BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Skripsi EKonomi: Analisis Perubahan Struktur Ekonomi Dan Dukungan Sektor Basis Untuk Pengembangan Wilayah
Pembangunan nasional
tidak pernah lepas
dari pertumbuhan ekonomi
begitu pula sebaliknya.
Pandangan baru tentang
pembangunan nasional mengartikan
pembangunan nasional sebagai
suatu proses multidimensional yang
mencakup berbagai perubahan
mendasar atas struktur sosial, sikap –
sikap masyarakat, dan institusi
– institusi nasional, disamping
tetap mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan
pendapatan, serta pengentasan
kemiskinan untuk bergerak maju
menuju suatu kondisi
kehidupan yang lebih
baik secara material maupun spiritual (Todaro dan Smith
(terjemahan), 2006: 22).
Pertumbuhan ekonomi diartikan
sebagai kenaikan produksi barang dan jasa
suatu perekonomian yang
ditunjukkan oleh peningkatan
nilai pendapatan nasional. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa peningkatan pertumbuhan
ekonomi merupakan salah
satu bagian dari
pembangunan nasional. Selain itu,
keadaan pembangunan daerah juga perlu diperhatikan, karena
keberhasilan pembangunan nasional
selain diukur dari pertumbuhan ekonomi,
perubahan mekanisme ekonomi,
sosial, politik, kelembagaan
juga keberhasilan pembangunan
daerah dengan potensi masing – masing.
Pembangunan ekonomi
daerah adalah proses
di mana pemerintah daerah,
masyarakat dan pihak
swasta berintegrasi untuk
memanfaatkan dan mengelola
sumber daya yang
dimiliki daerah guna
menciptakan lapangan kerja
baru, sehingga tercipta peningkatan pertumbuhan ekonomi di
daerah tersebut. Kewenangan
pemerintah daerah ini
sesuai dengan Undang
– Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, di mana
pemerintah daerah memiliki wewenang untuk menyelenggarakan dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan guna
mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian Undang
– Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan
Daerah, di mana
perlu adanya perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan pemerintahan daerah berupa sistem
keuangan berdasarkan pembagian
kewenangan, tugas dan tanggung
jawab yang jelas.
Pembangunan ekonomi
daerah memperlihatkan peningkatan
dan kemajuan sektor
– sektor perekonomian.
Terdapat sembilan sektor perekonomian yaitu : 1.
Sektor Pertanian 2. Sektor
Pertambangan dan Penggalian 3. Sektor
Industri Pengolahan 4. Sektor Konstruksi
5. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 9. Sektor Jasa - Jasa Wilayah
sub-nasional seperti kabupaten
dan kota dalam mempengaruhi lokasi
aktivitas ekonomi dan
pembangunan ekonomi memiliki peran yang semakin penting
(Rodriguez-Pose, 1998: bab 3 dalam Kuncoro,
2002). Ohmae berpendapat bahwa dalam dunia yang tanpa batas, daerah akan
menggantikan negara sebagai
pintu gerbang perekonomian global
(Ohmae,1995 dalam Kuncoro,
2002). Untuk itu
penting kiranya melihat aktivitas ekonomi yang terjadi di
daerah.
Pembangunan ekonomi
daerah dapat dilaksanakan
dengan salah satu upaya adanya kawasan andalan yang
berorientasi pada pengembangan potensi
daerah. Menurut Royat (1996) (dalam Mudrajad Kuncoro, 2002:2dalam Wijaya dan
Atmanti, 2006) kawasan andalan merupakan
kawasan yang ditetapkan sebagai
penggerak perekonomian wilayah, yang memiliki kriteria sebagai kawasan yang cepat tumbuh
dibandingkan lokasi lainnya dalam suatu provinsi atau kabupaten, memiliki
sektor basis dan memiliki keterkaitan
ekonomi dengan daerah sekitar.
Selain itu,
kawasan andalan dapat
pula disebut sebagai
pusat pertumbuhan (growth
center) untuk peningkatan
pengembangan wilayah.
Pusat pertumbuhan
ekonomi merupakan salah
satu cara untuk menggerakkan
dan memacu pembangunan guna meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi ketika
diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki potensi dan fasilitas wilayah,
akan mempercepat terjadinya kemajuan ekonomi,
karena secara tidak
langsung kemajuan daerah
akan membuat masyarakat
untuk mencari kehidupan
yang lebih layak
di daerahnya (Ardila, 2012).
Pertumbuhan kawasan andalan
diharapkan dapat memberikan dampak
positif pertumbuhan ekonomi
daerah sekitar atau
daerah dibelakangnya (hinterland),
melalui pengembangan sektor atau subsektor basis
sebagai penggerak perekonomian
daerah dan keterkaitan
ekonomi antar daerah.
Jadi, menurut Wijaya
dan Atmanti (2006)
tujuan utama kawasan andalan adalah mempercepat pembangunan.
Kabupaten Jombang merupakan salah
satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur
yang memiliki posisi
strategis. Hal ini
karena Kabupaten Jombang
dilintasi Jalan Arteri
Primer Surabaya –
Madiun dan Jalan Kolektor Primer
Malang – Babat
dan berada di
tengah Provinsi Jawa Timur. Selain
itu Jombang merupakan
pintu gerbang dari
daerah metropolitan di
Jawa Timur Gerbangkertosusila (Gresik,
Bangkalan, Mojokerto, Surabaya,
Sidoarjo, Lamongan) yang
berpusat di Surabaya.
Posisi strategis
tersebut dapat menguntungkan
Kabupaten dengan 21 Kecamatan
ini dalam meningkatan perekonomian daerah.
Kabupaten yang
memiliki luas wilayah
1.159,50 km ini, sebesar 42,19
persennya merupakan persawahan
yang berarti sektor
pertanian merupakan salah
satu sektor perekonomian
dominan. Namun, seiring berjalannya
waktu, ternyata sektor
pertanian yang merupakan
sektor primer di
Kabupaten Jombang mulai
tergeser dominasinya oleh sektor
tersier
yaitu perdagangan, hotel
dan restoran. Hal
ini dapat dilihat berdasarkan
data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Jombang tahun 2003-2012
(data lampiran I).
Berdasarkan data PDRB
Kabupaten Jombang tahun
2003-2012, diketahui bahwa sektor
pertanian menempati posisi pertama sebagai sektor penyumbang
peningkatan PDRB Kabupaten
Jombang. Namun, jika diamati,
pada tahun 2008 terjadi perubahan tipis sebesar 88.854, 98 antara sektor
perdagangan, hotel dan
restoran dengan sektor
pertanian. Hal ini mengakibatkan bergesernya
dominasi sektor pertanian
dan terjadi secara kontiyu
pada tahun 2009-2012.
Sektor perdagangan, hotel
dan restoran pada
tahun 2008 mengalami
perubahan sebesar 1.847.124,31
yang pada tahun 2007 sebesar 1.7000.075,43, sedangkan
sektor pertanian pada tahun 2008 sebesar
1.758.269,33 yang sebelumnya pada
tahun 2007 sebesar 1.703.075,35.
Jadi, berdasarkan pengamatan
PDRB Kabupaten Jombang tahun
2003-2012, dapat diketahui
bahwa diindikasikan kontribusi
sektor perdagangan, hotel dan
restoran meningkat dibandingkan sektor pertanian.
Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Jombang pada
tahun 2008 –
2012 terus menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan
rata – rata
pertahun adalah sebesar
6,30 persen.
Nilai PDRB pada tahun 2008 adalah
sebesar 5.663.243,59 dan meningkat pada tahun
2012 sebesar 7.230.304,36.
Sektor perekonomian yang dominan atau
memiliki kontribusi terbesar
hingga tahun 2012
adalah Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran sebesar 2.667.715,78, Pertanian sebesar
1.965.898,20, Jasa –
jasa sebesar 836.097,50
dan Industri Pengolahan
sebesar 780.291,65. Sedangkan
sektor dengan kontribusi terkecil adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yaitu sebesar
73.828,91 pada tahun
2012. Rendahnya kontribusi
sektor ini dikarenakan
menurut data Badan
Pusat Statistik untuk
21 kecamatan di
Kabupaten Jombang, terdapat 17 kecamatan dengan nilai 0,00
kontribusi sektor Listrik, Gas dan Air Bersih terhadap PDRB Kabupaten.
Tabel 1.1 Produk Domestik
Regional Bruto (ADHK) Kabupaten Jombang Tahun 2008 - 201(Juta Rupiah) Sektor/Sub
Sektor 2008 2009
2010 2011 201Pertanian
1.758.269,33 1.816.272,09 1.854.379,30
1.854.379,30 1.965.898,2Pertambangan
dan Penggalian 90.224,31 94.188,59
102.369,42 105.689,59 109.250,2Industri Pengolahan 639.502,32 670.688,17
694.262,65 734.097,16 780.291,6Listrik, Gas, dan Air Bersih 61.917,31 63.812,49
66.175,37 69.609,14 73.828,9Konstruksi 114.386,64
116.925,02 118.614,95 125.447,03
133.959,1Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.847.124,31 1.976.682,81
2.189.354,77 2.418.535,27 2.667.715,7Pengangkutan dan Komunikasi 232.886,76 253.773,53
282.780,07 312.380,00 341.637,3Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 225.705,65 237.024,30
262.655,26 290.542,58 321.625,6Jasa-jasa 693.226,96
732.895,39 756.686,34 795.001,39
836.097,5total PDRB
5.663.243,59 5.962.262,39 6.327.278,13
6.759.495,41 7.230.304,3Sumber :
Jombang dalam Angka 201Jika
diperhatikan, sektor yang
memiliki nilai PDRB
tertinggi adalah Sektor
Perdagangan, Hotel dan
Restoran dibandingkan Sektor Pertanian yang menempati posisi kedua. Dalam paper Santoso dkk (2012) juga menyebutkan bahwa jika dibandingkan
dengan wilayah metropolitan Gerbangkertasusila Plus,
Kabupaten Jombang merupakan
satu-satunya Kabupaten dengan
potensi unggul untuk beberapa tahun ke depan dalam sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini mulai tidak sesuai dengan sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang yang
merupakan persawahan.
Melihat kenyataan
tersebut, pola pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Jombang
secara struktural diduga
cenderung mulai mengikuti
proses transformasi struktural
dimana terjadi penurunan
kontribusi sektor pertanian atau primer, sedangkan kontribusi
sektor perdagangan, hotel dan restoran
atau tersier cenderung meningkat. Dalam
teori pola pembangunan yang dikemukan
oleh Hollis Chenery
disebutkan juga bahwa
seiring dengan peningkatan
pendapatan per kapita,
perekonomian suatu negara akan bergeser dari pertanian menuju industri
modern (Kuncoro, 2003:65).
Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Jombang juga menujukkan bahwa
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
menempati posisi pertama dibandingkan
sektor – sektor perekonomian yang lain.
Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan
Sektoral Kabupaten Jombang Tahun 2008-2012 (Persen) Sektor/Sub Sektor 2008
2009 2010 2011
201Pertanian 3,24 3,30
2,10 2,9 3,0Pertambangan dan Penggalian 8,43 4,39
8,69 3,24 3,3Industri Pengolahan 4,54
4,88 3,51 5,74
6,2Listrik, Gas, dan Air Bersih
4,93 3,06 3,70
5,19 6,0Konstruksi 2,06
2,22 1,45 5,76
6,7Perdagangan, Hotel, dan Restoran
8,65 7,01 10,76
10,47 10,Pengangkutan dan Komunikasi 8,53 8,97 11,43 10,47
9,3Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 6,55 5,01 10,81
10,62 10,Jasa-jasa 6,05
5,72 3,25 5,06
5,1total PDRB 5,79 5,28
6,12 6,83 6,9Sumber : Jombang dalam Angka 2013 Menurut
data PDRB Badan
Pusat Statistik Kabupaten
Jombang tahun 2011
Sektor Pertanian berjalan
lebih lambat, akibat
dari anomali cuaca
sepanjang tahun 2010.
Sebaliknya Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran
mencatat pertumbuhan signifikan
dari 7,01 persen
pada tahun 2009 menjadi 10,76 persen pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 3,75 persen, walau pada tahun selanjutnya terjadi
penurunan. Percepatan sektor ini merupakan
dampak dari peningkatan
daya beli masyarakat
dengan didukung oleh laju inflasi
yang relatif rendah.
Bergesernya struktur
perekonomian yang diduga
terjadi di Kabupaten
Jombang nantinya akan
memunculkan sektor basis
dan non basis.
Sektor dalam perekonomian dibagi menjadi dua, yaitu sektor basis dan
sektor non basis.
Sektor basis adalah
sektor yang menghasilkan produk
ekspor, sedangkan sektor
non basis adalah
sektor yang melayani atau menyokong kegiatan internal wilayah (Setiono, 2011: 164). Tarigan (2005)
menyebutkan bahwa hanya
kegiatan sektor basis
yang memiliki peran
penting dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Selain
itu, tentunya Kabupaten
Jombang menginginkan daerahnya
berkembang dan maju. Pengembangan atau berkembangnya wilayah
ini tidak hanya dapat dilihat dari
potensi dan peningkatan
kawasan andalan atau
pusat pertumbuhan (growth
center) saja, namun
patut pula dilihat
bagaimana dukungan dari sektor basis
yang dimilikinya.
Melihat kondisi
perekonomian di Kabupaten
Jombang di atas, menarik
untuk diteliti lebih lanjut mengenai “Analisis
Perubahan Struktur Ekonomi dan
Dukungan Sektor Basis
untuk Pengembangan Wilayah
di Kabupaten Jombang Tahun 2008 –
2012”.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian di atas,
rumusan masalah penelitian ini yaitu:.
1. Bagaimana
kondisi struktur perekonomian
Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur tahun 2008 – 2012?.
2. Bagaimana
peranan sektor basis
di Kabupaten Jombang
untuk mendukung pengembangan
wilayah?.
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian yang ingin
dicapai penulis yaitu:.
1. Untuk mengetahui kondisi struktur
perekonomian Kabupaten Jombang Provinsi
Jawa Timur tahun 2008 – 2012.
2. Untuk
mendeskripsikan peranan sektor
basis guna mendukung pemgembangan wilayah di Kabupaten Jombang
Provinsi Jawa Timur.
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian yang dapat
diperoleh yaitu:.
1. Bagi Pemerintah Daerah (PRAKTIS).
Diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan sumbangan
pengambilan kebijakan Pemerintah
Kabupaten Jombang dalam
hal peningkatan pembangunan
ekonomi daerah dan pengembangan
wilayah.
2. Bagi Pembaca (IPTEK).
Diharapkan dapat
menambah pengetahuan, informasi,
dan referensi untuk melakukan
penelitian lanjutan.
Skripsi EKonomi: Analisis Perubahan Struktur Ekonomi Dan Dukungan Sektor Basis Untuk Pengembangan WilayahDownload lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi