Senin, 03 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kawasan Subosuka_WonosratenTahun 2007-2011

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kawasan Subosuka_WonosratenTahun 2007-2011
Kesejahteraan adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh negara  yang  sedang  melakukan pembangunan.  Dengan  kata  lain,  pembangunan  ekonomi  dilakukan  untuk  meningkatkankan  taraf  hidup  masyarakat  dan  kesejahteraan  lahir  dan  batin  secara  adil  dan  merata  bagi  seluruh  rakyat.

Arsyad(2002:108) mengemukakanpembangunan  ekonomi  daerah  adalah  proses yang  dilakukan  Pemerintah  Daerah  dengan  masyarakat  dalam  mengelola sumberdaya yang ada dan bekerjasama dengan pihak swasta dalam  upaya  menciptakan  lapangan  kerja  baru  dan  merangsang  perkembangan  kegiatan ekonomi/pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Salah  satu  indikator  keberhasilan  pembangunan  suatu  daerah  diindikasikan  dengan  laju  pertumbuhan  ekonomi.  Oleh  karena  itu,  setiap  daerah  selalu  menargetkan  laju  pertumbuhan  ekonomi  yang  tinggi  dalam  perencanaan dan tujuan pembangunan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi yang  tinggi  dan  berkelanjutan  merupakan  kondisi  utama  bagi  kelangsungan  pembangunan  ekonomi.  Penduduk  bertambah  terus,  maka  dibutuhkan  penambahan  pendapatan  setiap  tahunnya.  Hal  ini  dapat   terpenuhi  lewat  peningkatan  output  secara  agregat  baik  barang  maupun  jasa atau  Produk  Domestik  Regional  Bruto  (PDRB)  setiap  tahunnya. Selain  pertumbuhan  ekonomi yang tinggi,pembangunan daerah juga harus bisa mengurangi tingkat  kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.
 Perbedaan  potensi  sumber  daya  tiap-tiap  daerah  (sumber  daya  alam,  sumber  daya  manusia,  ataupun  sumber  daya  buatan)  yang  berbeda-beda  menimbulkan adanya daerah yang lebih makmur dan lebih maju dibandingkan  daerah yang lainnya. Oleh karena itu kebijakan pembangunan dilakukan untuk  mencapai  pertumbuhan  ekonomi  yang  tinggi  dengan  cara  memanfaatkan  potensi  dan  sumberdaya  yang  ada  dan  berbeda-beda  pada  masing-masing  daerah. Proses  tersebut  dilakukan  agar  pembangunan  dapat  dirasakan  secara  lebih merata.
Jawa  Tengah  merupakan  provinsi  yang  memiliki  jumlah  penduduk  banyak, sehingga dituntut untuk mandiri sertamampu untuk mengembangkan  potensi-potensi  yang  ada.  Hal  terpenting  dalam  mencapai  keberhasilan  pembangunan  daerah  adalah  setiap  daerah  mampu  mengidentifikasi kondisi  dan potensi  ekonomi  yang  dimilikinya, yang  dapat  didayagunakan  untuk  mencapai sasaran pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
DalamPerda  Provinsi  Jawa  Tengah  No.6  tahun  2010tentang  Rencana  Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah  membentuk  kawasan  kerjasama  antar  daerah  yang  dipandang  dapat  dimanfaatkan  bagi  upaya  pemerataan  pembangunan  didalam  suatu  kawasan.
Wilayah tersebut diklasifikasikan menjadi8(delapan)kawasan kerjasama antar  daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah, yang meliputi: 1. Kawasan KEDUNGSEPUR  Meliputi Kabupaten  Kendal,  Kabupaten  Demak,  Kabupaten  Semarang,  (Ungaran),  Kota  Semarang,  Kota  Salatiga  dan  Kabupaten  Grobogan  (Purwodadi);  2. Kawasan WANARAKUTI  Meliputi  Juwana,  Kabupaten Jepara,  Kabupaten  Kudus, dan  Kabupaten  Pati); 3. Kawasan SUBOSUKA_WONOSRATEN Meliputi Kota  Surakarta,  Kabupaten Boyolali, Kabupaten  Sukoharjo,  Kabupaten Karanganyar,  Kabupaten  Wonogiri,  Kabupaten  Sragen, dan  Kabupaten Klaten; 4. Kawasan BREGASMALANG Meliputi  Kabupaten Brebes, Kota  Tegal, Slawi(Kabupaten  Tegal), dan  Kabupaten Pemalang; 5. Kawasan PETANGLONG Meliputi  Kabupaten  Pekalongan,  Kabupaten  Batang,  dan  Kota  Pekalongan; 6. Kawasan BARLINGMASCAKEB Meliputi  Kabupaten  Banjarnegara,  Kabupaten Purbalingga, Kabupaten  Banyumas, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Kebumen; 7. Kawasan PURWOMANGGUNG  Meliputi  Kabupaten Purworejo,  Kabupaten  Wonosobo,  Kabupaten  Magelang, Kota Magelang, dan KabupatenTemanggung; 8. Kawasan BANGLOR  Meliputi Kabupaten Rembang dan Kabupateen Blora; Pembentukan  kawasan  kerjasama antar  daerah ini  dilakukan sebagai  salah  satu  strategi  dasar  dalam  melakukan  pembangunan  daerah  yang  disesuaikan dengan kondisi dan potensi wilayah. Adanya pembagiankawasan  ini, diharapkan setiapdaerahdalam suatu kawasan akan saling berupaya untuk  meningkatkanpertumbuhan  ekonomi  sekaligus  meningkatkan  pemerataan  pembangunannya.Sehingga seluruh daerah yang ada didalam kawasan tersebut  akan  dapat  memberikan  kontribusi  yang  positif  bagi  pembangunan  daerah  di  Propinsi Jawa Tengah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi  yang  dapat  menunjukkan  tingkat  pertumbuhan  ekonomi  suatu  daerah.  PDRB  tidak hanya menunjukkan hasil-hasil pembangunan tersebut didistribusikan dan  siapa  saja  yang  menikmati  pertumbuhan  ekonomi, tetapi juga  menjadi  tolok  ukur seberapa  jauh  pembangunan  tersebut  telah  berhasil  menyejahterakan  masyarakatnya.
Perkembangan mengenai PDRB menurut harga konstan tahun 2000 yang  dirinci menurut pembagian kerjasama antardaerah dapat dilihat pada tabel1.1 Tabel 1.1 PDRB Jawa  Tengah  Dirinci  Menurut Pembagian  Kawasan  Strategis Atas  Dasar  Harga  Konstan  2000  Tahun  2007-2011 (Jutaan Rupiah) Kawasan 2007 2008 2009 2010 2011 Kedungsepur 33.909.288 35.626.756 37.439.286 39.507.689 41.820.664 Wanarakuti 18.932.099 19.735.891 20.587.534 21.501.169 22.516.882 Subosuka_wonosraten 26.671.685 27.957.245 29.403.591 30.767.594 32.185.168 Bregasmalang 11.992.277 12.594.188 13.226.187 13.871.842 14.545.521 Petanglong 6.747.660 7.027.924 7.326.770 7.679.947 8.071.982 Barlingmascakeb 22.311.087 23.459.199 24.675.978 26.012.989 27.475.720 Purwomanggung 10.942.652 11.452.615 11.977.074 12.539.786 13.125.363 Banglor 3.811.815 4.007.176 4.197.645 4.399.336 4.554.654 Sumber : BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah 2011, diolah.
 Sumber : BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah 2011,diolah Gambar 1.1 Laju  Pertumbuhan  PDRB Jawa  Tengah Dirinci  Menurut  Pembagian Kawasan  StrategisAtasDasar  Harga  Konstan  2000 Tahun 2007-2011(%) Dari  gambar  1.1  dapat  diketahui bahwakawasan  Subosuka_wonosraten  merupakan  salah  satu  kawasan  yang  rata-rata  laju  pertumbuhannya  terbesar  keempat dari  8  (delapan)  kawasan  strategis  di  Jawa  Tengah yaitu  sebesar  4,84  persen.  Dari gambar  1.1  tersebut  juga terlihat  bahwa  dari  kedelapan  kawasan  kerjasama di Provinsi Jawa Tengah terjadi perbedaan laju pertumbuhan ekonomi  yang mencolok antara satu kawasan dengan kawasan yang lain.
Kawasan  Subosuka_wonosraten  adalah  salah  satu  dari  delapan  kawasan  kerjasama  yang  ada  di  Provinsi  Jawa  Tengah. Kawasan  ini  terdiri  dari  Kota  Surakarta,  KabupatenBoyolali,  KabupatenSukoharjo,  KabupatenKaranganyar,  Kabupaten Wonogiri,  Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten. Lahirnya  Undang-undang  Nomor  32dan  33  tahun  2004 tentang prinsip otonomi  daerah  yang  luas,  nyata,  dan  bertanggung  jawab  mengakibatkan  peranan  pemerintah  daerah  sangat  berpengaruh  dalam  menentukan arah  kebijakan  pembangunannya.
 Kedua  undang-undang  ini menjadikan  seluruh  kabupaten/kota  di  Kawasan  Subosuka_wonosraten mempunyai  kewenangan  yang  lebih  luas  untuk  megembangkan sendiripotensi-potensi sumber  daya alam  yangdimiliki  masingmasing  daerahdengan  tepat  dan  optimal demi  tercapainyakesejahteraan  serta  kemakmuran masyarakat secara adil dan merata.
Perbedaan  tingkat  kemajuan  ekonomi  antar  daerah  yang  berlebihan  merupakan  ciri-ciri  dari  adanya  kesenjangan/ketimpangan  regional  dan  dapat  dilihat  dari  perbandingan  PDRB setiap  kabupaten/kota  dalam  satu  kawasan.
Berikut perkembangan mengenai PDRB menurut harga konstan 2000diKawasan  Subosuka_wonosratenyang dirinci menurutkabupaten/kota.
Tabel 1.2 PDRB   Kabupaten/Kota  di  Kawasan Subosuka_wonosraten Atas  Dasar  Harga  Konstan  2000  Tahun2007-2011  (Jutaan  Rupiah) Kabupaten/ Kota PDRB ADHK 2000 2007 2008 2009 2010 2011 Surakarta 4.304.287 4.549.343 4.817.878 5.103.886 5.411.912 Boyolali 3.748.102 3.899.373 4.100.520 4.248.048 4.472.217 Sukoharjo 4.330.993 4.540.752 4.756.902 4.978.263 5.206.688 Karanganyar 4.654.054 4.900.690 5.172.268 5.452.435 5.752.065 Wonogiri 2.657.069 2.770.436 2.901.577 3.071.964 3.134.182 Sragen 2.582.492 2.729.450 2.893.427 3.069.751 3.270.053 Klaten 4.394.688 4.567.201 4.761.019 4.843.247 4.938.051 Jumlah 26.671.685 27.957.245 29.403.591 30.767.594 32.185.168 Rata-rata 3.810.241 3.993.892 4.200.513 4.395.371 4.597.881 Sumber : BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah 2011,diolah.
 Sumber : BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah 2011,diolah Gambar 1.2 Laju  Pertumbuhan  PDRB Kawasan  Subosuka_wonosraten  Dirinci Menurut  Kabupaten/Kota Atas  Dasar  Harga Konstan  2000 Tahun 2007-2011 (%) Berdasarkangambar  1.2  terlihat  bahwa  dari  ketujuh  kabupaten/kota  di  kawasan Subosuka_wonosratenterdapat perbedaan laju pertumbuhan PDRB yang  mencolok  antara  satu  daerah  dengan  daerah  lainnya.  Kabupaten/kota  yang  memiliki rata-rata laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kabupaten Sragen sebesar  6,01  persen,  sedangkan  yang  menempati  posisi  terbawah  diantara  kabupaten/kota  lainnya  adalah  Kabupaten  Klaten  dengan  rata-rata  laju  pertumbuhan  3,03  persen.  Perbedaan  pertumbuhan  PDRB  tersebut  mengindikasikan  adanya  ketidakmerataan  pembangunan  yang  menyebabkan  terjadinya ketimpangan/kesenjangan pendapatan antar kabupaten/kota di Kawasan  Subosuka_wonosraten.  Secara  rinci  mengenai  laju  pertumbuhan  ekonomi  di  kabupaten/kota di Kawasan Subosuka_wonosratentahun 2007-2011 dapat dilihat  pada gambar 1.2  Salah  satu  alat  untuk  mengukur  tingkat  kesejahteraan  penduduk suatu  daerah  adalah dengan melihatPDRB  perkapita.  Jika  semakin  besar  PDRB  perkapita  suatu  daerah  maka semakin  baik tingkat kesejahteraan masyarakatnya.
Sebaliknya, jika semakin kecil PDRB perkapita suatu daerah maka bisa diartikan  semakin buruk tingkat kesejahteraan masyarakatnya. PDRB perkapita adalah total  PDRB  masing-masing  kabupaten/kota  dibagi  dengan  jumlah  penduduk  pertengahan  tahun  di  masing-masing  kabupaten/kota  dalam  kawasan  Subosuka_wonosraten. Berikut  adalah PDRB perkapita  atas  dasar  harga  konstan  2000 Kawasan Subosuka_wonosratendijelaskan pada tabel 1.3 Tabel 1.3 PDRB  Per  Kapita  Kabupaten/Kota  Di  Kawasan  Subosuka_wonosraten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun  2007-2011 (Rupiah) Kabupaten/ Kota PDRB ADHK 2000 Rata-rata 2007 2008 2009 2010 2011 Surakarta 8.627.175 9.114.819 9.650.134 10.221.326 10.823.132 9.687.317 Boyolali 4.053.457 4.207.501 4.414.982 4.565.187 4.799.407 4.408.107 Sukoharjo 5.325.661 5.557.359 5.795.150 6.039.837 6.308.185 5.805.238 Karanganyar 5.814.327 6.088.752 6.391.466 6.704.946 7.063.573 6.412.613 Wonogiri 2.819.800 2.954.268 3.109.340 3.307.084 3.369.375 3.111.973 Sragen 3.008.734 3.179.710 3.370.839 3.576.690 3.804.771 3.388.149 Klaten 3.891.467 4.042.919 4.213.567 4.285.881 4.363.697 4.159.506 Subosukawonosraten 4.791.517 5.020.761 5.277.925 5.528.707 5.790.306 5.281.843 Sumber : BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah 2011,diolah Dari tabel  1.3  terlihat  bahwa  dalam  kurun  waktu  2007-2011hanya ada  beberapa  kabupaten/kota  di Kawasan Subosuka_wonosraten yang  PDRB  per  kapitanya  diatas  rata-rata  PDRB  perkapita  Subosuka_wonosraten,  yaitu  Kota  Surakarta, Kabupaten  Karanganyar, dan Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan  untuk  keempat kabupaten/kota lainnya masih berada dibawah rata-rata PDRB perkapita   Kawasan Subosuka_wonosraten.  Dilihat  dari  nilai  PDRB  perkapitanya  Kota  Surakarta  mempunyai  nilai  rata-rata  PDRB  perkapita  yang  paling  tinggi  jika  dibandingkan dengan daerah lain di Kawasan Subosuka_wonosraten yaitu sebesar Rp 9.687.317, bahkan  nilainya  hampir  tiga  kali  lipat  dari  nilai  PDRB  perkapita  Kabupaten Wonogiri (Rp 3.111.973). Hal tersebut terjadi karena mayoritas pusatpusat  perekonomian  dan  kegiatan  ekonomi  masih  terkonsentrasi  pada  daerahdaerah  tertentu  yang  memiliki  letak  strategis,  sarana  prasarana  lengkap  dan  sumber daya yang memadai.
Kawasan Subosuka_wonosratenterdiri dari 7 (tujuh) kabupaten/kota, akan  tetapi  hanya  ada  beberapa  kabupaten/kota  saja  yang  memiliki  tingkat  kesejahteraan (PDRB perkapita) dan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi (PDRB)  yang  tinggi.   Oleh  karena  itu  didugatujuan  pemerintahProvinsi  Jawa  Tengah  untuk  pemerataan  pendapatan  dalam  pembentukan  kawasan  ini  masih  belum  berhasil  karena  pembangunan  masih  selalu  terkonsentrasi  pada  daerah-daerah  tertentu. Beberapa  daerah  dapat  mencapai  pertumbuhan  yang  signifikan, sementara  beberapa  daerah  lain  pertumbuhannya  lambat  karena  kurangnya  sumber  daya  yang  dimiliki,  ditambah  dengan  adanya  kecenderungan  investor  menanamkan  modalnya  hanya  di  daerah  perkotaan  yang  sarana-prasarananya  lebih  memadai. Adanya  perbedaan  pertumbuhan  inilah  yang  memicu  adanya  ketimpangan  pendapatan  antar  masyarakat  khususnya  di  Kawasan  Subosuka_wonosraten.
Berdasarkan  dari  latar  belakang  masalah  yang  telah  diuraikan  tersebut,  maka skripsi ini mengambil judul  DAN TINGKAT  KETIMPANGAN  PENDAPATAN  DI  KAWASAN SUBOSUKA_WONOSRATENTAHUN 2007-2011.

 Skripsi Ekonomi: Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kawasan Subosuka_WonosratenTahun 2007-2011

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi