Selasa, 04 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Indikator Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Di Indonesia Periode Tahun 2004-2010

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi:  Analisis Indikator Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Di Indonesia Periode Tahun 2004-2010
Pembangunan  disuatu  negara  haruslah  seiring  sejalan  dengan  pembangunan manusia. Pembangunan sendiri merupakan suatu usaha yang harus  dilakukan terus menerus demi tercapainya kesejahteraan masyarakat baik secara  material  maupun  spiritual.  Pembangunan  bukan  merupakan  tujuan  melainkan  hanya alat sebagai proses instrumental untuk menurunkan kemiskinan, menyerap  tenaga  kerja,  dan  menurunkan  ketimpangan  distribusi  pendapatan.  Seperti  yang  telah  diungkapkan  dalam  GBHN  1999-2004  (Tap  MPR  No  IV/  MPR/  1999),  Pembangunan  Nasional  merupakan  usaha  peningkatan  kualitas  manusia  dan  masyarakat  Indonesia  yang  dilakukan  secara  berkelanjutan  berlandaskan  kemampuan  nasional,  dengan  memanfaatkan  kemajuan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  serta  memperhatikan  perkembangan  global. 
  Pembangunan  yang  diselenggarakan  masyarakat  dan  pemerintah  harus  ditumbuhkan  dengan  kesadaran,  pemahaman,  dan  penghayatan  bersama  bahwa  pembangunan  adalah  sebuah kewajiban dan tanggungjawab bersama seluruh rakyat.
Indonesia yang merupakan sebuah Negara  kepulauan  yang  sangat  besar  tentunya  membutuhkan  pula  pembangunan  manusia  secara  bertahap  demi  tercapainya  masyarakat  yang  adil  dan  makmur.  Indonesia yang dipadati  oleh  jumlah  penduduk  yang  tidaklah  sedikit  dan  beraneka  macam  ragam  budaya  mampu menimbulkan  perbedaan  antar  budaya  yang  satu  dengan  budaya  yang    lainnya.  Adapun  perbedaan  yang  sangat  mendasar  antar  penduduk  yang  satu  dengan yang lainnya tersebut adalah ‘pendidikan’.
Manusia  hidup  di  dunia  ini  tidak  terlepas  dari  pendidikan.  Pendidikan  tersebut  dapat  digolongkan  menjadi  tiga  macam  yaitu  pendidikan  formal,  pendidikan  informal  dan  pendidikan  nonformal.  Pendidikan  formal  merupakan  pendidikan  yang  orang  dapatkan  di  sekolah  ataupun  universitas  yaitu  sesuai  dengan  aturan  yang  berlaku  sedangkan  pendidikan  non  formal  merupakan  pendidikan  yang  didapatkan  dari  pergaulan  di  lingkungan  keluarga  dan  masyarakat. Pendidikan informal merupakan pendidikan dimana seseorang ingin  menambah ilmunya namun tidak dilakukan di sekolah. Pendidikan ini bisa didapat  di  luar  sekolah  misalnya  dengan  mendengarkan  ceramah  keagamaan  ataupun  mengikuti  kursus-kursus  tertentu.  Ketiga  pendidikan  tersebut  sangat  penting  dalam menambah pengetahuan dan wawasan seseorang.
Tingkat  pendidikan  seseorang  dapat  dilihat  dari  angka  melek  huruf,  dimana angka melek huruf tersebut yang menentukan bahwa seseorang tersebut  pandai  dalam  membaca  dan  menulis.  Selain itu, angka  partisipasi  sekolah  dan  lamanya  seseorang  menuntut  ilmu  juga  menjadi  faktor  pendukung  dalam  meningkatkan sebuah pembangunan manusia dalam suatu negara.
Angka  harapan  hidup  seseorang  juga  menjadi  faktor  pendukung  pembangunan manusia di suatu negara. Dengan menghitung angka harapan hidup  seseorang  maka  kita  dapat  melihat  berapa  lama  waktu  yang akan  dijalani  seseorang  tersebut.  Tingkat  pendidikan  dan  tingkat  harapan  hidup  seseorang  saling  berkaitan  satu  dengan  yang  lain  begitu  juga  dengan  aspek  pertumbuhan  ekonomi  yang  terjadi  dalam  sebuah  negara.  Pertumbuhan  ekonomi  juga    merupakan  salah  satu  indikator  pembangunan  manusia,  dimana  pertumbuhan  ekonomi  suatu  negara  tersebut  dalam  hal  ini  dapat  dikatakan  pula  Purchasing  Power Parity (PPP) yang dilihat dari Produk Domestik Bruto per kapitanya. (Ida  Kintamani, 2008)  Kita perlu mengetahui maksud dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM)  sebelum  melakukan  analisis  terhadap  indikator-indikatornya.  Indeks  Pembangunan  Manusia  merupakan ukuran  yang  dapat  digunakan  untuk  melihat  upaya  dan  kinerja  pembangunan  suatu  wilayah.  (Saddewisasi,  2011  dalam  UNDP, 1990). Dalam hal ini IPM pada tahun tertentu merupakan gambaran dari  upaya pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya. Demikian  juga kemajuan pembangunan dalam suatu periode dapat diukur dan ditunjukkan  oleh besarnya IPM pada awal dan akhir periode tersebut.
Pada  tahun  2011  disebutkan  bahwa  IPM  Indonesia  adalah  0,617  atau  berada  diurutan  ke-124  dari  187  negara  di  dunia namun  di  kawasan  ASEAN  sendiri  IPM  Indonesia  pada  tahun  2011  berada  di  peringkat  ke-5. Jika  melihat  angka  indeksnya,  IPM  Indonesia memiliki  angka  yang  cukup  signifikan  yang  ditunjukkan  dengan  angka  IPM  Indonesia  di  tahun  2010  sebesar  0,600  dan  di  tahun  2009  sebesar  0,593. Sebagai  salah  satu  negara  yang  sedang  berkembang,  Indonesia  telah  menetapkan  kebijakan  bagi  seluruh  warga  negaranya  agar  memahami betapa pentingnya pendidikan dan kesehatan karena keduanya mampu  memberikan sumbangan yang besar terhadap pembangunan manusia. Berikut ini  adalah  tabel  yang  menunjukkan  angka  IPM  Indonesia  menurut  provinsi  dan  perbandingannya dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2010.
  Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi dan Nasional  Tahun 2004-201Provinsi  2004  2005  2006  2007  2008  2009  201Aceh  68,70  69,05  69,41  70,35  70,76  71,31  71,7Sumatera Utara  71,40  72,03  72,46  72,78  73,29  73,80  74,1Sumatera Barat  70,50  71,19  71,65  72,23  72,96  73,44  73,7Riau  72,20  73,63  73,81  74,63  75,09  75,60  76,0Jambi   70,10  70,95  71,29  71,46  71,99  72,45  72,7Sumatera Selatan  69,60  70,23  71,09  71,40  72,05  72,61  72,9Bengkulu   69,90  71,09  71,28  71,57  72,14  72,55  72,9Lampung   68,40  68,85  69,38  69,78  70,30  70,93  71,4Bangka Belitung  69,60  70,68  71,18  71,62  72,19  72,55  72,8Kepulauan Riau  70,80  72,23  72,79  73,68  74,18  74,54  75,0DKI Jakarta  75,80  76,07  76,33  76,59  77,03  77,36  77,6Jawa Barat   69,10  69,93  70,32  70,71  71,12  71,64  72,2Jawa Tengah  68,90  69,78  70,25  70,92  71,60  72,10  72,4Yogyakarta  72,90  73,50  73,70  74,15  74,88  75,23  75,7Jawa Timur  66,80  68,42  69,18  69,78  70,38  71,06  71,6Banten  67,90  68,80  69,11  69,29  69,70  70,06  70,4Bali   69,10  69,78  70,07  70,53  70,98  71,52  72,2Nusa Tenggara Barat  60,60  62,42  63,04  63,71  64,12  64,66  65,2Nusa Tenggara Timur  62,70  63,59  64,83  65,36  66,15  66,60  67,2Kalimantan Barat  65,40  66,20  67,08  67,53  68,17  68,79  69,1Kalimantan Tengah  71,70  73,22  73,40  73,49  73,88  74,36  74,6Kalimantan Selatan  66,70  67,44  67,75  68,01  68,72  69,30  69,9Kalimantan Timur  72,20  72,94  73,26  73,77  74,52  75,11  75,5Sulawesi Utara  73,40  74,21  74,37  74,68  75,16  75,68  76,0Sulawesi Tengah  67,30  68,47  68,85  69,34  70,09  70,70  71,1Sulawesi Selatan  67,80  68,06  68,81  69,62  70,22  70,94  71,6Sulawesi Tenggara  66,70  67,52  67,80  68,32  69,00  69,52  70,0Gorontalo  65,40  67,46  68,01  68,83  69,29  69,79  70,2Sulawesi Barat  64,40  65,72  67,06  67,72  68,55  69,18  69,6Maluku  69,00  69,24  69,69  69,96  70,38  70,96  71,4Maluku Utara  66,40  66,95  67,51  67,82  68,18  68,63  69,0Irian Jaya Barat  63,70  64,83  66,08  67,28  67,95  68,58  69,1Papua  60,90  62,08  62,75  63,41  64,00  64,53  64,9Indonesia (BPS)  68,70  69,57  70,10  70,59  71,17  71,76  72,2Sumber: BPS, Data Indonesia Dalam Angka Tahun 2004-201Indeks  Pembangunan  Manusia  di  Indonesia  maupun  tiap-tiap  propinsi  yang ada di Indonesia pada tahun 2007 sampai  2010 pada tabel  1.1 mengalami    perkembangan  yang  signifikan.  Hal  itu  ditunjukkan  dengan  angka  70,59  pada  tahun  2007  dalam  data  Indonesia  sedangkan  pada  tahun  2008,  angka  tersebut  mengalami peningkatan menjadi  71, 17 begitu pula pada tahun 2009 dan 2010  juga mengalami peningkatan yang berturut-turut ditunjukkan dengan angka 71,76  dan 72,27.
Menurut  Wyati  Saddewisasi  dan  Teguh  Ariefiantoro  (2011)  dalam  jurnalnya yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi IPM di kota  Semarang,  menjelaskan  bahwa  adanya  variabel  lain  yang  dapat mempengaruhi  IPM. Variabel tersebut adalah tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan. Mereka  mengungkapkan  bahwa  pendidikan  dan  kesehatan  sangatlah  berperan  penting  dalam  meningkatkan  IPM  suatu  wilayah  maka  perlu  dilakukan  pembenahan  prasarana pendidikan dan kesehatan agar tercapailah apa yang diharapkan.
Aloysius  Gunadi  Brata  (2002)  dalam  jurnalnya  yang  berjudul  Pembangunan  Manusia  dan  Kinerja  ekonomi  regional  di  Indonesia,  ia  menjelaskan  bahwa  adanya  keterkaitan  antara  kualitas  sumber  daya  manusia  terhadap  pertumbuhan  atau  kinerja  ekonomi  regional  di  Indonesia  yang  telah  dikaji sebelumnya oleh Garcia dan Soelistianingsih (1998) serta Wibisono (2001).
Adapun variable – variabel yang dikaji antara  lain PDRB, Pembentukan Modal  Tetap Domestik  Bruto, Indeks Gini Regional, dan variabel  lain diluar  itu adalah  migas dan boneka konflik. semua variabel yang digunakan juga saling berkaitan  satu  dengan  yang  lainnya.  Menurutnya,  variabel  migas  dimasukkan  ke  dalam  model dengan adanya pertimbangan bahwa propinsi yang memiliki sumber daya  alam  lebih  banyak  diperkirakan  dapat  mempengaruhi  pertumbuhan  ekonomi  maupun  pembangunan  manusia  sendiri.  Sedangkan  variabel  boneka  konflik    dimasukkan  dalam  model  dengan  pertimbangan  bahwa  dengan  adanya  konflik  (vertikal  maupun  horizontal) yang  berlarut-larut  akan  membawa  dampak  buruk  terhadap pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya di Indonesia saja yang merupakan Negara berkembang yang  memiliki  masalah  dalam  peningkatan  kualitas  IPM.  Di  Negara  lain  seperti  Amerika  Serikat  yang  dijuluki  dengan  Negara  Adikuasapun  juga  memiliki  masalah  yang  sama  dalam  meningkatkan  IPM  negaranya  tersebut.  Dalam  usahanya meningkatkan pembangunan manusia, menurut Bruce Corrie P  (1994)  Amerika  Serikat  mengkhususkan  pembangunan  manusia  bagi  anak-anak  hitam  (negro) yang tinggal di Amerika.
Dalam  jurnalnya yang  berjudul  A  Human  Development  Index  for  The  Black Child in the United,  ia mengatakan bahwa adapun tiga masalah lingkungan  yang  harus  diperhatikan  khusunya bagi  anak  yaitu:  lingkungan  materi  (meliputi  pendapatan rumah tangga, asset dan klaim terhadap negara), lingkungan fisiologis  (gizi,  air,  perawatan  kesehatan  ibu  dan  anak),  dan  lingkungan  sosial  (meliputi  politik  dan  budaya).  Ia  juga  mengatakan  bahwa  perlunya  peran  pemerintah  AS  untuk  ikut  ambil  bagian  dalam  mempergunakan  kebijakan-kebijakan  yang  ada  untuk disesuaikan dengan masalah yang dihadapi agar dapat diperbaiki sesuai apa  yang diharapkan.
Dari  beberapa  penjelasan  di  atas  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  indikator-indikator IPM seperti pendidikan, kesehatan dan pertumbuhan ekonomi  saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Keterkaitan tersebut dapat dijabarkan  sebagai berikut: pendidikan sangatlah penting karena pendidikan digunakan untuk  mengukur  keterbatasan  seseorang  dalam  mengelola  suatu  pekerjaan  yang    diberikan.  Sumber  daya  manusia  Indonesia  sangat  sedikit  dan  itu  dikarenakan  rendahnya  tingkat  pendidikan  dan  ketrampilan  yang  mereka  miliki  sehingga  mereka  tidak  cukup  mampu  untuk  mengelola  sumber  daya  yang  telah  tersedia.
Adapun semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka peluang mereka untuk  memperoleh suatu pekerjaan yang layak akan semakin besar pula. Disamping itu,  tingkat  kesehatan  juga  mempengaruhi  kualitas  seseorang  bekerja  maupun  menuntut ilmu.
Angka  harapan  hidup  seseorang  digunakan  untuk  mengukur  standar  kehidupan mereka, apakah mereka tergolong hidup layak atau tidak. Oleh karena  itu jika prosentase pendidikan dan standar hidup layak di Indonesia tinggi maka  hal  itu  akan  berdampak  baik  pada  pertumbuhan  ekonomi  suatu  Negara  yang  ditunjukkan  dengan  angka  yang  semakin  tinggi  pula.  Dengan  demikian  melalui  pengukuran dan  perhitungannya, angka  IPM  akan  membawa  suatu  pencapaian  hasil yang memuaskan.
B.  Perumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  di  atas  maka  dapat  dikemukakan  beberapa perumusan masalah sebagai berikut:.
1. Bagaimana perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di  Indonesia  pada tahun 2004-2010?.
2. Bagaimana perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pulau Jawa  dan Luar Jawa pada tahun 2004-2010?.
3. Bagaimana  perkembangan  Indeks  Pembangunan  Manusia  (IPM)  menurut  wilayah pulau pada tahun 2004-2010? .
  4. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mana  yang  paling  dominan  sumbangannya terhadap perkembangan Indeks Perkembangan Manusia (IPM)  dalam kurun waktu 2004-2010?.
5. Apakah ada perubahan peran dari masing-masing  komponen terhadap Indeks  Pembangunan Manusia (IPM)?.
C.  Tujuan Penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas maka  tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk  menganalisis perkembangan Indeks  Pembangunan  Manusia (IPM) di  Indonesia pada tahun 2004-2010.
2. Untuk  menganalisis perkembangan Indeks  Pembangunan  Manusia (IPM) di  Pulau Jawa dan Luar Jawa pada tahun 2004-2010.
3. Untuk  menganalisis perkembangan  Indeks  Pembangunan  Manusia  (IPM)  menurut wilayah pulau pada tahun 2004-2010.
4. Untuk  menganalisis  komponen  Indeks  Pembangunan  Manusia  (IPM)  yang  paling dominan sumbangannya terhadap perkembangan Indeks Perkembangan  Manusia (IPM) dalam kurun waktu 2004-2010.
5. Untuk  menganalisis  ada  atau  tidaknya  perubahan  peran  dari  masing-masing  komponen terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
D.  Manfaat Penelitian.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat  memberi manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat  yang dapat diberikan yaitu:.
1. Bagi para pembaca, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan  serta  pengetahuan  yang  berkaitan  tentang  peran indikator-indikator  Indeks  Pembangunan  Manusia  di  Indonesia  sehingga untuk  tahun-tahun  yang  akan  datang  dapat menjadi  tolak  ukur  untuk  memperbaiki  kekurangan-kekurangan  yang ada.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan oleh Pemerintah Kota maupun  Pemerintah Daerah setempat sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil  kebijakan  yang  lebih  baik  dalam  meningkatkan  pembangunan  manusia  suatu  Negara  dengan  memperhatikan   faktor-faktor  yang  menjadi  pemicunya.
3. Hasil  penelitian  diharapkan  dapat  juga  menjadi  sumber  informasi  untuk  para  peneliti  lain  terutama  yang  tertarik  dalam  pengembangan  bidang  ekonomi  regional dengan ruang lingkup dan kajian yang berbeda.

 Skripsi Ekonomi:  Analisis Indikator Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Di Indonesia Periode Tahun 2004-2010

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi