BAB I .
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang Masalah .
Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Realisasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (Bok) Terhadap Indikator Gizi Kia Di Kabupaten Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
Menurut
Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan (2010-2014) pengertian
pembangunan kesehatan adalah: Salah satu
bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan Kesehatan
diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan, dan kemandirian,
adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk renta,
antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia
(lansia), dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia
baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.
Kesehatan mempunyai peran penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Kondisi kesehatan dan gizi yang buruk, khususnya pada ibu dan anak, akan menciptakan
generasi sumber daya manusia berkualitas
buruk. Sebaliknya, generasi yang sehat dan kondisi gizi baik akan memiliki otak yang cerdas akan
menciptakan sumber daya manusia
berkualitas baik. Menurut Ahmad Sujudi (2003) pertumbuhan otak merupakan: Sumber utama kecerdasan, keampuan bersaing,
kemampuan membangun ekonomi dan
kesejahteraan lahir batin, terjadi pada enam
tahun pertama kehidupan. Setelah itu pertumbuhan otak berhenti. Bila pada masa enam tahun pertama
hidupnya, anak-anak tidak mendapatkan
gizi yang baik, maka otaknya akan menjadi kerdil.
Generasi sumber daya manusia yang berkualitas
buruk akan berakibat pada berkurangnya
kemampuan anak menyerap pelajaran. Hal ini dapat berpengaruh pada investasi di bidang
pendidikan menjadi kurang bermanfaat.
Sebaliknya, generasi yang sehat dan gizi yang baik akan memiliki otak yang cerdas dan kepribadian yang
baik sehingga produktif.
Menurut Ahmad Sujudi (2003) salah satu faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya
derajat kesehatan adalah seberapa besar tingkat
pembiayaan untuk sektor kesehatan. Salah satu bentuk kebijakan pemerintah di bidang kesehatan dalam rangka
mendukung tercapainya pembangunan
kesehatan yang merata adalah Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). BOK merupakan bantuan dana
dari pemerintah pusat melalui Kementrian
Kesehatan. Tujuannya untuk membantu pemerintah daerah melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan untuk mempercepat pencapaian Millenium
Development Goals(MDGs) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskedes dan
Posyandu dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan dengan meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran diri (promotif) dan
kegiatan pencegahan terhadap masalah kesehatan/penyakit
(preventif) sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
494/Menkes/SK/IV/2010 tentang Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Kesehatan.
Menurut
dokumen Kementrian Kesehatan (2010) sesuai visi dan misi Presiden, kebijakan pembangunan kesehatan
periode lima tahun ke depan (2010-2014)
diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau terutama pada kelompok
menengah ke bawah guna mendukung
pencapaian MDGs pada tahun 2015, dengan sasaran peningkatan akses masyarakat terhadappelayanan
kesehatan yang ditandai oleh
meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan kematian ibu melahirkan.
Program Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
merupakan salah satu prioritas
Kementrian Kesehatan. Keberhasilan program Gizi KIA menjadi salah satu indikator utama dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025. Beberapa penelitian tentang realisasi dana BOK adalah Ascobat, et al.
(2011), Niniek, et al.(2013), Mariane,
et al.(2012) dan Lalu, et al.(2012). Pemanfaatan BOK menurut Ascobat, et al. (2011) penggunaan terbesar
belanja BOK adalah untuk program KIA dan
gizi dan pada prinsipnya dana tersebut fokus ditujukan untuk akselerasi pencapaian MDGs, terutama
gizi, Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut Mariane, et al(2012) dan Lalu, et al(2012) pemanfaatan BOK lebih
banyak untuk kegiatan gizi, KIA, dan KB.
Menurut Niniek, et al(2013) perkembangan pencapaian cakupan MDGs sebelum dan sesudah adanya BOK
dapat dilihat dari cakupan Kunjungan Ibu
Hamil (K4), cakupan Kunjungan Ibu Nifas, cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
(Pn), cakupan Kunjungan Neonatus (KN),
dan cakupan Balita Gizi Buruk.
Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh realisasi
BOK terhadap indikator Gizi KIA.
Indikator Gizi KIA tersebut meliputi cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1), cakupan
persalinan ditolong tenaga kesehatan
terlatih (Pn) dan cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S). Pertimbangan menggunakan ketiga
indikator tersebut karena merupakan
indikator program kegiatanBina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak yang tercantum dalam Rencana Strategis
Kementrian Kesehatan (2010-2014), dengan
outputpeningkatan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh
masyarakat.
Daerah yang menjadi kajian penelitian ini
adalah 3kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 12 provinsi
prioritas dengan daya ungkit tinggi dalam
percepatan pencapaian RPJMN bidang kesehatan 2010-201(Kementrian Kesehatan,
2013). Pertumbuhan realisasi dana BOK di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Perkembangan dan Pertumbuhan
Realisasi BOK di Kabupate/Kota Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2011-201No.
Kabupaten/Kota Realisasi BOK Pertumbuhan (%) 2011 2011
Kab. Cilacap 2.696.100.000
3.291.300.000 22,02 Kab. Banyumas
2.895.497.045 3.382.950.000 16,83 Kab. Purbalingga 1.510.443.175 1.928.564.800 27,64
Kab. Banjarnegara 2.450.123.500
3.029.780.000 23,65 Kab. Kebumen
2.541.631.950 3.042.750.000 19,76 Kab. Purworejo 1.934.483.750 2.352.916.000 21,67
Kab. Wonosobo 1.724.500.000
2.022.150.000 17,28 Kab. Magelang
2.146.541.150 2.495.199.850 16,29 Kab. Boyolali
2.149.860.000 2.521.465.000 17,210 Kab. Klaten
2.493.145.515 2.921.423.900 17,111 Kab. Sukoharjo 875.349.250 1.069.913.600 22,212
Kab. Wonogiri 1.616.000.775
2.368.831.500 46,513 Kab. Karanganyar 1.408.214.725 1.851.450.000 31,414
Kab. Sragen 1.857.916.150
2.171.700.000 16,815 Kab. Grobogan
2.113.653.700 2.588.680.000 22,416 Kab. Blora
1.948.206.900 2.263.106.000 16,117 Kab. Rembang
1.198.077.600 1.426.800.000 19,018 Kab. Pati
2.112.413.712 2.508.540.831 18,719 Kab. Kudus
1.425.000.000 1.681.950.000 18,020 Kab. Jepara
1.560.953.500 1.850.440.000 18,521 Kab. Demak
1.805.870.000 2.246.142.000 24,322 Kab. Semarang
1.925.095.850 2.270.638.800 17,923 Kab. Temanggung 1.659.464.870 2.094.005.000 26,124
Kab. Kendal 2.247.432.500
2.599.203.800 15,625 Kab. Batang
1.453.659.500 1.835.150.000 26,226 Kab. Pekalongan 1.918.840.050 2.271.815.600 18,427
Kab. Pemalang 1.640.373.500
1.934.650.200 17,928 Kab. Tegal
2.096.005.900 2.525.800.000 20,529 Kab. Brebes
2.059.002.000 3.283.444.000 59,430 Kota Magelang
368.873.650 481.774.750 30,631 Kota Surakarta 1.190.027.300 1.507.253.350 26,632
Kota Salatiga 444.446.200
554.995.000 24,833 Kota Semarang
2.450.789.070 3.177.735.940 29,634 Kota Pekalongan 872.799.000 1.070.975.000 22,735
Kota Tegal 323.405.000
390.875.000 20,8Provinsi Jawa
Tengah 61.114.196.787 75.014.369.921
22,7Sumber: Direktorat Jenderal Gizi KIA, 2012 (Data Diolah) Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dicermati bahwa
setiap perkembangan realisasi dana BOK
positif di 35 kabupaten/kota Provinsi
Jawa Tengah tahun 2012. Kabupaten Brebes memiliki perkembangan realisasi BOK yang paling
signifikan yaitu meningkat 59,47%,
dengan realisasi yang meningkat menggambarkan
bahwa upaya kesehatan yang dilakukan meningkat
sehingga cakupan kesehatan juga meningkat.
Berdasarkan penjelasan diatas,
maka judul penelitian ini adalah “Analisis
Pengaruh Realisasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Terhadap Indikator Gizi KIA di
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah .
Berdasarkan latar belakang masalah dapat
dirumuskan permasalahan penelitian
sebagai berikut:.
1. Bagaimana pengaruh realisasi BOK terhadap cakupan
KN1 di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012? .
2. Bagaimana pengaruh realisasi BOK terhadap
cakupan Pn di Provinsi Jawa Tengah tahun
2012? .
3. Bagaimana pengaruh realisasi BOK terhadap
cakupan D/S di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2012? .
C. Tujuan Penelitian .
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:.
1. Untuk menganalisis pengaruh realisasi BOK
terhadap cakupan KN1 di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 .
2. Untuk menganalisis pengaruh realisasi BOK
terhadap cakupan Pn di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012.
3. Untuk menganalisis pengaruh realisasi BOK
terhadap cakupan D/S di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian .
Adapun manfaat yang diharapkan untuk diperoleh
dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:.
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu upaya pengembangan ilmu ekonomi
bidang kesehatan.
2. Manfaat Praktis .
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam bentuk: .
a. Dapat digunakan sebagai referensi atau
rujukan kebijakan pemerintah dalam upaya
peningkatan kinerja standar pelayanan kesehatan
di masa yang akan datang.
b.
Memberikan informasi data empiris mengenai manfaat dari adanya BOK tahun 2012.
Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Realisasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (Bok) Terhadap Indikator Gizi Kia Di Kabupaten Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi