BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kawasan Subosuka_WonosratenTahun 2007-2011
Kesejahteraan adalah salah satu
tujuan yang hendak dicapai oleh negara yang sedang
melakukan pembangunan.
Dengan kata lain,
pembangunan ekonomi dilakukan
untuk meningkatkankan taraf
hidup masyarakat dan kesejahteraan lahir
dan batin secara
adil dan merata
bagi seluruh rakyat.
Arsyad(2002:108) mengemukakanpembangunan ekonomi
daerah adalah proses yang
dilakukan Pemerintah Daerah
dengan masyarakat dalam mengelola
sumberdaya yang ada dan bekerjasama dengan pihak swasta dalam upaya
menciptakan lapangan kerja
baru dan merangsang
perkembangan kegiatan
ekonomi/pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Salah satu
indikator keberhasilan pembangunan
suatu daerah diindikasikan
dengan laju pertumbuhan
ekonomi. Oleh karena
itu, setiap daerah
selalu menargetkan laju
pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dalam perencanaan dan tujuan pembangunan daerahnya.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan merupakan kondisi
utama bagi kelangsungan pembangunan
ekonomi. Penduduk bertambah
terus, maka dibutuhkan penambahan
pendapatan setiap tahunnya.
Hal ini dapat
terpenuhi lewat peningkatan
output secara agregat
baik barang maupun
jasa atau Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)
setiap tahunnya. Selain pertumbuhan ekonomi yang tinggi,pembangunan daerah juga
harus bisa mengurangi tingkat kemiskinan
dan ketimpangan pendapatan.
Perbedaan
potensi sumber daya
tiap-tiap daerah (sumber
daya alam, sumber
daya manusia, ataupun
sumber daya buatan)
yang berbeda-beda menimbulkan adanya daerah yang lebih makmur
dan lebih maju dibandingkan daerah yang
lainnya. Oleh karena itu kebijakan pembangunan dilakukan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dengan cara
memanfaatkan potensi dan
sumberdaya yang ada
dan berbeda-beda pada
masing-masing daerah. Proses tersebut
dilakukan agar pembangunan
dapat dirasakan secara lebih merata.
Jawa Tengah
merupakan provinsi yang memiliki
jumlah penduduk banyak, sehingga dituntut untuk mandiri
sertamampu untuk mengembangkan potensi-potensi yang
ada. Hal terpenting
dalam mencapai keberhasilan pembangunan
daerah adalah setiap
daerah mampu mengidentifikasi kondisi dan potensi
ekonomi yang dimilikinya, yang dapat
didayagunakan untuk mencapai sasaran pembangunan dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
DalamPerda Provinsi
Jawa Tengah No.6
tahun 2010tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah,
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membentuk kawasan
kerjasama antar daerah
yang dipandang dapat dimanfaatkan bagi
upaya pemerataan pembangunan
didalam suatu kawasan.
Wilayah tersebut diklasifikasikan
menjadi8(delapan)kawasan kerjasama antar daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah, yang
meliputi: 1. Kawasan KEDUNGSEPUR Meliputi
Kabupaten Kendal, Kabupaten
Demak, Kabupaten Semarang, (Ungaran),
Kota Semarang, Kota
Salatiga dan Kabupaten
Grobogan (Purwodadi); 2. Kawasan WANARAKUTI Meliputi
Juwana, Kabupaten Jepara, Kabupaten
Kudus, dan Kabupaten Pati); 3. Kawasan SUBOSUKA_WONOSRATEN Meliputi
Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten; 4. Kawasan BREGASMALANG Meliputi Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Slawi(Kabupaten Tegal), dan Kabupaten Pemalang; 5. Kawasan PETANGLONG Meliputi Kabupaten
Pekalongan, Kabupaten Batang,
dan Kota Pekalongan; 6. Kawasan BARLINGMASCAKEB Meliputi Kabupaten
Banjarnegara, Kabupaten
Purbalingga, Kabupaten Banyumas,
Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Kebumen; 7. Kawasan PURWOMANGGUNG Meliputi
Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo,
Kabupaten Magelang, Kota
Magelang, dan KabupatenTemanggung; 8. Kawasan BANGLOR Meliputi Kabupaten Rembang dan Kabupateen
Blora; Pembentukan kawasan kerjasama antar daerah ini
dilakukan sebagai salah satu
strategi dasar dalam melakukan pembangunan
daerah yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi
wilayah. Adanya pembagiankawasan ini,
diharapkan setiapdaerahdalam suatu kawasan akan saling berupaya untuk meningkatkanpertumbuhan ekonomi
sekaligus meningkatkan pemerataan pembangunannya.Sehingga seluruh daerah yang
ada didalam kawasan tersebut akan dapat
memberikan kontribusi yang
positif bagi pembangunan
daerah di Propinsi Jawa Tengah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan indikator ekonomi yang dapat
menunjukkan tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu daerah.
PDRB tidak hanya menunjukkan
hasil-hasil pembangunan tersebut didistribusikan dan siapa
saja yang menikmati
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi
tolok ukur seberapa jauh
pembangunan tersebut telah
berhasil menyejahterakan masyarakatnya.
Perkembangan mengenai PDRB
menurut harga konstan tahun 2000 yang dirinci
menurut pembagian kerjasama antardaerah dapat dilihat pada tabel1.1 Tabel 1.1
PDRB Jawa Tengah Dirinci
Menurut Pembagian Kawasan Strategis Atas
Dasar Harga Konstan
2000 Tahun 2007-2011 (Jutaan Rupiah) Kawasan 2007 2008
2009 2010 2011 Kedungsepur 33.909.288 35.626.756 37.439.286 39.507.689
41.820.664 Wanarakuti 18.932.099 19.735.891 20.587.534 21.501.169 22.516.882 Subosuka_wonosraten
26.671.685 27.957.245 29.403.591 30.767.594 32.185.168 Bregasmalang 11.992.277
12.594.188 13.226.187 13.871.842 14.545.521 Petanglong 6.747.660 7.027.924
7.326.770 7.679.947 8.071.982 Barlingmascakeb 22.311.087 23.459.199 24.675.978
26.012.989 27.475.720 Purwomanggung 10.942.652 11.452.615 11.977.074 12.539.786
13.125.363 Banglor 3.811.815 4.007.176 4.197.645 4.399.336 4.554.654 Sumber :
BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah 2011, diolah.
Sumber : BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota
se-Jawa Tengah 2011,diolah Gambar 1.1 Laju
Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Dirinci Menurut Pembagian Kawasan StrategisAtasDasar Harga
Konstan 2000 Tahun 2007-2011(%) Dari gambar
1.1 dapat diketahui bahwakawasan Subosuka_wonosraten merupakan
salah satu kawasan
yang rata-rata laju
pertumbuhannya terbesar keempat dari
8 (delapan) kawasan
strategis di Jawa
Tengah yaitu sebesar 4,84 persen. Dari gambar
1.1 tersebut juga terlihat
bahwa dari kedelapan
kawasan kerjasama di Provinsi
Jawa Tengah terjadi perbedaan laju pertumbuhan ekonomi yang mencolok antara satu kawasan dengan
kawasan yang lain.
Kawasan Subosuka_wonosraten adalah
salah satu dari
delapan kawasan kerjasama
yang ada di
Provinsi Jawa Tengah. Kawasan ini
terdiri dari Kota Surakarta, KabupatenBoyolali, KabupatenSukoharjo, KabupatenKaranganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten.
Lahirnya Undang-undang Nomor
32dan 33 tahun
2004 tentang prinsip otonomi
daerah yang luas,
nyata, dan bertanggung
jawab mengakibatkan peranan
pemerintah daerah sangat
berpengaruh dalam menentukan arah kebijakan
pembangunannya.
Kedua
undang-undang ini menjadikan seluruh
kabupaten/kota di Kawasan Subosuka_wonosraten mempunyai kewenangan
yang lebih luas
untuk megembangkan
sendiripotensi-potensi sumber daya
alam yangdimiliki masingmasing
daerahdengan tepat dan
optimal demi
tercapainyakesejahteraan serta kemakmuran masyarakat secara adil dan merata.
Perbedaan tingkat
kemajuan ekonomi antar
daerah yang berlebihan merupakan
ciri-ciri dari adanya
kesenjangan/ketimpangan regional dan
dapat dilihat dari
perbandingan PDRB setiap kabupaten/kota dalam
satu kawasan.
Berikut perkembangan mengenai
PDRB menurut harga konstan 2000diKawasan Subosuka_wonosratenyang dirinci
menurutkabupaten/kota.
Tabel 1.2 PDRB Kabupaten/Kota di
Kawasan Subosuka_wonosraten Atas
Dasar Harga Konstan
2000 Tahun2007-2011 (Jutaan Rupiah) Kabupaten/ Kota PDRB ADHK 2000 2007
2008 2009 2010 2011 Surakarta 4.304.287 4.549.343 4.817.878 5.103.886 5.411.912
Boyolali 3.748.102 3.899.373 4.100.520 4.248.048 4.472.217 Sukoharjo 4.330.993
4.540.752 4.756.902 4.978.263 5.206.688 Karanganyar 4.654.054 4.900.690
5.172.268 5.452.435 5.752.065 Wonogiri 2.657.069 2.770.436 2.901.577 3.071.964
3.134.182 Sragen 2.582.492 2.729.450 2.893.427 3.069.751 3.270.053 Klaten
4.394.688 4.567.201 4.761.019 4.843.247 4.938.051 Jumlah 26.671.685 27.957.245
29.403.591 30.767.594 32.185.168 Rata-rata 3.810.241 3.993.892 4.200.513
4.395.371 4.597.881 Sumber : BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah
2011,diolah.
Sumber : BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota
se-Jawa Tengah 2011,diolah Gambar 1.2 Laju
Pertumbuhan PDRB Kawasan Subosuka_wonosraten Dirinci Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Tahun
2007-2011 (%) Berdasarkangambar 1.2 terlihat
bahwa dari ketujuh
kabupaten/kota di kawasan Subosuka_wonosratenterdapat perbedaan
laju pertumbuhan PDRB yang mencolok antara
satu daerah dengan
daerah lainnya. Kabupaten/kota yang memiliki
rata-rata laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kabupaten Sragen sebesar 6,01
persen, sedangkan yang
menempati posisi terbawah
diantara kabupaten/kota lainnya
adalah Kabupaten Klaten
dengan rata-rata laju pertumbuhan 3,03
persen. Perbedaan pertumbuhan
PDRB tersebut mengindikasikan adanya
ketidakmerataan pembangunan yang
menyebabkan terjadinya
ketimpangan/kesenjangan pendapatan antar kabupaten/kota di Kawasan Subosuka_wonosraten. Secara
rinci mengenai laju
pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota
di Kawasan Subosuka_wonosratentahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar 1.2 Salah
satu alat untuk
mengukur tingkat kesejahteraan
penduduk suatu daerah adalah dengan melihatPDRB perkapita.
Jika semakin besar
PDRB perkapita suatu
daerah maka semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakatnya.
Sebaliknya, jika semakin kecil
PDRB perkapita suatu daerah maka bisa diartikan semakin buruk tingkat kesejahteraan
masyarakatnya. PDRB perkapita adalah total PDRB
masing-masing kabupaten/kota dibagi
dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun di masing-masing
kabupaten/kota dalam kawasan Subosuka_wonosraten. Berikut adalah PDRB perkapita atas
dasar harga konstan 2000 Kawasan Subosuka_wonosratendijelaskan
pada tabel 1.3 Tabel 1.3 PDRB Per Kapita
Kabupaten/Kota Di Kawasan Subosuka_wonosraten Atas Dasar Harga Konstan
2000 Tahun 2007-2011 (Rupiah) Kabupaten/
Kota PDRB ADHK 2000 Rata-rata 2007 2008 2009 2010 2011 Surakarta 8.627.175
9.114.819 9.650.134 10.221.326 10.823.132 9.687.317 Boyolali 4.053.457
4.207.501 4.414.982 4.565.187 4.799.407 4.408.107 Sukoharjo 5.325.661 5.557.359
5.795.150 6.039.837 6.308.185 5.805.238 Karanganyar 5.814.327 6.088.752
6.391.466 6.704.946 7.063.573 6.412.613 Wonogiri 2.819.800 2.954.268 3.109.340
3.307.084 3.369.375 3.111.973 Sragen 3.008.734 3.179.710 3.370.839 3.576.690
3.804.771 3.388.149 Klaten 3.891.467 4.042.919 4.213.567 4.285.881 4.363.697
4.159.506 Subosukawonosraten 4.791.517 5.020.761 5.277.925 5.528.707 5.790.306
5.281.843 Sumber : BPS, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah 2011,diolah
Dari tabel 1.3 terlihat
bahwa dalam kurun
waktu 2007-2011hanya ada beberapa
kabupaten/kota di Kawasan
Subosuka_wonosraten yang PDRB per kapitanya diatas
rata-rata PDRB perkapita
Subosuka_wonosraten, yaitu Kota Surakarta,
Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten
Sukoharjo. Sedangkan untuk keempat kabupaten/kota lainnya masih berada
dibawah rata-rata PDRB perkapita Kawasan
Subosuka_wonosraten. Dilihat dari
nilai PDRB perkapitanya
Kota Surakarta mempunyai
nilai rata-rata PDRB
perkapita yang paling
tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain di Kawasan
Subosuka_wonosraten yaitu sebesar Rp 9.687.317, bahkan nilainya
hampir tiga kali
lipat dari nilai
PDRB perkapita Kabupaten Wonogiri (Rp 3.111.973). Hal
tersebut terjadi karena mayoritas pusatpusat
perekonomian dan kegiatan
ekonomi masih terkonsentrasi pada
daerahdaerah tertentu yang
memiliki letak strategis,
sarana prasarana lengkap
dan sumber daya yang memadai.
Kawasan
Subosuka_wonosratenterdiri dari 7 (tujuh) kabupaten/kota, akan tetapi
hanya ada beberapa
kabupaten/kota saja yang
memiliki tingkat kesejahteraan (PDRB perkapita) dan rata-rata
laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) yang tinggi.
Oleh karena itu
didugatujuan
pemerintahProvinsi Jawa Tengah untuk
pemerataan pendapatan dalam
pembentukan kawasan ini
masih belum berhasil
karena pembangunan masih
selalu terkonsentrasi pada
daerah-daerah tertentu.
Beberapa daerah dapat
mencapai pertumbuhan yang
signifikan, sementara
beberapa daerah lain
pertumbuhannya lambat karena
kurangnya sumber daya
yang dimiliki, ditambah
dengan adanya kecenderungan
investor menanamkan modalnya
hanya di daerah
perkotaan yang sarana-prasarananya lebih
memadai. Adanya perbedaan pertumbuhan
inilah yang memicu
adanya ketimpangan pendapatan
antar masyarakat khususnya
di Kawasan Subosuka_wonosraten.
Berdasarkan dari
latar belakang masalah
yang telah diuraikan
tersebut, maka skripsi ini
mengambil judul DAN TINGKAT KETIMPANGAN
PENDAPATAN DI KAWASAN SUBOSUKA_WONOSRATENTAHUN 2007-2011.
Skripsi Ekonomi: Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kawasan Subosuka_WonosratenTahun 2007-2011
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi