peranan  yang  strategis  untuk  mendukung  pelaksanaan  pembangunan  nasional,  yakni  dalam  rangka  meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi,  pemerataan  pembangunan  dan  hasil-hasilnya  serta  stabilitas  nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.


Hal  mendasar  yang  membedakan  antara  lembaga  keuangan  konvensional  dengan  syariah  adalah  terletak  pada  pengembalian  dan  pembagian  keuntungan  yang  diberikan  oleh  nasabah  kepada  lembaga  keuangan  dan yang  diberikan  oleh  lembaga  keuangan  kepada  nasabah  (Muhammad, 2005). Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip  bagi hasil (profit and loss sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga  sebagai  alat  untuk  memperoleh  pendapatan  maupun  membebankan  bunga  atas  penggunaan  dana  dan  pinjaman  karena  bunga  merupakan  riba  yang    diharamkan.  Sistem  bagi  hasil  memungkinkan  nasabah  untuk  mengawasi  langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang  diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin besar maka semakin besar pula  bagi  hasil  yang  diterima  nasabah,  demikian  juga  sebaliknya.  Jumlah  bagi  hasil  yang  kecil  atau  mengecil  dalam  waktu  cukup  lama  menjadi  indikator  bahwa  pengelolaan  bank  merosot.  Keadaan  itu  merupakan  peringatan  dini  yang  transparan  dan  mudah  bagi  nasabah.  Berbeda  dari  perbankan  konvensional, nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga  yang diperoleh (Wulandari, 2004).
Sejak krisis multi dimensi yang menimpa Indonesia pada pertengahan  tahun  1997  yang  dimulai  dengan  merosotnya  nilai  rupiah  terhadap  dolar  Amerika  Serikat  telah  menghancurkan  sendi-sendi  perekonomian  termasuk  pada  sektor  perbankan.  Krisis  ekonomi  global  yang  terus-menerus  terjadi  mengakibatkan  krisis  kepercayaan  terhadap  bank.  Hal  ini  menyebabkan  banyak  bank  yang  lumpuh  karena  mengalami  kredit  macet  dan  akhirnya  banyak bank  yang  dilikuidasi  karena  kinerjanya  tidak  sehat.  Pengalaman  membuktikan  di  tengah  krisis  ekonomi  tahun  1997  dan  krisis  global  tahun  2008,  perbankan  syariah mampu  bertahan  terhadap  krisis  tersebut.
Kemampuan bank syariah sebagai penopang ekonomi layak diperhitungkan.
Kinerja  perekonomian  Indonesia  pada  tahun  2012  cukup  menggembirakan di tengah perekonomian dunia  yang melemah dan  diliputi  ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat yang  cukup tinggi, yaitu 6,2%, dengan inflasi yang terkendali pada tingkat  yang    rendah  (4,3%)  sehingga  berada  pada  kisaran  sasaran  inflasi  4,5±1%.  Di  tengah  menurunnya  kinerja  ekspor,  pertumbuhan  ekonomi  lebih  banyak  ditopang  oleh  permintaan  domestik  yang  tetap  kuat,  terutama  yang  berasal  dari  konsumsi rumah  tangga  yang  mencapai  pertumbuhan  tertinggi  sejak  krisis keuangan global tahun 2008/2009, didukung oleh terjaganya daya beli  dan  keyakinan  konsumen  yang  meningkat.  Selain  itu  secara  sektoral,  pertumbuhan ekonomi domestik masih ditopang oleh tiga sektor utama, yaitu  sektor  industri  pengolahan,  sektor  perdagangan,  hotel  dan  restoran  (PHR),  serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Perkembangan tersebut didukung  oleh  kondisi  ekonomi  makro  dan  sistem  keuangan  yang  kondusif  yang  memungkinkan  rumah  tangga  dan  sektor  usaha  melakukan  kegiatan  ekonominya dengan baik.  Kondusifnya kondisi makro dan sistem keuangan  dimaksud  tidak  terlepas  dari  bauran  kebijakan  moneter,  nilai  tukar  dan  makroprudensial  serta  penguatan  koordinasi  dengan  pemerintah  yang  ditempuh Bank Indonesia.
Kondisi perekonomian yang kondusif juga berdampak positif terhadap  perkembangan perbankan syariah. Secara nasional, volume usaha perbankan  syariah  yang  terdiri  atas  Bank  Umum  Syariah  (BUS),  Unit  Usaha  Syariah  (UUS)  dan  Bank  Pembiayaan  Rakyat  Syariah  (BPRS)  meningkat  34,0%  (yoy) dari  posisi  Rp149,0  triliun  pada  tahun  2011,  menjadi  Rp199,7  triliun  pada  tahun  2012.  Laju  pertumbuhan volume usaha  tersebut  lebih  rendah  BI, http ://www.bi.go.id.
  dibandingkan tahun  lalu  (48,6%,  yoy) dan  terutama  dialami  oleh  kelompok  BUS.
Penurunan laju  pertumbuhan  usaha  yang  dihadapi  perbankan terkait  perlambatan  pertumbuhan  ekonomi  yang  dipengaruhi  ketidakpastian  pemulihan  ekonomi  global  dan  penurunan  harga  komoditas,  secara  umum  tidak  mempengaruhi  pertumbuhan  perbankan  syariah.  Hal  ini  mengingat,  masih  terbatasnya  eksposur  perbankan  syariah  pada  sektor-sektor  tradable  dan  berbasis  komoditas  seperti  sektor  manufaktur,  pertanian  dan  pertambangan. Namun demikian, pertumbuhan perbankan syariah tampaknya  cukup  terpengaruh  oleh  meningkatnya  intensitas  kompetisi  di  sektor  perbankan  sejalan  dengan  tren  penurunan  suku  bunga.  Meningginya  intensitas  persaingan  tersebut  mendorong  terkonsentrasinya  likuiditas  pada  sekelompok kecil BUK sehingga sebagian besar BUK lainnya dan juga bankbank  umum  syariah  harus  berkompetisi  secara  kurang  sehat  yang  berujung  pada  tingginya  return  dan  harga  produk  yang ditawarkan  serta  relatif  rendahnya  efisiensi  operasional,  yang  selanjutnya  mempengaruhi  kinerja  bank-bank tersebut.
Meskipun mengalami perlambatan, laju pertumbuhan aset perbankan  syariah tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset perbankan  secara  nasional,  sehingga  pangsa  perbankan  syariah  terhadap  industri  perbankan  nasional  meningkat  dari  4,0%  menjadi  4,6%.  Selain  itu,  Ibid.
Ibid.
  pertumbuhan aset tersebut tetap diikuti pelaksanaan intermediasi dana pihak  ketiga  yang  dihimpun  yang  mencapai  Rp150,5  triliun,  ke  berbagai  segmen  pembiayaan secara optimal. Hal ini tercermin dari besarnya pembiayaan yang  mencapai  Rp151,1  triliun  yang  mendorong  kenaikan financing  to  deposit rasio  perbankan syariah,  diantaranya  pada  kelompok  BUS  dari  86,7%  pada  2011 menjadi 95,4% pada akhir periode laporan.
Sebagai salah satu jasa perbankan, persaingan antar bank syariah tidak  bisa  dihindarkan.  Persaingan  ini  membawa  dampak  positif  maupun  negatif  bagi perkembangan bank. Dampak positifnya dapat memotivasi bank supaya  bekerja  lebih  keras  untuk  meningkatkan  kinerjanya  baik  dari  segi  infrastruktur, segi operasional maupun keuangannya untuk mempertahankan  kelangsungan  hidupnya.  Dampak  negatifnya  adalah  kekalahan  persaingan  tersebut menghambat pertumbuhan bank yang bersangkutan.
Persaingan  yang  semakin  tajam  ini  harus  diikuti  dengan  manajemen  yang baik supaya bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang  harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan hidup adalah kinerja  (keuangan) bank. Untuk menilai kinerja bank bisa ditempuh dengan berbagai  cara,  salah  satunya  menggunakan  analisis  tingkat  kesehatan  bank.  Tingkat  kesehatan  bank  dapat  dinilai  dari  berbagai  indikator.  Salah  satu  indikator  utamanya  adalah  laporan  keuangan  bank  yang  bersangkutan.   Berdasarkan  laporan  itu  dapat  dapat  dihitung  berbagai  rasio  keuangan  yang  dapat  Ibid.
  digunakan  sebagai  dasar  penilaiaan  tingkat  kesehatan  bank.   Rasio  dapat  menggambarkan  suatu  hubungan  atau  pertimbangan  antara  suatu  jumlah  tertentu dengan yang lainnya. Penggunaan alat analisis rasio keuangan dapat  memberikan  gambaran  kepada  analisis  tentang  kinerja suatu  bank  serta  membantu  melihat  berbagai  kecenderungan  yang  dapat  memberikan  dasar  pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang.
Terkait  dengan  hal  tersebut,  penulis  tertarik  untuk  melakukan  penelitian  dengan  judul “Analisis  Perbandingan  Kinerja Keuangan PT  Bank  Muamalat Indonesia Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri”.
B. PERUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan  pada  uraian  latar belakang  diatas,  maka  yang  menjadi  rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:.
1. Bagaimana kinerja keuangan  PT  Bank  Muamalat Indonesia  Tbk dilihat  dari  rasio  solvabilitas,  kualitas  aktiva  produktif,  dan  rentabilitas  selama  periode tahun 2012?.
2. Bagaimana kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri dilihat dari rasio  solvabilitas,  kualitas  aktiva  produktif,  dan  rentabilitas  selama  periode  tahun 2012?.
3. Bagaimana  perbandingan  kinerja keuangan  PT  Bank  Muamalat Indonesia Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri selama periode tahun 2012?.
  C. BATASAN MASALAH.
Mengingat adanya keterbatasan waktu, keilmuan, dan kemampuan  penulis, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan  yang  berupa  neraca  dan  laporan  rugi  laba  periode  2012 pada  PT  Bank  Muamalat Indonesia Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri.
2. Ukuran kinerja bank  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  rasio  keuangan bank yang berupa rasio solvabilitas yang diwakili oleh variabel  rasio CAR (Capital Adequacy Ratio), rasio kualitas aktiva produktif yang  diwakili  oleh  KAP (Kualitas  Aktiva  Produktif),  rasio  rentabilitas  yang  diwakili oleh variabel rasio ROA (Return on Asset)dan ROE (Return on  Equity).
D. TUJUAN PENELITIAN.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain:.
1. Menganalisa kinerja keuangan antara PT Bank Muamalat Indonesia Tbk  dan  PT  Bank  Syariah  Mandiri  dengan  masing-masing  rasio  keuangan,  yakni rasio solvabilitas, kualitas aktiva produktif, dan rentabilitas selama  periode tahun 2012.
2. Melihat  perbedaaan  dan  membandingkan  kinerja  keuangan  antara  PT  Bank  Muamalat  Indonesia  Tbk  dan  PT  Bank  Syariah  Mandiri  dengan  masing-masing rasio keuangan selama periode tahun 2012.
D. MANFAAT PENELITIAN.
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat atau  kegunaan bagi semua. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain :.
1. Bagi  Penulis,  dapat  memperoleh  pengalaman  dan  ilmu  pengetahuan  penulis  khususnya  mengenai  analisis  kinerja  keuangan  dan  kesehatan  bank dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan.
2. Bagi Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri, dapat dijadikan sebagai  bahan pertimbangan untuk  mengevaluasi dan  meningkatkan  kinerjanya,  khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank.
3. Bagi akademis, dapat menambah ilmu dan wawasan serta referensi yang  dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan tingkat  kesehatan bank.

 Skripsi Ekonomi: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi