Rabu, 12 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Dan Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Pati Tahun 2001-2011

  xii BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Dan Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Pati Tahun 2001-2011
Kebijakan  pembangunan  yang  banyak  dilakukan  oleh  negara  sedang  berkembang  dalam  pelaksanaannya  banyak  mengalami  kegagalan  dalam  memecahkan  masalah-masalah  pembangunan,  misalnya  masalah  kemiskinan  dan  kepincangan  distribusi  pendapatan.  Kegagalan-kegagalan  tersebut  menimbulkan  dorongan  bagi  para  ilmuwan,  terutama  para  ekonom,  untuk  memperoleh  pengetahuan  mereka  mengenai  masalah  yang  mempengaruhi  sebagian besar umat manusia di bumi ini. Sejak itu aspek-aspek yang berkaitan  dengan pembangunan ekonomi telah menjadi titik pusat perhatian yang banyak  dan sering dibahas para ekonom dan melahirkan cabang ilmu pengetahuan baru  yang disebut ekonomi pembangunan.

Kabupaten  dan  Kota  memiliki  kewenangan  yang  lebih  luas.  Seperti  tercantum  dalam  UU  No.  32  Tahun  2004,  Otonomi  daerah  adalah  hak,  wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri  urusan  pemerintahan  dan  kepentingan  masyarakat  setempat  sesuai  dengan  peraturan perundang-undangan. Dalam UU No.32 Tahun 2004 BAB III Tentang  Pembagian Urusan Pemerintah, juga dijelaskan bahwa Pemerintah Daerah dapat  menjalankan  otonomi  seluas-luasnya  untuk  mengatur  dan  mengurus  sendiri  urusan  pemerintah  berdasarkan  asas  otonomi  dan  tugas  pembantuan,  ada  16  kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk kabupaten/kota, namun    xiii ada  urusan  pemerintah  yang  oleh  Undang-undang  di  tentukan  menjadi  urusan  pemerintah  pusat,  yaitu,  Politik  luar  negeri,  pertahanan,  keamanan,  yustisi,  moneter dan fiscal nasional, dan agama.
Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten  atau  Kota  untuk  mengembangkan  potensi  ekonominya.  Oleh  karena  itu  pembangunan  daerah  dilaksanakan  secara  terpadu  dan  serasi  serta  diarahkan  agar pembangunan yang berlangsung di setiap daerah benar-benar sesuai dengan prioritas dan potensi daerah.  Di lain pihak, negara Indonesia sebagai salah satu  negara  yang  sedang  berkembang  sedang  giat-giatnya  melaksanakan  pembangunan,  memberikan  arah  bagi  pembangunan  negaranya  melalui  perencanaan-perencanaan pembangunan yang bersifat menyeluruh, terpadu dan  terus menerus sebagaimana tertuang di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara,  yang  kemudian  dijabarkan  lagi  dalam  bentuk  Pembangunan  Lima  Tahun  (Pelita).  Lebih  spesifik  lagi  untuk  masalah  perencanaan  pembangunana  ekonomi,  Indonesia  memiliki  apa  yang  disebut  dengan  APBN  (Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja  Negara)  yang  memuat  perencanaan-perencanaan  pembangunan beserta dengan anggaran pemasukan dan pengeluarannya.
Untuk  melaksanakan  pembangunan  banyak  faktor  yang  perlu  dipertimbangkan,  antara lain faktor sumber daya manusia dan faktor dana yang  dimiliki  oleh  masing-masing  daerah.  Dalam  kaitannya  dengan  faktor  dana  ada  suatu  dana  yang  sangat  penting  peranannya  dalam  pelaksanaan  pembangunan,  yaitu  dana  yang  berasal  dari  Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD).  Pendapatan  Asli  Daerah sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan karena dana ini adalah  milik  pemerintah  daerah  sendiri  sehingga  pemerintah  daerah  mempunyai    xiv wewenang  penuh  untuk  mengelola  dana  tersebut.  Di  lain  pihak  pemerintah  daerah juga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap pengelolaan  keuangan yang berasal dari pendapatan asli daerah, karena dana itu berasal dari  masyarakat  daerah  setempat  yang  berhak  untuk  mendapatkan  kembali  dana  tersebut  dalam  bentuk  pembangunan  yang  dilaksanakan  di  daerahnya.  (  Jawa  tengah dalam angka 2011:13 ) Untuk mendukung terselenggaranya Otonomi Daerah yang optimal maka  diberlakukanlah perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah  daerah.  Perimbangan  keuangan  ini  diatur  dalam  UU  No  33  Tahun  2004.
Desentralisasi  fiscal  yang di atur dalam UU  Nomor 33 tahun 2004 terdiri dari  tiga  macam,  yaitu  Pajak  Daerah  (Tax  Assignment),  Dana  Bagi  Hasil  (Revenue  Sharing)  dan  Dana  Alokasi  Umum  serta  Dana  Alokasi  Khusus.  Dengan  desentralisasi fiskal ini, pemerintah daerah diharapkan mampu mengoptimalkan  penerimaan daerahnya sehingga Pemerintah Daerah mandiri dalam pengelolaan  keuangannya dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat.
Pendapatan Asli Daerah yang antara lain bersumber dari pajak dan retribusi  daerah  diharapkan  menjadi  salah  satu  sumber  pembiayaan  peyelenggaraan  pemerintah  dan  pembangunan  daerah  untuk  peningkatan  dan  pemerataan  kesehjahteraan  rakyat.  Dengan  demikian  dapat  dikatakan  bahwa  PAD  mempunyai peranan penting dalam keuangan daerah dan merupakan tolak ukur  dalam  otonomi  daerah  yang  nyata,  dinamis  dan  bertanggung  jawab  (Dedi,  2003:264)  Produk  Domestik  Regional  Bruto  merupakan  alat  untuk  mengetahui  perkembangan  dan  struktur  ekonomi  suatu  wilayah  dan  merupakan  indikator    xv penting dalam menentukan arah pembangunan. Produk Domestik Regional Bruto  dapat  diartikan  sebagai  nilai  seluruh  barang  dan  jasa  yang  diproduksi  disuatu  daerah  dalam  kurun  waktu  tertentu  yang  biasanya  selama  satu  tahun  (Sadono,  2003:33)  Dalam  hal  ini  ada  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  besar  kecilnya  Pendapatan  Asli  Daerah,  yaitu  Pendapatan  Daerah  Regional  Bruto  (PDRB),  jumlah  penduduk  dan  inflasi.  Faktor  pertama  yang  mempengaruhi  Pendapatan  Asli  Daerah  adalah  Pendapatan  Domestik  Regional  Bruto  (PDRB).  PDRB  ini  dapat  berasal  dari  sektor  pertanian,  pertambangan,  industri,  listrik,  gas,  air,  konstruksi,  perdagangan,  transport,  bank,  dan  lain-lain.  Faktor  kedua  yang  mempengaruhi  PAD  adalah  jumlah  penduduk.  Dalam  hal  ini  penduduk  dapat  merupakan faktor pendukung dan sekaligus sebagai faktor penghambat di dalam  pembangunan.  Sebagai  faktor  pendukung  karena  jumlah  penduduk  yang  besar  menyediakan  sumber  tenaga  kerja  yang  besar  pula  untuk  melaksanakan  pembangunan. Sebagai faktor penghambat apabila jumlah penduduk yang besar  itu tidak mempunyai kualitas yang cukup baik untuk ikut melaksanakan program  pembangunan,  sehingga  jumlah  penduduk  yang  besar  hanya  akan  menambah  beban pemerintah saja. Faktor terakhir yang mempengaruhi PAD adalah tingkat  inflasi.  Faktor  inflasi  merupakan  faktor  yang  penting  untuk  dipertimbangkan,  karena semakin tinggi angka inflasi maka semakin tinggi pula beban yang harus  ditanggung  pemerintah  daerah  dalam  meningkatkan  kesejahteraan  rakyat  di  daerahnya.  Dalam  hal  ini  setelah  diketahui  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  PAD suatu daerah, maka diharapkan dimasa yang akan datang pemerintah dapat  meningkatkan  pendapatan  asli  daerah  tersebut  dengan  memaksimalkan    xvi pendapatan  dari  sumber-sumber  pendapatan  daerah  dan  meminimalkan  kemungkinan  berkurangnya  pendapatan  daerah  karena  faktor-faktor  yang  mempengaruhi pendapatan asli daerah, seperti inflasi. (Jawa tengah dalam angka  2011: 13) Sejalan  dengan  hal  tersebut  maka  keberhasilan  pembangunan  perkonomian dari suatu wilayah dan kinerjanya dapat diamati melalui beberapa  indikator  makro.  Indikator  makro  tersebut  dapat  dianalisis  melalui  PDRB  yang  dapat didefinisikan sebagai penjumlahan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh  seluruh unit kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah/daerah tersebut dalam  periode  tertentu.  Jadi  PDRB  adalah  nilai  tambah  yang  pengukurannya  berdasarkan  adanya  aktivitas  ekonomi  di  suatu  wilayah.  Pertumbuhan  ekonomi  daerah berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa, yang diukur  dengan  besaran  dalam  Produk  Domestik  Regional  Bruto  (PDRB),  dan  juga  sebagai  indikator  untuk  mengetahui  kondisi  ekonomi  suatu  daerah  dalam  suatu  periode  tertentu.  Data  PDRB  juga   dapat  menggambarkan  kemampuan  daerah  mengelola sumberdaya pembangunan yang dimilikinya, oleh karena itu besaran  PDRB  setiap  daerah  bervariasi  sesuai  dengan  potensi  yang  dimiliki  dan  faktor  produksi masing-masing daerah (sukirno,1978) Pertumbuhan  ekonomi  Kabupaten  Pati  pada  tahun  2011  yang  ditunjukan oleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan tahun  2000  mengalami  pertumbuhan  positif  sekitar  5,43%.  kondisi  perekonomian  kabupaten Pati pada tahun 2011 menunjukan arah pertumbuhan yang lebih cepat  dibanding  tahun  2010  sebesar  5,11%  .  kinerja  perekonomian  kabupaten  Pati  tersebut  sejalan  dengan  perekonomian  Jawa  tengah  6.00%  ,  lebih  tinggi    xvii dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 5,84%. Sesuai dengan kondisi Kabupaten  Pati  yaang  merupakan  wilayah  agraris,  maka  pertumbuhannya  ekonomiannya  sangat  dipengaruhi  sektor  pertanian.  Besarnya  kontribusi  sektor  pertaniandalm  PDRB  tahun  2001  sampai  tahun  2011  belum  terjadi  pergeseran  yang  berarti.
Secara  presentasi  atas  dasar  harga   berlaku  pada  tahun  2000  sebesar  38,48%,  sedangkan tahun 2011 sebesar 36,43%. Bila dilihat dari atas dasar harga konstan  turun  sebesar  6,38%,  sehingga  sumbangan  terhadap  PDRB  pada  tahun  2011  menjadi  32,05%.  Sektor  perdagangan,  restoran,  dan  hotel  merupakan  sektor  dominan setelah sektor pertanian. Peranan sektor perdagangan, restoran dan hotel  antara  tahun  2000  dengan  tahun  2011  hampir  seimbang  yaitu  sebesar  19,50%  pada  tahun  2000,  dan  sebesar  19,30%  pada  tahun  2011.  (  Jawa  tengah  dalam  angka 2011 : 44 )  Sektor  industri  mengalami  penurunan  yaitu  0,83%,  dari18,18%  menjadi  17,35% tahun 2011 bila kita lihat atas dasar harga berlaku. Bila dilihat atas dasar  harga  konstan  mengalami  kenaikan  sebesar  2,11%  sehingga  PDRB  pada  tahun  2011 menjadi 20,29%. Sektor lainnya yang cukup besar terhadap perekonomian  Kabupaten Pati adalah sektor-sektor jasa mengalami kenaikan sebesar 1,50% dari  6,82% tahun 2000 menjadi 8,32% tahun 2011.

Skripsi Ekonomi: Analisis Dan Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Pati Tahun 2001-2011   

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi