Rabu, 12 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Realisasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (Bok) Terhadap Indikator Gizi Kia Di Kabupaten Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012

      BAB I .
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang Masalah .
Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Realisasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (Bok) Terhadap Indikator Gizi Kia Di Kabupaten  Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
 Menurut  Rencana  Strategis Kementrian Kesehatan (2010-2014)  pengertian pembangunan kesehatan adalah:  Salah satu bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan  meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat  bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang  setinggi-tingginya. Pembangunan Kesehatan diselenggarakan dengan  berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan, dan  kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat  dengan perhatian khusus pada penduduk renta, antara lain ibu, bayi,  anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.

Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa  Indonesia baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.
 Kesehatan mempunyai peran penting dalam menciptakan sumber  daya manusia yang berkualitas. Kondisi kesehatan dan gizi yang buruk,  khususnya pada ibu dan anak, akan menciptakan generasi sumber daya  manusia berkualitas buruk. Sebaliknya, generasi yang sehat dan kondisi  gizi baik akan memiliki otak yang cerdas akan menciptakan sumber daya  manusia berkualitas baik. Menurut Ahmad Sujudi (2003) pertumbuhan  otak merupakan:  Sumber utama kecerdasan, keampuan bersaing, kemampuan  membangun ekonomi dan kesejahteraan lahir batin, terjadi pada  enam tahun pertama kehidupan. Setelah itu pertumbuhan otak  berhenti. Bila pada masa enam tahun pertama hidupnya, anak-anak  tidak mendapatkan gizi yang baik, maka otaknya akan menjadi  kerdil.
      Generasi sumber daya manusia yang berkualitas buruk akan berakibat  pada berkurangnya kemampuan anak menyerap pelajaran. Hal ini dapat  berpengaruh pada investasi di bidang pendidikan menjadi kurang  bermanfaat. Sebaliknya, generasi yang sehat dan gizi yang baik akan  memiliki otak yang cerdas dan kepribadian yang baik sehingga produktif.
 Menurut Ahmad Sujudi (2003) salah satu faktor yang  mempengaruhi tinggi rendahnya derajat kesehatan adalah seberapa besar  tingkat pembiayaan untuk sektor kesehatan. Salah satu bentuk kebijakan  pemerintah di bidang kesehatan dalam rangka mendukung tercapainya  pembangunan kesehatan yang merata adalah Bantuan Operasional  Kesehatan (BOK). BOK merupakan bantuan dana dari pemerintah pusat  melalui Kementrian Kesehatan. Tujuannya untuk membantu pemerintah  daerah melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan  Minimal (SPM) Bidang Kesehatan untuk mempercepat pencapaian  Millenium Development Goals(MDGs) dengan meningkatkan kinerja  Puskesmas dan jaringannya serta Poskedes dan Posyandu dalam  menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang  dilakukan dengan meningkatkan kemampuan masyarakat melalui  pembelajaran diri (promotif) dan kegiatan pencegahan terhadap masalah  kesehatan/penyakit (preventif) sesuai dengan Keputusan Menteri  Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 494/Menkes/SK/IV/2010 tentang  Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan.
       Menurut dokumen Kementrian Kesehatan (2010) sesuai visi dan  misi Presiden, kebijakan pembangunan kesehatan periode lima tahun ke  depan (2010-2014) diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang  murah dan terjangkau terutama pada kelompok menengah ke bawah guna  mendukung pencapaian MDGs pada tahun 2015, dengan sasaran  peningkatan akses masyarakat terhadappelayanan kesehatan yang ditandai  oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian  bayi dan kematian ibu melahirkan.
 Program Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah  satu prioritas Kementrian Kesehatan. Keberhasilan program Gizi KIA  menjadi salah satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka  Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Beberapa penelitian tentang  realisasi dana BOK adalah Ascobat, et al. (2011), Niniek, et al.(2013),  Mariane, et al.(2012) dan Lalu, et al.(2012). Pemanfaatan BOK menurut  Ascobat, et al. (2011) penggunaan terbesar belanja BOK adalah untuk  program KIA dan gizi dan pada prinsipnya dana tersebut fokus ditujukan  untuk akselerasi pencapaian MDGs, terutama gizi, Angka Kematian Bayi  (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut Mariane, et al(2012)  dan Lalu, et al(2012) pemanfaatan BOK lebih banyak untuk kegiatan gizi,  KIA, dan KB. Menurut Niniek, et al(2013) perkembangan pencapaian  cakupan MDGs sebelum dan sesudah adanya BOK dapat dilihat dari  cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4), cakupan Kunjungan Ibu Nifas,  cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Pn), cakupan Kunjungan  Neonatus (KN), dan cakupan Balita Gizi Buruk.
       Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh realisasi BOK terhadap  indikator Gizi KIA. Indikator Gizi KIA tersebut meliputi cakupan  kunjungan neonatus pertama (KN1), cakupan persalinan ditolong tenaga  kesehatan terlatih (Pn) dan cakupan balita ditimbang berat badannya  (D/S). Pertimbangan menggunakan ketiga indikator tersebut karena  merupakan indikator program kegiatanBina Gizi dan Kesehatan Ibu dan  Anak yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan  (2010-2014), dengan outputpeningkatan ketersediaan dan keterjangkauan  pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat.
 Daerah yang menjadi kajian penelitian ini adalah 3kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah  merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas dengan daya ungkit tinggi  dalam percepatan pencapaian RPJMN bidang kesehatan 2010-201(Kementrian Kesehatan, 2013). Pertumbuhan realisasi dana BOK di  Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 dapat dilihat pada  Tabel 1.1 berikut:        Tabel 1.1 Perkembangan dan Pertumbuhan Realisasi BOK di  Kabupate/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-201No.  Kabupaten/Kota  Realisasi BOK  Pertumbuhan  (%)  2011  2011  Kab. Cilacap  2.696.100.000 3.291.300.000  22,02  Kab. Banyumas  2.895.497.045 3.382.950.000  16,83  Kab. Purbalingga  1.510.443.175 1.928.564.800  27,64  Kab. Banjarnegara  2.450.123.500 3.029.780.000  23,65  Kab. Kebumen  2.541.631.950 3.042.750.000  19,76  Kab. Purworejo  1.934.483.750 2.352.916.000  21,67  Kab. Wonosobo  1.724.500.000 2.022.150.000  17,28  Kab. Magelang  2.146.541.150 2.495.199.850  16,29  Kab. Boyolali  2.149.860.000 2.521.465.000  17,210  Kab. Klaten  2.493.145.515 2.921.423.900  17,111  Kab. Sukoharjo  875.349.250 1.069.913.600  22,212  Kab. Wonogiri  1.616.000.775 2.368.831.500  46,513  Kab. Karanganyar  1.408.214.725 1.851.450.000  31,414  Kab. Sragen  1.857.916.150 2.171.700.000  16,815  Kab. Grobogan  2.113.653.700 2.588.680.000  22,416  Kab. Blora  1.948.206.900 2.263.106.000  16,117  Kab. Rembang  1.198.077.600 1.426.800.000  19,018  Kab. Pati  2.112.413.712 2.508.540.831  18,719  Kab. Kudus  1.425.000.000 1.681.950.000  18,020  Kab. Jepara  1.560.953.500 1.850.440.000  18,521  Kab. Demak  1.805.870.000 2.246.142.000  24,322  Kab. Semarang  1.925.095.850 2.270.638.800  17,923  Kab. Temanggung  1.659.464.870 2.094.005.000  26,124  Kab. Kendal  2.247.432.500 2.599.203.800  15,625  Kab. Batang  1.453.659.500 1.835.150.000  26,226  Kab. Pekalongan  1.918.840.050 2.271.815.600  18,427  Kab. Pemalang  1.640.373.500 1.934.650.200  17,928  Kab. Tegal  2.096.005.900 2.525.800.000  20,529  Kab. Brebes  2.059.002.000 3.283.444.000  59,430  Kota Magelang  368.873.650 481.774.750  30,631  Kota Surakarta  1.190.027.300 1.507.253.350  26,632  Kota Salatiga  444.446.200 554.995.000  24,833  Kota Semarang  2.450.789.070 3.177.735.940  29,634  Kota Pekalongan  872.799.000 1.070.975.000  22,735  Kota Tegal  323.405.000 390.875.000  20,8Provinsi Jawa Tengah  61.114.196.787 75.014.369.921 22,7Sumber: Direktorat Jenderal Gizi KIA, 2012 (Data Diolah)         Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dicermati bahwa setiap  perkembangan realisasi dana BOK positif di 35 kabupaten/kota  Provinsi Jawa Tengah tahun 2012. Kabupaten Brebes memiliki  perkembangan realisasi BOK yang paling signifikan yaitu  meningkat 59,47%, dengan realisasi yang meningkat  menggambarkan bahwa upaya kesehatan yang dilakukan  meningkat sehingga cakupan kesehatan juga meningkat.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka judul penelitian ini adalah  “Analisis Pengaruh Realisasi Dana Bantuan Operasional  Kesehatan (BOK) Terhadap Indikator Gizi KIA di  Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012”.
B.  Rumusan Masalah .
 Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan  permasalahan penelitian sebagai berikut:.
1.  Bagaimana pengaruh realisasi BOK terhadap cakupan KN1 di Provinsi  Jawa Tengah tahun 2012? .
2.  Bagaimana pengaruh realisasi BOK terhadap cakupan Pn di Provinsi  Jawa Tengah tahun 2012? .
3.  Bagaimana pengaruh realisasi BOK terhadap cakupan D/S di Provinsi  Jawa Tengah tahun 2012? .
      C. Tujuan Penelitian .
 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1.  Untuk menganalisis pengaruh realisasi BOK terhadap cakupan KN1 di  Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 .
2.  Untuk menganalisis pengaruh realisasi BOK terhadap cakupan Pn di  Provinsi Jawa Tengah tahun 2012.
3.  Untuk menganalisis pengaruh realisasi BOK terhadap cakupan D/S di  Provinsi Jawa Tengah tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian .
 Adapun manfaat yang diharapkan untuk diperoleh dari hasil  penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1.  Manfaat Teoritis  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya  pengembangan ilmu ekonomi bidang kesehatan.
2.  Manfaat Praktis .
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bentuk: .
a.  Dapat digunakan sebagai referensi atau rujukan kebijakan  pemerintah dalam upaya peningkatan kinerja standar pelayanan  kesehatan di masa yang akan datang.

     b.  Memberikan informasi data empiris mengenai manfaat dari adanya  BOK tahun 2012. 
Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Realisasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (Bok) Terhadap Indikator Gizi Kia Di Kabupaten  Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012  

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi