BAB I.
PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG.
Skripsi Ekonomi: Analisis pengaruh ekspor, inflasi, nilai tukar dan suku bunga terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1993-2012
Krisis ekonomi
global yang mengguncang
dunia pada tahun
2008 berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di
tiap-tiap negara, termasuk di Indonesia.
Beberapa penelitian mengenai
faktor-faktor makro ekonomi
yang mempengaruhi
pertumbuhan pada krisis global sudah banyak dilakukan. Seperti Dullah (2010) di Malaysia menyatakan adanya kegiatan ekspor dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini
sejalan dengan penelitian Muna dan Norma (2009) di
Malaysia, Kaushik dan
Lawrence (2008) dan
Douglas (2010) di
India yang meneliti
bahwa perdagangan internasional
akan memperlancar pertumbuhan ekonomi
ke arah yang
lebih baik. Sementara
itu, penelitian Hossain
(2012) di Bangladesh,
Abounoori dan Zobeiri
(2010) di Iran,
Obamuyi (2009) di
Nigeria dan penelitian Nelson (2009) di Brasil menemukan bahwa adanya
pengaruh antara ekspor, inflasi, nilai
tukar dan tingkat suku bunga terhadap pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hal
itu, skripsi ini
akan mendalami pengaruh
ekspor, inflasi, nilai tukar dan
suku bunga terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Indonesia pada masa krisis
global.
Kegiatan Ekspor
selain dapat mempengaruhi
neraca pembayaran, juga dapat
membangun perekonomian ketika
ekspor lebih tinggi
dibanding impor.
Perdagangan luar
negeri telah dianggap
sebagai mesin pertumbuhan
(Adewuyi, 2002), maksudnya
perdagangan luar negeri haruslah mengarah pada peningkatan yang
stabil dalam status
manusia dengan memperluas
jangkauan dan jalinan kerjasama.
Menurut Muna Sulaiman
& Norma Md.
Saad dari Malaysia
(2009), terdapat hubungan positif antara ekspor
dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, sedangkan
untuk impor berhubungan
sebaliknya, negatif dengan pertumbuhan ekonomi.
Penelitian Kaushik,
Krishan K, Arbenser,
Lawrence Nii &
Klein, K K (2008)
berpendapat pemerintah yang harus terus
mengoptimalkan proyek yang berorientasi ekspor
untuk mengamankan tingkat
pendapatan dan pertumbuhan ekonomi yang
lebih cepat dan
berkelanjutan di tahun
yang akan datang.
Keterbukaan ekonomi
untuk perdagangan internasional
akan memperlancar dan mewujudkan pembangunan
ekonomi ke arah
yang lebih baik
(Agbetsiafa, Douglas K : 2010).
Selain ekspor, nilai tukar
merupakan salah satu faktor fundamental
yang menyebabkan laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia
mengalami penurunan di tahun
1998. Sejak tahun 1970 sampai sekarang Indonesia telah melakukan 3 kali perubahan sistem nilai tukar, yaitu pada tahun 1970 sampai 15 November 1978 sistem yang dipakai adalah sistem nilai tukar
tetap. Kemudian mulai 15 November 1978
sampai 14 agustus 1997 menggunakan sistem mengambang terkendali, dan mulai 14 Agustus 1997 sampai sekarang
menggunakan sistem kurs bebas (flexible exchange
rate).
Selanjutnya dari
studi Abounoori dan
Zobeiri (2010) diketahui
bahwa dalam jangka
panjang ketidakmenentuan nilai
tukar berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hal
ini diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan
oleh McPherson dan
Rakovski (2000) yang
menyatakan bahwa penaksiran
yang terlalu tinggi
(depresiasi) terhadap nilai
tukar tidak baik
untuk pertumbuhan ekonomi.
Studi yang dilakukan
oleh Nelson H.
Barbosa-Filho (2009), nilai
tukar merupakan instrumen
yang paling penting
dalam mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Merosotnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar mengakibatkan harga barang dan jasa terus meningkat tajam, hal itulah
yang dikatakan sebagai inflasi. Tingkat inflasi yang
tinggi dalam jangka
panjang dapat memberikan
dampak negatif terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Nelson
(2009) juga menyatakan nilai tukar digunakan
sebagai alat untuk mengontrol inflasi, karena dampak dari inflasi yang berkepanjangan adalah dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka panjang, inflasi
mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Inflasi lebih membahayakan
pertumbuhan negara dibandingkan membantu dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi
(Ghofur, Shoma : 2008) Krisis
moneter pada tahun
1998 juga berdampak
pada sistem perekonomian,
terjadinya tekanan laju
inflasi yang menganggu
kestabilan perekonomian negara
yang terkena krisis
tersebut. Secara umum
inflasi merupakan peristiwa
moneter yang sangat
penting, yang dialami
oleh hampir seluruh negara di dunia. Secara umum diketahui bahwa inflasi memberi
pengaruh buruk terhadap pertumbuhan
ekonomi, maka inflasi adalah sebagai satu indikator yang
dapat menunjukkan ketidakstabilan ekonomi
bagi sebuah negara.
Menurut Yasir Ali
Mubarak (2005) inflasi
pada tahap kurang
dari 9 %
dikatakan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Tingkat
suku bunga adalah
salah satu instrument
yang digunakan untuk menekan
inflasi. Menurut Obamuyi (2009) di Nigeria
tingkat suku bunga mampu meningkatkan
tabungan dan mempercepat pertumbuhan dalam pandangan empiris antara
tabungan, investasi dan pertumbuhan ekonomi. Dengan peningkatan suku bunga
diharapkan orang akan
cenderung menyimpan uangnya
di Bank karena pengembaliannya yang
dinilai menguntungkan. Pada
posisi tersebut, permintaan masyarakat
untuk memegang uang
tunai menjadi lebih
rendah. Seiring berkurangnya jumlah uang beredar, gairah
belanja pun menurun. Berdampak pada harga
barang dan jasa yang cenderung stagnan atau tidak terjadi dorongan inflasi, Prasetiantono (2000).
Penurunan permintaan
dan mahalnya biaya
dana akan menyebabkan investasi
menurun sehingga pertumbuhan
ekonomi akan menjadi
melambat.
Dalam keadaan
keseimbangan, semakin tinggi
permintaan akan uang,
maka semakin tinggi suku bunga,
dan sebaliknya semakin tinggi penawaran akan uang maka
semakin rendah tingkat
suku bunga. Suku
bunga yang terjadi
pada suatu saat
tertentu adalah harga
yang disepakati pada
saat terjadi keseimbangan permintaan dan penawaran.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Tahun Pertumbuhan Ekonomi Tahun
Pertumbuhan Ekonomi Tahun Pertumbuhan Ekonomi Tahun Pertumbuhan Ekonomi 1997
4.69 % 2001 3.64 %
2005 5.69 % 2009
4.63 % 1998 -13.12 % 2002
4.49 % 2006 5.50 %
2010 6.22 % 1999 0.79 %
2003 4.78 % 2007
6.34 % 2011 6.49 % 2000
4.98 % 2004 5.03 %
2008 6.01 % 2012
6.23 % (Sumber : Bank Indonesia) Pada
tahun 1997 pertumbuhan
ekonomi Indonesia sebesar
4.69%, tahun 1998 sempat terjadi krisis ekonomi sehingga
menurun drastis menjadi -13,12%, pada
tahun 1999 mulai
membaik sebesar 0,79%,
tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 5,50%, tahun 2007 kembali
meningkat menjadi 6,34%, tahun 2008 sebesar
6,01%, dan tahun
2009 petumbuhan ekonomi
menurun menyusul dampak
krisis ekonomi global
menjadi sebesar 4,63%,
namun pada tahun
2010 hingga sekarang pertumbuhan
ekonomi Indonesia terus bercokol diatas angka 6%.
Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan
prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi (Tambunan, 2001).
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan
masyarakat pada suatu periode tertentu.
Dengan kata
lain, perekonomian dikatakan
mengalami pertumbuhan bila pendapatan
riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya.
Perkembangan ekonomi
di Indonesia tentunya
tidak terlepas dari
adanya potensi yang
besar, yaitu potensi
sumber daya alam
dan potensi sumber
daya manusianya. Pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat
dari jumlah Produk
Domestik Bruto (PDB),
dalam perkembangan tersebut
ada sembilan sektor
yang terdapat dalam PDB.
Berdasarkan latar
belakang permasalahan di
atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian
ini mengambil rentang waktu pada periode tahun
1993-2012. Dasar permasalahan
yang muncul diatas,
maka penelitian ini diberi
judul “Analisis Pengaruh Ekspor, Inflasi,
Nilai Tukar dan Tingkat Suku
Bunga Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia (Tahun 1993-2012)”.
B. PERUMUSAN MASALAH.
Bertitik tolak
dari uraian di
atas, maka dapat
diambil sebagai permasalahannya, yaitu :.
1. Bagaimanakah
pengaruh ekspor terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia?.
2. Bagaimanakah
pengaruh inflasi terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia?.
3. Bagaimanakah
pengaruh nilai tukar
Rupiah terhadap USD
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia ?.
4. Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ?.
C. TUJUAN PENELITIAN.
1. Untuk
menganalisis pengaruh ekspor
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1993-2012.
2. Untuk
menganalisis pengaruh inflasi
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1993-2012.
3. Untuk
menganalisis pengaruh nilai
tukar rupiah terhadap
USD terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1993-2012.
4.
Untuk menganalisis pengaruh
tingkat suku bunga
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1993-2012.
D. MANFAAT PENELITIAN.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:.
1. Bagi Instansi Pemerintah.
Hasil studi
ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai bahan
informasi, dan masukan
bagi Pemerintah Indonesia
dalam mengambil kebijakan
dalam merumuskan strategi
pengembangan ekspor, inflasi,
nilai tukar dan
tingkat suku bunga diwaktu yang
akan datang.
2. Bagi Peneliti.
a. Menambah pengalaman dan wawasan dalam
penelitian ekspor, inflasi, nilai
tukar dan tingkat
suku dalam kaitannya
dengan Pertumbuhan Ekonomi b.
Mengetahui dampak jangka
panjang dan jangka
pendek mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi 3. Bagi Akademis.
a. Penelitian
ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi akademis
bagi Perpustakaan pada bidang
studi Ekonomi Pembangunan.
b. Dengan
studi yang dilakukan
ini diharapkan dapat
diperoleh suatu manfaat
dan dapat dipergunakan
sebagai bahan referensi
dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
Skripsi Ekonomi: Analisis pengaruh ekspor, inflasi, nilai tukar dan suku bunga terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1993-2012
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi