Rabu, 22 Oktober 2014

Skripsi EKonomi: Analisis Perubahan Struktur Ekonomi Dan Dukungan Sektor Basis Untuk Pengembangan Wilayah

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang.
Skripsi EKonomi: Analisis Perubahan Struktur Ekonomi Dan Dukungan Sektor Basis Untuk Pengembangan Wilayah
Pembangunan  nasional  tidak  pernah  lepas  dari  pertumbuhan  ekonomi  begitu  pula  sebaliknya.  Pandangan  baru  tentang  pembangunan  nasional  mengartikan  pembangunan  nasional  sebagai  suatu  proses  multidimensional  yang  mencakup  berbagai  perubahan  mendasar  atas  struktur sosial, sikap  –  sikap  masyarakat, dan  institusi  –  institusi nasional,  disamping  tetap  mengejar  akselerasi  pertumbuhan  ekonomi,  penanganan  ketimpangan  pendapatan,  serta  pengentasan  kemiskinan  untuk  bergerak  maju  menuju  suatu  kondisi  kehidupan  yang  lebih  baik  secara  material  maupun spiritual (Todaro dan Smith (terjemahan), 2006: 22).

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan produksi barang  dan  jasa  suatu  perekonomian  yang  ditunjukkan  oleh  peningkatan  nilai  pendapatan nasional.  Pengertian tersebut menjelaskan  bahwa peningkatan  pertumbuhan  ekonomi  merupakan  salah  satu  bagian  dari  pembangunan  nasional. Selain itu, keadaan pembangunan daerah juga perlu diperhatikan,  karena  keberhasilan  pembangunan  nasional  selain  diukur  dari  pertumbuhan  ekonomi,  perubahan  mekanisme  ekonomi,  sosial,  politik,  kelembagaan  juga  keberhasilan  pembangunan  daerah  dengan  potensi  masing – masing.
Pembangunan  ekonomi  daerah  adalah  proses  di  mana  pemerintah  daerah,  masyarakat  dan  pihak  swasta  berintegrasi  untuk  memanfaatkan  dan  mengelola  sumber  daya  yang  dimiliki  daerah  guna  menciptakan    lapangan kerja baru, sehingga tercipta peningkatan pertumbuhan ekonomi  di  daerah  tersebut.  Kewenangan  pemerintah  daerah  ini  sesuai  dengan  Undang  –  Undang Nomor  32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,  di  mana pemerintah daerah memiliki wewenang untuk menyelenggarakan  dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas  pembantuan  guna  mempercepat  terwujudnya  kesejahteraan  masyarakat  dalam  sistem Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia. Kemudian  Undang  – Undang  Nomor  33  Tahun  2004  tentang  Perimbangan  Keuangan  antara  Pemerintah  Pusat  dan  Pemerintahan  Daerah,  di  mana  perlu  adanya  perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah  berupa  sistem  keuangan  berdasarkan  pembagian  kewenangan,  tugas  dan  tanggung jawab yang jelas.
Pembangunan  ekonomi  daerah  memperlihatkan  peningkatan  dan  kemajuan  sektor  –  sektor  perekonomian.  Terdapat  sembilan  sektor  perekonomian yaitu :  1.  Sektor Pertanian 2.  Sektor Pertambangan dan Penggalian 3.  Sektor Industri Pengolahan 4.  Sektor Konstruksi 5.  Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 6.  Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.  Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 8.  Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9.  Sektor Jasa - Jasa    Wilayah  sub-nasional  seperti  kabupaten  dan  kota  dalam  mempengaruhi  lokasi  aktivitas  ekonomi  dan  pembangunan  ekonomi  memiliki peran yang semakin penting (Rodriguez-Pose, 1998: bab 3 dalam  Kuncoro, 2002). Ohmae berpendapat bahwa dalam dunia yang tanpa batas, daerah  akan  menggantikan  negara  sebagai  pintu  gerbang  perekonomian  global  (Ohmae,1995  dalam  Kuncoro,  2002).  Untuk  itu  penting  kiranya  melihat aktivitas ekonomi yang terjadi di daerah.
Pembangunan  ekonomi  daerah  dapat  dilaksanakan  dengan  salah  satu upaya adanya kawasan andalan yang berorientasi pada pengembangan  potensi daerah. Menurut Royat (1996) (dalam Mudrajad Kuncoro, 2002:2dalam Wijaya dan Atmanti, 2006)  kawasan andalan merupakan kawasan  yang ditetapkan sebagai penggerak  perekonomian  wilayah, yang memiliki  kriteria sebagai kawasan yang cepat tumbuh dibandingkan lokasi  lainnya  dalam suatu provinsi atau kabupaten, memiliki sektor basis dan memiliki  keterkaitan ekonomi dengan daerah sekitar.
Selain  itu,  kawasan  andalan  dapat  pula  disebut  sebagai  pusat  pertumbuhan  (growth  center)  untuk peningkatan pengembangan wilayah.
Pusat  pertumbuhan  ekonomi  merupakan  salah  satu  cara  untuk  menggerakkan dan memacu pembangunan guna meningkatkan pendapatan  masyarakat.  Pertumbuhan  ekonomi  ketika  diarahkan  pada  daerah-daerah  yang memiliki potensi dan fasilitas wilayah, akan mempercepat terjadinya  kemajuan  ekonomi,  karena  secara  tidak  langsung  kemajuan  daerah  akan  membuat  masyarakat  untuk  mencari  kehidupan  yang  lebih  layak  di  daerahnya (Ardila, 2012).
  Pertumbuhan  kawasan  andalan  diharapkan  dapat  memberikan  dampak  positif  pertumbuhan  ekonomi  daerah  sekitar  atau  daerah  dibelakangnya  (hinterland),  melalui  pengembangan  sektor atau subsektor  basis  sebagai  penggerak  perekonomian  daerah  dan  keterkaitan  ekonomi  antar  daerah.  Jadi,  menurut  Wijaya  dan  Atmanti  (2006)  tujuan  utama  kawasan andalan adalah mempercepat pembangunan.
Kabupaten Jombang merupakan salah satu Kabupaten di  Provinsi Jawa  Timur  yang  memiliki  posisi  strategis.  Hal  ini  karena  Kabupaten  Jombang  dilintasi  Jalan  Arteri  Primer  Surabaya  –  Madiun  dan  Jalan  Kolektor  Primer  Malang  –  Babat  dan  berada  di  tengah  Provinsi  Jawa  Timur.  Selain  itu  Jombang  merupakan  pintu  gerbang  dari  daerah  metropolitan  di  Jawa  Timur  Gerbangkertosusila  (Gresik,  Bangkalan,  Mojokerto,  Surabaya,  Sidoarjo,  Lamongan)  yang  berpusat  di  Surabaya.
Posisi  strategis  tersebut  dapat  menguntungkan  Kabupaten  dengan  21  Kecamatan ini dalam meningkatan perekonomian daerah.
Kabupaten  yang  memiliki  luas  wilayah  1.159,50  km ini,  sebesar  42,19  persennya  merupakan  persawahan  yang  berarti  sektor  pertanian  merupakan  salah  satu  sektor  perekonomian  dominan.  Namun,  seiring  berjalannya  waktu,  ternyata  sektor  pertanian  yang  merupakan  sektor  primer  di  Kabupaten  Jombang  mulai  tergeser  dominasinya  oleh  sektor  tersier  yaitu  perdagangan,  hotel  dan  restoran.  Hal  ini  dapat  dilihat  berdasarkan  data  Produk  Domestik  Regional  Bruto  (PDRB)  Kabupaten  Jombang tahun 2003-2012 (data lampiran I).
  Berdasarkan  data  PDRB  Kabupaten  Jombang  tahun  2003-2012,  diketahui bahwa sektor pertanian menempati posisi pertama sebagai sektor  penyumbang  peningkatan  PDRB  Kabupaten  Jombang.  Namun,  jika  diamati, pada tahun 2008  terjadi perubahan  tipis sebesar 88.854, 98 antara  sektor  perdagangan,  hotel  dan  restoran  dengan  sektor  pertanian.  Hal  ini  mengakibatkan  bergesernya  dominasi  sektor  pertanian  dan  terjadi  secara  kontiyu  pada  tahun  2009-2012.  Sektor  perdagangan,  hotel  dan  restoran  pada  tahun  2008  mengalami  perubahan  sebesar  1.847.124,31  yang  pada  tahun 2007 sebesar 1.7000.075,43, sedangkan sektor pertanian pada tahun  2008  sebesar  1.758.269,33  yang  sebelumnya  pada  tahun  2007  sebesar  1.703.075,35.  Jadi,  berdasarkan  pengamatan  PDRB  Kabupaten  Jombang  tahun  2003-2012,  dapat  diketahui  bahwa  diindikasikan  kontribusi  sektor  perdagangan, hotel dan restoran meningkat dibandingkan sektor pertanian.
Produk  Domestik  Regional  Bruto  (PDRB)  Kabupaten  Jombang  pada  tahun  2008  –  2012  terus  menunjukkan  peningkatan  yang  cukup  signifikan.  Peningkatan  rata  –  rata  pertahun  adalah  sebesar  6,30  persen.
Nilai PDRB pada tahun 2008 adalah sebesar 5.663.243,59 dan meningkat  pada  tahun  2012  sebesar  7.230.304,36.  Sektor  perekonomian  yang  dominan  atau  memiliki  kontribusi  terbesar  hingga  tahun  2012  adalah  Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 2.667.715,78, Pertanian  sebesar  1.965.898,20,  Jasa  –  jasa  sebesar  836.097,50  dan  Industri  Pengolahan  sebesar  780.291,65.  Sedangkan  sektor  dengan  kontribusi  terkecil adalah Sektor  Listrik, Gas dan Air Bersih yaitu sebesar 73.828,91  pada  tahun  2012.  Rendahnya  kontribusi  sektor  ini  dikarenakan  menurut    data  Badan  Pusat  Statistik  untuk  21  kecamatan  di  Kabupaten  Jombang,  terdapat 17 kecamatan dengan nilai 0,00 kontribusi sektor Listrik,  Gas dan  Air Bersih terhadap PDRB Kabupaten.
Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto (ADHK) Kabupaten Jombang Tahun 2008 - 201(Juta Rupiah) Sektor/Sub  Sektor 2008  2009  2010  2011  201Pertanian  1.758.269,33  1.816.272,09  1.854.379,30  1.854.379,30  1.965.898,2Pertambangan  dan Penggalian 90.224,31  94.188,59  102.369,42  105.689,59  109.250,2Industri  Pengolahan 639.502,32  670.688,17  694.262,65  734.097,16  780.291,6Listrik, Gas, dan  Air Bersih 61.917,31  63.812,49  66.175,37  69.609,14  73.828,9Konstruksi  114.386,64  116.925,02  118.614,95  125.447,03  133.959,1Perdagangan,  Hotel, dan  Restoran 1.847.124,31  1.976.682,81  2.189.354,77  2.418.535,27  2.667.715,7Pengangkutan  dan Komunikasi 232.886,76  253.773,53  282.780,07  312.380,00  341.637,3Keuangan,  Persewaan dan  Jasa Perusahaan 225.705,65  237.024,30  262.655,26  290.542,58  321.625,6Jasa-jasa  693.226,96  732.895,39  756.686,34  795.001,39  836.097,5total PDRB  5.663.243,59  5.962.262,39  6.327.278,13  6.759.495,41  7.230.304,3Sumber : Jombang dalam Angka 201Jika  diperhatikan,  sektor  yang  memiliki  nilai  PDRB  tertinggi  adalah  Sektor  Perdagangan,  Hotel  dan  Restoran  dibandingkan  Sektor  Pertanian yang menempati posisi kedua.  Dalam paper Santoso dkk (2012)  juga menyebutkan bahwa jika dibandingkan dengan wilayah metropolitan  Gerbangkertasusila  Plus,  Kabupaten  Jombang  merupakan  satu-satunya  Kabupaten dengan potensi unggul untuk beberapa tahun ke depan dalam  sektor perdagangan, hotel dan restoran.  Hal ini mulai tidak sesuai dengan  sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang yang merupakan persawahan.
Melihat  kenyataan  tersebut,  pola  pertumbuhan  ekonomi  Kabupaten    Jombang  secara  struktural  diduga  cenderung  mulai  mengikuti  proses  transformasi  struktural  dimana  terjadi  penurunan  kontribusi  sektor  pertanian atau primer, sedangkan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan  restoran atau tersier cenderung meningkat.  Dalam teori pola pembangunan  yang  dikemukan  oleh  Hollis  Chenery  disebutkan  juga  bahwa  seiring  dengan  peningkatan  pendapatan  per  kapita,  perekonomian  suatu  negara  akan bergeser dari pertanian menuju industri modern (Kuncoro, 2003:65).
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jombang juga menujukkan  bahwa Sektor Perdagangan, Hotel dan  Restoran menempati posisi pertama  dibandingkan sektor – sektor perekonomian yang lain.
Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Sektoral Kabupaten Jombang Tahun 2008-2012 (Persen) Sektor/Sub Sektor  2008  2009  2010  2011  201Pertanian  3,24  3,30  2,10  2,9  3,0Pertambangan dan  Penggalian 8,43  4,39  8,69  3,24  3,3Industri Pengolahan  4,54  4,88  3,51  5,74  6,2Listrik, Gas, dan Air Bersih  4,93  3,06  3,70  5,19  6,0Konstruksi  2,06  2,22  1,45  5,76  6,7Perdagangan, Hotel, dan  Restoran 8,65  7,01  10,76  10,47  10,Pengangkutan dan  Komunikasi 8,53  8,97  11,43  10,47  9,3Keuangan, Persewaan dan  Jasa Perusahaan 6,55  5,01  10,81  10,62  10,Jasa-jasa  6,05  5,72  3,25  5,06  5,1total PDRB  5,79  5,28  6,12  6,83  6,9Sumber : Jombang dalam Angka 2013  Menurut  data  PDRB  Badan  Pusat  Statistik  Kabupaten  Jombang  tahun  2011  Sektor  Pertanian  berjalan  lebih  lambat,  akibat  dari  anomali  cuaca  sepanjang  tahun  2010.  Sebaliknya  Sektor  Perdagangan,  Hotel  dan    Restoran  mencatat  pertumbuhan  signifikan  dari  7,01  persen  pada  tahun  2009 menjadi 10,76 persen pada tahun 2010  atau meningkat sebesar 3,75  persen, walau pada tahun selanjutnya terjadi penurunan. Percepatan sektor  ini  merupakan  dampak  dari  peningkatan  daya  beli  masyarakat  dengan  didukung oleh laju inflasi yang relatif rendah.
Bergesernya  struktur  perekonomian  yang  diduga  terjadi  di  Kabupaten  Jombang  nantinya  akan  memunculkan  sektor  basis  dan  non  basis.  Sektor dalam perekonomian dibagi menjadi dua, yaitu sektor basis  dan  sektor  non  basis.  Sektor  basis  adalah  sektor  yang  menghasilkan  produk  ekspor,  sedangkan  sektor  non  basis  adalah  sektor  yang  melayani  atau menyokong kegiatan internal wilayah  (Setiono, 2011: 164).  Tarigan  (2005)  menyebutkan  bahwa  hanya  kegiatan  sektor  basis  yang  memiliki  peran  penting  dalam  meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi.  Selain  itu,  tentunya  Kabupaten  Jombang  menginginkan  daerahnya  berkembang  dan  maju. Pengembangan atau berkembangnya wilayah ini tidak hanya dapat  dilihat  dari  potensi  dan  peningkatan  kawasan  andalan  atau  pusat  pertumbuhan  (growth  center)  saja,  namun  patut  pula  dilihat  bagaimana  dukungan dari sektor basis yang dimilikinya.
Melihat  kondisi  perekonomian  di  Kabupaten  Jombang  di  atas,  menarik untuk diteliti lebih lanjut mengenai “Analisis  Perubahan Struktur  Ekonomi  dan  Dukungan  Sektor  Basis  untuk  Pengembangan  Wilayah  di  Kabupaten Jombang Tahun 2008 – 2012”.
B.  Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian ini yaitu:.
1.  Bagaimana  kondisi  struktur  perekonomian  Kabupaten  Jombang  Provinsi Jawa Timur tahun 2008 – 2012?.
2.  Bagaimana  peranan  sektor  basis  di  Kabupaten  Jombang  untuk  mendukung pengembangan wilayah?.
C.  Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis yaitu:.
1.  Untuk mengetahui kondisi struktur perekonomian Kabupaten Jombang  Provinsi Jawa Timur tahun 2008 – 2012.
2.  Untuk  mendeskripsikan  peranan  sektor  basis  guna  mendukung  pemgembangan wilayah di Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur.
D.  Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh yaitu:.
1.  Bagi Pemerintah Daerah (PRAKTIS).
Diharapkan  dapat  digunakan  sebagai  bahan  pertimbangan  dan  sumbangan  pengambilan  kebijakan  Pemerintah  Kabupaten  Jombang  dalam  hal  peningkatan  pembangunan  ekonomi  daerah  dan  pengembangan wilayah.
2.  Bagi Pembaca (IPTEK).

Diharapkan  dapat  menambah  pengetahuan,  informasi,  dan  referensi untuk melakukan penelitian lanjutan.    
Skripsi EKonomi: Analisis Perubahan Struktur Ekonomi Dan Dukungan Sektor Basis Untuk Pengembangan Wilayah

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi