BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Saplikasi Fumigasi Dengan Sulfuryl Fluoride Sebagai Alternatif Pengganti Methyl Bromide Dalam Kegiatan Ekspor Furniture Pada Cv Wisanggeni Digdaya Aji Di Surakarta
Pesatnya kemajuan di bidang
teknologi telekomunikasi dan transportasi, serta pembangunan sumber daya manusia di era
globalisasi ini menjadi sangat penting terlebih
lagi dengan dibelakukannya perdagangan
bebas yang berarti semua produk-produk yang dihasilkan oleh
industri kita harus memenuhi standar kualitas
yang disepakati oleh dunia internasional.
Kegiatan perdagangan luar negeri
merupakan salah satu kekuatan utama perekonomian
negara. Ekspor sebagai salah satu tolok ukur kemakmuran suatu negara, terlihat dari meningkat atau tidaknya
pendapatan devisa yang dihasilkan suatu
negara yang dapat dipergunakan untuk melunasi hutang luar negeri (Amir MS, 2000 : 101).
Keikutsertaan Indonesia
dalam perdagangan bebas
mendorong produk industri
dalam negeri untuk
mampu bersaing dengan
produk impor, baik
di dalam negeri sendiri maupun di
pasar ekspor, hal ini merupakan problem besar bagi Indonesia karena kemampuan produk
Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitas
masih lemah.
Indonesia tentunya
wajib berhati-hati dalam
mengikuti perkembangan perdagangan masa kini karena mengingat
persaingan produk ekspor dari negara lain semakin
meningkat. Langkah-langkah antisipasi
terhadap setiap permasalahan
yang terjadi dalam
dunia perdagangan bebas,
tentunya wajib dilakukan
serta diperhatikan dengan
sungguh-sungguh oleh setiap
pelaku perdagangan, khususnya
eksportir.
Faktor-faktor yang
berkaitan dengan perdagangan
internasional yang sering
dikaji selama ini oleh kebanyakan
orang dan instansi
yaitu mengenai prosedur
ekspor-impor, dokumen ekspor-impor,
kemudian transportasi eksporimpor dan sistem pembayarannya, Padahal
disisi lain masih banyak faktor-faktor lain yang
masih perlu diperhatikan
dalam melakukan kegiatan
perdagangan internasional khususnya
dalam kegiatan ekspor,
salah satunya yaitu
adanya kebijakan baru
dari luar negeri
yang berhubungan dengan
perdagangan internasional tersebut
seperti proteksi terhadap
komoditi ekspor yang
akan masuk ke negara tujuan
ekspor sebagai salah satu pesyaratan ekspor.
Beberapa tahun lalu kita
mengetahui bahwa proteksi perdagangan yang sebelumnya berlaku berupa sistem kuota, sistem
penerapan tarif bea masuk yang tinggi, sistem
pelarangan impor produk
tertentu, maupun sistem
dumping merupakan cara-cara
perdagangan yang diterapkan
untuk membatasi atau melarang produk
tertentu masuk ke
suatu negara, tampaknya
saat ini sudah mulai
dihilangkan.
Badan dunia
setingkat WTO (World
Trade Organization), FAO,
dan IPPC (International Plant
Protection Convention), dalam
beberapa kali perundingan
yang dilakukan telah
membahas tentang kemungkinan
alternatif pelarangan dan
pembatasan produk tertentu masuk ke suatu negara. Salah satu hasilnya
adalah setiap alternatif yang diberikan haruslah
berdasarkan alasan teknis ilmiah yang relevan dan dapat diterima
serta dipertanggungjawabkan. Salah satu alasan teknis ilmiah tersebut
adalah dengan mewajibkan setiap produk
yang akan masuk ke suatu negara diberi perlakuan anti hama / penyakit / organisme pengganggu
tumbuhan tertentu (OPT)
yang mungkin terbawa
atau terkontaminasi dalam produk
tersebut terlebih dahulu, hal ini dilakukan dalam rangka untuk melindungi masuknya hama dan
penyakit menular berbahaya dari negara lain
yang dapat mengancam
kehidupan fauna/flora, terutama
kesehatan pengguna produk impor
itu sendiri. Metode perlakuan untuk pembebasan hama ini yaitu dengan perlakuan fumigasi.
Methyl Bromide (MB) merupakan salah satu fumigan yang selama
ini dipergunakan oleh seluruh
perusahaan fumigasi Indonesia untuk perlakuan anti hama pada komoditi ekspor, tetapi saat ini
penggunaan fumigan Methyl Bromide telah
dikurangi atau dibatasi secara bertahap
dan bahkan dilarang pengguaannya seperti
di negara uni-eropa (kecuali disyaratkan oleh negara tujuan ekspor). Hal ini
dikarenakan, ion bromide
merupakan salah satu
zat kimia yang sangat berbahaya
baik bagi manusia
maupun lingkungan serta dapat
menimbulkan kerusakan pada
lapisan ozon .
Setiap negara semakin menyadari
adanya dampak negatif dari globalisasi seperti
isu global warming atau pemanasan
global yang berkembang,
dimana faktor yang
paling mempengaruhi yaitu
polusi yang dihasilkan oleh industri – industri yang berkembang
pesat saat ini,
hal ini tentunya mepengaruhi setiap negara
tujuan ekspor terutama
negara maju untuk
menetapkan peraturan yang semakin ketat
dan kompleks dalam
melindungi lingkungan di
negara dan kesehatan serta keselamatan penduduknya
tersebut, salah satunya yaitu dengan menghapuskan penggunaan
metil bromida secara
bertahap. Upaya – upaya untuk mencegah global warming pun juga
semakin banyak seperti penghijauan dan
reboisasi serta sosialisasi tentang pencegahan global warming dalam rangka peduli
terhadap kelestarian lingkungan.
Organisasi-organisasi Internasional
yang khusus menangani
kelestarian lingkungan dan
kesehatan tumbuhan seperti the Internasional
Plant Protection Convention
(IPPC), menetapkan dan merekomendasikan untuk ekspor komoditi yang
berkaitan dengan hasil
hutan seperti furniture, agar
terbebas dari penyakit/organisme pengganggu
tumbuhan tertentu (OPT)
yang mungkin terbawa atau terkontaminasi dalam produk yang
diimpor dari luar negeri dengan perlakuan
fumigasi yang sesuai standar internasional dan menggunakan fumigan yang ramah lingkungan.
Berdasarkan rekomendasi
dari IPPC tersebut, salah
satu fumigan yang tepat
untuk menggantikan Methyl Bromide
adalah Sulfuryl Fluoride, dimana fumigan
ini merupakan zat
yang ramah lingkungan
dan tidak merusak lapisan ozon sehingga pemakaiannya diterima oleh
negara-negara di seluruh dunia.
Faktanya standar
internasional inilah yang
kadang terlewatkan oleh eksportir /
pemilik barang (komoditi) furniture di
Indonesia. Para shipper / eksportir
umumnya memiliki pandangan
bahwa kegiatan fumigasi
hanya berhenti pada pemenuhan
dokumen administratif dalam kegiatan ekspor maupun impor,
jadi nilai akhir dari fumigasi adalah
hanya sebatas “Certificate
of Minded” saja,
kemudian hal ini
menyebabkan kegiatan fumigasi
kurang dilaksanakan dengan benar
dan sesuai standar yang telah ditetapkan,
sehingga akibatnya yaitu komoditi yang
diekspor kadang mendapat penolakan
maupun Notification Non Complain
(NNC) dari berbagai negara tujuan ekspor, bahkan beberapa
perusahaan
fumigator/pelaksana
fumigasinya terkena black
list di negara
tersebut. Faktor utama
kegagalannya adalah profesionalisme aplikator, serta kecurangan dalam aplikasi gas di bawah
standar .
Berdasarkan uraian diatas, maka
saya ingin mengungkapkan peranan dan aplikasi
penggunaan fumigan Sulfuryl Fluoride pada CV. Wisanggeni Digdaya Aji
Surakarta dalam kegiatan
ekspor furniture melalui perusahaan Ekspedisi Muatan
Kapal Laut PT.
Arjuna Cakra Buana
Surakarta dengan judul, ”APLIKASI FUMIGASI
DENGAN SULFURYL FLUORIDE SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI METHYL BROMIDE DALAM
KEGIATAN EKSPOR FURNITURE PADA
CV WISANGGENI DIGDAYA
AJI DI SURAKARTA”.
B. Perumusan Masalah.
Rumusan permasalahan yang akan
dibahas adalah sebagai berikut :.
1. Apa saja peranan penggunaan
fumigan sulfuryl fluoride dalam proses ekspor furniture pada CV. Wisanggeni Digdaya Aji di
Surakarta ?.
2. Bagaimana alur aplikasi perlakuan fumigasi dengan sulfuryl fluoride dalam proses ekspor furniture oleh CV. Wisanggeni
Digdaya Aji di Surakarta?.
3. Bagaimanakah standar keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) didalam proses perlakuan
fumigasi berlangsung oleh CV. Wisanggeni Digdaya Aji?.
C. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini
adalah :.
1. Untuk mengetahui
peranan penggunaan fumigan sulfuryl
fluoride dalam proses ekspor furniture pada CV. Wisanggeni
Digdaya Aji di Surakarta? .
2. Untuk mengetahui alur aplikasi perlakuan fumigasi dengan sulfuryl
fluoride dalam proses ekspor furniture oleh CV.
Wisanggeni Digdaya Aji di
Surakarta?.
3. Untuk mengetahui standar keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) didalam proses perlakuan fumigasi berlangsung oleh CV.
Wisanggeni Digdaya Aji di Surakarta ?.
D. Kegunaan Penelitian.
Selain mempunyai tujuan
penelitian, penelitian ini juga memiliki manfaat yaitu :.
1. Bagi Perusahaan dan Instansi.
Dapat dijadikan
bahan referensi dan
masukan bagi perusahaan
untuk mengetahui apakah
proses perlakuan fumigasi
yang dipakai telah
sesuai degan standar guna
memperoleh hasil yang maksimal.
2. Bagi Program Studi Manajenen
Perdagangan a. Terbinanya hubungan
kerjasama yang saling
menguntungkan dengan perusahaan.
b. Dapat
dijadikan masukan yang
baik untuk diterapkan dalam
program magang selanjutnya.
3. Bagi Penulis.
Memperluas wawasan
dan pengetahuan tentang peranan dan aplikasi pelakuan
fumigasi dengan sulfuryl fluoride dalam proses
ekspor furniture oleh perusahaan Ekepedisi Muatan Kapal Laut sebagaimana
telah dipelajari semasa kuliah dan
magang kerja.
4. Bagi Mahasiswa dan Pembaca lainnya.
Memberikan tambahan bacaan dan
referensi khususnya bagi mahasiswa jurusan
Manajemen Perdagangan yang tertarik untuk menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.
E. Metode Penelitian.
Suatu penelitian pada dasarnya
adalah bagian mencari, mendapatkan data dan selanjutnya
dilakukan penyusunan dalam
bentuk laporan hasil
penelitian.
Supaya proses
tersebut dapat berjalan
lancar serta hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah , maka diperlukan metode penelitian.
Metode penelitian ini
mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian. Metode ini terdiri dari;.
1. Ruang Lingkup Penelitian.
Penelitian ini
akan mengkaji peran
dan proses aplikasi perlakuan fumigasi dengan sulfuryl fluoride dalam proses
ekspor furniture serta standar keamanan, keselamatan
dan kesehatan (K3)
didalam proses perlakuan fumigasi berlangsung.
2. Metode Pengumpulan Data.
a. Observasi.
Observasi merupakan
teknik pengumpulan data
dengan cara mengamati
perilaku daripada obyek
penelitian. Dalam penelitian
ini, penulis melihat
secara langsung mengenai
kegiatan proses aplikasi perlakuan fumigasi dengan sulfuryl fluoride
dalam proses ekspor furniture pada CV. Wisanggeni Digdaya Aji di Surakarta.
b. Wawancara.
Wawancara merupakan
suatu metode mengumpulakan
data yang dilakukan dengan tanya jawab tanpa disertai
alternatif jawabannya. Dalam penelitian
ini, wawancara dilakukan dengan staf bagian fumigasi pada CV.
Wisanggeni Digdaya Aji di
Surakarta.
c. Studi Pustaka.
Merupakan teknik
pengumpulan data dengan
cara mempelajari buku/referensi/browsing di internet
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3. Sumber Data.
a. Sumber Data Primer.
Data Primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh
dengan cara wawancara
langsung pada CV. Wisanggeni Digdaya
Aji yaitu pada staff / karyawan bagian fumigasi dan dokumendokumen ekspor, personalia dan
direktur CV. Wisanggeni Digdaya Aji itu sendiri.
b. Sumber Data Sekunder.
Data Sekunder yaitu data
pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data ini
penulis peroleh dari browsing di
internet, buku maupun sumber bacaan lainnya yaitu Kumpulan Makalah Prosedur
Ekspor Ditjen PPEI, Manual
Fumigasi Metil Bromida,
Materi Pelatihan Aplikasi
Fumiguard 99 GA dan sebagainya.
Skripsi Ekonomi: Saplikasi Fumigasi Dengan Sulfuryl Fluoride Sebagai Alternatif Pengganti Methyl Bromide Dalam Kegiatan Ekspor Furniture Pada Cv Wisanggeni Digdaya Aji Di Surakarta
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi