BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga Guru Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
Berbagai kemajuan dan
perkembangan pembangunan telah dicapai dan telah
berhasil meningkatkan perekonomian
indonesia. Salah satu indikator
keberhasilan tersebut terlihat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
mencapai 5,11% per
tahunnya pada periode tahun 2011.
Angka rata-rata
pertumbuhan ekonomi tersebut
menunjukkan bahwa kinerja
pembangunan Indonesia cukup
tinggi. Hal ini
tidak terlepas dari peran
serta masyarakat, pemerintah, para pelaku ekonomi, dan juga pihak luar
negeri. Selain tingkat
pertumbuhan yang tinggi,
pesatnya pembangunan ekonomi
pun membawa dampak
pada meningkatnya standar hidup dan kesejahteraan masyarakat,
dimana peningkatan standar hidup ini
tidak hanya peningkatan pendapatan saja tetapi juga peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa publik
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Penyelenggaraan barang
dan jasa publik
ini secara langsung merupakan
tanggung jawab utama
pemerintah karena ciri
utama dari barang
dan jasa publik
itu sendiri yang
menyangkut kepentingan masyarakat
luas.( Darma Rika S
& Susi Indriani,
EconoSains, Agustus 2011, Volume
IX, Nomor 2 ) Dalam analisa makroekonomi
konsumsi rumah tangga
sering mendapatkan perhatian
khusus. Menjadi perhatian secara lebih mendalam karena
memiliki beberapa alasan.
Pertama, konsumsi rumah
tangga memberikan sumbangan yang
paling besar terhadap pendapatan nasional.
Mayoritas negara
pengeluaran konsumsi meliputi
60-70 persen dari pendapatan
nasional. Berarti pembelanjaan ini lebih penting dari gabungan ketiga
perbelajaan yang lain yaitu
investasi perusahaan, pembelanjaan pemerintah dan ekspor bersih (ekspor dikurangi
impor ). Kedua , konsumsi rumah tangga
mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam menentukan
fluktuasi kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya.
Sementara itu dalam jangka waktu
panjang, pola konsumsi dan konsumsi dan
tabungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi
( Sukirno, 2000
). Dengan melihat konsumsi
memiliki peranan yang
vital,mengetahui perilaku konsumen
merupakan kebutuhan yang mendesak
guna memahami jalaannya perekonomian dari waktu ke waktu.
Sehingga dalam
pengambilan keputusan kebijakan
makro harus didasari dengan pemahaman yang benar akan perilaku
konsumen.
Peranan konsumsi
semakin penting, ketika
krisis melanda perekonomian
Indonesia. Sejak tahun
1997, sumbangan konsumsi mengalami
kenaikan dan puncaknya terjadi
pada tahun 1999
yaitu mengalami kenaikan
sebesar mencapai 70%. Peningkatan
yang sangat tinggi
tidak terlepas dari karakteristik perilaku
konsumsi itu sendiri
dan fluktuasinya tidak seperti
fluktuasi investasi atau ekspor bersih. Pada saat perekonomian mengalami depresi, yang ditandai
dengan merosotnya GDP beserta komponennya,
konsumsi memang mengalami
penurunan tetapi penurunan
tidak setajam penurunan
komponen yang lain
sehingga sumbangan terhadap
GDP menjadi lebih tinggi
dari sebelumnya. Karena memiliki
perananan yang sangat
dominan maka kedudukan
konsumsi dalam pertumbuhan
ekonomi.( Bank Indonesia, 2007 ) Pola
konsumsi di Indonesia
telah mengalami pergeseran sebagaimana
perkembangan ekonomi selama
ini. Pola konsumsi
itu bergeser dari
pola konsumsi yang
didominasi oleh rumah
tangga yang mengutamakan kebutuhan untuk
survival ke rumah
tangga yang pola pengeluarannya
lebih bervariasi ke kebutuhan sekunder bahkan kebutuhan masa depan. ( Bambang Setiaji, Akademika,
No.03. / Th. VIV/ 1996 ) Keadaan di Indonesia
memperlihatkan proporsi
pengeluaran ratarata perkapita
perbulan untuk makanan pada tahun 2007
sebesar 49,24 %, meningkat
menjadi sebesar 50,17 %
pada tahun 2008 dan
meningkat menjadi 50,62% pada
tahun 2009. Atau apabila
dipandang dari pengeluaran bukan makanan, maka terjadi
penurunan pada periode 2007-2009 dan
peningkatan pada periode 2010-2011.
Hal ini bisa dikatakan bahwa
dalam rentang waktu
2007 sampe 2009
antara pemenuhan kebutuhan
konsumsi makanan dan
konsumsi bukan makanan
sama-sama mengalami peningkatan,
sehingga bisa dikatakan
masyarakat Indonesia mengalami peningkatan tingkat kesejahteraan antara rentang waktu 2007 sampai dengan
2009. Namun pada
rentang waktu rentang
waktu 2010 sampai dengan 2011 hanya sisi konsumsi makanan
yang mingkaengalami kenaikan hal
ini bisa dikatakan
masyarakat Indonesia mengalami penurunan
tingkat kesejahteraan karena
lebih memprioritaskan konsumsi makanan
dibandingkan konsumsi bukan
makanan. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Tabel Persentase
Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Sebulan Untuk Sub Golongan Makanan dan Bukan Makanan Tahun
Terpilih Tahu n Konsumsi Penduduk Indonesia Konsumsi makanan Konsumsi bukan makanan 2007 2008 2009 49,24 50,17 50,62 50,76
49,83 49,38 2010 2011 51,43 49,45 48,57 50,55 Sumber : BPS Susenas tahun
2007-2011, diolah Pola pengeluaran konsumsi antar rumah tangga dapat berbeda
satu sama lain. Dalam kehidupan
sehari-hari, tidak pernah ada dua keluarga yang menggunakan
uang mereka dengan
cara yang tepat
sama, walaupun demikian,
angka-angka statistik menunjukkan
bahwa rata-rata terdapat
pola keteraturan umum
dalam cara orang
mengalokasikan uang mereka
untuk membeli makanan,
pakaian, dan barang-barang
pokok lainnya. Ribuan penyelidikan mengenai pola peneglyaran rumah
tangga pada berbagai tingkat pendapatan telah
dilaksanakan, dan ternyata
pada umumnya terjadi banyak kesamaan dalam pola prilaku ini (Samuelson,
1995: 124).
Di dalam masyarakat kelompok guru hanyalah
merupakan salah satu
bagian kecil dari
masyarakat pada umumnya.
Dimana kelompok guru tersebut
dibedakan kembali menjadi 2 bagian yaitu guru pegawai negeri sipil dan guru swasta. Untuk guru pegawai negeri
sipil sendiri dalam penerimaan penghasilannya
juga mendapatkan berbagai tunjangan seperti tunjangan hari tua ( pensiunan), tunjangan kesehatan dan
tunjangan keluarga. Disamping itu juga besarnya pendapatan yang diterima
guru relatif sama
dengan pegawai negeri sipil lainnya.
Guru merupakan
salah satu komponen
masyarakat yang juga melakukan
kegiatan konsumsi. Meskipun memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dari masyarakat, namun dalam
mengkonsumsi mereka juga memiliki pola
yang beragam. Dengan jumlah pendapatan yang tidak terlalu besar maka dalam
menentukan skala prioritas
kebutuhan harus seimbang
antara kebutuhan konsumsi makanan
dan kebutuhan konsumsi non makanan seperti hiburan dan kesehatan.
Konsumsi guru
merupakan merupakan alokasi pengeluaran
para guru yang
diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu pengeluaran untuk
makanan dan bukan
makanan. Besarnya pengeluaran
ini dapat digunakan
sebagai identifikator untuk
mengenali tingkat kesejahteraan
para guru yang
dapat dilihat dari seberapa
besar proporsi yang
dialokasikan untuk konsumsi makanan.
Semakin rendah proporsi
yang dialokasikan untuk
pengeluaran tersebut maka semakin
membaik tingkat kemakmuran dipandang dari sudut semakin
meningkatnya barang bukan
makanan yang dapat
dikonsumsi. ( Purwitasari, Novita, 2004 : 5 ) Kecamatan Baki
merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten
Sukoharjo Propinsi Jawa
Tengah. Terdapat 2
unit Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri yang menjadi
unit kerja dari Para Guru di Kecamatan
Baki. Terdapat 89 orang Pegawai
Negeri Sipil yang
mengajar pada sekolah tersebut,
masing-masing 46 orang pada SMP Negeri 1 Baki dan 43 orang pada SMP 2 Baki.
Berdasarkan latar
belakang diatas maka
penulis memperkirakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat konsumsi rumah tangga guru
pegawai negeri sipil
yaitu pendapatan gaji,
tingkat sertifikasi dan tanggungan keluarga.
Berdasarkan beberapa uraian
diatas maka penulis mengambil
judul ” ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMSI RUMAH TANGGA
GURU PEGAWAI NEGERI
SIPIL DI KECAMATAN
BAKI KABUPATEN SUKOHARJO “( Studi pada Guru SMP Negeri 1 dan Guru SMP Negeri 2 Baki )”.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang
telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : .
1. Apakah gaji,
sertifikasi dan tanggungan
keluarga pegawai negeri
sipil berpengaruh terhadap
tingkat konsumsi rumah
tangga Guru SMP
Pegawai Negeri sipil di Kecamatan
Baki Kabupaten Sukoharjo?.
2. Dari
beberapa variabel diatas
manakah yang paling berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi rumah tangga
Guru SMP Pegawai
Negeri sipil di Kecamatan
Baki Kabupaten Sukoharjo?.
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan perumusan masalah di
atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
:.
1. Untuk
mengetahui pengaruh gaji,
sertifikasi dan tanggungan
keluarga pegawai negeri
sipil berpengaruh terhadap
tingkat konsumsi rumah
tangga Guru SMP Pegawai Negeri
sipil di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo?.
2. Untuk mengetahui
variabel mana yang
berpengaruh terhadap tingkat konsumsi rumah tangga Guru SMP Pegawai Negeri
sipil di Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo?.
D. Manfaat Penelitian.
1. Penelitian
ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan penulis dalam bidang
penulisan karya ilmiah.
2. Hasil
penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan referensi
dalam mengembangkan penelitian
selanjutnya tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat
konsumsi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi
sumbangan masukan kepada pemerintah dalam
mengambil kebijakan yang
berhubungan dengan upaya peningkatan
kesejahteraan Guru pegawai negeri sipil.
Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga Guru Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
Download lengkap Versi PDF
(Bambang Setiaji, Akademika, No.03./Th. VIV/1996) keadaan di Indonesia memperlihatkan proporsi pengeluaran rata-rata perkapita perbulan untuk makanan pada tahun 2007 sebesar 49,24% benarkah tahun penerbitan 1996??
BalasHapus