Senin, 10 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor industri pengolahan di propinsi Jawa Tengah (1981-2007)

  BAB 1.
PENDAHULUAN.
A.  Latar belakang .
Skripsi Ekonomi: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor industri pengolahan di propinsi Jawa Tengah (1981-2007)
Pembangunan ekonomi mengarah pada pemerataan seluruh sektor perekonomian  untuk  kesejahteraan  masyarakat.  Konsep  pembangunan  sering  dikait-kaitkan  dengan  adanya   proses  industrialisasi  karena  dianggap  mempunyai  pengertian  yang  sama,  hal  ini  mempunyai  arti  bahwa  pembangunan  ekonomi  menekankan  pada  semua  sektor,  baik  itu  sektor  industri,  pertanian,  maupun  sektor  lain  (Boediono,  1986  :17).  Proses  industrialisasi  dan  pembangunan  industri  ini  sebenarnya  merupakan  satu  jalur  kegiatan  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  rakyat  dalam  arti  tingkat  hidup  yang  lebih  maju  maupun  taraf  hidup  yang  lebih  bermutu.

Pembangunan  industri  juga  merupakan  suatu  fungsi  dari  tujuan  pokok  kesejahteraan  rakyat,  bukan  merupakan  kegiatan  yang  mandiri  untuk  hanya  sekedar  mencapai  fisik  saja.  Industrialisasi  juga  tidak  lepas   dari  usaha  untuk  meningkatkan    mutu  sumberdaya  manusia  dan    kemampuannya  memanfaatkan  secara optimal sumber daya alam  dan sumber daya lainnya. Hal ini berarti pula  sebagai  suatu    usaha  untuk  meningkatkan  produktifitas  tenaga  manusia  disertai  usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia.
Pembangunan  nasional  di  negara  berkembang  pada  umumnya,  terfokus  pada  pembangunan  ekonomi  melalui  usaha  pertumbuhan  ekonomi.  Pertumbuhan  ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa, yang diukur  antara  lain  melalui  Produk  Domestik  Bruto  (PDB)  tingkat  nasional  dan  Produk  Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat daerah baik propinsi, kabupaten,    maupun  kota.  Sumber  pertumbuhan  ekonomi  juga  terdiri  dari  kenaikan  kualitas  dan  jumlah  tenaga  kerja,  penambahan  modal  melalui  tabungan  investasi,  serta  adanya penyempurnaan teknologi.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah  dan  masyarakat  mengelola  sumberdaya-sumberdaya  yang  ada,  dengan  menjalin  pola-pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan pihak swasta guna penciptaan  lapangan  kerja,  serta   dapat   merangsang    pertumbuhan   ekonomi  di  daerah  bersangkutan (Soeparmoko, 2002). Keberhasilan  pembangunan ekonomi  daerah,  sangat  ditentukan  oleh  kebijakan-kebijakan  pembangunan  yang  berlandaskan  pada  upaya  meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi  yang  mampu  menciptakan  lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah, produktivitas dan efisien. Dalam  penentuan  kebijakan,  haruslah  memperhitungkan  kondisi  internal  maupun  perkembangan eksternal. Perbedaan kondisi internal dan eksternal hanyalah pada  jangkauan  wilayah,  dimana  kondisi  internal  meliputi  wilayah  daerah/regional,  sedangkan kondisi eksternal meliputi wilayah nasional.
Pembangunan ekonomi daerah melibatkan multisektor dan pelaku pembangunan,  sehingga  diperlukan  kerjasama  dan  koordinasi  diantara  semua  pihak  yang  berkepentingan.  Pemerintah  daerah  akan  bertanggung  jawab  secara  lebih  penuh  terhadap kebijakan dasar  yang diperlukan bagi pembangunan daerah, khususnya  yang  menyangkut  pembangunan  sarana  dan  prasarana,  investasi  dan  akses  terhadap  sumber  dana,  kebijakan  lingkungan,  pelayanan  dasar    (pendidikan  dan  kesehatan) serta pengembangan sumberdaya manusia.
  Semenjak  diberlakukannya  UU  No.  22  dan  25  Tahun  1999  tentang  Otonomi  Daerah di  Indonesia, perhatian    terhadap pertumbuhan ekonomi daerah semakin  meningkat. Hal ini cukup beralasan dan logis karena pada era otonomi daerah saat  ini  masing-masing  daerah  bersaing  untuk  meningkatkan  ekonomi  daerahnya  masing-masing guna meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran masyarakatnya.
Faktor pertumbuhan ekonomi merupakan unsur yang sangat penting dalam proses  pembangunan  daerah.  Pada  hakekatnya  pelaksanaan  dan  penerapan  Otonomi  Daerah diharapkan untuk mengurangi ketergantungan daerah terhadap pusat untuk  melaksanakan  pembangunan  di  daerah.  Mengingat  bahwa  penentu  kebijakan  di  daerah  lebih  dekat  dengan  masyarakat  dan  lebih  tahu  tentang  apa  yang  menjadi  aspirasi dari masyarakat tersebut.
Pada  kenyataannya,  otonomi  daerah  belum  sepenuhnya  efektif  dilaksanakan.
Daerah masih sangat tergantung terhadap pusat terutama dalam merencanakan dan  melaksanakan  program-program  daerah  dan  kegiatan-kegiatan  pembangunan.
Daerah belum mampu untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Oleh sebab itu  pada  masa  yang  akan  datang  diharapkan  adanya  sumberdaya  manusia  yang  berkualitas  sehingga  daerah  tidak  lagi  bergantung  pada  pemerintah  pusat  tetapi  mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di daerah. Karena setiap  perubahan di masyarakat perlu waktu untuk menghadapi perubahan tersebut.
Sektor industri merupakan sektor yang paling diprioritaskan dari berbagai sektor,  sebab  dianggap  mampu  mendorong  pembangunan  secara  cepat.  Kemajuan  dan  peran yang besar dari industri dalam perekonomian bahkan sering dijadikan tolok  ukur  dalam  kemajuan  suatu  bangsa  (Boediono,  1986:17).  Sektor  industri  juga    sering  disebut  sebagai  “sektor  pemimpin”  (leading  sector)  yang  artinya  adalah  dengan  adanya  pembangunan  industri  maka  akan  memacu  dan  mengangkat  pembangunan  sektor-sektor  lainnya  seperti  sektor  pertanian  dan  sektor  jasa,  misalnya (Payaman J. Simanjuntak, 1998).
Peran  sektor  industri  secara  keseluruhan  dalam  perkembangan  perekonomian  nasional  sangat  penting  antara  lain  pertumbuhan  tenaga  kerja  dan  nilai  ekspor.
Persoalan  yang perlu diperhatikan dalam sektor ini adalah kebijakan pemerintah  sangat menentukan perkembangan di sektor industri, maka keterpaduan kebijakan  antara departemen atau lembaga lain yang terkait saling diperlukan.
Kesejahteran  Pembangunan  daerah  di  Jawa  Tengah  adalah  bagian  dari  pembangunan  nasional  yang  merupakan  upaya  peningkatan  seluruh  aspek  kehidupan  masyarakat  dengan  terus  meningkatkan  kesejahteran  secara  adil  dan  merata. Potensi sumber daya alam yang banyak tersedia di Propinsi Jawa Tengah  merupakan  salah  satu  modal  dalam  meningkatkan  perekonomian  daerah.  Sektor  industri  pengolahan  di  Propinsi  Jawa  Tengah  dilihat  dari  agregat  pembentuk  PDRB   merupakan  sektor  yang  memegang  peranan  yang  cukup  penting  dalam  perekonomian Propinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
  Tabel 1.PDRB Dan Proporsi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Propinsi Jawa Tengah  Tahun 2011 (Jutaan Rupiah) No.  Lapangan Usaha Jawa Tengah Nilai PDRB  Proporsi 1.  Pertanian  35.421.522,97  0,12.  Pertambangan dan Penggalian  2.193.964,23  0,03.   Industri Pengolahan  65.528.810,98  0,34.  Listrik, gas, dan air bersih  1.684.217,01  0,05.  Konstruksi  11.712.447,46  0,06.
Perdagangan, Hotel, dan  Restoran  43.072.198,15  0,27.  Pengangkatan dan Komunikasi  10.645.260,49  0,08.
Keuangan, sewa, dan jasa  perusahaan  7.503.725,18  0,09.  Jasa-jasa  20.464.202,99  0,1Jumlah  198.226.349,47  Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 201Berdasarkan tabel 1.1 maka dapat dilihat nilai PDRB atas harga konstan Propinsi  Jawa  Tengah  Tahun  2011  untuk  sektor  industri  pengolahan  adalah  sebesar  Rp.
65.528.810,98 yang merupakan sektor unggulan di Propinsi Jawa Tengah dengan  nilai  PDRB  paling  tinggi.  Sedangkan  Proporsi  PDRB  di  Propinsi  Jawa  Tengah  untuk  sektor  industri  pengolahan  tahun  2011  adalah  sebesar  0,33  persen    dan  paling  tinggi  diantara  sektor  yang  lainnya.  Maka    dapat  diketahui  bahwa  sektor  industri pengolahan merupakan sektor yang menjadi penyumbang terbesar dalam  PDRB Propinsi Jawa Tengah, menggeser peran sektor pertanian dan perdagangan  yang  pernah  menjadi  sektor  unggulan.  Hal  ini  terjadi  karena  kontribusi  sektorsektor yang mengolah sumber daya alam primer terhadap PDRB menurun, seiring  dengan  meningkatnya  sektor-sektor  yang  mengolah  bahan-bahan  dan  barangbarang jadi.     Pembangunan sektor industri menjadi sangat penting dan strategis dalam struktur  perekonomian  Propinsi  Jawa  Tengah  karena  kontribusinya  terhadap  pencapaian  sasaran  pembangunan  ekonomi  nasional,  terutama  dalam  pembentukan  Produk  Domestik Regional Bruto (PDRB) sangat besar.  Sektor industri    juga  merupakan  sektor  yang  menjadi  unggulan  dalam  sebuah  perekonomian  menuju  sebuah  kemajuan.  Begitu  pula  dengan  Propinsi  Jawa  Tengah  dimana  sektor  industri  pengolahan  memiliki  potensi  yang  baik  untuk  perkembangan  ekonomi.
Berdasarkan latar belakang diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian  dengan  judul  “Analisis  Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhi  Pertumbuhan  Sektor Industri Pengolahan Di Propinsi Jawa Tengah (1981-2007)”.
B.  Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini  sebagai berikut :.
1.  Bagaimana  pengaruh  investasi  terhadap  pertumbuhan  PDRB  sektor  industri pengolahan di Propinsi Jawa Tengah?.
2.  Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan PDRB  sektor industri pengolahan di Propinsi Jawa Tengah?.
3.  Bagaimana  pengaruh  jumlah  unit  usaha  terhadap  pertumbuhan  PDRB  sektor industri pengolahan di Propinsi Jawa Tengah?.
C.  Tujuan Penelitian.
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah  sebagai berikut:.
1.  Untuk  mengetahui  pengaruh  investasi  terhadap  pertumbuhan  PDRB  sektor industri pengolahan di Propinsi Jawa Tengah.
2.  Untuk mengetahui pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan  PDRB sektor industri pengolahan di Propinsi Jawa Tengah.
3.  Untuk  mengetahui  jumlah  unit  usaha  industri  terhadap  pertumbuhan  PDRB sektor industri pengolahan di Propinsi Jawa Tengah.
D.  Manfaat Penelitian.
1.  Bagi  peneliti,  penelitian  ini  sebagai  persyaratan  kelulusan  untuk  memperoleh  gelar  Sarjana  Ekonomi  di  Fakultas  Ekonomi  Universitas  Sebelas  Maret  dan  sebagai  salah  satu  sarana  pembelajaran    untuk  meningkatkan kemampuan analisis.
2.  Bagi  Pemerintah  daerah  Propinsi  Jawa  Tengah,  hasil  penelitian  ini  dapat  dijadikan  masukan  sebagai  bahan  pertimbangan  dalam  pengambilan  kebijakan  dan  pembangunan  daerah  khususnya  sektor  industri pengolahan di Propinsi Jawa Tengah.
3.  Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan bisa  menjadi referensi dan  bahan  perbandingan  untuk  penelitian-penelitian  selanjutnya  dan  dapat  memberikan  manfaat  serta  dapat  memberikan  wawasan  bagi  yang  membaca.

 Skripsi Ekonomi: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor industri pengolahan di propinsi Jawa Tengah (1981-2007)

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi