Selasa, 21 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh Persepsi Politik Penilaian Kinerja Pada Kepuasan Kerja Dan Keinginan Berpindah

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Persepsi Politik Penilaian Kinerja Pada Kepuasan Kerja Dan Keinginan Berpindah
Dengan  berbagai  macam  interaksi  kerjasama  baik  secara  langsung  maupun tidak  langsung  dalam  setiap  industri  tempat  kerja,  perusahaan membutuhkan karyawan yang dapat memegang berbagai posisi untuk bekerja  sama  dan  berkolaborasi  menuju  tujuan  bersama.  Dalam  rangka  mencapai keunggulan  bisnis,  banyak  perusahaan  teknologi  tinggi  di  Taiwan  telah  menerapkan  manajemen  kualitas  total,  berharap  untuk  meningkatkan kerjasama lintas-fungsional melalui tim  kerja yang berkualitas (Chung et al,  2008.). Dari  perspektif  manajemen sumber  daya  manusia, 
Deming  (1994) menunjukkan bahwa manajemen harus berupaya memberikan perhatian yang  ekstra terhadap isu-isu  seperti sistem  internal, perubahan  dan inovasi, serta psikologi,  dalam  rangka  untuk  lebih  memahami  perbedaan  individu  dan  pengaruhnya  terhadap sistem  internal. Manajer bisnis  yang  lebih  baik dapat menghadapi tekanan  persaingan eksternal  jika mereka dapat meningkatkan kepuasan  kerja  karyawan  dan  memperkuat  komitmen  karyawan (Chang dan Lee, 2006; Senik dan Verdier, 2008).
Penilaian  kinerja merupakan fungsi utama dalam pengelolaan  sumber  daya manusia dan kinerja tetap menjadi topik utama bagi para peneliti dalam  pelaksanaan penelitian di suatu organisasi (Dulebohn dan Ferris, 1999), karena  manfaat  dari  penilaian  kinerja  adalah  sebagai  alat  pengambilan  keputusan    manajerial, memberikan  data  yang  akurat  tentang  kinerja  karyawan, sebagai  dasar  dalam  penentuan  peringkat penilaian karyawan.  Penelitian  terdahulu  cenderung untuk fokus pada model kognitif, tetapi dalam melakukan penilaian  lebih fokus pada faktor sosial dan konstekstual (Ilgen, et al, 1993) dan hal ini  menyebabkan  beberapa  peneliti  dalam  beberapa  tahun  terakhir  lebih mempertimbangkan  faktor-faktor afektif,  motivasi,  dan  politik  (Lefkowitz,  2000).
Hal yang menarik adalah pendapat bahwa karyawan tidak mempunyai  kemampuan  termotivasi  oleh penilai  yang  menentukan  akurasi  penilaian secara  formal  (Cleveland  dan Murphy,  1992).  Penilai  mungkin  bisa memberikan penilaian yang akurat, namun para penilai atau atasan tidak ingin  memberikan penilaian secara akurat karena terkadang karyawan tidak dalam  kondisi yang terbaik saat melakukan pekerjaannya. Ada beberapa bukti bahwa  manajer sengaja mendistorsi bawahan karena alasan kebijakan (Longenecker  et al.,  1987). Sebagai  contoh, seorang  manajer  mungkin akan  memberikan  nilai  lebih  untuk  mendapatkan  itikad  baik  karyawan  atau  menghindari konfrontasi  lebih  lebih  rendah  penilaian  kinerja  (Fried  and Tiegs,  1995).
Mengingat  bahwa  penilaian  kinerja  sering  digunakan  untuk  membuat  keputusan  penting karyawan seperti kenaikan  gaji  dan promosi,  bagaimana  karyawan bereaksi dan memahami manipulasi Penilaian tersebut  dan motif  politik di belakang mereka? Ketika  penilaian  sudah  tidak fair,  akurat  dan  tepat  waktu,  maka  penilaian tersebut gagal untuk mendapatkan pekerja yang sangat bagus dalam    bekerja  atau  berkualitas,  gagal  untuk  menyediakan  dorongan  dan  pedoman  untuk  pekerja  dalam  garis  batas  dan  gagal  untuk  memberi feedback kepada  pekerja yang tidak memenuhi syarat dalam bekerja. Oleh karena itu organisasi  perlu menetapkan sistem penilaian kinerja yang mendekati kriteria fair, akurat  dan  tepat  waktu  sesuai  dengan  keinginan  baik  karyawan  maupun pimpinan,  sehingga  kedua  pihak  mendapatkan  kepuasan  dalam  bekerja  dan  akhirnya  dapat meningkatkan produktivitas mereka sehubungan dengan pencapaian visi  dan misi organisasi dimana mereka bekerja.
Keinginan  berpindah  di  kalangan  karyawan  juga  telah  menarik  perhatian banyak kalangan, dan menempati posisi yang sangat penting dalam  struktur  kebijakan-kebijakan  MSDM,  baik  dalam  perspektif  teoritis  maupun  praktis.  Memahami  hal-hal  yang  menjadi  pendorong  timbulnya  keinginan  berpindah dan  bagaimana  cara  mengendalikannya,  menghasilkan  perdebatan  panjang dari perspektif teoritis. Sementara pada sisi praktis, keterampilan dan  keahlian  serta  kebijakan-kebijakan  yang  dapat  diterapkan  untuk  menekan  keinginan  berpindah  di  kalangan  karyawan  menjadi  sangat  dibutuhkan.
Menurut Good et al. (1996), keinginan berpindah adalah kecenderungan atau  keinginan (intention) seseorang untuk secara actual berpindah (turnover) dari  suatu organisasi.
Poon, JL (2004) melakukan replikasi dari peneliti terdahulu (Kacmar, et  al,  1999)  dengan  alasan  bahwa  masih  sedikitnya  penelitian  tentang dampak  dari persepsi politik penilaian kinerja terhadap kepuasan kerja karyawan dan keinginan  pindah.  Meskipun  sedikit  yang  diketahui  tentang  bagaimana    persepsi politik  penilaian  kinerja tersebut  terkait  dengan  kepuasan  kerja  dan  keinginan  pindah,  beberapa  penelitian  telah  mencatat  hubungan  antara  persepsi politik organisasi dan hasil-hasil kinerja.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian dari Poon JL (2009)  dengan mengambil lokasi di PT. Telkom Regional IV Surakarta. PT. Telkom  merupakan  sebuah  perusahaan  BUMN  (Badan  Usaha  Milik  Negara)  yang  bergerak di bidang telekomunikasi. PT.  Telkom bukan lagi perusahaan yang  memonopoli  pasar  telekomunikasi  Indonesia.  Sejak  era  globalisasi  digelar,  kompetisi menjadi ajang yang harus dijalani oleh perusahaan manapun. Oleh  karena  itu,  PT.  Telkom  berusaha  untuk mempertahankan  para  karyawannya,  salah  satu  cara  yang  ditempuh  oleh  perusahaan  adalah  dengan  memberikan  suatu promosi kepada para karyawannya agar mereka tidak mencari pekerjaan  di  tempat  lain.  PT.  Telkom  memiliki  lima  divisi  regional  yang  tersebar  di  seluruh Indonesia. Salah satunya adalah kantor PT. Telkom Surakarta.
Berdasarkan  hasil  survey  pendahuluan  melalui  wawancara  dengan  beberapa orang  karyawan  PT.  Telkom  Surakarta, bahwa sebagian  besar dari  mereka menyatakan ketidakpuasannya terhadap sistem promosi yang berlaku  di  perusahaan  tersebut  Perusahaan  lebih  sering  memberikan  kesempatan  promosi  menurut  senioritas,  bukan  menurut  kinerja  karyawan.  Selain  itu,  keputusan  yang  diambil  untuk  mempromosikan  seorang  karyawan  lebih  bersifat subjektif. Mereka menyatakan bahwa ada keinginan tersirat dari para  karyawan  untuk  mencari  pekerjaan  di  perusahaan  lain  yang  memungkinkan  mereka untuk mendapatkan promosi yang lebih baik.
  Berdasarkan  latar  belakang  masalah  tersebut  maka  penelitian  ini  mengambil judul “Pengaruh Persepsi Politik Penilaian Kinerja Pada Kepuasan  Kerja  dan  Keinginan  Berpindah  (Studi  Pada  PT. Telkom  Regional  IV  Surakarta)”.
B.  Perumusan Masalah.
Dari latar belakang masalah yang sudah dijabarkan diatas, maka penulis  dapat merumuskan masalah sebagai berikut:.
1.  Apakah ada  hubungan  yang  negatif persepsi  politik  penilaian  kinerja  dengan kepuasan kerja ? .
2.  Apakah ada  hubungan  yang  positif persepsi  politik  penilaian  kinerja  dengan keinginan untuk berpindah ? .
3.  Apakah  kepuasan kerja  memediasi  hubungan  antara  persepsi  politik penilaian kinerja dengan keinginan untuk berpindah ?.
C.  Tujuan Penelitian .
Tujuan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :.
1.  Mengetahui hubungan persepsi politik penilaian kinerja dengan kepuasan  Kerja.
2.  Mengetahui hubungan persepsi politik penilaian kinerja dengan keinginan  untuk berpindah.
3.  Mengetahui hubungan persepsi politik penilaian kinerja dengan keinginan  untuk berpindah yang dimediasi oleh kepuasan kerja.
  D.  Manfaat Penelitian.
Dengan  adanya  penelitian  ini  diharapkan  akan memberikan  manfaat  antara lain:.
1. Manfaat Teoritis.
Untuk  memperluas  wawasan  bagi  peneliti  lain  dan  dapat  menjadi  acuan  dan  sumbangan  pemikiran  khususnya  bagi  peneliti  lain  yang  akan  membuat penelitian dengan topik yang sama 2.  Manfaat Praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT. Gunung Subur  Karanganayr dalam menentukan langkah-langkah implementasi kebijakan  khususnya dalam rangka menjelaskan politik penilaian kinerja.

 Skripsi Ekonomi: Pengaruh Persepsi Politik Penilaian Kinerja Pada Kepuasan Kerja Dan Keinginan Berpindah

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi