BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Identifikasi Ketimpangan Dan Sektor Unggulan Di Tiap Kecamatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2008-2012
Pembangunan ekonomi
pada umumnya memiliki
tujuan untuk menciptakan
masyarakat yang sejahtera,
makmur, serta adil.
Pembangunan ekonomi di daerah
adalah sebuah proses kerjasama antara pemerintah daerah dan
masyarakatnya untuk membentuk
pola kerjasama dalam mengelola sumber
daya daerah serta
kerjasama antara pemerintah daerah
dan sektor swasta
untuk menciptakan pertumbuhan
ekonomi. Kondisi geografis dan sumber
daya alam yang berbeda ternyata menyebabkan perbedaan pula dalam hal
kemakmuran dan pembangunan
satu daerah dengan
daerah lainnya.
Kebijakan pembangunan
daerah diperlukan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang
merata dan tinggi
dengan cara memanfaatkan
potensi dan sumber
daya yang ada
pada masing-masing daerah.
Proses pembangunan diadakan agar pembangunan dapat dirasakan
secara merata.
Pembangunanekonomi perlu memperhatikan
potensi yang ada
pada daerah tersebut. Hal yang
terpenting dalam pembangunan suatu daerah adalah mampu mengidentifikasi potensi dari sektor
yang potensial didaerah tersebut, potensi dari
sektor inilah yang
nantinya diharapkan mampu
meningkatkan atau menjadi
nilai tambah bagi
pembangunan ekonomi di daerah
tersebut.
Tujuan utamanya
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dimana salah
satu usahanya dilakukan melalui
peningkatanpetumbuhan ekonomi di daerah
tersebut.
Tingkat
pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu ukuran
yang menentukan keberhasilan
pembangunan suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berkelanjutan
merupakan suatu kondisi
kelangsungan pembangunan di suatu
daerah. Pertumbuhan ekonomi
dapat dilihat dari beberapa indikator,
salah satunyamelalui Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
Produk Domestik Regional
Bruto diartikan sebagai
produk yang mampu
dihasilkan oleh daerah
tersebut dalam kurun
waktu tertentu.
Kemampuan daerah
dalam mengelola sumber
daya dapat dilihat
dari nilai PDRB daerah tersebut.
Pemerintah Jawa
Tengah telah membentuk
kawasan kerjasama antar daerah Kabupaten/Kota yang dapat dimanfaatkan
sebagai upaya pemerataan pembangunan
di Jawa Tengah
seperti yang tertuang
dalam Perda Jawa Tengah No.21
Tahun 2003 tentang
Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa
Tengah. Provinsi Jawa
Tengah terbagi menjadi
8 kawasan yaitu Kawasan Kedungsepur
(Kendal, Demak, Ungaran
(Baca Kabupaten Semarang), Salatiga, Semarang
dan Purwadadi), Kawasan
Bregas (Brebes, Tegal
dan Slawi), Kawasan
Tangkallangka (Batang, Pekalongan,
Pemalang dan Kajen), Kawasan
Wanarakuti(Juwana, Jepara, Kudus dan Pati), Kawasan Banglor
(Rembang dan Blora),
Kawasan Subosukowonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen
dan Klaten), Kawasan Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas,
Cilacap dan Kebumen), Kawasan Purwomanggung (Purworejo,
Wonosobo, Magelang dan Temanggung).
Tabel 1.1 PDRB
Kabupaten/Kota Dirinci
Menurut Pembagian KawasanStrategisAtas
Dasar Harga Konstan2000 Tahun 2007-2010
(MilyarRp) KawasanStrategis 2007 2008 2009 2010 Kedungsepur 33.909,26 35.611,18
37.246,13 39.506,57 Bregas 8.998,97 9.451,37 9.940,10 10.416,12 Tangkallangka
9.740,95 10.170,66 10.608,49 11.135,66 Wanarakuti 18.931,43 19.711,32 20.568,26
21.500,41 Banglor 3.811,81 4.007,17 4.197,64 4.399,33 Subosukowonosraten
26.671,68 27.978,01 29.307,87 30.687,53 Purwomanggung 10.942,61 11.452,64
11.974,22 12.539,78 Barlingmascakeb 22.311,08 23.455,49 24.670,19 26.012,98 Sumber:
BPS, JawaTengah DalamAngka (2007-2010), dalam jurnal Adi Sutrisno 2012 Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui
bahwa selama periode 2007-2010,
kawasan Kedungsepur merupakan
kawasan dengan nilai PDRB tertinggi dibandingkan
dengan tujuh kawasan
lainnya sedangkan kawasan Banglor
merupakan kawasan dengan
nilai PDRB paling
rendah diantara kawasan
strategis lainnya di
Provinsi Jawa Tengah.
Kawasan Kedungsepur pada
tahun 2010 memiliki
nilai PDRB sebesar
Rp 39.506,57 milyar sedangkan kawasan Banglor hanya sebesar Rp
4.399,33 milyar.
Tabel 1.2 PDRB Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Di
Kawasan BanglorTahun
2007-2011(juta rupiah) Kabupaten 2007 2008 2009 2010 2011 Blora 1.811.864
1.913.763 2.010.909 2.115.370 2.170.195 Rembang 1.999.951 2.093.413 2.186.736
2.283.966 2.384.459 Sumber: BPS, Jawa TengahDalam Angka 2012 Berdasarkan tabel1.2 dapat diketahui bahwa nilai PDRB
Kabupaten Rembang lebih
besar dari Kabupaten
Blora. PDRB di kedua
kabupatenterus mengalami kenaikan
dari tahun ke
tahun, pada tahun
2007PDRB Kabupaten Rembang sebesar Rp 1.999.951 juta dan naik
menjadi Rp 2.384.459 juta pada tahun 2011. PDRB Kabupaten Blora pada tahun
2007sebesar Rp 1.811.864 juta dan naik
menjadi Rp 2.170.195 juta di tahun 2011.
Tabel 1.3 Laju Pertumbuhan PDRB
AtasDasarHargaKonstan 2000Di Kawasan BanglorTahun 2007-2011(persen) Kabupaten
2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata Blora 3,95 5,62 5,08 5,19 2,59 4,48 Rembang
3,81 4,67 4,46 4,45 4,4 4,35 Sumber: BPS, Jawa TengahDalam Angka 2012 Tabel 1.3
memberikan suatu gambaran
mengenai laju pertumbuhan PDRB
dari daerah yang
tergabung dalam kawasan
Banglor. Berdasarkan tabel
1.3 dapat diketahui bahwa
laju pertumbuhan PDRB
Kabupaten Rembangdari tahun 2007-2010
lebih kecil dari Kabupaten Blora. Rata-rata laju
pertumbuhan Kabupaten
Rembangsebesar 4,35% per
tahun, angka ini masih
berada dibawah rata-rata laju pertumbuhan Kabupaten Blora.
Kabupaten Rembang dari tahun
2007-2011 selalu memiliki nilaiPDRB yang
lebih besar jika dibandingkan dengan
PDRB Kabupaten Blora, namun Kabupaten Rembang memiliki rata-rata laju pertumbuhan PDRB yang lebih kecil
jika dibandingkan Kabupaten
Blora. Untuk itu
perlu mengetahui struktur pertumbuhan dan kondisi ekonomi dari
masing-masing kecamatan di Kabupaten
Rembang melalui identifikasi ketimpangan dan sektor unggulan di tiap
kecamatan. Berdasarkan latar
belakang diatas, maka penelitian ini mengambil sebuah
judul IDENTIFIKASI KETIMPANGAN
DAN SEKTOR UNGGULAN
DI TIAP KECAMATAN
DI KABUPATEN REMBANGTAHUN 2008-2012.
B. Rumusan Masalah.
1.Bagaimana struktur
pertumbuhan dan kondisi
ekonomi dari masingmasing kecamatan di Kabupaten Rembang
dari tahun 2008-2012?.
C. TujuanPenelitian.
1.Mengetahui besarnya
tingkat ketimpangan di
Kabupaten Rembang berdasarkan Indeks Williamsontahun 2008-2012.
2.Mengetahui sektor
unggulan masing-masing kecamatan
di Kabupaten Rembang berdasarkan Analisis Location
Quotienttahun 2008-2012.
3.Mengetahui pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi dari masing-masing kecamatandi Kabupaten Rembang berdasarkan Tipologi Klassen tahun 2008-2012.
4.Mengetahui besarnya
keterkaitan Kecamatan Rembang dengan kecamatan lainnya di Kabupaten
Rembang berdasarkan Analisis Gravitasi
dan Interaksi Ruang tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diperoleh dari
penelitian ini antara lain:.
1.Bagi Calon Peneliti.
Memberikan gambaran
bagi calon peneliti
yang akan melakukan penelitian
terkait struktur perekonomian
serta sektor unggulan di
suatu wilayah. Penelitian
ini dapat digunakan
sebagai referensi untuk penelitian-penelitian
yang akan datang.
2.Bagi Pemerintah.
Memberikan gambaran
bagi Pemerintah Kabupaten
Rembang mengenai struktur
pertumbuhan ekonomi dan
sektor unggulan di tiap kecamatan di
Kabupaten Rembang serta memberikan
saran yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan.
3.Bagi Masyarakat.
Memberikan gambaran
bagi masyarakat pada
umumnya serta masyarakat
Kabupaten Rembang pada
khususnya mengenai struktur perekonomian Kabupaten
Rembang meliputi tingkat
ketimpangan serta sektor unggulan di tiap kecamatan di Kabupaten
Rembang.
Skripsi Ekonomi: Identifikasi Ketimpangan Dan Sektor Unggulan Di Tiap Kecamatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2008-2012
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi