Selasa, 11 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Prediksi Rasio Keuangan Terhadap Financial Distress Pada Industri Textile Dan Garment Yang Terdaftar Di Bei Tahun2008–2011

  BAB I.
PENDAHULUAN.
1.3  Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi:  Analisis Prediksi Rasio Keuangan Terhadap Financial Distress Pada Industri Textile Dan Garment Yang Terdaftar Di Bei Tahun2008–2011
Krisis  finansial  global  yang  terjadi  pada  tahun  2008  telah  menimbulkanberbagai  kesulitan  terutama  dalam  perkembangan  dunia  usaha. Indonesia  juga  termasuk  negara  yang  merasakan  dampak  dari  krisis  tersebut. Salah satu  dampaknya yaitu ekspor Indonesia yang mengalami masa sulit selama  terjadinya krisis finansial pada kurun waktu 2008 sampai 2011. Perusahaan sektor  textile  dan  garment  merupakan  salah  satu  industri  yang  terkena  dampak  krisis  tahun 2008. Sektor ini menjadi menarik untuk dijadikan objek penelitian karena  dari  beberapa  tahun  terakhir  industri  tersebut  cenderung  mengalami  kesulitan  dalam berbagai aspek salah satunya adalah dalam aspek keuangan dan operasional  perusahaan.

Hal tersebut dapat dilihat dari kesulitan pendanaan yang disebabkan oleh  kebijakan  manajemen  yang  dirasa  lambat  dalam  melakukan  diversifikasi  dan  membaca  pasar.  Akibatnya  para  pelaku  domestik  harus  berbagi  pasar  dengan  perusahaan asing.  Kenyataannya adalah 70% pangsa pasar saat ini harus dipenuhi  oleh  pesaing  yang  banyak  berasal  dari  negara  asing  terutama  produk-produk  buatan  Negara  Cina.  Banyaknya  produk  textile  dari  Negara  Cina  membuat  kelangsungan operasional perusahaan dalam penjualannya menjadi tidak stabil di  dalam  negeri.  Kekhawatiran  ini  beralasan  karena  harga  produk  mereka  jauh  di  bawah  harga  textile  dalam  negeri  dan  dari  segi  kualitas  tidak  kalah  bagusnya.
  Produk lokal harus mempertahankan kualitasnya dengan menekan biaya serendah  mungkin agar mampu bersaing dengan produk buatan luar negeri, karena produk  luar  negeri  ditawarkan  dengan  harga  yang  relatif  rendah.  Perusahaan  harus  mempunyai keunggulan kompetitif agar mampu bersaing dan tetap survive.
Kondisi dan perkembangan industri tekstil di Indonesia pada tahun 2006  memiliki  tingkat  konsumsi  tekstil  dan  produk  tekstil  sebesar  1  juta  ton,  namun  industri tekstil nasional kehilangan peluang 49,9 persen. Pada tahun 2007 tercatat  mengalami  kenaikan  menjadi  1,21  juta  ton  dan  kehilangan  pasarnya  49  persen.
Namun  pada  tahun  2008  industri  tekstil  mengalami  kehilangan  pasar  sekitar  35  persen.Padahal tahun 2008, impor yang tercatat hanya 12 persen.Sedangkan tahun  2009 impor resmi tekstil dan produk tekstil sebesar 20-24 persen.
Hal  tersebut  telah  mengakibatkan  terjadinya  kesulitan  keuangan  pada  industri  ini  yang  diakibatkan  oleh  harga  bahan  baku  dan  biaya  produksi  yang  semakin  meningkat  terutama  masalah  mesin  tekstil  yang  kebanyakan  tidak  digunakan  karena  tidak  adanya  orderan  atau  pesanan  yang  datang.  Regulasi  pemerintah  di  bidang  fiskal,  moneter  dan  administrasi  serta  perjanjian  perdagangan semakin memperburuk sektor industri ini.  Selain dikarenakan krisis  ekonomi  yang  berkepanjangan,  kesulitan  yang  dialami  juga  disebabkan  oleh  dihapusnya  kuota  ekspor  dan  produk  tekstil  serta  berbagai  perjanjian  yang  tercantum  dalam  Free  Trade  Agreement  (FTA)  Asean-Cina.  Sebagian  besar  perusahaan  pada  industri  textile  dan  garment  mengalami  kecenderungan  penurunan  pendapatan  bersih  dan  bahkan  mengalami  kerugian.  Hal  ini  menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menghasilkan profit. Jika keadaan ini    terus  menerus  terjadi,  maka  kelangsungan  usaha  akan  terganggu,  sebab  dengan  laba  yang  diperoleh  perusahaan  dapat  membiayai  operasi  perusahaan,  mengembalikan  pinjaman,  dan  kewajiban  lain  yang  harus  dipenuhi.  Salah  satu  penyebab turunnya laba adalah karena penjualan yang semakin berkurangnya atau  menurun.
Berbagai  kondisi  tersebut  di  atas  akhirnya  akan  memperburuk  kondisi  perusahaan textile  dan garment yang tidak tertutup kemungkinan akan mengalami  kesulitan  keuangan  bahkan  kegagalan  dalam  usahanya,  meskipun  sebelumnya  diketahui  bahwa  sektor  industri  ini  cukup  memiliki  pangsa  pasar  yang  bagus  di  dalam  negeri.  Kondisi  kesulitan  keuangan  menurut  teori-teori  yang  telah  ada  (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan.  Sehingga banyak sekali model  financial  distress  perlu  dikembangkan  karena  dengan  mengetahui  kondisi  kesulitan  keuangan  perusahaan  sejak  dini  diharapkan  dapat  dilakukan  kebijakan  untuk  mengantisipasinya.  Salah  satu  model  prediksi  kesulitan  keuangan  dapat  menggunakan analisis rasio keuangan dalam laporan keuangan dan mencerminkan  kinerja keuangan perusahaan.
Kondisi  financial distress  perusahaan merupakan suatu konsep luas yang  terdiri  dari  beberapa  situasi  dimana  suatu  perusahaan  menghadapi  masalah  kesulitan  keuangan.Istilah  umum  untuk  menggambarkan  situasi  tersebut  adalah  kegagalan,  ketidakmampuan  melunasi  hutang,  kinerja  keuangan  yang  negatif,  masalah  likuiditas,  dan  default.  Model  sistem  peringatan  untuk  mengantisipasi  adanya  financial  distress  perlu  untuk  dikembangkan  sebagai  sarana  untuk    mengidentifikasi  bahkan  untuk  memperbaiki  kondisi  sebelum  sampai  pada  kondisi krisis (Almilia, 2003).
Hal  ini  terbukti,  sesuai  dengan  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Almilia dan Kristijadi (2003) bahwa untuk menentukan kondisi  financial distress  perusahaan  dapat  digunakan  analisis  rasio  keuangan  perusahaan.  Bahwa  rasio  profit margin, yaitu laba bersih dibagi dengan penjualan; rasio  financial leverage,  yaitu hutang lancar dibagi dengan total aktiva; rasio likuiditas,  yaitu aktiva lancar  dibagi  dengan  hutang  lancar;  dan  rasio  pertumbuhan,  yaitu  rasio  pertumbuhan  laba  bersih  dibagi  dengan  total  aktiva  keuangan  merupakan  rasio  yang  paling  dominan dalam menentukan financial distress suatu perusahaan.
Berbagai  penelitian  telah  dilakukan  untuk  mengkaji  manfaat  yang  bisa  dipetik  dari  analisis  rasio  keuangan  terkait  Financial  distress  terjadi  sebelum  kebangkrutan. Penelitian Platt dan Platt (2002) melakukan penelitian terhadap 24  perusahaan  yang  mengalami  financial  distress  dan  62  perusahaan  yang  tidak  mengalami  financial  distress,  dengan  menggunakan  model  logit  diperoleh  variabel  EBITDA/sales,  current  assets/current  liabilities  dan  cashflow  growth  rate  memiliki  hubungan  negatif  terhadap  kemungkinan  perusahaan  akan  mengalami  financial  distress.  Sedangkan  variabel  net  fixed  assets/total  assets,  long  term  debt/equity  dan  notes  payable/total  assets  memiliki  hubungan  positif  terhadap  kemungkinan  perusahaanakan  mengalami  financial  distress.Semakin  besar rasio ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami financial  distress.
  Penelitian mengenai kondisi financial distress di Indonesia telah dilakukan  oleh  Luciana  (2004),  Luciana  dan  Meliza  (2003),  serta  Luciana  dan  Kristijadi  (2003).  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Luciana  (2004),  memproksikan  kondisi  financial distress sebagai kondisi perusahaan yang telah delisted pada tahun 1999-2002. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa rasio  net income/total asset,  shareholder equity/total  assets, dan  total debt/total asset  dapat digunakan untuk  memprediksi probabilitas perusahaan yang mengalami delisted  memberikan bukti  bahwa  rasio  net  income/total  asset,  shareholder  equity/total  assets,  retained  earning/total asset, dan  total debt/total asset  dapatdigunakan untuk memprediksi  probabilitas perusahaan yang mengalami kondisi financial distress.
Berbeda  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Luciana  dan  Kristijadi  (2003), penelitian ini membentuk 12 persamaan dari 20 rasio keuangan. Penelitian  ini  memberikan  bukti  bahwa  dari  kedua  belas  persamaan  regresi  yang  dibentuk  menunjukkan  rasio-rasio  keuangan  dapat  digunakan  untuk  memprediksikan  financial distress suatu perusahaan.
Berdasarkan  uraian  diatas  maka  peneliti  mengambil  judul  “Analisis  Prediksi  Rasio Keuangan  terhadap  Financial Distress  Pada Industri Textile  dan Garment Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2011”.
  1.2  Rumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  yang  telah  diuraikan  diatas  maka  dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :.
1.  Bagaimanakah  pengaruh  Rasio  asset  lancar  terhadap  hutang  lancar (CA/CL) terhadap financial distress?.
2.  Bagaimanakah pengaruh Rasio laba bersih terhadap penjualan (NI/Sales)  terhadap financial distress?.
3.  Bagaimanakah pengaruh  Rasio hutang lancar terhadap total aset (CL/TA)  terhadap financial distress?.
4.  Bagaimanakah  pengaruh  Rasio  pertumbuhan  laba  bersih  terhadap  pertumbuhan total asset (NI/TA) terhadap financial distress?.
1.3  Tujuan Pemelitian.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :.
1.  Menganalisis pengaruh Rasio asset lancar terhadap hutang lancar (CA/CL)  terhadap financial distress.
2.  Menganalisis  pengaruh  Rasio  laba  bersih  terhadap  penjualan  (NI/Sales)  terhadap financial distress.
3.  Menganalisis  pengaruh  Rasio  hutang  lancar  terhadap  total  aset  (CL/TA)  terhadap financial distress.
4.  Menganalisis  pengaruh  Rasio  pertumbuhan  laba  bersih  terhadap  pertumbuhan total asset (NI/TA) terhadap financial distress.
 1.4  Manfaat Penelitian.
Manfaat dari penelitian ini:.
1.  Bagi  investor,  penelitian  ini  dapat  sebagai  bahan  masukan  dan  bahan  informasi  dalam  melakukan  investasi  pada  perusahaan  dalam  rangka  menghindari kebangkrutan.
2.  Bagi  manajemen,  penelitian  ini  dapat  digunakan  untuk  meningkatkan  kinerja perusahaan agar dapat terhindar dari kondisi financial distress.
3.  Bagi  akademisi  memberi  ilmu  pengetahuan  tentang  rasio  keuangan  apa  saja  yang  berpengaruh  terhadap  kondisi  financial  distress  sehingga  hasil  penelitan  ini  dapat  digunakan  sebagai  referensi  untuk  penelitian  selanjutnya.

 Skripsi Ekonomi:  Analisis Prediksi Rasio Keuangan Terhadap Financial Distress Pada Industri Textile Dan Garment Yang Terdaftar Di Bei Tahun2008–2011

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi