BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Free Cash Flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Utang
Salah satu
tujuan perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan dengan
cara memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham. Namun
pihak manajemen atau
manager perusahaan sering
mempunyai tujuan lain
yang bertentangan dengan
tujuan utama tersebut,
sehingga timbul konflik
antara manajer dan
pemegang saham atau
yang dikenal sebagai
konflik keagenan (agency conflict).
Menurut teori
keagenan, konflik ini
terjadi karena adanya
perbedaan kepentingan antara
principal (pemegang saham) dan agent (manager). Di satu sisi agentdipekerjakan oleh principaluntuk memaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham,
namun di sisi
lain manajer juga
berusaha untuk memaksimumkan kesejahteraan manajer sendiri.
Menurut Jensen
(1986) permasalahan keagenanan
ditelusuri dari beberapa
kondisi, seperti penggunaan
aliran kas bebas (free
cash flow) pada aktivitas
yang tidak menguntungkan, peningkatan
kekuasaan manajer dalam melakukan investasi
yang berlebihan dan
konsumsi berlebihan yang mengutamakan
keuntungan pribadi manajer. Biaya
yang ditimbulkan sebagai hasil dari aktivitas untuk mengurangi konflik
keagenan disebut sebagai biaya keagenan
(agency cost).
Ada beberapa
cara untuk mengurangi agency cost.
Dua diantaranya adalah
dengan meningkatkan kepemilikan
manajerial dan pendanaan
dengan utang. Menurut
Crutchley dan Hansen
(1989) dengan meningkatnya kepemilikan
manajerial berarti semakin
mendekatkan kepentingan manajer dengan
kepentingan pemegang saham.
Dengan demikian dapat
mengurangi monitoring costyang
dikeluarkan pemegang saham
untuk memonitor pula pengawasan
oleh kreditur terhadap manajer sehingga
membuat manajer lebih berhati-hati dalam
penggunaan utang dan
mengurangi tindakan perquisites.
Hal ini
berarti perusahaan dengan free cash flowyang tinggi akan cenderung memiliki
utang yang tinggi
pula sebagai alat
pemonitor konflik keagenan.
Namun penggunaan
utang juga akan
meningkatkan risiko kebangkrutan.
Sehingga perusahaan
yang memiliki tingkat
kepemilikan manajerial yang tinggi cenderung
akan melakukan trade-off dengan kebijakan
utang guna menyelamatkan investasi mereka dari risiko
bisnis kebangkrutan.
Dana yang diperoleh dari kreditur
disebut utang sedangkan dana yang diperoleh
dari pemilik disebut
modal. Kebijakan utang
perusahaan ini sering kali
menjadi penyebab konflik
antara manajemen dan
pemegang saham.
Konflik tersebut
meliputi dari mana
sumber utang tersebut
didapatkan dan bagaimana
utang yang diperoleh
tersebut akan diinvestasikan.
Hal ini terjadi dikarenakan
adanya pemisahan antara
fungsi kepemilikan dan
fungsi pengelolaan perusahaan
sehingga menyebakan timbulnya
perbedaan kepentingan antara
manajemen dengan pemegang saham.
Akibat dari
perbedaan kepentingan inilah
maka terjadi konflik
yang sering disebut agency conflict yang
menimbulkan agency cost sebagai biaya atas
mekanisme pengawasan untuk mengurangi agency conflict. Menurut teori keagenan
yang dikemukakan Jensen dan Meckling (1976), beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu: (1)
dengan menurunkan agency cost dari free
cash flow karena
akan mengurangi sumber-sumber
pemborosan, khususnya aliran
kas di bawah
kontrol manajemen, (2)
meningkatkan pendanaan dengan
utang, (3) dengan
meningkatkan kepemilikan
saham oleh manajemen, dan (4) investor institusional
sebagai monitoring agents. Konflik antara
manajer dengan pemegang saham telah menjadi subjek penelitian yang menarik bagi para peneliti.
Dalam penelitian
Anafoni (2011) mengemukakan
bahwa ketika para pemegang
saham kesulitan untuk memonitor pengelola perusahaan, maka aset perusahaan
bisa saja digunakan
untuk kepentingan pengelola daripada untuk memaksimalkan kepentingan
pemegang saham. Salah
satu cara untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan memberikan sebagian kepemilikan perusahaan
kepada pengelola. Hal
ini akan menjadikan
para manajer lebih berhati-hati
dalam pengambilan setiap keputusan, karena dari setiap keputusan yang
dibuat para manajer
juga akan turut
menanggung risiko dari
keputusan tersebut. Dengan
demikian, manajemen akan
berusaha untuk menciptakan kinerja
yang lebih baik.
Cara ini juga
dapat membantu untuk
menyelaraskan antara kepentingan
manajemen dengan kepentingan pemegang saham.
Menurut penelitian
yang dilakukan oleh
Bachtiar (2007),dalam perusahaan
yang berbentuk perseroan
terbatas terdapat sifat limited
liability (tanggung jawab pemilik
sebesar modal yang
disetor). Hal ini dapat
memicu perusahaan untuk menggunakan rasio
utang yang terlalu
tinggi karena ingin menggeser
risiko finansial ke arah kreditur. Sifat limited liabilitytersebut akan mengakibatkan
pemilik akan menikmati
seluruh manfaat dari
investasi yang berhasil
setelah dikurangi bunga,
apabila investasi gagal
kreditur akan ikut menanggung kerugian.
Karena itu, apabila
kreditur memberi kredit
pada perusahaan yang memiliki
tingkat utang yang terlalu tinggi, mereka juga akan menetapkan
tingkat bunga yang
tinggi untuk mengamankan
kredit yang mereka
berikan. Dari pernyataan-pernyataan di
atas penulis menyimpulkan bahwa
kebijakan utang dipengaruhi oleh
tingkat kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan.
Jensen (1986)
mendefinisikan free cash flow atau
aliran kas bebas adalah kas
perusahaan yang dapat
didistribusikan kepada kreditur
atau pemegang saham yang tidak
diperlukan sebagai modal kerja. Keberadaan free cash
flow dapat menimbulkan konflik
kepentingan antara pemegang
saham dan pihak
manajemen. Konflik ini
terjadi karena pihak
manajemen berkeinginan untuk
menginvestasikan dana tersebut
ke dalam proyek-proyek yang
dapat mendatangkan keuntungan,
sehingga pihak manajemen
akan mendapatkan insentif
dari investasi tersebut. Di pihak lain,
pemegang saham menginginkan free cash flow tersebut dibagikan
kepada para pemegang saham sebagai
dividen.
Menurut Damayanti
(2006), investasi yang
dilakukan pihak manajemen
dengan menggunakan free cash flow tersebut tidak akan menjadi masalah
jika investasi tersebut
berhasil, yang akan
menjadi masalah apabila investasi tersebut gagal. Untuk mengatasi dugaan pemborosan free cash flow oleh pihak
manajemen dapat dilakukan
dengan pembentukan utang.
Pembentukan utang
bisa mengurangi keinginan
manajer untuk menggunakan free cash flow guna membiayai
kegiatan-kegiatan yang tidak optimal dan tidak mendatangkan
keuntungan. Utang akan
mengurangi tingkat free cash flow, karena perusahaan harus membayar bunga
utang tersebut secara periodik.
Keberadaan free cash
flow dapat menimbulkan konflik
kepentingan antara pemegang saham
dan pihak manajemen. Penelitian mengenai pengaruh struktur
kepemilikan saham dengan
kebijakan utang sudah
sering dilakukan.
Struktur kepemilikan
saham terbagi dua
yaitu kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional.
Penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai
unsur struktur kepemilikan
saham. Penelitian oleh
Jaggi dan Gul (1999)
mengemukakan, ada atau
tidaknya kepemilikan saham
yang dimiliki oleh
manajer dapat mempengaruhi
kebijakan perusahaan. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan
manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer
sebagai agen akan
memperoleh manfaat langsung dari keputusan
yang diambil serta menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan
keputusan yang salah.
Dengan demikian, maka
kepemilikan saham oleh
manajemen merupakan insentif
bagi para manajer
untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dan manajer
akan menggunakan utang secara
optimal sehingga akan meminimumkan agency cost.
Berbagai penelitian telah
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel free cash flowdan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan utang guna mengetahui struktur kepemilikan
yang dapat meminimumkan agency cost.
Namun tidak sedikit
pula yang menunjukkan
hasil yang bertentangan.
Hal ini
yang mendorong penulis
untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan
judul: Free Cash
Flowdan Kepemilikan Manajerial.
B.Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian
latar belakang tersebut
maka permasalahan yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:.
11.Apakah free cash flowmemiliki
pengaruh terhadap kebijakan utang dalam mengurangimasalah
keagenan?.
12.Apakah kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh
terhadap kebijakan utang dalam mengurangi masalah keagenan?.
C.Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan
rumusan masalah yang
menjadi fokus penelitian
ini, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:.
1. Mengetahui bagaimana pengaruh
free cash flowterhadap kebijakan utang.
2. Mengetahui bagaimana
pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap kebijakan utang.
D.Manfaat Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan, seperti:.
1. Dalam bidang
akademis, diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam penelitian
di bidang keuangan
terutama yang berkaitan
dengan free cash flow, kepemilikan manajerial dan pengaruhnya terhadap
kebijakan utang.
2. Bagi pihak-pihak yang
berkepentingan seperti
manajer perusahaan, untuk membantu
mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertimbangan pembuatan
keputusan peningkatan ataupun
pengurangan proporsi kebijakan utang.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Free Cash Flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Utang
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi