Rabu, 12 November 2014

Skripsi Ekonomi: Dampak Ekonomi Pariwisata Desa Wisata Bejalen Setelah Dibukanya Kampoeng Rawa Bagi Masyarakat Desa Wisata Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Dampak Ekonomi Pariwisata Desa Wisata Bejalen Setelah Dibukanya Kampoeng Rawa Bagi Masyarakat Desa Wisata Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang
Kebijakan  otonomi  daerah  yang  bergulir  sejak  era  reformasi  di  Indonesia  secara  otomatis  merangsang  seluruh  daerah  di  tanah  air  menggalakkan  diri  dalam  pembangunan  wilayahnya  masing-masing,  semua  potensi  yang  dimiliki  daerah  digali  dan  dikembangkan  dengan  seksama,  hal  ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui berbagai  sektor,  baik  sektor  migas  maupun  non  migas.  Untuk  pengembangan  sektor  non  migas,  salah  satu  sektor  yang  mulai  mendapat  perhatian  serius  adalah  sektor pariwisata.

Pembangunan  kepariwisataan  memiliki  peranan  penting  dalam  mendorong   kegiatan  ekonomi,  meningkatkan  citra  Indonesia,  meningkatkan  kesejahteraan   masyarakat,  dan  memberikan  perluasan  kesempatan  kerja.
Peran tersebut, antara lain, ditunjukkan oleh kontribusi kepariwisataan dalam  penerimaan  devisa  negara  yang   dihasilkan  oleh  kunjungan  wisatawan  mancanegara  (wisman),  nilai  tambah  PDB,  dan  penyerapan  tenaga  kerja.  Di  samping  itu,  pariwisata  juga  berperan  dalam  upaya   meningkatkan  jati  diri  bangsa  dan  mendorong  kesadaran  dan  kebanggaan  masyarakat   terhadap  kekayaaan  budaya  bangsa  dengan  memperkenalkan  produk-produk  wisata  seperti  kekayaan  dan   keunikan  alam  dan  laut,  museum,  seni  dan  tradisi  kerakyatan  dan   alat  yang  efektif  bagi  pelestarian  lingkungan  alam  dan  seni  budaya tradisional.
1    Pariwisata  memiliki  peran  yang  penting  dalam  meningkatkan  devisa  negara  dengan  mengupayakan  peningkatan  jumlah  wisman  dan  peningkatan  rata-rata  pengeluaran  wisman  di  Indonesia.  Jumlah  kunjungan  wisman  pada  tahun  2012  sebanyak  8,04  juta  atau  mengalami  pertumbuhan  sebesar  5,16%  apabila  dibandingkan  dengan  jumlah  kunjungan  pada  tahun  2011  sebanyak  7,64   juta  kunjungan  wisman.  Rata-rata  pengeluaran  wisman  per  kunjungan  pada tahun 2012 sebesar USD 1.133,81 atau mengalami pertumbuhan sebesar  1,39%  apabila  dibandingkan  dengan  rata-rata  pengeluaran  wisman  per  kunjungan  pada  tahun  2011  sebesar  USD  1.118,26.  Peningkatan  jumlah  wisman dan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan akan meningkatkan  devisa  yang  akan  diperoleh  oleh  negara,  yaitu  total  penerimaan  devisa  dari  wisman  pada  tahun  2012  sebesar  USD   9.120,85   juta  atau  mengalami  pertumbuhan  sebesar  6,62%  apabila  dibandingkan  dengan  total  penerimaan  devisa dari wisman pada tahun 2011 sebesar USD 8.554,39 juta. Pada tahun  2012 perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) diperkirakan mencapai 245 juta  perjalanan atau naik sebesar 3,48% dibandingkan tahun 2011 yaitu 236,75 juta  perjalanan. Total pengeluaran pada tahun 2012 sebesar 171,50 triliun rupiah  dengan rata-rata pengeluaran sebesar 700 ribu rupiah (www.parekraf.go.id).
Menurut Suwantoro  (  1997 ), alasan pengembangan sektor pariwisata  untuk  dijadikan  komoditi  andalan  di  samping  migas  sebagai  komoditi  pendukung kelangsungan pembangunan nasional, antara lain adalah: 1.  Pola perjalanan wisata di dunia yang terus menerus meningkat dari  tahun ke tahun.
  2.  Pariwisata  tidak  begitu  terpengaruh  gejolak  ekonomi  dunia,  di  samping pertumbuhannya  yang lebih cepat daripada pertumbuhan  ekonomi dunia.
3.  Meningkatkan  kegiatan  ekonomi  daerah  dan  pengaruh  ganda  dari  pengembangan pariwisata tampak lebih nyata.
4.  Komoditi  pariwisata  tidak  mengenal  proteksi  atau  quota  seperti  komoditi lainnya.
5.  Potensi  pariwisata  Indonesia  yang  tersebar  di  seluruh  wilayah  Indonesia yang beranekaragam macamnya tak akan habis terjual.
6.  Pariwisata  sudah  menjadi  kebutuhan  hidup  manusia  pada  umumnya.
Berpijak  pada  keenam  alasan  tersebut,  sektor  pariwisata  sangatlah  potensial untuk dikembangkan untuk mendukung pembangunan nasional yang  pada akhirnya berujung pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Menurut Ismayanti (2010) pariwisata memberikan dampak positif dan  negatif  bagi  perekonomian  masyarakat  Indonesia.  Dampak  positif  dari  pariwisata terhadap perekonomian diantaranya adalah sebagai berikut: 1.  Kontribusi  pariwisata  dalam  devisa  pada  neraca  penerimaan  Negara 2.  Menghasilkan  pendapatan  bagi  masyarakat,  Menghasilkan  lapangan pekerjaan 3.  Meningkatkan struktur ekonomi 4.  Membuka peluang investasi    5.  Mendorong aktifitas wirausaha (interpreneurships).
Selain  keuntungan-keuntungan  tersebut,  pariwisata  juga  memberikan  dampak negatif, yaitu: 1.  Bahaya  ketergantungan  (overdependence)  terhadap  industri  pariwisata 2.  Peningkatan inflasi dan nilai lahan 3.  Peningkatan frekuensi impor 4.  Produksi musiman 5.  Pengembalian modal lambat (low rate return on investment) 6.  Mendorong timbulnya biaya eksternal lain.
Penting  dan  besarnya  manfaat  pembangunan  pariwisata  ini  disadari  betul  oleh  Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Semarang.  Kabupaten  Semarang  memiliki potensi-potensi  wisata  yang dapat dikembangkan, antara lain adalah  kekayaan  di  bidang  industri,  seni  dan  budaya,  sejarah,  serta  potensi  wisata  alam.  Selain  mengembangkan  potensi  wisata  yang  sudah  ada,  Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Semarang  melalui  Dinas  Pemuda,  Olahraga,  Kebudayaan  dan  Pariwisata  juga  menciptakan  sebuah  destinasi  wisata  baru  berupa  Desa  Wisata.  Menurut situs Wikipedia,  Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi  antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu  struktur  kehidupan  masyarakat  yang  menyatu  dengan  tata  cara  dan  tradisi  yang berlaku (www.wikipedia.org).
Menurut  Hadiwijoyo  (2012)  pengembangan  konsep  desa  wisata  memiliki manfaat, antara lain adalah sebagai berikut:    1.  Dengan  adanya  desa  wisata  maka  pengelola  harus  menggali  dan  mempertahankan  nilai-nilai  adat  serta  budaya  yang  telah  berlangsung  selama  puluhan  tahun  di  desa  tersebut.  Lestarinya  nilai-nilai  budaya  merupakan  daya  tarik  bagi  wisatawan.  Dengan  kata  lain  suatu  desa  tidak  akan  memiliki  daya  tarik  apabila  tidak  memiliki  budaya,  adat  istiadat  yang  unik  serta  way  of  life  yang  eksotis.
2.  Dengan  konsep  ini  maka  secara  otomatis  masyarakat  desa  yang  notabene  memiliki  kemampuan  ekonomi  yang  kurang,  dapat  berperan aktif dalam kelangsungan desa wisata. Dengan kata lain,  timbul peluang kerja baru yang berpotensi bagi pengembangan dan  pemberdayaan  masyarakat  desa  setempat.  Akhir  dari  konsep  ini  tentu saja agar terdapat peningkatan taraf hidup dan perekonomian  masyarakat.
3.  Masyarakat  desa  dituntut  untuk  lebih  bersahabat  dengan  alam  sekitar.  Lingkungan  yang  asri,  pohon-pohon  yang  rindang  serta  terawat adalah salah satu komponen daya tarik desa wisata.
Di  wilayah  Kabupaten  Semarang  ada  beberapa  desa  wisata,  salah  satunya  adalah  Desa  Wisata  Bejalen.  Desa  Bejalen  merupakan  sebuah  desa  yang  terletak  di  sebelah  tenggara  pusat  Kota  Kecamatan  Ambarawa,  Kabupaten  Semarang.  Desa  Bejalen  juga  berada  di  tepi  Rawa  Pening,  yang  merupakan salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Semarang, jadi selain  masyarakatnya  yang  masih  memegang  tradisi  nenek  moyang,  Desa  Bejalen    juga  memiliki  pemandangan  yang  indah.  Secara  administratif,  Desa  Bejalen  termasuk sebuah desa  yang termasuk dalam wilayah  Kecamatan Ambarawa,  Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah.
Masyarakat  Desa  Bejalen  sebagian  besar  menggantungkan  hidupnya  atau  bermata  pencaharian  sebagai  petani,  industri,  perdagangan,  jasa  kemasyarakatan, pemerintah dan perorangan serta  sektor perikanan/nelayan di  Rawa Pening. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1.Lapangan Usaha Utama Masyarakat Desa Bejalen tahun 201No  Lapangan Usaha Utama  Tahun 2011  Tanaman Pangan  92  Hortikutura  3  Perkebunan  4  Perikanan  145  Peternakan  16  Kehutanan  7  Pertambangan dan Penggalian  8  Industri  109  Listrik dan Gas  10  Konstruksi  11  Perdagangan  1012  Hotel dan Rumah Makan  213  Transportasi dan Pergudangan  314  Informasi dan Komunikasi  15  Keuangan dan Asuransi  16  Jasa Pendidikan  317  Jasa Kesehatan  218  Jasa Kemasyarakatan, Pemerintahan dan Perorangan  1119  Lainnya  Total  70Sumber: BPS Kabupaten Semarang    Selain  lapangan  usaha  seperti  tersebut  pada  tabel  1.1  di  atas,  ada  sebagian  kecil  dari  masyarakat  Desa  Bejalen  yang  bekerja  di  luar  negeri  sebagai  Tenaga  Kerja  Indonesia  (TKI)  yang  jumlahnya  mencapai  36  orang,  terdiri dari 12 laki-laki dan 24 prempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat  dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Yang Bekerja di Luar  Negeri dari Desa Bejalen Menurut Jenis Kelamin Tahun 201No  Jenis Kelamin  Jumlah TKI 1  Pria  12  Wanita  2Total  3Sumber: BPS Kabupaten Semarang Masyarakat  Desa  Bejalen  masih  melestarikan  tradisi  Jawa  semacam  seni Karawitan dan Tari-tarian Jawa Klasik. Masyarakat Desa Bejalen masih  memegang  teguh  tradisi  nenek  moyang  mereka  bahkan  dalam  hal  bercocoktanam pun segala upacara tradisional masih dilaksanakan. Selain hal  unik  yang bersifat tradisional tersebut,  Desa  Bejalen memiliki pemandangan  yang cukup indah, karena letak desa yang berada di tepi Rawa Pening dengan  hamparan area persawahan yang asri, serta cukup jauh dari keramaian kota.

 Skripsi Ekonomi: Dampak Ekonomi Pariwisata Desa Wisata Bejalen Setelah Dibukanya Kampoeng Rawa Bagi Masyarakat Desa Wisata Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi