BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Aset Operasional Bersih, Aset Pajak Tangguhan, Dan Liabilitas Pajak Tangguhan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa adanya relevansi pajak tangguhan pada perusahaan manufaktur
di Indonesia. Pasar modal di Indonesia bukan
sebagai penggerak utama
roda perekonomian negara,
namun demikian peran
pasar modal tetap
dipandang penting sebagai
alternatif bagi pendanaan
dan sarana berinvestasi.
Pasar modal
Indonesia saat ini
sedang dalam proses
pembentukan menuju pendewasaan
pelaku pasar, ada
kecenderungan bahwa para
investor mempertimbangkan informasi
akuntansi sebelum membuat
keputusan investasi.
Informasi akuntansi
bagi perusahaan yang
terdaftar di pasar
modal mempunyai peranan
sangat penting dalam
membentuk pasar modal
yang efisien. Informasi akuntansi
dalam arti bentuk
dan isinya dapat
mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap proses pengambilan
keputusan investasi (Wignjohartojo, 1995; Harianto dan Sudomo, 2001; Hamzah, 2005; Hartono, 2008
dalam Puspitaningtyas, 2012).
Informasi akuntansi
merupakan kandungan informasi
yang dapat diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan
melalui teknik analisis
fundamental. Analisis fundamental atau analisis laporan keuangan
(financial statements analysis) bertujuan untuk
menyediakan data yang
berhubungan dengan perusahaan
yang diperlukan dalam
proses pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi yang dimaksud ialah
keputusan untuk membeli,
menjual, ataupun mempertahankan kepemilikan saham.
Konsep yang mendasari
ialah bahwa nilai
saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh prestasi keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Prestasi keuangan perusahaan tertuang
dalam laporan keuangan
perusahaan, melalui analisis
historis atas laporan
keuangan perusahaan akan
dapat dipahami kekuatan
dan kelemahan perusahaan,
mengidentifikasi arah dan
perkembangan, mengevaluasi efisiensi operasional,
dan memahami sifat
serta operasi perusahaan
(Wignjohartojo, 1995; Puspitaningtyas, 2006,
2011; Weston dan
Copeland, 2010 dalam Puspitaningtyas 2012).
Seiring dengan
perkembangan jaman sekarang
ini, dunia bisnis
dan usaha menuntut adanya
informasi yang bisa
digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan bisnis. Untuk mendapatkan informasi yang berguna
bagi para pelaku bisnis tersebut,
maka akuntansi ikut
berperan dalam menyediakan
informasi yang diperlukan (Mulya, 2012).
Laporan keuangan adalah
salah satu informasi
penting dan dapat dipercaya oleh
pihak internal maupun
eksternal perusahaan, karena
merupakan informasi mengenai perkembangan perusahaan untuk periode
tertentu. Laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan disajikan sebagai
informasi yang menyangkut
posisi keuangan perusahaan,
laporan kinerja, perubahan posisi keuangan dan laporan aliran kas
yang bermanfaat bagi pemakainya
khususnya investor maupun
kreditor dalam pengambilan
keputusan. Laporan keuangan
menjadi alat utama
bagi perusahaan untuk
menyampaikan informasi keuangan
mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen
(Schipper dan Vincent, 2003 dalam Mulya, 2012).
Penyampaian informasi melalui
laporan keuangan tersebut
perlu dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak eksternal
maupun internal yang
kurang memiliki wewenang untuk
memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari sumber langsung
perusahaan. Seperti dinyatakan
dalam kerangka konseptual
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
bahwa tujuan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi
yang berguna untuk
keputusan bisnis. Laporan
keuangan merupakan salah satu
sumber informasi yang
secara formal wajib
dipublikasikan sebagai sarana
pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik (Mulya, 2012).
Laporan keuangan
yang dipublikasikan oleh
suatu perusahaan harus
dapat mengungkapkan kondisi perusahaan
yang sebenarnya, sehingga
bermanfaat bagi masyarakat umum.
Informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan haruslah informasi yang
mempunyai relevansi. Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki
potensi untuk mempengaruhi keputusan
yang diambil, salah satu indikator bahwa
suatu informasi akuntansi
relevan adalah adanya
reaksi pemodal pada
saat diumumkannya suatu informasi
yang dapat diamati
dari adanya pergerakan
harga saham (Mulya, 2012).
Konsep relevansi nilai informasi
akuntansi dan konsep decision usefulness of accounting
information saling terkait.
Relevansi nilai informasi
akuntansi menekankan pada “how
accounting information has a value
relevant for market participants
(investors)?”. Konsekuensi dari
konsep ini adalah
bahwa informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan
keuangan harus memberikan nilai manfaat (useful) kepada para penggunanya (users)
dalam hal pengambilan keputusan. Konsep relevansi
nilai informasi akuntansi menjelaskan tentang bagaimana investor bereaksi terhadap
pengumuman informasi akuntansi.
Reaksi ini akan
membuktikan bahwa kandungan
informasi akuntansi merupakan
isu yang sangat
penting dan menjadi pertimbangan penting dalam proses pengambilan
keputusan investasi, sehingga dapat dikatakan bahwa
informasi akuntansi bermanfaat (useful) bagi investor (Scott, 2009 dalam Puspitaningtyas, 2012).
Menurut Feltham
dan Ohlson (1995) dalam Subekti
(2011) istilah relevansi nilai informasi akuntansi
diturunkan dari teori surplus
bersih (clean surplus theory) yang
menyatakan bahwa nilai
perusahaan tercermin pada
data-data akuntansi yang terdapat
dalam laporan keuangan. Teori ini mengasumsikan bahwa investor memiliki keyakinan
dan preferensi yang
homogen. Asumsi berikutnya
adalah terdapat hubungan surplus bersih antara ekuitas dan
laba. Hubungan surplus bersih ini berarti bahwa
seluruh perubahan ekuitas
selain yang berasal
dari transaksi modal,
berupa pembagian dividen
atau penambahan modal,
juga berasal dari
laba perusahaan.
Penjelasan selanjutnya
adalah bahwa kemampuan
informasi akuntansi (khususnya laba
dan nilai buku)
untuk menjelaskan besarnya nilai
perusahaan dikenal dengan relevansi
nilai informasi akuntansi
(Scott, 2003 dalam Puspitaningtyas, 2012).
Derajat kebermanfaatan informasi akuntansi dapat diukur
dengan adanya perubahan harga dan
volume perdagangan saham
yang mengikut pengumuman
informasi akuntansi oleh
perusahaan (Subekti, 2012).
Banyak studi empiris
akuntansi telah berusaha
untuk menemukan relevansi nilai
informasi akuntansi dalam
rangka mempertinggi analisis
laporan keuangan.
Relevansi nilai
informasi akuntansi merupakan
konsep yang membahas
berbagai makna dan ukuran yang
berkenaan dengan akuntansi. Informasi akuntansi diprediksi memiliki
nilai relevansi, karena
informasi akuntansi secara
statistik berhubungan dengan nilai pasar saham (Puspitaningtyas,
2012).
Informasi akuntansi yang
terkandung dalam laporan keuangan mencerminkan kualitas kinerja manajemen perusahaan. Kualitas kinerja ini
salah satunya tercermin dalam
harga saham perusahaan.
Harga saham individu
(perusahaan) dapat berpengaruh pada harga pasar, sebab harga
pasar terbentuk dari gabungan harga saham individu yang terdapat di pasar modal.
Selanjutnya, harga saham individu dan harga pasar digunakan untuk memprediksi tingkat
return saham individu dan tingkat return pasar,
dimana tingkat return saham individu
dan tingkat return pasar menjadi informasi penting untuk memprediksi risiko investasi saham. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa analisis informasi akuntansi
dapat bermanfaat bagi investor untuk memprediksi risiko
investasi saham suatu
perusahaan, seperti diungkapkan
oleh Koonce et al. (2005) dalam
Puspitaningtyas (2012).
Salah satu penggerak pembangunan
yang sedang dilaksanakan adalah adanya sumbangan masyarakat
sebagai warga negara.
Sumbangan tersebut diwujudkan dalam
bentuk pajak yang dibayarkan kepada pemerintah. Pada
saat ini
di Indonesia secara umum pajak dapat dibagi menjadi pajak
perseorangan dan pajak perusahaan.
Sumbangan pajak yang lebih besar
diberikan oleh perusahaan dimana pajak tersebut terdapat
tidak hanya satu
jenis pajak. Pajak
yang dibebankan kepada
perusahaan diantaranya adalah
pajak pertambahan nilai, pajak barang, pajak usaha, dan lain-lain.
Dalam pembayaran
pajak tersebut, perusahaan
membayar berdasarkan tahun pajak yang berlaku, namun arus kas perusahaan
didasarkan pada tahun buku yang belum tentu
sama dengan tahun
pajak sehingga menimbulkan
perbedaan nilai pada
saat pelaporan (Priyatmoko, 2012).
Laporan keuangan bertujuan untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Laporan keuangan
yang disusun untuk
tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian
besar pemakai. Namun
demikian, laporan keuangan
tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan
juga menunjukkan apa
yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen
atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin
menilai apa yang
telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen
berbuat demikian agar
mereka dapat membuat keputusan
ekonomi; keputusan ini
mungkin mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan
atau menjual investasi
mereka dalam perusahaan
atau keputusan untuk mengangkat
kembali atau mengganti manajemen (Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan par. 12-14).
Informasi keuangan seharusnya
dapat mengungkapkan kondisi
keuangan perusahaan tersebut.
Seperti yang disebutkan dalam FASB Concepts Statement No. 2, informasi keuangan dikatakan lebih berguna
jika memenuhi kualifikasi relevance dan reliability. Dikatakan relevan jika informasi
tersebut dapat membuat
sesuatuyang berbeda dalam
pengambilan keputusan, dan dikatakan reliable jika dapat diverifikasi serta mengungkapkan kebenaran serta bebas dari
error dan bias (Deviana, 2010).
Informasi dapat dikatakan
memiliki relevansi nilai jika dapat dijadikan bahan pertimbangan
bagi investor dalam
pengambilan keputusan. Penelitian ini
memiliki karakteristik yang
sama dengan penelitian
sebelumnya karena menggunakan
waktu observasi saat tidak
terjadinya perubahan tarif pajak, dan dilakukan saat investor telah memiliki pandangan kedepan. Sehingga penelitian ini dapat menjebatani
perdebatan mengenai relevansi
nilai pajak tangguhan tersebut (Prakoso, dan Martani, 2012).
Relevansi nilai
pajak tangguhan telah
menjadi perdebatan yang
cukup panjang dimana
penelitian sebelumnya yang
dilakukan saat terjadi
perubahan undang-undang perpajakan
berkesimpulan bahwa informasi
pajak tangguhan memiliki
relevansi nilai (Ayers, 1998;
Amir et al., 1997; Chandra dan
Ro, 1997).
Sebaliknya penelitian
yang lebih muda
berkesimpulan bahwa informasi
pajak tangguhan tidak memiliki
relevansi nilai (Chang et al., 2009; Chludek, 2011). Hal ini dapat
dikarenakan investor telah
memiliki pandangan kedepan
yang lebih baik semenjak
tahun 1990an (Lev dan Nissim, 2004).
Di Indonesia,
aset pajak tangguhan
lebih banyak dibentuk
oleh perbedaan perhitungan
depresiasi, sedangkan liabilitas
pajak tangguhan terbentuk
dari pembentukan dana
pensiun. Penilaian depresiasi
yang dilakukan perusahaan sering kali
terlalu rendah sehingga
memiliki waktu yang
lebih panjang. Pencairan
dana cadangan juga
tidak memiliki waktu
yang pasti dimasa
depan. Hal tersebut dapat menyebabkan
relevansi nilai aset dan liabilitas pajak tangguhan di Indonesia menjadi rendah (Prakoso, dan Martani, 2012).
Aset pajak tangguhan
menggambarkan pembayaran yang
lebih kecil dimasa mendatang,
sedangkan liabilitas pajak
tangguhan sebaliknya. Meskipun
aset pajak tangguhan
akan menguntungkan investor
dimasa yang akan
datang, namun tidak seluruh
investor menanggapinya karena tingkat realisasi yang rendah. Selain itu, aset operasional
bersih sebelum pajak
tangguhan lebih besar
daripada variabel aset keuangan bersih
pada perusahaan, yang
menggambarkan bahwa nilai
buku perusahaan banyak
dibentuk dari kegiatan
operasional.Perusahaan telah berhasil menggunakan modalnya untuk menghasilkan
pendapatan dari operasional perusahaan tersebut
(Prakoso, dan Martani, 2012).
Penelitian ini
adalah replikasi dari
penelitian Astrid K.
Chludek yaitu penelitian
yang berjudul “Perceived
versus Actual Cash
Flow Implications of Deferred Taxes—An
Analysis of Value
Relevance and Reversal under IFRS”
yang meneliti tentang apakah
pajak tangguhan berpengaruh terhadap arus kas masa depan dengan
pembalikan berdasarkan IFRS.
Dalam penelitiannya tersebut
diteliti juga apakah
pajak tangguhan merupakan indikator yang relevan
untuk mengukur nilai perusahaan.
Berdasarkan berbagai penelitian diatas, maka penelitian ini berjudul
“Analisis Pengaruh Aset Operasional
Bersih, Aset Pajak
Tangguhan, Dan Liabilitas
Pajak Tangguhan terhadap Harga
Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Aset Operasional Bersih, Aset Pajak Tangguhan, Dan Liabilitas Pajak Tangguhan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi