Selasa, 11 November 2014

Skripsi Ekonomi: “Analisis Proses Pembentukan Loyalitas Konsumen Jasa Pengiriman Jne”

  BAB 1.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: “Analisis Proses Pembentukan Loyalitas Konsumen Jasa Pengiriman Jne” 
Loyalitas konsumen merupakan hal  yang penting dalam mencapai tujuan  perusahaan.  Dengan  loyalitas,  perusahaan  dapat  melakukan  penghematan  biaya  (Griffin, 2005).  Membangun loyalitas konsumen  lebih mudah dan membutuhkan  biaya  yang  lebih  sedikit  dibandingkan  dengan  mencari  pelanggan  baru  yang  membutuhkan  dana  lebih  besar.  Loyalitas  konsumen  dapat  diraih  dengan  pelayanan  yang  memuaskan.  Oleh  sebab  itu,  loyalitas  konsumen  harus  disertai  dengan  kepuasan  konsumen  (Booker  dan  Serenko,  2007;  Raza  dan  Rehman,  2012).  Keuntungan  dari  loyalitas  bersifat  jangka  panjang  dan  kumulatif,  jadi  semakin  lama  loyalitas  seorang  konsumen,  semakin  besar  laba  yang  dapat  diperoleh perusahaan dari seorang konsumen (Griffin, 2007).

Secara  teoritis,  beberapa  studi  terdahulu  telah  meneliti  tentang  loyalitas  konsumen dengan berbagai macam variabel dan model penelitian yang digunakan  (Aydin dan Ozer, 2005; Booker dan Serenko, 2007; Quintal dan Polczynski, 2010;  Raza  dan  Rehman,  2012).  Penelitian  sebelumnya  mengindikasikan  keragaman  variabel  yang  membentuk  loyalitas  konsumen,  antara  lain  variabel  kualitas  jasa  (Aydin dan Ozer, 2005), kewajaran harga, citra perusahaan (Dharmadewi, 2011),  kepuasan  konsumen  dan  kepercayaan  konsumen  (Raza  dan  Rehman,  2012).
Adanya  perbedaan  variabel  dan  model  penelitian  dalam  beberapa  studi  dikarenakan keberagaman objek dan setting penelitian yang berbeda dalam setiap    studi  yang  dilakukan.  Perbedaan  objek  dan  setting  penelitian  akan  memberikan  hasil  yang  berbeda,  sehingga  memberikan  kesempatan  bagi  peneliti  untuk  memodifikasi  berbagai  model  penelitian  yang  telah  ada.  Diharapkan  dengan  model penelitian yang baru dapat membantu perusahaan dalam  membuat strategi  pemasarannya  berdasarkan  variabel-variabel  amatan  yang  diteliti.  Objek  dalam  penelitian ini adalah JNE.
PT. JNE  yang bernama resmi  PT TIKI  Jalur Nugraha Ekakurir  didirikan  pada  tahun  1990,  dengan  bidang  jasa  pengiriman  barang  express  dan  logistik.
Pada mulanya, PT. JNE adalah anak perusahaan dari PT. TIKI.  Tahun 1991, JNE  memperluas  jaringan  internasional  dengan  bergabung  sebagai  anggota  asosiasi  perusahaan-perusahaan  kurir  beberapa  negara  Asia  (ACCA)  yang  bermarkas  di  Hongkong  yang  kemudian  memberi  kesempatan  kepada  JNE  untuk  mengembangkan  wilayah  antaran  sampai  ke  seluruh  dunia.  Selama  bertahuntahun  TIKI  dan  JNE  berkembang  menjadi  dua  perusahaan  yang  punya  arah  sendiri.  Karena  itu,  keduanya  menjadi  saingan  dan  akhirnya  JNE  menjadi  perusahaan  sendiri  dengan  manajemen  diri  sendiri.  JNE  meluncurkan  logonya  sendiri  pada  tahun  2000  dan  berpisah  dari  TIKI.  JNE  lalu  berusaha  melakukan  inovasi  dengan  memberikan  layanan  yang  berbeda  dengan  TIKI.  Saat  ini  JNE  didukung  oleh  lebih  dari  1000  karyawan  dan  1.500  gerai  yang  tersebar  luas  di  Indonesia.  Kehandalan  JNE  juga  telah  dibuktikan  dengan  diraihnya  berbagai  bentuk penghargaan serta sertifikasi ISO 9001:2000 atas jasa layanan yang telah  diberikan. Layanan terbaik adalah harga mati bagi JNE.
Model  penelitian  ini  bertumpu  pada  enam  variabel  amatan  yaitu  citra  perusahaan (corporete image), persepsian kualitas jasa (service quality perceived),    kewajaran  harga  (price  fairness),  kepuasan  konsumen  (costumer  satisfaction), kepercayaan  konsumen  (customer  trust)  dan  loyalitas  konsumen  (customer  loyalty).  Penentuan  penggunaan  variabel  tersebut  didasarkan  pada  penelitian  terdahulu  yang  dilakukan  oleh  Aydin  dan  Ozer  (2005),  Booker  dan  Serenko  (2007),  Dharmadewi  (2011)  dan  Raza  dan  Rehman  (2012).  Citra  perusahaan,  persepsi kualitas jasa dan kewajaran harga adalah variabel independen, sedangkan  loyalitas  konsumen  adalah  variabel  dependennya.  Hubungan  antar  variabel  tersebut dimediasi oleh kepuasan konsumen dan kepercayaan konsumen.  Berikut  ini adalah penjelasan terkait pengertian dari masing-masing variabel yang diamati.
Variabel pertama adalah citra perusahaan yang didefinisikan sebagai kesan  keseluruhan  yang  dibuat  pada  pikiran  masyarakat  tentang  perusahaan,  terkait  dengan  fisik  dan  perilaku  atribut  perusahaan  serta  kesan  kualitas  yang  disampaikan oleh setiap orang yang berinteraksi dengan klien perusahaan (Kotler,  2000).  Variabel  ini  penting  untuk  diteliti  karena  diperkirakan  mempengaruhi  loyalitas  konsumen.  Penelitian  terdahulu  menunjukkan  bahwa  citra  perusahaan  dapat  mempengaruhi  loyalitas  konsumen.  Adanya  hubungan  yang  positif  antara  citra perusahaan dengan loyalitas konsumen (Dharmadewi, 2011) Variabel  kedua  adalah  persepsi  kualitas  jasa  yang  didefinisikan  sebagai  persepsian  pelanggan  terhadap  layanan  nyata  yang  mereka  terima  dari  penyedia  jasa (Parasuraman et.al., 1998). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aydin dan  Ozer  pada  tahun  2005,  menunjukkan  adanya  hubungan  yang  positif  antara  persepsi kualitas jasa dengan loyalitas konsumen. Semakin tinggi persepsi kualitas  jasa, maka semakin tinggi pula loyalitas konsumennya. Penelitian tetang persepsi    kualitas  jasa  pada  loyalitas  juga  telah  dilakukan  oleh  Raza  dan  Rehman  pada  tahun 2012, dan hasilnya menunjukkan pengaruh hubungan yang sama.
Variabel  ketiga  adalah  kewajaran  harga  yang  didefinisikan  sebagai  persepsi  konsumen  dimana  perbedaan  antara  harga  yang  diterima  layak  dibandingkan  dengan  yang  lain,  dapat  dipertimbangkan  atau  harga  yang  bisa  diterima  (Bolton,  2007).  Variabel ini diperkirakan dapat mempengaruhi loyalitas  konsumen.  Penelitian  terdahulu  menunjukkan  bahwa  kewajaran  harga  dapat  membentuk  kepuasan  konsumen  dan  loyalitas  konsumen  (Dharmadewi,  2011).
Penelitian  sebelumnya  juga  menunjukkan  bahawa  kewajaran  harga  dapat  membentuk kepercayaan konsumen (Fitriyani, 2010).
Variabel  keempat  adalah  kepuasan  konsumen  yang  didefinisi  sebagai  tingkat perasaan pelanggan dalam membandingkan harapan dan kenyataan dalam  pembelian  suatu  produk  jasa  (Kottler,  1997).  Kepuasan  konsumen  merupakan  salah satu dari tujuan pemasaran  yang secara erat dihubungkan dengan loyalitas  konsumen  (Zeithaml  and  Bitner,  2003).  Berbagai  penelitian  menunjukkan  hubungan positif antara kepuasan konsumen  dengan loyalitas konsumen (Booker  dan  Serenko,  2007;  Ha  et  al,  2008;  Quintal  dan  Polczynski,  2010;  Raza  dan  Rehman, 2012).
Variabel kelima adalah kepercayaan konsumen yang didefinisikan sebagai  tingkat  keyakinan  pelanggan  terhadap  kemampuan  suatu  produk  jasa  dalam  memenuhi  keinginannya  (Bergeron,  2001).  Variabel  ini  diperkirakan  mempengaruhi  loyalitas  konsumen.  Kepercayaan  konsumen  menjadi  variabel  mediasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Raza dan Rehman pada tahun 2012.
  Adanya  hubungan  yang  positif  antara  kepercayaan  konsumen  dengan  loyalitas  konsumen.
Variabel  keenam  adalah  loyalitas  konsumen  yang  didefinisikan  sebagai  komitmen yang kuat dari pelanggan untuk berlangganan kembali atau melakukan  pembelian  ulang  produk/jasa  yang  disukai  secara  konsisten  di  masa  yang  akan  datang,  meskipun  pengaruh  situasi  dan  usaha-usaha  pemasaran  mempunyai  potensi untuk menimbulkan perilaku untuk berpindah (Oliver, 1999). Variabel ini  penting  untuk  diteliti  guna  memberikan  suatu  perkiraan  mengenai  perilaku  loyalitas. Dengan loyalitas  konsumen, perusahaan dapat melakukan penghematan  biaya  (Griffin,  2005).  Selain  itu  loyalitas  merupakan  salah  satu  alat  ukur  keberhasilan  suatu  perusahaan  (Dekimpe  et  al.,  1997).  Banyak  penelitian  terdahulu  yang memposisikan loyalitas konsumen sebagai variabel dependennya  (Aydin dan Ozer, 2005; Booker dan Serenko, 2007; Quintal dan Polczynski, 2010;  Dharmadewi, 2011; Raza dan Rehman, 2012).
Berdasarkan  hubungan  antar  variabel,  maka  dapat  dirumuskan  permasalahan sebagai berikut: B. Permasalahan Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Dharmadewi  (2011),  Raza  dan  Rehman  (2012)  menunjukkan  adanya  hubungan  yang  positif  antara  citra  perusahaan  dengan  loyalitas  konsumen.  Semakin  tinggi  citra  perusahaan,  maka  semakin  tinggi  pula  loyalitas  konsumen.  Dengan  demikian,  permasalahan  pertama  dalam  penelitian ini adalah:    Apakah citra perusahaan berpengaruh pada loyalitas konsumen?
 Aydin  dan  Ozer  (2005),  Raza  dan  Rehman  (2012)  mengindikasikan  adanya  hubungan  yang  positif  antara  persepsi  kualitas  jasa  dengan  loyalitas  pelanggan. Semakin baik persepsi kualitas jasa di mata konsumen, maka semakin  tinggi  loyalitas  konsumennya.  Kualias  jasa  yang  baik  akan  menodorong  konsumen  untuk  bersikap  loyal.  Dengan  demikian,  permasalahan  kedua  dalam  penelitian ini adalah: Apakah persepsi kualitas jasa berpengaruh pada loyalitas konsumen?
Studi terdahulu tentang kewajaran harga telah dilakukan oleh Dharmadewi  (2011), hasilnya menunjukkan ada hubungan yang positif  antara kewajaran harga  dengan  loyalitas  konsumen.  Harga  yang  dirasa  wajar  bagi  konsumen  akan  cenderung  meningkatkan  loyalitas  konsumen  tersebut.  Dengan  demikian,  permasalahan ketiga dalam penelitian ini adalah: Apakah kewajaran harga berpengaruh pada loyalitas konsumen?
Beberapa penelitian mengindikasikan adanya hubungan yang positif antara  citra perusahaan dengan kepuasan konsumen, seperti penelitian  yang dilakukan  oleh  Dharmadewi  (2011),  Raza  dan  Rehman  (2012).  Semakin  baik  citra  perusahaan  di  mata  masyarakat,  maka  semakin  tinggi  tingkat  kepuasan    konsumennya.  Dengan  demikian,  permasalahan  keempat  dalam  penelitian  ini  adalah: Apakah citra perusahaan berpengaruh pada kepuasan konsumen?
Banyak penelitian menjelaskan bahwa persepsi kualitas jasa berpengaruh  signifikan terhadap kepuasan konsumen (Quintal dan Polczynski,2010;  Raza dan  Rehman,  2012).  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  kualitas  jasa  yang  baik  akan  meningkatkan  kepuasan  konsumennya.  Dengan  demikian,  permasalahan  kelima  dalam penelitian ini adalah: Apakah  persepsi  kualitas  jasa  berpengaruh  pada  kepuasan  konsumen?
Penelitian  tentang  kewajaran  harga  yang  dilakukan  oleh  Dharmadewi  (2011), hasilnya menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan terhadap  kepuasan konsumen. Harga yang wajar akan menjadikan konsumen merasa puas.
Dengan demikian, permasalahan keenam dalam penelitian ini adalah: Apakah kewajaran harga berpengaruh pada kepuasan konsumen?
Studi  berikutnya,  menjelaskan  hubungan  antara  citra  perusahaan  dengan  kepercayaan konsumen (Raza dan Rehman, 2012). Diperkirakan citra perusahaan    akan  mempengaruhi  kepercayaan  konsumen.  Dengan  demikian,  permasalahan  ketujuh dalam penelitian ini adalah: Apakah citra perusahaan berpengaruh pada kepercayaan konsumen?
Masih  dalam  studi  yang  sama  oleh  Raza  dan  Rehman  (2012)  juga  menunjukkan  bahwa  ada  hubungan  yang  positif  antara  persepsi  kualitas  jasa  dengan kepercayaan konsumen. Dengan demikian, permasalahan kedelapan dalam  penelitian ini adalah: Apakah  persepsi  kualitas  jasa  berpengaruh  pada  kepercayaan  konsumen?
Berikutnya, penelitian terdahulu menemukan bahwa ada hubungan positif  antara  kewajara  harga  dengan  kepercayaan  konsumen  (Fitriyani,  2010).  Hal  ini  berarti  bahwa  semakin  wajar  harga  produk  maka  semakin  tinggi  tingkat  kepercayaan  konsumen.  Dengan  demikian,  permasalahan  ke  sembilan  dalam  penelitian ini adalah:  Apakan kewajaran harga berpengaruh pada kepercayaan konsumen?
Mayoritas peneliti telah menjelaskan bahwa loyalitas konsumen dibentuk  oleh kepuasan konsumennya (Booker dan Serenko, 2007; ha et. al , 2008;  Quintal  dan Polczynski, 2010;  Raza dan Rehman, 2012). Adanya hubungan positif yang    signifikan antar variabel tersebut.  Kepuasan konsumen  merupakan salah satu dari  tujuan  pemasaran  yang  secara  erat  dihubungkan  dengan  loyalitas  konsumen  (Zeithaml  and  Bitner,  2003).  Semakin  tinggi  tingkat  kepuasan  konsumen,  maka  semakin  tinggi  tingkat  loyalitas  konsumennya.  Konsumen  yang  puas  akan  cenderung loyal terhadap perusahaan. Dengan demikian, permasalahan kesepuluh  dalam penelitian ini adalah: Apakah kepuasan konsumen berpengaruh pada loyalitas konsumen?
Selanjutnya, Penelitian yang dilakukan oleh Aydin dan Ozer (2005), Raza  dan  Rehman  (2012)  mengindikasikan  adanya  hubungan  yang  positif  antara  kepercayaan konsumen dengan loyalitas konsumen. Semakin tinggi  kepercayaan  konsumen pada perusahaan, maka semakin tinggi tingkat loyalitas konsumennya.
Konsumen  yang  percaya  akan  cenderung  loyal  terhadap  perusahaan.  Dengan  demikian, permasalahan kesebelas dalam penelitian ini adalah: Apakah  kepercayaan  konsumen  berpengaruh  pada  loyalitas  konsumen?

  Skripsi Ekonomi: “Analisis Proses Pembentukan Loyalitas Konsumen Jasa Pengiriman Jne” 

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi