Selasa, 04 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga Guru Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi:  Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga Guru Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
Berbagai kemajuan dan perkembangan pembangunan telah dicapai  dan  telah  berhasil  meningkatkan  perekonomian  indonesia.  Salah  satu  indikator keberhasilan tersebut terlihat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi  Indonesia yang  mencapai  5,11%  per  tahunnya pada periode  tahun  2011.

Angka  rata-rata  pertumbuhan  ekonomi  tersebut  menunjukkan  bahwa  kinerja  pembangunan  Indonesia  cukup  tinggi.  Hal  ini  tidak  terlepas  dari  peran serta masyarakat, pemerintah, para pelaku ekonomi, dan juga pihak  luar  negeri.   Selain  tingkat  pertumbuhan  yang  tinggi,  pesatnya  pembangunan  ekonomi  pun  membawa  dampak  pada   meningkatnya  standar hidup dan kesejahteraan masyarakat, dimana peningkatan standar  hidup ini tidak hanya peningkatan pendapatan saja tetapi juga peningkatan  permintaan terhadap barang dan jasa publik baik dari segi kualitas maupun  kuantitas.  Penyelenggaraan  barang  dan  jasa  publik  ini  secara  langsung  merupakan  tanggung  jawab  utama  pemerintah  karena  ciri  utama  dari  barang  dan  jasa  publik  itu  sendiri  yang  menyangkut  kepentingan  masyarakat  luas.( Darma  Rika  S  &  Susi  Indriani,  EconoSains, Agustus  2011, Volume IX, Nomor 2 ) Dalam  analisa  makroekonomi  konsumsi  rumah  tangga  sering  mendapatkan perhatian khusus. Menjadi perhatian secara lebih mendalam    karena  memiliki  beberapa  alasan.  Pertama,  konsumsi  rumah  tangga  memberikan sumbangan yang paling besar terhadap pendapatan nasional.
Mayoritas  negara  pengeluaran  konsumsi  meliputi  60-70  persen  dari  pendapatan nasional. Berarti pembelanjaan ini lebih penting dari gabungan  ketiga  perbelajaan  yang  lain yaitu  investasi  perusahaan,  pembelanjaan  pemerintah dan ekspor bersih (ekspor dikurangi impor ). Kedua , konsumsi  rumah  tangga  mempunyai  pengaruh  yang  sangat  penting  dalam  menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya.
Sementara itu dalam jangka waktu panjang, pola konsumsi dan konsumsi  dan tabungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan  ekonomi  (  Sukirno,  2000  ). Dengan  melihat  konsumsi  memiliki  peranan  yang  vital,mengetahui  perilaku  konsumen  merupakan  kebutuhan  yang  mendesak guna memahami jalaannya perekonomian dari waktu ke waktu.
Sehingga  dalam  pengambilan  keputusan  kebijakan  makro  harus  didasari  dengan pemahaman yang benar akan perilaku konsumen.
Peranan  konsumsi  semakin  penting,  ketika  krisis  melanda  perekonomian  Indonesia.  Sejak  tahun  1997,  sumbangan  konsumsi  mengalami  kenaikan  dan  puncaknya  terjadi  pada  tahun  1999  yaitu  mengalami  kenaikan  sebesar mencapai  70%.  Peningkatan  yang  sangat  tinggi  tidak  terlepas  dari karakteristik  perilaku  konsumsi  itu  sendiri  dan  fluktuasinya tidak seperti fluktuasi investasi atau ekspor bersih. Pada saat  perekonomian mengalami depresi, yang ditandai dengan merosotnya GDP  beserta  komponennya,  konsumsi  memang  mengalami  penurunan  tetapi    penurunan  tidak  setajam  penurunan  komponen  yang  lain  sehingga  sumbangan  terhadap  GDP menjadi  lebih  tinggi  dari  sebelumnya.  Karena  memiliki  perananan  yang  sangat  dominan  maka  kedudukan  konsumsi  dalam pertumbuhan ekonomi.( Bank Indonesia, 2007 ) Pola  konsumsi  di  Indonesia  telah  mengalami  pergeseran  sebagaimana  perkembangan  ekonomi  selama  ini.  Pola  konsumsi  itu  bergeser  dari  pola  konsumsi  yang  didominasi  oleh  rumah  tangga  yang  mengutamakan kebutuhan  untuk  survival  ke  rumah  tangga  yang  pola  pengeluarannya lebih bervariasi ke kebutuhan sekunder bahkan kebutuhan  masa depan. ( Bambang Setiaji, Akademika, No.03. / Th. VIV/ 1996 ) Keadaan  di  Indonesia  memperlihatkan proporsi  pengeluaran  ratarata perkapita perbulan untuk makanan pada tahun 2007  sebesar 49,24 %,  meningkat menjadi  sebesar 50,17  %  pada  tahun 2008  dan  meningkat  menjadi 50,62%  pada  tahun 2009.  Atau  apabila  dipandang  dari  pengeluaran bukan makanan, maka terjadi penurunan pada periode 2007-2009 dan  peningkatan pada  periode  2010-2011.  Hal  ini bisa  dikatakan  bahwa  dalam  rentang  waktu  2007  sampe  2009  antara  pemenuhan  kebutuhan  konsumsi  makanan  dan  konsumsi  bukan  makanan  sama-sama  mengalami  peningkatan,  sehingga  bisa  dikatakan  masyarakat  Indonesia  mengalami peningkatan tingkat  kesejahteraan antara rentang waktu  2007  sampai  dengan  2009.  Namun  pada  rentang  waktu  rentang  waktu  2010  sampai dengan 2011 hanya sisi konsumsi makanan yang mingkaengalami  kenaikan  hal  ini  bisa  dikatakan  masyarakat  Indonesia  mengalami    penurunan  tingkat  kesejahteraan  karena  lebih  memprioritaskan  konsumsi  makanan  dibandingkan  konsumsi  bukan  makanan. Hal  tersebut  dapat  dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Tabel Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Sebulan Untuk  Sub Golongan Makanan dan Bukan Makanan Tahun Terpilih Tahu n Konsumsi Penduduk Indonesia Konsumsi  makanan Konsumsi bukan  makanan 2007 2008 2009 49,24 50,17 50,62 50,76 49,83 49,38 2010 2011 51,43 49,45 48,57 50,55 Sumber : BPS Susenas tahun 2007-2011, diolah Pola pengeluaran konsumsi antar rumah tangga dapat berbeda satu  sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak pernah ada dua keluarga yang  menggunakan  uang  mereka  dengan  cara  yang  tepat  sama,  walaupun  demikian,  angka-angka  statistik  menunjukkan  bahwa  rata-rata  terdapat  pola  keteraturan  umum  dalam  cara  orang  mengalokasikan  uang  mereka  untuk  membeli  makanan,  pakaian,  dan  barang-barang  pokok  lainnya.  Ribuan  penyelidikan mengenai pola peneglyaran rumah tangga pada berbagai tingkat  pendapatan  telah  dilaksanakan,  dan  ternyata  pada umumnya  terjadi  banyak  kesamaan dalam pola prilaku ini (Samuelson, 1995: 124).
  Di  dalam  masyarakat kelompok  guru hanyalah  merupakan  salah  satu  bagian  kecil  dari  masyarakat  pada  umumnya.  Dimana  kelompok  guru  tersebut dibedakan kembali menjadi 2 bagian yaitu guru pegawai negeri sipil  dan guru swasta. Untuk guru pegawai negeri sipil sendiri dalam penerimaan  penghasilannya juga mendapatkan berbagai tunjangan seperti tunjangan hari  tua ( pensiunan), tunjangan kesehatan dan tunjangan keluarga. Disamping itu  juga  besarnya pendapatan yang  diterima  guru  relatif  sama  dengan  pegawai  negeri sipil lainnya.
Guru  merupakan  salah  satu  komponen  masyarakat  yang  juga  melakukan kegiatan konsumsi. Meskipun memiliki ruang lingkup yang lebih  sempit dari masyarakat, namun dalam mengkonsumsi mereka juga memiliki  pola yang beragam. Dengan jumlah pendapatan yang tidak terlalu besar maka  dalam  menentukan  skala  prioritas  kebutuhan  harus  seimbang  antara  kebutuhan konsumsi makanan dan kebutuhan konsumsi non makanan seperti  hiburan dan kesehatan.
Konsumsi  guru  merupakan merupakan  alokasi  pengeluaran  para  guru  yang  diklasifikasikan  menjadi  dua,  yaitu  pengeluaran  untuk  makanan  dan  bukan  makanan.  Besarnya  pengeluaran  ini  dapat  digunakan  sebagai  identifikator  untuk  mengenali  tingkat  kesejahteraan  para  guru  yang  dapat  dilihat dari  seberapa  besar  proporsi  yang  dialokasikan  untuk  konsumsi  makanan.  Semakin  rendah  proporsi  yang  dialokasikan  untuk  pengeluaran  tersebut maka semakin membaik tingkat kemakmuran dipandang dari sudut    semakin  meningkatnya  barang  bukan  makanan  yang  dapat  dikonsumsi.  (  Purwitasari, Novita, 2004 : 5 ) Kecamatan Baki merupakan salah satu kecamatan yang berada di  Kabupaten  Sukoharjo  Propinsi  Jawa  Tengah.  Terdapat  2  unit  Sekolah  Menengah Pertama ( SMP ) Negeri yang menjadi unit kerja dari Para Guru di  Kecamatan Baki.  Terdapat 89 orang   Pegawai  Negeri  Sipil  yang  mengajar  pada sekolah tersebut, masing-masing 46 orang pada SMP Negeri 1 Baki dan  43 orang pada SMP 2 Baki.
Berdasarkan  latar  belakang  diatas  maka  penulis  memperkirakan  terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga guru  pegawai  negeri  sipil  yaitu  pendapatan  gaji,  tingkat  sertifikasi  dan  tanggungan  keluarga.  Berdasarkan  beberapa  uraian  diatas  maka  penulis  mengambil  judul  ”  ANALISIS  FAKTOR-FAKTOR  YANG  MEMPENGARUHI  KONSUMSI  RUMAH  TANGGA  GURU  PEGAWAI  NEGERI  SIPIL  DI  KECAMATAN  BAKI  KABUPATEN  SUKOHARJO “( Studi pada Guru SMP Negeri  1 dan Guru SMP Negeri 2  Baki  )”.
B.  Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat  dirumuskan permasalahan sebagai berikut : .
1.  Apakah gaji,  sertifikasi  dan  tanggungan  keluarga  pegawai  negeri  sipil  berpengaruh  terhadap  tingkat  konsumsi  rumah  tangga  Guru  SMP  Pegawai  Negeri sipil di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo?.
2.  Dari  beberapa  variabel  diatas  manakah  yang  paling berpengaruh  terhadap  tingkat  konsumsi  rumah  tangga  Guru  SMP  Pegawai  Negeri  sipil  di  Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo?.
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini  adalah :.
1.  Untuk  mengetahui pengaruh gaji,  sertifikasi  dan  tanggungan  keluarga  pegawai  negeri  sipil  berpengaruh  terhadap  tingkat  konsumsi  rumah  tangga  Guru SMP Pegawai Negeri sipil di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo?.
2. Untuk  mengetahui  variabel  mana  yang  berpengaruh terhadap  tingkat  konsumsi rumah tangga Guru SMP Pegawai Negeri sipil di Kecamatan Baki  Kabupaten Sukoharjo?.
D. Manfaat Penelitian.
1.  Penelitian  ini  diharapkan  mampu meningkatkan  kemampuan penulis  dalam  bidang penulisan karya ilmiah.
2.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  dijadikan  referensi  dalam  mengembangkan  penelitian  selanjutnya  tentang  faktor-faktor  yang  mempengaruhi tingkat konsumsi.
3.  Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangan masukan kepada  pemerintah  dalam  mengambil  kebijakan  yang  berhubungan  dengan  upaya  peningkatan kesejahteraan Guru pegawai negeri sipil.

 Skripsi Ekonomi:  Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga Guru Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo

Download lengkap Versi PDF

1 komentar:

  1. (Bambang Setiaji, Akademika, No.03./Th. VIV/1996) keadaan di Indonesia memperlihatkan proporsi pengeluaran rata-rata perkapita perbulan untuk makanan pada tahun 2007 sebesar 49,24% benarkah tahun penerbitan 1996??

    BalasHapus

pesan skripsi