Rabu, 12 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Mebel Di Kota Surakarta

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Mebel Di Kota Surakarta
Industri  kecil  mempunyai  peranan  penting  dalam  kegiatan  ekonomi  nasional,  misalnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, ikut membantu pelayanan  masyarakat  luas,  mempercepat  pemerataan  distribusi  pendapatan,  mendorong  pertumbuhan  ekonomi  dan  ikut  menjaga  stabilitas  nasional.  Dengan  demikian  industri kecil dan rumah tangga merupakan salah satu sasaran yang memerlukan  perhatian khusus. Sasaran tersebut sangat sesuai dengan permasalahan yang ada di  Indonesia yaitu  tingginya tingkat pengangguran yang tidak dapat ditampung oleh  lapangan pekerjaan yang tersedia.

Menurut Rachman Effendi (2008) kondisi industri  mebel  di Jawa Tengah sangat  potensial  untuk  dikembangkan  mengingat  pasar  produk  mebel  yang  semakin  menarik.  Selain   itu  sumber  bahan  bakunya  dari  hutan  rakyat  juga  ban  yak  digunakan  walaupun  memiliki  tingkat  variasi  yang  tinggi  dalam  hal  bentuk  dan  kualitasnya.  Kajian  kondisi  dan  hambatan  pengembangan  indusri  mebel  ini  dimaksudkan  untuk  memberikan  gambaran  dalam  menyusun  strategi  untuk  menjamin kelangsungan industri mebel tersebut.  Industri mebel sebagai salah satu  bisnis  yang  bersifat  global,  harus  lebih  terintegrasi  dalam  suatu  sistem.  Para  pengusaha  mebel harus memiliki kemampuan  untuk merubah rantai nilai industri  dan  perdagangan  menjadi  rantai  nilai  yang  lintas  batas,  dan  dapat  beradaptasi  dengan lingkungan yang terus berubah.
  Pengembangan  industri  kecil  seperti  industri  mebel  merupakan  salah  satu  alternatif dalam upaya menciptakan lapangan kerja di perkotaan maupun pedesaan  dan juga sektor industri kecil dapat menjadi acuan dalam memimpin sektor-sektor  lain untuk menciptakan kemajuan ekonomi serta mempunyai peranan  yang vital  untuk  meningkatkan  PDRB.  PDRB  sendiri  merupakan  salah  satu  ukuran  untuk  dapat  mengetahui  tingkat  keberhasilan  pembangunan  ekonomi  yang  telah  dilakukan  oleh  pemerintah  Kota  Surakarta  beserta  seluruh  jajaran  pelaku  usaha  yang telah membantu.
Berikut ini adalah tabel PDRB kota Surakarta menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2010-2011.
Tabel 1.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kota Surakarta Tahun 2010-2011 (Juta Rp) No  Lapangan Usaha  2010  2011 1  Pertanian  5.532,79  5.927,58 2  Penggalian  2.942,37  3.010,49 3  Industri Pengolahan  2.081.494,89  2.233.247,76 4  Listrik, Gas, dan Air Bersih  259.004,48  287.576,62 5  Bangunan Konstruksi  1.440.525,31  1.584.659,42 6  Perdagangan, Hotel, dan Restoran  2.556.483,24  2.885.293,49 7  Pengangkutan dan Komunikasi  1.106.229,42  1.206.106,83 8  Keuangan,  Persewaan,  dan  Jasa  Perusahaan 1.123.362,50  1.282.678,53    9  Jasa-jasa/Service  1.365.561,57  1.504.470,47 Sumber : BPS Kota Surakarta  Dari table 1.1 diatas dapat diketahui bahwa sektor industri adalah salah satu sektor  strategis  dalam  pembanguna  perekonomian  di  Surakarta.  Jumlah  PDRB  sector  tersebut  mengalami  peningkatan  dari  tahun  ke  tahun.  Pada  tahun  2010,  sector  industry  di  Surakarta  memberikan  sumbangan  terhadap  PDRB  sebesar  Rp  2.081.494,89  juta, kemudian meningkat menjadi Rp  2.233.247,76  juta pada tahun  2011.  Hal  ini  cukup  dapat  menggambarkan  bahwa  sector  industry  memiliki  potensi yang dapat dikembangkan di masa mendatang.
Menurut  Elisabeth  Sandra  (2008),  industri  mebel  merupakan  sekumpulan  perusahaan  yang dapat  dipindahkan,  yang dapat  menyokong kehidupan manusia  sehari-hari, baik itu di rumah maupun di tempat lain. Hasil produknya juga dapat  dikategorikan  sebagai  produk  yang  memiliki  nilai  seni  yang  dekoratif.  Itulah  sebabnya industri mebel dapat memanfaatkan kekayaan budaya Indonesia sebagai  sumber ide bagi kreativitas desain produknya Akan  tetapi  dalam  perkembangannya  saat  ini  industri  mebel  di  Jawa  Tengah  memiliki  beberapa  permasalahan.  Permasalahan  tersebut  adalah  terjadinya  kesenjangan  yang  tinggi  antara  ketersediaan  (supply)  dan  permintaan  (demand)  bahan baku, kelangkaan bahan baku  dan harga bahan baku kayu  yang fluktuatif  dikalangan  para  pemasok  kayu,  tidak  meratanya  nilai  tambah,  kualitas  produk  yang rendah, pasar yang semakin tinggi tingkat kompetisinya.
Tabel 1.2 Banyaknya Kelompok Usaha dan jumlah Unit Usaha di Kota Surakarta  tahun 2011    Cabang industri/Bidang  Usaha Jumlah  Kelompok  (Sentra) Jumlah  Unit  Usaha A. Industri Hasil Pertanian Dan  Kehutanan          1  Tahu   2  42 2  Tempe  5  107 3  Krupuk  1  28 4  Karak  1  11 5  Kue Basah  1  41 6  Kusen  2  15 7  Mebel + Bubut kayu  2  127 8  Sangkar Burung  1  25 B. Industri Logam Mesin Kimia/Aneka          1  Gitar  1  5 2  Batik  3  124 3  Pakaian Jadi  6  233 4  Kain Perca  1  80 5  Cindera mata  -  72 6  Sepatu  -  10 7  Dop  1  21 8  Shuttlecock  1  54 9  Letter  1  18 10  Ubin semen  -  -11  Dandang/kompor  1  4 12  Timbangan  1  6 13  Las  1  8 Jumlah  32  1031 Sumber : BPS Kota Surakarta     Dari  data  table  di  atas,  salah  satu  industri  yang  mempunyai  peran  yang  sangat  besar di Surakarta  adalah industri mebel, yaitu mempunyai 127 unit usaha di kota  Solo..  Dengan  demikian  volume  penjualan  yang  didapat  cukup  tinggi  dan  akan  mempengaruhi  pajak  yang  diterima  oleh  Pemerintah  Surakarta.  Juga  karena  kemampuan  daya  serap  tenaga  kerja  di  sektor  ini  juga  cukup  memberikan  kontribusi terhadap tenaga kerja yang tidak memiliki pendidikan formal, sehingga  membantu mengurangi tingkat pengangguran didaerahnya, ini terbukti banyaknya  jumlah  pengusaha  mebel  dibandingkan  dengan  jumlah  unit  usaha  lainnya  yang  ada di Surakarta.
Dalam  penelitian  ini  dipilih  beberapa  variabel  yang  berpengaruh  terhadap  keuntungan  usaha  industri  mebel  di  Surakarta  antara  lain  modal,  jumlah  tenaga  kerja, pengalaman usaha dan bahan baku.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis  mendapat perkiraan  faktor-faktor yang  mempengaruhi tingkat  keuntungan industri  mebel  di Surakarta. Oleh karena itu,  penulis  mengambil  judul  “ANALISIS  FAKTOR-FAKTOR  YANG  MEMPENGARUHI  KEUNTUNGAN  INDUSTRI  MEBEL  DI  KOTA  SURAKARTA”.
B.  PERUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka  dirumuskan masalah sebagai berikut :.
1.  Bagaimana pengaruh  modal usaha terhadap  tingkat keuntungan industri  mebel di Surakarta? .
  2.  Bagaimana  pengaruh  jumlah  tenaga  kerja  terhadap  tingkat  keuntungan  industri mebel di Surakarta?.
3.  Bagaimana  pengaruh  bahan  baku  terhadap  tingkat  keuntungan  industri  mebel di Surakarta?.
4.  Apakah  variabel  modal,  tenaga  kerja,  dan  bahan  baku  berpengaruh  secara bersama – sama terhadap keuntungan industri mebel di Surakarta?.
C.  TUJUAN PENELITIAN.
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :.
1.  Untuk  mengetahui  besarnya  pengaruh  modal  usaha  terhadap  tingkat  keuntungan industri mebel di Surakarta.
2.  Untuk  mengetahui  besarnya  pengaruh  jumlah  tenaga  kerja  terhadap  tingkat keuntungan industri mebel di Surakarta.
3.  Untuk  mengetahui  besarnya  pengaruh  bahan  baku  terhadap  tingkat  keuntungan industri mebel di Surakarta.
D.  MANFAAT PENELITIAN.
1.  Penelitian  ini  diharapkan  mampu  meningkatkan  kemampuan  penulis  dalam bidang penulisan karya ilmiah.
2.  Sebagai  bahan  pertimbangan  bagi  Pemerintah  Kota  untuk  menentukan  kebijakan dalam pembangunan ekonomi, khususnya bidang industry.
  3.  Memberikan  sumbangan  pengetahuan  dalam  melakukan  penelitian  tentang sektor industri.

 Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Mebel Di Kota Surakarta

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi