Rabu, 12 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis pengaruh tingkat kemiskinan, pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia Di Indonesia tahun 1992-2011

   BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis pengaruh tingkat kemiskinan, pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia Di Indonesia tahun 1992-2011
Seluruh  negara  di  dunia  memiliki  tujuan  untuk  memakmurkan  kehidupan  masyarakatnya.  Berbagai  cara  pembangunan  akan  dilakukan  demi  mencapai  tujuan  tersebut. Keberhasilan sebuah pembangunan dapat dilihat dari tinggi rendahnya tingkat  pertumbuhan. Di negara Indonesia sendiri pembangunan merupakan hal yang menarik  untuk dibahas, baik dari sisi ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Pembangunan ekonomi di Indonesia dimulai sejak tahun 1969 pada masa orde  baru. Pada masa itu  angka pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan  angka  yang memuaskan.  Dilihat  dari  Produk  Domestik  Bruto  (PDB)  riil  rata-rata  mengalami  peningkatan sebanyak 7%  per tahun,  inflasi  dapat dikendalikan  hingga mencapai angka  satu  digit,  dan  jumlah  penduduk  miskin  menurun  sekitar  60%  menjadi  11%.  Hingga  pada pertengahan tahun 1997 terjadi perubahan situasi perekonomian yang disebabkan  karena  merosotnya  nilai  tukar  rupiah  terhadap  mata  uang  asing.  Akibatnya  terjadilah  krisis  ekonomi.  Krisis  paling  parah  terjadi  pada  tahun  1998,  hal  tersebut  dibuktikan  oleh angka PDB yang dulunya mencapai angka 7% per tahun menjadi -13,13% di tahun  tersebut dan inflasi mencapai 78%. (Bappenas, 2003).
Krisis  ekonomi  yang  melanda  Indonesia  dari  tahun  1997  sampai  1998  tidak  hanya  berimbas  pada  turunya  pertumbuhan  ekonomi,  namun  juga  berimbas  pada  bertambahnya tingkat kemiskinan, bertambahnya pengangguran akibat PHK, sehingga  menambah daftar panjang penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Pada tahun     1998  kemiskinan  mencapai  angka  49,5  juta  jiwa.  Mengalami  kenaikan  angka  sekitar  15,5 juta jiwa dari tahun 1997. Perubahan jumlah penduduk miskin di Indonesia dapat  dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.
Data Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Orang Miskin Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Melihat  tabel  1.1,  selain  menunjukkan  angka  jumlah  penduduk  miskin  di  Indonesia  juga  menjelaskan  tentang  tingkat  pertumbuhan  yang  dilihat  melalui  PDB.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai membaik pada tahun 2000. Meski belum dapat  menyamai  pertumbuhan  ekonomi  dimasa  orde  baru,  namun  perlahan  pertumbuhan  ekonomi menunjukkan angka  yang positif. Dari  -13,13% di masa krisis naik menjadi  Tahun  Pertumbuhan PDB (%)  Jumlah penduduk miskin (juta jiwa) 1990  7.24  27.200.0 1991  6.95  26.100.0 1992  6.46  26.567.0 1993  6.50  25.900.0 1994  7.54  23.500.0 1995  8.22  34.500.0 1996  7.82  36.000.0 1997  4.70  34.000.0 1998  -13.13  49.500.0 1999  0.79  47.970.0 2000  4.92  38.700.0 2001  3.64  37.900.0 2002  4.50  38.400.0 2003  4.78  37.300.0 2004  5.03  36.100.0 2005  5.69  35.100.0 2006  5.50  39.300.0 2007  6.35  37.170.0 2008  6.01  34.960.0 2009  4.58  32.520.0 2010  6.20  31.020.000     0,79%  di  tahun  1999.  Di  sepanjang  tahun  2000  sampai  2010  pertumbuhan  ekonomi  mencapai  angka  tertinggi  pada  tahun  2007,  yaitu  sebesar  6,32%.  Meski  terkadang  menunjukkan  angka  naik  turun,  namun  bisa  dikatakan  pertumbuhan  ekonomi  mulai  stabil.
Perubahan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia memang cukup baik pasca  krisis, namun pertumbuhan yang baik tersebut belum disertai dengan perubahan jumlah  penduduk  miskin  dan  pembangunan  manusianya.  Indikator  kemajuan  suatu  negara  tidak hanya dilihat dari PDB saja, tetapi juga dilihat dari aspek pembangunan manusia,  aspek  pendidikan  masyarakat  dan  aspek  harapan  hidup.  Apabila  angka  PDB  tinggi  sedangkan  pembangunan  manusianya  rendah  maka  hal  tersebut  akan  mengakibatkan  kesenjangan tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai.
Pembangunan  manusia  dapat  dilihat  melalui  tinggi  rendahnya  Indeks  Pembangunan  Manusia  (IPM)  atau  Human  Development  Indeks  (HDI)  yang  dipublikasikan  oleh  United  Nations  Development  Programme  (UNDP).  Menurut  catatan UNDP pada tahun 2011 Indonesia menduduki peringkat 124 dari 192 negara di  seluruh  dunia  dengan  nilai  HDI  sebesar  0,617.  Hal  tersebut  menjadikan  Indonesia  masih  berada  pada  tingkat  medium  human  development.  Meskipun  belum  dapat  dikatakan pada peringkat yang memuaskan, setidaknya nilai HDI Indonesia mengalami  kenaikan  1  peringkat  dari  tahun  sebelumnya.  Sedangkan  pada  tahun  2012  Indonesia  berhasil naik 3 peringkat dari peringkat 124 menjadi peringkat 121 dengan nilai HDI  sebesar  0,629.  Dalam  jangka  waktu  satu  tahun  Indonesia  hanya  berhasil  menaikkan  nilai  HDI  sebesar  0,012.  Berikut  data  IPM  Indonesia  dari  tahun  1992  sampai  tahun  2011:     Gambar 1.
Grafik IPM Indonesia 1992- 20 Indonesia  pada  tahun  2012  masih  berada  pada  tingkat  medium  human  development  . Menurut penghitungn dari BPS pada tahun 2004 IPM Indonesia sebesar  68,70,  tahun  2005  sebesar  69,57,  tahun  2006  sebesar  70,10.  2007  mencapai  angka  sebesar  70,59,  tahun  2008  sebesar  71,17,  tahun  2009  sebesar  71,76  dan  pada  tahun  2010  IPM  Indonesia sebesar  72, 27.  Berikut untuk lebih jelasnya mengenai kenaikan  dan penurunan IPM Indonesia secara keseluruhan beserta provinsi-provinsi yang ada di  Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.2.
         19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 IPM Tahun Sumber: BPS, diolah IPM Indonesia    Tabel 1.
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi dan Nasional  Tahun 2005- 20 Provinsi  2005  2006  2007  2008  2009  2010  20 Aceh   69.05  69.41  70.35  70.76  71.31  71.70  72.
Sumatera Utara  72.03  72.46  72.78  73.29  73.80  74.19  74.
Sumatera Barat  71.19  71.65  72.23  72.96  73.44  73.78  74.
Riau  73.63  73.81  74.63  75.09  75.60  76.07  76.
Jambi  70.95  71.29  71.46  71.99  72.45  72.74  73.
Sumatera Selatan  70.23  71.09  71.40  72.05  72.61  72.95  73.
Bengkulu  71.09  71.28  71.57  72.14  72.55  72.92  73.
Lampung  68.85  69.38  69.78  70.30  70.93  71.42  71.
Bangka Belitung  70.68  71.18  71.62  72.19  72.55  72.86  73.
Kepulauan Riau  72.23  72.79  73.68  74.18  74.54  75.07  75.
DKI Jakarta  76.07  76.33  76.59  77.03  77.36  77.60  77.
Jawa Barat  69.93  70.32  70.71  71.12  71.64  72.29  72.
Jawa Tengah  69.78  70.25  70.92  71.60  72.10  72.49  72.
Yogyakarta  73.50  73.70  74.15  74.88  75.23  75.77  76.
Jawa Timur  68.42  69.18  69.78  70.38  71.06  71.62  72.
Banten  68.80  69.11  69.29  69.70  70.06  70.48  70.
Bali  69.78  70.07  70.53  70.98  71.52  72.28  72.
Nusa Tenggara Barat  62.42  63.04  63.71  64.12  64.66  65.20  66.
Nusa Tenggara Timur  63.59  64.83  65.36  66.15  66.60  67.26  67.
Kalimantan Barat  66.20  67.08  67.53  68.17  68.79  69.15  69.
Kalimantan Tengah  73.22  73.40  73.49  73.88  74.36  74.64  75.
Kalimantan Selatan  67.44  67.75  68.01  68.72  69.30  69.92  70.
Kalimantan Timur  72.94  73.26  73.77  74.52  75.11  75.56  76.
Sulawesi Utara  74.21  74.37  74.68  75.16  75.68  76.09  76.
Sulawesi Tengah  68.47  68.85  69.34  70.09  70.70  71.14  71.
Sulawesi Selatan  68.06  68.81  69.62  70.22  70.94  71.62  72.
Sulawesi Tenggara  67.52  67.80  68.32  69.00  69.52  70.00  70.
Gorontalo  67.46  68.01  68.83  69.29  69.79  70.28  70.
Sulawesi Barat  65.72  67.06  67.72  68.55  69.18  69.64  70.
Maluku  69.24  69.69  69.96  70.38  70.96  71.42  71.
Maluku Utara  66.95  67.51  67.82  68.18  68.63  69.03  69.
Irian Jaya Barat  64.83  66.08  67.28  67.95  68.58  69.15  69.
Papua  62.08  62.75  63.41  64.00  64.53  64.94  65.
Indonesia  69.57  70.10  70.59  71.17  71.76  72.27  72.
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) IPM  setiap  provinsi  di  Indonesia  memang  berbeda  perkembangannya.  Hal  tersebut mencerminkan tingkat pembangunan tiap provinsi di Indonesia belum merata.
Membandingkan  pembangunan  provinsi  DKI  Jakarta  dengan  provinsi  Papua  akan     sangat terlihat jarak yang jauh di setiap tahunnya. Berdasarkan konsep, pembangunan  manusia merupakan upaya yang dilakukan demi memperluas kesempatan atau peluang  masyarakat  untuk  mencapai  kehidupan  layak,  yang  secara  umum  dapat  dilakukan  dengan meningkatan daya beli dan kapasitas dasar. Meningkatkan kapasitas dasar yaitu  melalui  peningkatan  ilmu  pengetahuan  dan  kesehatan  maka,  dengan  hal  tersebut  ada  dua  sektor  yang  perlu  menjadi  perhatian  pemerintah  untuk  dapat  mewujudkan  kehidupan masyarakat yang layak yaitu pendidikan dan kesehatan. Perhatian yang lebih  pada  kedua  sektor  tersebut  diharapkan  dapat  meningkatkan  kualitas  sumber  daya  manusia.  Dengan  sumber  daya  manusia  yang  berkualitas  akan  mampu  mengurangi  kemiskinan  dan  pada  akhirnya  mendukung  pembangunan  ekonomi.  Selain  itu  sektor  pendidikan  dan  kesehatan  merupakan  komponen  yang  dibutuhkan  untuk  mengukur  IPM.
Kesehatan  dan  pendidikan  yang  baik  harus  dipersiapkan  oleh  pemerintah  sebagai  pelayan  kebutuhan  dasar  itu  sendiri.  Kesehatan  merupakan  hak  bagi  setiap  warga  masyarakat.  Tingkat  kesehatan  masyarakat  akan  mempengaruhi  tingkat  kesejahteraan  masyarakat  dan  tingkat  kesejahteraan  masyarakat  akan  berpengaruh  terhadap tingkat kemiskinan maka, pemerintah sebagai pelayan kebutuhan dasar harus  dapat menjamin hak masyarakat untuk dapat hidup  sehat. Hal tersebut dapat dilakukan  dengan memberikan pelayanan kesehatan secara berkualitas, adil dan merata.
Begitu  juga  dengan  pendidikan,  pendidikan  juga  merupakan  hak  bagi  setiap  warga negara. Dan tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.
Dalam  pembukaan  UUD  1945  disebutkan  bahwa  salah  satu  tujuan  negara  Indonesia  adalah  mencerdaskan  bangsa,  dan  untuk  itu  setiap  warga  negara  Indonesia  berhak  memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Pemerintah berusaha menjamin semua anak dapat bersekolah.      Menurut Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun  anggaran 2012 pemerintah menetapkan sasaran prioritas pada bidang pendidikan yaitu:  (a) rata-rata lama sekolah (tahun) penduduk  usia 15 tahun ke atas, meningkat dari 7,50  tahun pada tahun 2008 menjadi 7,85 tahun pada tahun 2012; (b) angka buta aksara (%)  penduduk usia 15 tahun ke atas meningkat dari 5,97% pada tahun 2008 menjadi 4,8%  pada  tahun  2012;  (c)  APM  SD/SDLB/MI/  Paket  A  (%)  meningkat  dari  95,14%  pada  tahun 2008 menjadi 95,7% pada tahun 2012; (d) APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B (%)  dari  72,28%  pada  tahun  2008  menjadi  75,4%   pada  tahun  2012;  (e)  APK  SMA/SMK/MA/Paket C (%) meningkat dari 64,28% pada tahun 2008 menjadi 79,0%  pada tahun 2012; (f) APK PT usia 19-23 tahun (%) meningkat dari 21,26% pada tahun  2008 menjadi 27,4% pada tahun 2012; serta (g) menurunnya disparitas partisipasi dan  kualitas  pelayanan  pendidikan  antarwilayah,  gender,  dan  sosial  ekonomi,  serta  antarsatuan  pendidikan  yang  diselenggarakan  oleh  pemerintah  dan  masyarakat.
Amandemen  UUD 1945 telah menetapkan bahwa alokasi  anggaran untuk pendidikan  minimal  20%  dari  keseluruhan  anggaran.  Dana  pengembangan  pendidikan  ditetapkan  20%  dari  keseluruhan  anggaran  bertujuan  untuk  menjamin  keberlangsungan  program  pendidikan bagi generasi berikutnya. Dalam APBN 2012, alokasi anggaran untuk dana  pengembangan pendidikan nasional ditetapkan sebesar Rp1,0 triliun. Jumlah ini berarti  turun  sekitar  Rp1,6  triliun  atau  sekitar  61,8%  dari  alokasinya  dalam  APBN-P  2011  yaitu sebesar Rp2,6 triliun.
Pemerintah  mengalokasikan  angggaran  dana  yang  cukup  besar   dalam  komponen belanja pemerintah pusat menurut fungsi untuk bidang kesehatan dan bidang  pendidikan. Seperti yang tercantum pada tabel berikut.
  Tabel 1.
Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi Pendidikan dan Kesehatan, 2006-20 (miliar rupiah) Tahun Pengeluaran Bidang  Pendidikan Pengeluaran Bidang  Kesehatan 2006  45.303,90  12.189, 2007  50.843,40  16.004, 2008  55.298,00  14.038, 2009  84.919,50  15.743, 2010  90.818,30  18.793, 2011  97.854,00  14.088, 2012  95.599.60  14.693, Sumber: Data Pokok APBN 2006-20 Dari  tahun  ke  tahun  belanja  pemerintah  di  bidang  kesehatan  dan  di  bidang  pendidikan  terus  mengalami  kenaikan.  Tingkat  kemiskinan  sudah  seharusnya  mengalami  penurunan  secara  tajam.  Pembangunan  manusia  sudah  seharusnya  mengalami peningkatan secara signifikan sesuai dengan besarnya peningkatan alokasi  belanja pemerintah pada kedua bidang tersebut. Namun pada kenyataanya, hal tersebut  belum  terwujud  secara  penuh  pada  kehidupan  masyarakat  Indonesia.  IPM  Indonesia  belum mengalami kenaikan secara signifikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas menarik untuk dibahas  mengenai pembangunan manusia di Indonesia. Melihat seberapa besar pengaruh jumlah  penduduk  miskin  terhadap  pembangunan  manusia  di  Indonesia.  Selain  itu  di  dalam  penelitian  ini  juga  melihat  bagaimana  pengaruh  pengeluaran  pemerintah  di  bidang  kesehatan dan di bidang pendidikan terhadap pembangunan manusia di Indonesia pada  tahun 1992 sampai tahun 2011.

 Skripsi Ekonomi: Analisis pengaruh tingkat kemiskinan, pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia Di Indonesia tahun 1992-2011

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi