Selasa, 04 November 2014

Skripsi Ekonomi: Peran Bank Indonesia Dan Lembaga Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia Terhadap Perkembangan Sistem Pembayaran Dan Bye Laws Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Kota Solo

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG.
Skripsi Ekonomi:  Peran Bank Indonesia Dan Lembaga Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia Terhadap Perkembangan Sistem Pembayaran Dan Bye Laws Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Kota Solo
Di  jamansekarang ini,  transaksi  ekonomi  dan  bisnis  semakin  meningkat. Peningkatan bisnis tertentu ini disebabkan karena adanya permintaan yang tinggi. Permintaanyang tinggi ini  secara  otomatis  akan berdampak  pada  harga-harga  barang tertentu yang juga berubah menjadi tinggi, sehingga memicu untukterjadi  inflasi,  misalnya  pada event-event tertentu  yang  menyebabkan  banyak  orang  menghambur-hamburkan  uang  untuk  berbelanja  yang  tidak  pada  umumnya,  sehingga banyak barang yang pada  hari  biasa memiliki tingkat permintaan  yang  relatif rendah berubah menjadi tinggi. Ini hanyasalah satu indikatoryang memicu  terjadinya inflasi.  Masih banyak lagi  indikator-indikator  lain yang  menyebabkan  terjadinya inflasi. Satu contoh lagi, beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat  kota Solo  dan  sekitarnya,  namun  saat  panen  padi  berkurang  atau  menurun,  permintaan  semakin  meningkat,  maka  harga  beras  juga  ikut  meningkat,  hal  ini  juga  merupakan  penyebab inflasi. Inflasi  ini berakibat  pada ketidakstabilan  nilai  rupiah. Hal ini merupakan tanggung jawab Bank Indonesia yaknidapatmencapai  dan memelihara  kestab ilan  nilai  rupiah.Dengan  tanggung  jawab  tersebut,  Bank  Indonesia  akan  mencari  berbagai  macam  cara  untuk  mencapai  tujuan  utama  tersebut di atas, yaitu mencapai kestabilan nilai rupiah.

Menurut UU No. 23 tahun 1999 sebagaimanatelah diubah dalam UU No. 3  tahun  2004,  pada  dasarnya  Bank  Indonesia  memiliki tiga  tugas  utama,  yaitu   menetapkan  dan  melaksanakan  kebijakan  moneter,  mengatur  dan  menjaga  kelancaran  sistem  pembayaran,  serta  mengatur  dan  mengawasi  bank.  Bank  Indonesia merupakan Bank Sentral di Negara Republik Indonesia. Bank Indonesia  memiliki tiga bidang pelaksana untuk melaksanakan tugas utama tersebut di atas.
Tigabidang  pelaksana  tersebut  antara  lain:  bidang  Ekonomi  Moneter,  bidang  Pengawasan  Bank,  serta bidang  Sistem  Pembayaran dan  Manajemen  Intern.
Ketiga bidang  ini memiliki peranan dan tanggungjawab masing-masing. Bidang  Ekonomi  Moneter memiliki peranan  dalam  pengembangan sektor  riil dan  Usaha  Mikro  Kecil  Menengah  dan  menyusun  kajian  ekonomi  statistik  dan survey.
Bidang Pengawasan Bank memiliki peranan dalam melakukan pengawasan audit  terhadap bank-bank umum danBPR yang adadi wilayah Kantor Perwakilan Bank  Indonesia  tersebut. Kemudian  yang  terakhir  adalah  b idang  Sistem  Pembayaran dan Manajemen Intern. Bidang ini mengelola kelancaran sistem pembayaran tunai  dan non tunaiserta mengelola setiap kebutuhan sumber daya yang ada di Kantor  Bank  Indonesia. Dalam  Tugas  Akhir  ini,  Penulis  akan  memfokuskan  pokok  bahasan tentangsalah satu daritugas Bank Indonesia yaitu mengatur dan menjaga  kelancaran sistem pembayaran.
Sistem  pembayaran  merupakan  salah  satu  indikator  yang  penting  dalam  menjaga  kestabilan  nilai  rupiah.Sistem  pembayaran  yang  ditetapkan  oleh  Bank  Indonesia  ada  dua macam yaitu  sistem pembayaran tunai  dan  non  tunai. Sistem  pembayaran tunai adalah sistem pembayaran yang menggunakan alat pembayaran  uang kartal, sedangkan sistem  pembayaran  non  tunai adalah  sistem pembayaran  yang menggunakan alat pembayaran uang giral.
 Dewasa ini, kejahatan dalam bentuk apapun semakin marak terjadi di manamana.  Transaksi  bisnis  jual  beli  yang  dilakukan  secara  tunai  pun  sudah  tidak  menjadi cara yang aman lagi. Banyak orang harus lebih waspada saat membawa  uang  tunai  dalam  jumlah  nominal  yang  tidak  sedikit,  bahkan  dalam  jumlah  nominal  yang  lebih  dari  satu  juta  rupiah. Oleh  karena  itu, beberapa  kalangan  masyrakatlebih  memilih  untuk  melakukan  pembayaran  dalam  jumlah  nominal  yang banyaksecara non tunai dengan uang giral seperti yang telah ditetapkan oleh  Bank  Indonesia.  Pembayaran  uang  giral  hanya  memerlukan  selembar  cek  atau  bilyet giro,  tanpa  harus  repot-repot membawa uang tunai  dalam jumlah  nominal  yang besar.Kemudian sistem  pembayaran non  tunai yang  menggunakan  warkat  cek  dan  bilyet  giro  ini  nantinya  akan  dimasukkan  ke  dalam Sistem  Kliring  Nasional Bank Indonesia.
Sistem  Kliring Nasional  Bank  Indonesia  (SKNBI)merupakansistem  pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, dimana dalam sistem ini  terjadi  pertukaran  warkat  kliring  yang  perhitungannya  dalam  waktu  tertentu.
Taswan,  S.E,  M.Si  dalam  bukunya  Akuntansi  Perbankan,  edisi  III,  mengatakan  bahwa, “Kliring didefinisikan juga sebagai pertukaran warkat atau data keuangan  elektronik  antarbank  baik  atas  nama  bank  maupun  nasabah  yang  hasil  perhitungannya  diselesaikan  pada  waktu  tertentu”.Penyelenggaraan  kliring  ini  dimaksudkan untuk memperlancar seluruh kegiatan transaksi perekonomian.
Kecenderungan  para  pebisnis  dan  para  pelaku  ekonomi  memilih  untuk  menggunakan jasa kliring dalam sistem pembayaran transaksi yang menggunakan  dana  yang  tersimpan  di  rekening  bank  disebabkan  oleh  adanya  beberapa  faktor   yang lebih unggul dalam penggunaan alat lalu  lintas  giral  tersebut dibandingkan  dengan  uang  tunai.  Beberapa  faktor  tersebut  antara  lain:  keefektifan,  keefisiensian,  dan  keamanan. Dengan  adanya  sistem  pembayaran  yang  efektif,  efisien, dan aman ini dimaksudkan untuk mendukung stabilitas sistem keuangan.
Penyelengaraan  sistem  kliring  tersebut  memiliki  tujuan  untuk mempermudah  berbagai  transaksi  pembayaran  dan  perekonomian  dengan  perantaraan bank-bankpeserta kliring dan Bank Indonesia sebagai penyelenggara  kliring. Dengan diselenggarakannya Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia atau  yang sering disebut dengan SKNBI ini diharapkan transaksi pembayaran semakin  meningkat dan simpanan  nasabah di  bank juga semakin  meningkat.Di  samping  itu, Bank  Indonesia juga bisa semakin mudah mengetahui perkembangan kondisi  keuangan suatu bank maupun transaksi-transaksi yang terjadi di masyarakat, baik  antar  nasabah  bank  maupun  antar  bank,  sehingga  Bank  Indonesiadapat dengan  mudah  menentukan  kebijakan-kebijakan  yang  lebih  akurat  dan  tepat  dalam  mengatur sistem pembayaran.
SKNBI ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang  Bank  Indonesia  sebagaimana  telah  diubah  terakhir  dengan  Undang-Undang  Nomor6 Tahun 2009yang menyebutkan bahwa salah satu tugas Bank Indonesia  adalah untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam pasal  16 juga  masih  membahas  tentang  SKNBI  yang  bertujuan  untuk  mewujudkan  sistem  pembayaran  yang  efisien,  cepat,  efektif,  aman dan  handal, serta  mendukung  stabilitas  sistem  keuangan.  Peraturan  Bank  Indonesia  Nomor  7/18/PBI/2005  tentang  Sistem  Kliring  Nasional  Bank  Indonesia  yang  telah   mengalami  perubahan  sebagaimana  dijelaskan  pada  peraturan  Bank  Indonesia  Nomor 12/5//PBI/2010 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.
Namun,  dalam  pelaksanaan  SKNBI  (sistem  Kliring  Nasional  Bank  Indonesia)  ini  ternyata  ada  beberapa  hal  yang  belum  diatur  dalam  ketentuan  peraturan-peraturan  yang  diselenggarakan  oleh  Bank  Indonesia.  Maka  dari  itu,  muncullah Bye  Laws.  Bye  Laws merupakan  ketentuan-ketentuan  yang  telah  disepakati  oleh  bank-bank  peserta  kliring.  Dengan  adanya  ketentuan-ketentuan  yang dibuat sendiri oleh bank-bank tersebut, maka diharapkan ketentuan tersebut  tidak  dilanggar oleh bank-bank  peserta  kliring.Bye  Lawsini  sendiri  memiliki  banyak jenis, antara lain: Bye LawsRTGS, Bye LawsBI-SSSS, Bye LawsSKNBI,  Bye  Laws Transfer  Valas, dan Bye  Laws Pemblokiran  Rekening.  Namun  pembahasan  Tugas  Akhir  ini  dikhususkan pada jenis Bye LawsSKNBI atau Bye  LawsKliring. Bye  LawsKliring  ini  memiliki  kesinambungan  yang  erat  dengan  SKNBI.  Hal  mengenai  kesinambungan  ini  akan  dibahas  pada  halaman Bab  II  Analisis dan Pembahasan.
Di  dalam  penelitian  guna  menyelesaikan  Tugas  Akhir  ini,  Penulis  mendapatkan  data-data  mengenai rekapitulasi perputaran  warkat  kliring  di  Kota  Solo  dari  bulan 31 Desember  2012  sampai  dengan  tanggal  6  Februari  2013.
Dengan  adanya  data-data  tersebut, Penulis akan  menganalisis perputaran warkat  kliring  di  Kota  Solo  selama  bulan-bulan  yang  ada  pada beberapa data  tersebut.
Dengan  begitu,  kita  dapat  melihat  seberapa  besar  tingkat  kelancaran  Sistem  Kliring Nasional Bank Indonesia  dan dampaknya  bagi tingkat  kepercayaan  para  nasabah pada bank untuk mentransfer dana mereka melalui proses kliring. Penulis   akan  melakukan analisis dengan cara membandingkan banyaknya jumlahwarkat  yangadadari bulan ke bulan. Model analisis  ini merupakan model analisis rasio.
Seperti  yang  dikatakan  oleh  K.R.  Subramanyam  dalam  bukunya  yang  berjudul  Analisis  Laporan  Keuangan,  edisi  10,  jilid  1,  “Analisis  rasio  dapat  mengungkapkan  hubungan  penting  dan  menjadi  dasar  perbandingan  dalam  menemukan  kondisi  dan  tren  yang  sulit  untuk  dideteksi  dengan  mempelajari  masing-masing  komponen  yang  membentuk  rasio”.  Dalam  hal  sistem  kliring,  komponen-komponen  yang  menjadi  indikator  dalam  membentuk  rasio  yaitu  volume dan nominal warkat kliring. Volume warkat kliring yang dimaksud di sini  adalah  jumlah  lembar  yang  dikliringkan,  sedangkan  nominal  warkat  kliring  merupakan jumlah nominal keseluruhan warkat kliring. Tidak hanya sampai pada  jumlah total volume dan nominal wakat kliring saja, tetapi juga perlu melihat dan  memperhitungkan  berapa jumlah  warkat  dalam  kliring  penyerahan  dan  jumlah  warkat dalam kliring pengembalian.
Selain  dapat  mengetahui  tingkat  kelancaran  sistem  kliring  dan  tingkat  kepercayaan nasabah kepada bank, kita juga dapat mengetahui tingkatefektivitas peraturan-peraturan  yang  ada  dalam  sistem  kliring  ini. Suatu  peraturan  dapat  dikatakan  efektif  apabila  peraturan  tersebut  dapat  ditaati  dan  dijalankan  dengan  lancar.  Setelah  mengetahui  tingkat  efektivitas  dari  sistem  kliring,  kita  dapat  melihat peran Bye Lawsdalam melengkapi Sistem Kliring Bank Indonesia.
Seiring berjalannya waktu,  mengingat  perkembangan jaman yang semakin  modern,  rupanya  sistem  pembayaran  elektronik  di  dunia  juga  semakin  berkembang dan semakin canggih. Mengingat hal tersebut Bank Indonesia merasa   masih  terdapat  berbagai  kekurangan  dalam  sistem  pembayaran,  seperti  relatif  kurangnya perhatian dalam  pengembangan infrastruktur financial, belum  adanya  standarisasi yang cukup baik dalam  sistem pembayaran Nasional, serta  perlunya  para  pelaku  industri,  baik  bank  maupun  non  bank, untuk  dapat  berperan  serta  dalam  mengatur  sistem  pembayaran  agar  lebih  baik.  Untuk  mengatasi  kekurangan-kekurangan tersebut dan demi mewujudkan sistem pembayaran yang  lebih cepat, aman, dan handal, maka Bank Indonesia membentuk sebuah asosiasi  independen  yang  disebut  dengan  nama  Asosiasi  Sistem  Pembayaran  Indonesia.
Saat  ini  Bank  Indonesia  sedang  gencar-gencarnya  mendorong  pertumbuhan  industri  keuangan  elektronik  atau e-money sebagai  alat  pembayaran  yang  lebih  praktis  dan  efisien.  Ketika  para  pelaku  bisnis  dan  ekonomi  dituntut  untuk  melakukan  transaksi  pembayaran  secara  cepat, maka  inovasi-inovasi  teknologi  pembayaran  juga  semakin  nyata  dan  bermunculan  dengan  sangat  pesat.  Bank  Indonesia  wajib  memastikan  bahwa  perkembangan  alat  dan  sistem  pembayaran  yang ada tersebut masih dalam koridor ketentuan  Undang-Undang yang berlaku.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kelancaran dan keamanan sistem pembayaran.
Meskipun  telah  banyak  alat  pembayaran  yang  semakin  canggih  seperti emoney, namun itu semua  pun belum dapat  menggeser  ketenaran uang  kartal. Di  dalam  Tugas  Akhir  ini pun Penulis juga akan membahas  tentang  perkembangan  sistem pembayaran tunai dengan uang kartal.
Untuk  mengetahui  peran  Bank  Indonesia  lebih  dalam  lagi,  Penulis  juga  menganalisis Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia. Analisis ini dilakukan  dengan menggunakan metode perbandingan dari tahun ke tahun atau comparative   analysis.  Dengan  begitu,  kita  dapat  melihat  peran  dan  kinerja  Bank  Indonesia  dalam mengelola operasional sistem pembayaran.
Penulis  sangat  tertarik  mengangkat  judul “Peran Bank  Indonesia  dan  Lembaga AsosiasiSitemPembayaran  Indonesia  terhadap  Perkembangan  Sistem  Pembayarandan Bye LawsSistem KliringNasional Bank IndonesiaSolo” karena  Penulis merasa bahwa pembahasan mengenai perkembangan sistem pembayaran  dan bye  laws kliring ini  merupakan  suatu  pengetahuan  yang penting  bagi  mahasiswa,  meskipun  mungkin  ada  beberapa  dosen  dan  mahasiswa  yang  sudah  mengetahui tentang perkembangan sistem pembayaran dan bye lawsKliringini.
Namun,  di  dalam  Tugas  Akhir  ini,  Penulis  berusaha  untuk  memberikan  pembahasan  dan  analisisyang  lebih  jelas  terkait  dengan  judul  Tugas  Akhir  ini.
Selain  itu,  pengetahuan  mengenai  perkembangan  sistem  pembayaran  yang  semakin  canggih  juga  sangat  penting  bagi  masyarakat  Indonesia. Jadi,  di  sini  selain  Penulis  ingin memenuhi Tugas Akhir  ini,  Penulis  juga  ingin membagikan  wawasan baru kepada setiap pembaca Tugas Akhir ini.
B. PERUMUSAN MASALAH.
1. Bagaimana perkembangan sistem pembayaran dan bye lawsSKNBI Kota  Solo terkait dengan lembaga ASPI ?.
2. Bagaimana  peran  dan  kinerja  Bank  Indonesia  dalam  pengelolaan  operasional sistem pembayaran ?.
3. Bagaiaman  perputaran  warkat  kliring  di  kota  Solo serta  apa  hubungan  antara bye lawsdan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia ?.
C. TUJUAN PENELITIAN.
 1. Untuk mengetahui perkembangan sistem pembayaran dan bye laws  SKNBI Kota Solo terkait dengan lembaga ASPI.
2. Untuk mengetahui peran dan kinerja Bank Indonesia dalam pengelolaan  operasional sistem pembayaran.
3. Untuk mengetahui perputaran warkat kliring di Kota Solo dan hubungan  antara bye lawskliring dengan SKNBI.
D. MANFAAT PENELITIAN.
1. Bagi UNS.
a) Menyesuaikan  metode  dan  isi  kuliah  agar  lebih  relevan  dengan  dunia  kerja.
b)Memberi materi  kuliah bagi mahasiswa sehingga mereka lebih mengerti  gambaran mengenai dunia kerja.
c) Meningkatkan relasi kerjasama yang baik dengan Bank Indonesia.
2. Bagi Mahasiswa.
a) Menerapkan  ilmu  yang  diperoleh  dari  Fakultas  Ekonomi  UNS  dalam  dunia kerja.
b)Memberikan kesempatan mencari pengalaman kerja.
c) Memperoleh pengalaman berorganisasi dalam tim kerja nyata.
d)Meningkatkan kualitas program praktek kerja lapangan bagi para lulusan  Fakultas Ekonomi UNS.
3. Bagi Dosen.
a) Menambah  wawasan  para  dosen  untuk  mengembangkan  materi  silabus  yang  akan  disampaikan  kepada  mahasiswa  agar  lebih  relevan  dengan  dunia kerja.
b)Menambah  pengetahuan  bagi  para  dosen  terkait  dengan  perkembangan  sistem pembayaran di Indonesia, khususnya Kota Solo.
4. Bagi Masyarakat.
a) Membagikan berbagai pengetahuan yang didapat dari Bank Indonesia.
b)Mengetahui  lebih  detail  tentang  tugas,  fungsi,  tujuan  utama,  visi,  dan  misi Bank Indonesia.
5. Bagi Penulis.
a) Memberikan  wawasan  dan  pengalaman  baru  kepada  penulis  mengenai  dunia kerja.
b)Mendapatkan  pengetahuan  baru  tentang  tugas-tugas  dan  tujuan  utama  Bank Indonesia.
c) Dapat  membagi  pengalaman  baru  tersebut  kepada teman-teman,  orangorang terdekat, dan pembaca Tugas Akhir ini.

 Skripsi Ekonomi:  Peran Bank Indonesia Dan Lembaga Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia Terhadap Perkembangan Sistem Pembayaran Dan Bye Laws Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Kota Solo

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi