Rabu, 22 Oktober 2014

Skripsi EKonomi: Dampak Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Dan Tanggapan Wajib Pajak Di Kantor Kpp Pratama Sukoharjo Tahun 2013

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  LATAR BELAKANG.
Skripsi EKonomi: Dampak Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Dan Tanggapan Wajib Pajak Di Kantor Kpp Pratama Sukoharjo Tahun 2013
Sistem  perpajakan  di  Indonesia  pada  tahun  1983  mengalami  reformasi. Dengan  adanya   reformasi  undang-undang  perpajakan  ini,  sistem  perpajakan  di  Indonesia  mengalami  perubahan  ke  langkah  yang  lebih  maju  dan  modern.  Hal  mendasar  yang  menandai  kemajuan  ini  terdapat  pada  sistem  pemungutan  pajak  yang  semula  menerapkan  sistem  Official  Assessment  menjadi  Self  Assessment.

Sistem  Self  Assessment  adalah  sistem  pemungutan  pajak  yang  memberikan  wewenang  penuh  kepada  wajib  pajak  untuk  menghitung,  memperhitungkan,  menyetor, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang menurut peraturan  perundang-undangan  perpajakan.  Sedang  peran  fiskus  dalam  sistem  Self  Assessment  yaitu melakukan pengawasan atas pelaksanaan kewajiban perpajakan  dan memberikan arahan bagaimana seharusnya  wajib  pajak melakukan kewajiban  perpajakan.  Apabila  terdapat  keganjilan  dalam  hal  penghitungan  dan  pelaporan  dari  wajib  pajak  maka  fiskus  wajib  melakukan  pemeriksaan.  Pemeriksaan  dilakukan  dalam  rangka  menguji  kepatuhan  pemenuhan  kewajiban  perpajakan,  sehingga wajib pajak tidak bisa melakukan manipulasi data-data laporan keuangan  yang melanggar ketentuan Undang-undang perpajakan.
Pajak menjadi sumber penerimaan negara yang paling utama. Sekitar 80%  penerimaan  negara  berasal  dari  sektor  perpajakan.  Pemerintah  menerbitkan  berbagai macam kebijakan dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak dari     tahun ke tahun.  Pajak penghasilan  menjadi  jenis pajak  yang memberikan  kontribusi  paling  tinggi  kepada  negara  dari  sektor  pajak  sekaligus  merupakan  jenis pajak yang paling kompleks baik peraturan maupun pelaksanaannnya.  Pajak  Penghasilan  meliputi  pajak  penghasilan  yang  dipungut  dari  wajib  pajak  orang  pribadi dan wajib pajak badan. Pajak penghasilan untuk wajib pajak orang pribadi  maupun wajib pajak badan diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008  tentang  Pajak  Penghasilan.  Tarif  pajak  untuk  wajib  pajak  orang  pribadi  menggunakan tarif pajak Progresif (meningkat) yaitu tarif pemungutan pajak yang  presentasenya makin besar bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak juga  semakin besar, sedangkan untuk tarif pajak  wajib pajak badan menggunakan tarif  pajak  tetap  yaitu  tarif  pemungutan  pajak  yang  besar  nominalnya  tetap  tanpa  memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak.
Mengingat  pajak  penghasilan  merupakan  jenis  pajak  yang  paling  besar  menyumbang  pemasukan  bagi  negara,  pemerintah  pada  pertengahan  tahun  2013  mengeluarkan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  46  yang  mengatur  tentang  Pajak  Penghasilan  bagi  wajib  pajak  orang  pribadi  maupun  badan  yang  melakukan  kegiatan usaha yang memiliki peredaran bruto tertentu,  dalam kebijakan tersebut  pemerintah  menetapkan  tarif  pajak  PPh  final  sebesar  satu  persen  dari  peredaran  bruto  setiap   bulan.  Penentuan  dasar  pengenaan  pajak  penghasilan  final  sebesar  satu  persen  berlaku  untuk  wajib  pajak  orang  pribadi  maupun  badan  yang  melakukan  kegiatan  usaha  yang  memiliki  peredaran  bruto  tidak  lebih  dari  4,8  miliar per tahun. Pemungutan PPh final tersebut mengarah pada wajib pajak yang  melakukan usaha kecil dan menengah.  Tedapat jutaan usaha kecil dan menengah    di Indonesia tetapi sangat sedikit yang ikut berpartisipasi dalam membayar pajak.
Maksud  pemerintah  menerbitkan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  46  tahun  2013  diharapkan  semua  usaha  baik  kecil  maupun  menengah  melakukan  kewajiban  perpajakan  sehingga  dapat  menyumbang  penerimaan  negara.  Setiap  wajib  pajak  yang  mempunyai  omzet,  wajib  membayar  pajak  sehingga  tidak  ada  alasan  bagi  wajib  pajak  untuk  tidak  membayar  pajak  selama  wajib  pajak  mempunyai  omzet penjualan.  Tarif  1  %  dari  omzet  mempunyai  maksud  dan  tujuan  untuk  memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan, selain itu untuk  memberikan  kemudahan  bagi  wajib  pajak  dalam  melaksanakan  kewajiban  perpajakannya.
Pemberlakuan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  46  Tahun  2013  tersebut  menimbulkan  dampak cukup  besar dalam  pelaksanaan kewajiban perpajakan oleh  wajib  pajak  dan  mempengaruhi  Penerimaan  Pajak  Penghasilan  di  KPP  Pratama  Sukoharjo. Dampak yang paling tampak dari sisi wajib pajak salah satunya adalah  wajib  pajak  dapat  menghitung  pajak  yang  terutang  dengan  cara  yang  sederhana  yaitu satu persen dari  omzet, tanpa harus membuat laporan keuangan setiap bulan  hanya  untuk  menentukan  pajak  yang  terutang.  Sedangkan,  dampak  dari  sisi  penerimaan  pajak  penghasilan  di  KPP  Pratama  Sukoharjo  adalah  terdapat  perubahan  penerimaan  pajak  yang  didapat  dari  pajak  penghasilan  berdasarkan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  46  Tahun  2013  dibandingkan  penerimaan  pajak  penghasilan sebelum adanya  Peraturan  Pemerintah Nomor  46 Tahun 2013  yaitu PPh  Pasal  25  di  KPP  Pratama  Sukoharjo.  Selain  menimbulkan  dampak  seperti  yang dijelaskan diatas, Peraturan Pemerintah Nomor 46 juga menimbulkan respon    dari  banyak pihak salah satunya dari sisi wajib pajak  selaku yang dipungut pajak.
Respon  yang  timbul  dapat  berupa  respon  yang  mendukung  dan  menolak  diberlakukannya peraturan pemerintah ini.
Untuk  mengetahui  dampak  diterbitkannya  Peraturan  Pemerintah  Nomor  46  Tahun  2013  dilihat  dari  pelaksanaan  kewajiban  perpajakan  wajib  pajak  dan  penerimaan pajak di Kantor KPP Pratama Sukoharjo serta respon dari wajib pajak  selaku  subyek  yang  membayar  pajak  pasal  4  ayat  2,  maka  penulis  mengambil  judul  “DAMPAK  PEMBERLAKUAN  PERATURAN  PEMERINTAH  NOMOR  46  TAHUN  2013  TERHADAP  PENERIMAAN  PAJAK  PENGHASILAN (PPh) DAN TANGGAPAN WAJIB PAJAK DI KANTOR  KPP PRATAMA SUKOHARJO TAHUN 2013”.
B. RUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan  Latar  Belakang  Permasalahan  di  atas  agar  lebih  jelas  mengenai  pokok  permasalahan,  maka  penulis  menetapkan  rumusan  masalah  sebagai berikut:.
1.  Apa  dampak  yang  ditimbulkan  dengan  diberlakukannya  Peraturan  Pemerintah  Nomor  46  tahun  2013  jika  dilihat  dari  sisi  Penerimaan  Pajak  Penghasilan dan  pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib  Pajak di Kantor  KPP Pratama Sukoharjo?.
2.  Bagaimana  tanggapan  Wajib  Pajak  atas  diberlakukannya  Peraturan  Pemerintah Nomor 46 tahun 2013? .
  3.  Hambatan  apa  saja  yang  dihadapi  oleh  Kantor  KPP  Pratama  Sukoharjo  dalam  pelaksanaan  pemungutan  Pajak  Final  Pasal  4  ayat  2  Peraturan  Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013?.
C.  TUJUAN PENELITIAN.
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan Laporan Tugas  Akhir adalah:.
1.  Mengetahui  dampak  perubahan  yaitu  kenaikan  atau  penurunan  terhadap  Penerimaan  Pajak  Penghasilan  sebelum  dan  sesudah  berlakunya  Peraturan  Pemerintah  Nomor  46  tahun  2013  serta  mengetahui  dampak  dari  pelaksanaan  kewajiban  perpajakan  wajib  pajak  atas  berlakunya  Peraturan  Pemerintah Nomor 46 tahun 2013.
2.  Mengetahui  tanggapan  yang  diberikan  oleh  Wajib  Pajak  atas  diberlakukannnya Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013.
3.  Mengetahui hambatan  yang dihadapi oleh Kantor KPP Pratama Sukoharjo  dalam  pelaksanaan  pemungutan  Pajak  Final  pasal  4  ayat  2  Peraturan  Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.
D.  MANFAAT PENELITIAN.
Manfaat yang diharapkan dari adanya penyusunan Laporan Tugas Akhir  ini adalah:.
  1.  Bagi Kantor KPP Pratama Sukoharjo.
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  membantu  untuk  mengetahui  perubahan  atas  penerimaan  Pajak  Penghasilan  di  KPP  Pratama  Sukoharjo  dan  pelaksanaan  kewajiban  perpajakan  Wajib  pajak  setelah  di  berlakukannya  Peraturan  Pemerintah  Nomor  46  tahun  2013  yang  mulai  diterapkan bulan Juli 2013, serta membantu mengetahui tanggapan dari sisi  wajib pajak atas berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 46 tersebut dalam  upayanya  untuk  meningkatkan  pelayanan  kepada  Wajib  Pajak  serta  meningkatkan  penerimaan  pajak  khususnya  di  Pajak  Final  Peraturan  Pemerintah Nomor 46 tahun 2013.
2.  Bagi Pihak Lain.
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  dijadikan  tambahan  wawasan  bagi  pihak-pihak  lain  untuk  dijadikan  sumber  informasi  atau  bahan  masukan  sebagai dasar acuan penelitian selanjutnya.
3.  Bagi Penulis.
Sebagai  wawasan  serta  pengetahuan  dalam  mengembangkan  ilmu  tentang  penerimaan  Pajak  Final  Pasal  4  ayat  2  Peraturan  Pemerintah  Nomor  46  Tahun  2013,  sebagai  tambahan  pengetahuan  mengenai  tanggapan  serta  dampak  dari  sisi  pelaksanaan  kewajiban  perpajakan  wajib  pajak  atas  berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 dan perbandingan  terapan ilmu di bidang perpajakan yang telah diperoleh selama dalam proses  perkuliahan  dengan  keadaan  yang  sesungguhnya  terjadi  dilapangan  mengenai Pajak Final Pasal 4 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun  2013.

 Skripsi EKonomi: Dampak Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Dan Tanggapan Wajib Pajak Di Kantor Kpp Pratama Sukoharjo Tahun 2013

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi