BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2012
Perbankan syariah merupakan bagian
dari sistem perbankan
di Indonesia. Pemerintah telah
mengatur perbankan syariah
dalam Undang-Undang No. 21
tahun 2008. Keberadaan
perbankan syariah merupakan
salah satu wujud perkembangan ekonomi Islam di
Indonesia. Salah satu motivasi positif berdirinya bank syariah
di Indonesia adalah keinginan
untuk menerapkan pirnsip-prinsip Islam dalam
berbisnis/ muamalah (Adhib
dan Malik, 2011).
Izza (2002) mengatakan bahwa
konsep perbankan syariah
merupakan hal yang
baru di Indonesia. Bank Syariah
pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia.
Perkembangan Bank Syariah di
Indonesia tersaji dalam Tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1. Jaringan Kantor
Perbankan Syariah 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bank Umum Syariah - Jumlah Bank
3 3 5 6 11 11 - Jumlah Kantor 349 401 581 711 1.215 1.401 Unit Usaha Syariah
(UUS) - Jumlah Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS 20 26 27 25 23 24 -
Jumlah kantor 20 26 27 25 23 336 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah - Jumlah Bank
105 114 131 138 150 155 - Jumlah Kantor 105 185 202 225 286 364 Total Kantor
637 782 1.024 1.223 1763 2.101 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank
Indonesia (2011) Berdasarkan Tabel 1.1, hingga akhir 2011 terdapat 11 Bank Umum
Syariah yang berdiri. Jumlah
ini mengalami peningkatan
dari tahun 2006
yang hanya terdapat
3 bank saja.
Unit Usaha Syariah
menunjukkan pertambahan yang fluktuatif. Jumlah
Bank Konvensional yang memiliki
Unit Usaha Syariah mengalami penurunan pada tahun 2009
dan 2010. Kemudian, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah pada akhir tahun 2011
mencapai 155 bank, dengan jumlah kantor 364 kantor. Perkembangan jumlah BPRS
selalu meningkat sejak tahun 2006.
Tabel 1.2. Kegiatan Usaha Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (dalam juta rupiah) Keterangan 2006 2007 2008 2009
2010 2011 Total Aset 896.017 1.215.916 1.693.332 2.123.581 2.738.745 3.520.417 Pembiayaan
615.469 890.709 1.256.610 1.586.919 2.060.437 2.675.930 Dana Pihak Ketiga
521.152 717.858 975.815 1.250.603 1.603.778 2.095.333 Sumber : Statistik
Perbankan Syariah, Bank Indonesia (2011) Tabel
1.2 menjelaskan perkembangan
BPRS dari aspek
kegiatan usaha.
Secara statistik
volume usaha BPRS
menunjukkan perkembangan yang menggembiarakan. Aset
yang dimiliki oleh
BPRS tahun 2006-2011
terus mengalami peningkatan. Rata-rata
pertumbuhan asetnya mencapai
31,5%. Dana yang berhasil
dihimpun oleh BPRS pada akhir tahun 2011 sebesar Rp 2 triliun dan berhasil disalurkan
sebesar Rp 2,6
triliun. Rata-rata pertumbuhan
DPK dan Pembiayaan BPRS tahun
2006-2011 yakni 32% dan 34%. Menurut data statistik perbankan syariah
2011, dari segi
profitabilitas, BPRS memperoleh
keuntungan tahun 2011 sebesar 101 miliar rupiah dan ROA sebesar 2,39%.
Pencapaian tahun sebelumnya yakni tercatat laba sebesar 83,9 miliar dan ROA
sebesar 3,49%.
Tabel 1.3. Rasio Keungan BPRS Rasio 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 CAR
na na 34.72% 30.28% 29.98% 27.46% 23.49% ROA 4.05% 3.79% 3.21% 2.76% 5.00%
3.49% 2.67% ROE 11.21% 9.82% 11.21% 14.77% 21.55% 14.29% 18.95% NPF 10.90%
8.30% 8.11% 8.38% 7.03% 6.50% 7.05% FDR 122.41% 118.10% 124.08% 128.78% 126.89%
128.47% 127.26% BOPO 70.63% 77.33% 76.58% 80.85% 64.69% 78.08% 76.31 Sumber :
Statistik Perbankan Syariah 2011, Bank Indonesia Berdasarkan segi
kelembagaannya, Perbankan Syariah
terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah
(UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) (Ascarya dan
Diana, 2005 b ). Pada
Penelitian ini akan memfokuskan pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS). BPRS merupakan BPR
yang menggunakan prinsip
Syariah. Fungsi BPRS
tidak berbeda dengan BPR Konvensional. Letak perbedaan
keduanya yaitu pada operasionalnya, BPRS menggunakan sistem
syariah yang tidak
menerapkan sistem bunga,
melainkan bagi hasil.
Tabel 1.4. Pembiayaan BPRS
Berdasarkan Golongan Pembiayaan (dalam jutaan rupiah) Golongan Pembiayaan 2005
2006 2007 2008 2009 2010 2011 Usaha Kecil dan Menengah 273.212 380.079 575.028
657.359 833.076 1.115.962 1.547.205 Selain UKM 144.072 235.359 315.044 599.291
753.843. 944.475 1.128.725 Total 417.284 615.471 890.072 1.256.650 1.586.919
2.060.437 2.675.930 Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2011, Bank Indonesia Tabel
1.4 di atas menggambarkan Pembiayaan BPRS berdasarkan Golongan Pembiayaannya. Terdapat
2 golongan pembiayaan
yakni Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) dan Selain UKM. Nilainya selalu meningkat dari tahun
2005 hingga 2011.
Pembiayaan pada UKM
selalu lebih besar dari
non UKM. Pada akhir tahun 2011 tercatat pembiayaan
yang di salurkan sebesar 1,5 triliun rupiah.
Sedangkan pembiayaan non UKM pada
akhir 2011 sebesar 1,2 triliun rupiah.
Fungsi BPRS sebagai Bank Pembiayaan
Rakyat adalah sebagai badan usaha yang menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat.
Berdasarkan PP No.
71/1992 tentang
BPR, BPR memberikan
jasa perbankan bagi
masyarakat golongan ekonomi lemah/
pengusaha kecil. Sebagian
besar pembiayaan disalurkan untuk
UMK. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah 2012, total pembiayaan BPRS
di Jawa Tengah mencapai 217 miliar rupiah untuk UKM dan 105 miliar rupiah
untuk non UKM. Statistik juga mencatat
Total Aset BPRS di Jawa Tengah sebesar
444,4 miliar rupiah, meningkat dari tahun sebelumnya 311,9 miliar rupiah.
DPK yang berhasil
dihimpun sebesar 298,3
miliar rupiah, tahun sebelumnya tercatat
197,5 miliar rupiah.
Ketiga indikator tersebut
menunjukkan adanya peningkatan yang menggembirakan.
Terdapat 7
Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang berada
di wilaya Eks Karesidenan Surakarta.
Ketujuh BPRS tersebut
tersebar di beberapa
wilayah kabupaten yaitu Klaten,
Surakarta, Sukoharjo, dan
Sragen. Perkembangan kegiatan
usaha tiap-tiap wilayah menunjukkan adanya perkembangan dari tahun 2009 hingga
2012. Masih sedikitnya BPRS yang
terdapat di Eks
Karesidenan Surakarta
menyebabkan sedikitnya data
yang digunakan dalam
penelitian ini.
Perkembangan Aset, DPK, dan
Pembiayaan dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut ini : Tabel 1.5. Perkembangan Total Aset, DPK,
Pembiayaan BPRS di Eks Karesidenan Surakarta (dalam jutaan rupiah) Keterangan
2009 2010 2011 2012 Total Aset 34.951 63.912 87.545 147.050 Total DPK 23.754
33.684 44.754 85.068 Total Pembiayaan 22.716 45.460 64.277 108.790 Sumber :
Bank Indonesia Solo, 2013 Tabel di
atas menunjukkan perkembangan
tiga variabel yang
menjadi indikator kegiatan usaha
BPRS. Ketiga variabel
tersebu selalu menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun.
Meskipun tergolong baru, namun pertumbuhan yang
dicatat cukup menggembirakan, rata-rata
pertumbuhan Total Aset
sebesar 62,6%. Pertumbuhan Total Aset tertinggi pada tahun 2010 sebesar
82,8%. Hal ini disebabkan pada tahun 2010 bertambah satu wilayah yaitu
Sukoharjo. Pada tahun 2009 tercatat hanya
terdapat 3 wilayah
yang memiliki BPRS
yaitu Klaten, Surakarta, dan
Sragen. Rata-rata pertumbuhan
Dana Pihak Ketiga
(DPK) juga tinggi, mencapai angka
50,8%. Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012 mencapai 90%. Rata-rata
pertumbuhan pada Total
Pembiayaan yang disalurkan
BPRS sebesar 70,3%. Hal ini menunjukkan pertumbuhan pembiayaan yang
tinggi.
Suseno (2008;
31), menyatakan bahwa
efisiensi merupakan akar permasalahan kesehatan dan pertumbuhan
perbankan. Hasilnya diharapkan dapat mengungkap
kinerja, pertumbuhan serta
kesehatan bank. Analisis
efisiensi perbankan baik
syariah maupun konvensional
telah banyak dilakukan.
Namun, studi yang menganalisis
Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah masih sangat
jarang dilakukan. Oleh karena
itu, Studi ini
akan menganalisis perkembangan
efisiensi pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah. Efisiensi
sering digunakan karena merupakan jawaban
atas kesulitan-kesulitan dalam
menghitung ukuran-ukuran kinerja
perbankan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka
melatar belakangi penelitian ini
dengan judul “Analisis Efisiensi
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Wilayah Eks Karesidenan Surakarta”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar
belakang dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut yaitu :.
1. Bagaimana efisiensi Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
di wilayah Eks Karesidenan
Surakarta tahun 2012 ?.
2. Variabel apa saja yang menjadi
faktor penentu efisiensi dan inefisiensi Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah di wilayah
Eks Karesidenan Surakarta
tahun 2012 ?.
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah :.
1. Untuk mengetahui efisiensi Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di wilayah Eks
Karesidenan Surakarta tahun 2012.
2. Untuk mengetahui variabel apa
saja yang menjadi
penentu efisiensi dan inefisiensi Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
wilayah Eks Karesidenan Surakarta tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat seperti :.
1. Manfaat praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi seperti : a. Memberikan informasi sehingga dapat menjadi
pertimbangan dalam hal pengambilan kebijakan baik oleh
BPRS terkait maupun pemerintah dan Bank Indonesia untuk
meningkatkan kinerja BPRS.
b. Studi empiris
tentang efisiensi BPRS
di wilayah Eks Karesidenan
Surakarta tahun 2012..
2. Manfaat teoritis.
Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi salah satu upaya pengembangan ilmu ekonomi dalam bidang moneter
khususnya perbankan syariah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2012
Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi