BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Indikator Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Di Indonesia Periode Tahun 2004-2010
Pembangunan disuatu
negara haruslah seiring
sejalan dengan pembangunan manusia. Pembangunan sendiri
merupakan suatu usaha yang harus dilakukan
terus menerus demi tercapainya kesejahteraan masyarakat baik secara material
maupun spiritual. Pembangunan
bukan merupakan tujuan
melainkan hanya alat sebagai
proses instrumental untuk menurunkan kemiskinan, menyerap tenaga
kerja, dan menurunkan
ketimpangan distribusi pendapatan.
Seperti yang telah
diungkapkan dalam GBHN
1999-2004 (Tap MPR
No IV/ MPR/
1999), Pembangunan Nasional
merupakan usaha peningkatan
kualitas manusia dan masyarakat Indonesia
yang dilakukan secara
berkelanjutan berlandaskan kemampuan
nasional, dengan memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta
memperhatikan perkembangan global.
Pembangunan yang diselenggarakan masyarakat
dan pemerintah harus
ditumbuhkan dengan kesadaran,
pemahaman, dan penghayatan
bersama bahwa pembangunan
adalah sebuah kewajiban dan
tanggungjawab bersama seluruh rakyat.
Indonesia yang merupakan sebuah
Negara kepulauan yang
sangat besar tentunya
membutuhkan pula pembangunan
manusia secara bertahap
demi tercapainya masyarakat
yang adil dan
makmur. Indonesia yang
dipadati oleh jumlah
penduduk yang tidaklah
sedikit dan beraneka
macam ragam budaya mampu menimbulkan perbedaan
antar budaya yang
satu dengan budaya
yang lainnya. Adapun
perbedaan yang sangat
mendasar antar penduduk
yang satu dengan yang lainnya tersebut adalah
‘pendidikan’.
Manusia hidup
di dunia ini
tidak terlepas dari
pendidikan. Pendidikan tersebut
dapat digolongkan menjadi
tiga macam yaitu
pendidikan formal, pendidikan
informal dan pendidikan
nonformal. Pendidikan formal
merupakan pendidikan yang
orang dapatkan di
sekolah ataupun universitas
yaitu sesuai dengan
aturan yang berlaku
sedangkan pendidikan non formal
merupakan pendidikan yang
didapatkan dari pergaulan
di lingkungan keluarga
dan masyarakat. Pendidikan
informal merupakan pendidikan dimana seseorang ingin menambah ilmunya namun tidak dilakukan di
sekolah. Pendidikan ini bisa didapat di luar
sekolah misalnya dengan
mendengarkan ceramah keagamaan
ataupun mengikuti kursus-kursus
tertentu. Ketiga pendidikan
tersebut sangat penting dalam menambah pengetahuan dan wawasan
seseorang.
Tingkat pendidikan
seseorang dapat dilihat
dari angka melek
huruf, dimana angka melek huruf
tersebut yang menentukan bahwa seseorang tersebut pandai
dalam membaca dan
menulis. Selain itu, angka partisipasi
sekolah dan lamanya
seseorang menuntut ilmu
juga menjadi faktor
pendukung dalam meningkatkan sebuah pembangunan manusia dalam
suatu negara.
Angka harapan
hidup seseorang juga
menjadi faktor pendukung pembangunan manusia di suatu negara. Dengan
menghitung angka harapan hidup seseorang maka
kita dapat melihat
berapa lama waktu
yang akan dijalani seseorang
tersebut. Tingkat pendidikan
dan tingkat harapan
hidup seseorang saling
berkaitan satu dengan
yang lain begitu
juga dengan aspek
pertumbuhan ekonomi yang
terjadi dalam sebuah
negara. Pertumbuhan ekonomi
juga merupakan salah
satu indikator pembangunan
manusia, dimana pertumbuhan ekonomi
suatu negara tersebut
dalam hal ini
dapat dikatakan pula
Purchasing Power Parity (PPP)
yang dilihat dari Produk Domestik Bruto per kapitanya. (Ida Kintamani, 2008) Kita perlu mengetahui maksud dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) sebelum melakukan
analisis terhadap indikator-indikatornya. Indeks Pembangunan
Manusia merupakan ukuran yang
dapat digunakan untuk
melihat upaya dan
kinerja pembangunan suatu
wilayah. (Saddewisasi, 2011
dalam UNDP, 1990). Dalam hal ini
IPM pada tahun tertentu merupakan gambaran dari upaya pembangunan yang telah dilakukan
beberapa tahun sebelumnya. Demikian juga
kemajuan pembangunan dalam suatu periode dapat diukur dan ditunjukkan oleh besarnya IPM pada awal dan akhir periode
tersebut.
Pada tahun
2011 disebutkan bahwa
IPM Indonesia adalah
0,617 atau berada
diurutan ke-124 dari
187 negara di
dunia namun di kawasan
ASEAN sendiri IPM
Indonesia pada tahun
2011 berada di
peringkat ke-5. Jika melihat angka
indeksnya, IPM Indonesia memiliki angka
yang cukup signifikan
yang ditunjukkan dengan
angka IPM Indonesia
di tahun 2010
sebesar 0,600 dan di
tahun
2009 sebesar 0,593. Sebagai salah
satu negara yang
sedang berkembang, Indonesia
telah menetapkan kebijakan
bagi seluruh warga
negaranya agar memahami betapa pentingnya pendidikan dan
kesehatan karena keduanya mampu memberikan
sumbangan yang besar terhadap pembangunan manusia. Berikut ini adalah
tabel yang menunjukkan
angka IPM Indonesia
menurut provinsi dan perbandingannya
dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2010.
Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi dan Nasional Tahun 2004-201Provinsi 2004
2005 2006 2007
2008 2009 201Aceh
68,70 69,05 69,41
70,35 70,76 71,31
71,7Sumatera Utara 71,40 72,03
72,46 72,78 73,29
73,80 74,1Sumatera Barat 70,50
71,19 71,65 72,23
72,96 73,44 73,7Riau
72,20 73,63 73,81
74,63 75,09 75,60
76,0Jambi 70,10 70,95
71,29 71,46 71,99
72,45 72,7Sumatera Selatan 69,60
70,23 71,09 71,40
72,05 72,61 72,9Bengkulu
69,90 71,09 71,28
71,57 72,14 72,55
72,9Lampung 68,40 68,85
69,38 69,78 70,30
70,93 71,4Bangka Belitung 69,60
70,68 71,18 71,62
72,19 72,55 72,8Kepulauan Riau 70,80
72,23 72,79 73,68
74,18 74,54 75,0DKI Jakarta 75,80
76,07 76,33 76,59
77,03 77,36 77,6Jawa Barat 69,10
69,93 70,32 70,71
71,12 71,64 72,2Jawa Tengah 68,90
69,78 70,25 70,92
71,60 72,10 72,4Yogyakarta
72,90 73,50 73,70
74,15 74,88 75,23
75,7Jawa Timur 66,80 68,42
69,18 69,78 70,38
71,06 71,6Banten 67,90
68,80 69,11 69,29
69,70 70,06 70,4Bali
69,10 69,78 70,07
70,53 70,98 71,52
72,2Nusa Tenggara Barat
60,60 62,42 63,04
63,71 64,12 64,66
65,2Nusa Tenggara Timur
62,70 63,59 64,83
65,36 66,15 66,60
67,2Kalimantan Barat 65,40 66,20
67,08 67,53 68,17
68,79 69,1Kalimantan Tengah 71,70
73,22 73,40 73,49
73,88 74,36 74,6Kalimantan Selatan 66,70
67,44 67,75 68,01
68,72 69,30 69,9Kalimantan Timur 72,20
72,94 73,26 73,77
74,52 75,11 75,5Sulawesi Utara 73,40
74,21 74,37 74,68
75,16 75,68 76,0Sulawesi Tengah 67,30
68,47 68,85 69,34
70,09 70,70 71,1Sulawesi Selatan 67,80
68,06 68,81 69,62
70,22 70,94 71,6Sulawesi Tenggara 66,70
67,52 67,80 68,32
69,00 69,52 70,0Gorontalo
65,40 67,46 68,01
68,83 69,29 69,79
70,2Sulawesi Barat 64,40 65,72
67,06 67,72 68,55
69,18 69,6Maluku 69,00
69,24 69,69 69,96
70,38 70,96 71,4Maluku Utara 66,40
66,95 67,51 67,82
68,18 68,63 69,0Irian Jaya Barat 63,70
64,83 66,08 67,28
67,95 68,58 69,1Papua
60,90 62,08 62,75
63,41 64,00 64,53
64,9Indonesia (BPS) 68,70 69,57
70,10 70,59 71,17
71,76 72,2Sumber: BPS, Data
Indonesia Dalam Angka Tahun 2004-201Indeks
Pembangunan Manusia di
Indonesia maupun tiap-tiap
propinsi yang ada di Indonesia
pada tahun 2007 sampai 2010 pada
tabel 1.1 mengalami perkembangan
yang signifikan. Hal
itu ditunjukkan dengan
angka 70,59 pada tahun 2007
dalam data Indonesia
sedangkan pada tahun
2008, angka tersebut mengalami peningkatan menjadi 71, 17 begitu pula pada tahun 2009 dan 2010 juga mengalami peningkatan yang berturut-turut
ditunjukkan dengan angka 71,76 dan 72,27.
Menurut Wyati
Saddewisasi dan Teguh
Ariefiantoro (2011) dalam jurnalnya
yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi IPM di kota Semarang,
menjelaskan bahwa adanya
variabel lain yang
dapat mempengaruhi IPM. Variabel
tersebut adalah tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan. Mereka mengungkapkan
bahwa pendidikan dan
kesehatan sangatlah berperan
penting dalam meningkatkan
IPM suatu wilayah
maka perlu dilakukan
pembenahan prasarana pendidikan
dan kesehatan agar tercapailah apa yang diharapkan.
Aloysius Gunadi
Brata (2002) dalam
jurnalnya yang berjudul Pembangunan
Manusia dan Kinerja
ekonomi regional di
Indonesia, ia menjelaskan
bahwa adanya keterkaitan
antara kualitas sumber
daya manusia terhadap
pertumbuhan atau kinerja
ekonomi regional di
Indonesia yang telah dikaji
sebelumnya oleh Garcia dan Soelistianingsih (1998) serta Wibisono (2001).
Adapun variable – variabel yang
dikaji antara lain PDRB, Pembentukan
Modal Tetap Domestik Bruto, Indeks Gini Regional, dan
variabel lain diluar itu adalah migas dan boneka konflik. semua variabel yang
digunakan juga saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Menurutnya,
variabel migas dimasukkan
ke dalam model dengan adanya pertimbangan bahwa
propinsi yang memiliki sumber daya alam lebih
banyak diperkirakan dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi maupun
pembangunan manusia sendiri.
Sedangkan variabel boneka
konflik dimasukkan dalam
model dengan pertimbangan
bahwa dengan adanya
konflik (vertikal maupun
horizontal) yang
berlarut-larut akan membawa
dampak buruk terhadap pembangunan manusia dan pertumbuhan
ekonomi.
Tidak hanya di Indonesia saja
yang merupakan Negara berkembang yang memiliki masalah
dalam peningkatan kualitas
IPM. Di Negara
lain seperti Amerika
Serikat yang dijuluki
dengan Negara Adikuasapun
juga memiliki masalah
yang sama dalam
meningkatkan IPM negaranya
tersebut. Dalam usahanya meningkatkan pembangunan manusia,
menurut Bruce Corrie P (1994) Amerika
Serikat mengkhususkan pembangunan
manusia bagi anak-anak
hitam (negro) yang tinggal di
Amerika.
Dalam jurnalnya yang berjudul
A Human Development
Index for The Black
Child in the United, ia mengatakan bahwa
adapun tiga masalah lingkungan yang harus
diperhatikan khusunya bagi anak
yaitu: lingkungan materi
(meliputi pendapatan rumah
tangga, asset dan klaim terhadap negara), lingkungan fisiologis (gizi, air,
perawatan kesehatan ibu
dan anak), dan
lingkungan sosial (meliputi politik
dan budaya). Ia
juga mengatakan bahwa
perlunya peran pemerintah
AS untuk ikut
ambil bagian dalam
mempergunakan
kebijakan-kebijakan yang ada untuk
disesuaikan dengan masalah yang dihadapi agar dapat diperbaiki sesuai apa yang diharapkan.
Dari beberapa
penjelasan di atas
dapat diambil kesimpulan
bahwa indikator-indikator IPM
seperti pendidikan, kesehatan dan pertumbuhan ekonomi saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Keterkaitan tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut: pendidikan sangatlah penting karena pendidikan digunakan untuk mengukur
keterbatasan seseorang dalam
mengelola suatu pekerjaan
yang diberikan. Sumber
daya manusia Indonesia
sangat sedikit dan
itu dikarenakan rendahnya
tingkat pendidikan dan
ketrampilan yang mereka
miliki sehingga mereka
tidak cukup mampu
untuk mengelola sumber
daya yang telah
tersedia.
Adapun semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka peluang mereka untuk memperoleh suatu pekerjaan yang layak akan
semakin besar pula. Disamping itu, tingkat kesehatan
juga mempengaruhi kualitas
seseorang bekerja maupun menuntut
ilmu.
Angka harapan
hidup seseorang digunakan
untuk mengukur standar kehidupan mereka, apakah mereka tergolong
hidup layak atau tidak. Oleh karena itu
jika prosentase pendidikan dan standar hidup layak di Indonesia tinggi maka hal
itu akan berdampak
baik pada pertumbuhan
ekonomi suatu Negara
yang ditunjukkan dengan
angka yang semakin
tinggi pula. Dengan
demikian melalui pengukuran dan
perhitungannya, angka IPM akan
membawa suatu pencapaian hasil yang memuaskan.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar
belakang masalah di
atas maka dapat
dikemukakan beberapa perumusan
masalah sebagai berikut:.
1. Bagaimana perkembangan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia pada tahun 2004-2010?.
2. Bagaimana perkembangan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Pulau Jawa dan
Luar Jawa pada tahun 2004-2010?.
3. Bagaimana perkembangan
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) menurut wilayah pulau pada tahun 2004-2010? .
4. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mana yang
paling dominan sumbangannya terhadap perkembangan Indeks
Perkembangan Manusia (IPM) dalam kurun
waktu 2004-2010?.
5. Apakah ada perubahan peran
dari masing-masing komponen terhadap
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)?.
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan latar belakang
masalah dan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1. Untuk
menganalisis perkembangan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia pada tahun 2004-2010.
2. Untuk menganalisis perkembangan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Pulau Jawa dan
Luar Jawa pada tahun 2004-2010.
3. Untuk menganalisis perkembangan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) menurut
wilayah pulau pada tahun 2004-2010.
4. Untuk menganalisis
komponen Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang paling
dominan sumbangannya terhadap perkembangan Indeks Perkembangan Manusia (IPM) dalam kurun waktu 2004-2010.
5. Untuk menganalisis
ada atau tidaknya
perubahan peran dari
masing-masing komponen terhadap
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
D. Manfaat Penelitian.
Berdasarkan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan, diharapkan dapat memberi
manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat yang dapat diberikan yaitu:.
1. Bagi para pembaca, penelitian
ini dapat digunakan untuk menambah wawasan serta
pengetahuan yang berkaitan
tentang peran
indikator-indikator Indeks Pembangunan
Manusia di Indonesia
sehingga untuk tahun-tahun yang
akan datang dapat menjadi
tolak ukur untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan
yang ada.
2. Hasil penelitian diharapkan
dapat dipergunakan oleh Pemerintah Kota maupun Pemerintah Daerah setempat sebagai masukan dan
bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan yang lebih
baik dalam meningkatkan
pembangunan manusia suatu
Negara dengan memperhatikan faktor-faktor yang
menjadi pemicunya.
3. Hasil penelitian
diharapkan dapat juga
menjadi sumber informasi
untuk para peneliti
lain terutama yang
tertarik dalam pengembangan
bidang ekonomi regional dengan ruang lingkup dan kajian yang
berbeda.
Skripsi Ekonomi: Analisis Indikator Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Di Indonesia Periode Tahun 2004-2010
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi