Senin, 03 November 2014

Skripsi Ekonomi: Identifikasi Ketimpangan Dan Sektor Unggulan Di Tiap Kecamatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2008-2012

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Identifikasi Ketimpangan Dan Sektor Unggulan Di Tiap Kecamatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2008-2012
Pembangunan  ekonomi  pada  umumnya  memiliki  tujuan  untuk  menciptakan  masyarakat  yang  sejahtera,  makmur,  serta  adil.  Pembangunan  ekonomi di daerah adalah sebuah proses kerjasama antara pemerintah daerah  dan  masyarakatnya untuk  membentuk pola  kerjasama dalam mengelola  sumber  daya  daerah  serta  kerjasama antara  pemerintah  daerah  dan  sektor  swasta  untuk  menciptakan  pertumbuhan  ekonomi. Kondisi  geografis  dan  sumber daya alam yang berbeda ternyata menyebabkan perbedaan pula dalam  hal  kemakmuran dan  pembangunan satu  daerah  dengan  daerah  lainnya.

Kebijakan  pembangunan  daerah diperlukan untuk mencapai  pertumbuhan  ekonomi  yang  merata  dan  tinggi  dengan  cara  memanfaatkan  potensi  dan  sumber  daya  yang  ada  pada  masing-masing  daerah.  Proses  pembangunan  diadakan agar pembangunan dapat dirasakan secara merata.
Pembangunanekonomi perlu  memperhatikan  potensi  yang  ada  pada  daerah tersebut. Hal yang terpenting dalam pembangunan suatu daerah adalah  mampu mengidentifikasi potensi dari sektor yang potensial didaerah tersebut,  potensi  dari  sektor  inilah  yang  nantinya  diharapkan  mampu  meningkatkan  atau  menjadi  nilai  tambah  bagi  pembangunan  ekonomi  di daerah  tersebut.
Tujuan  utamanya  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat,  dimana  salah  satu  usahanya dilakukan melalui peningkatanpetumbuhan ekonomi di  daerah tersebut.
 Tingkat  pertumbuhan  ekonomi  merupakan  salah  satu  ukuran  yang  menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi  yang  tinggi  dan  berkelanjutan  merupakan  suatu  kondisi  kelangsungan  pembangunan  di suatu  daerah.  Pertumbuhan  ekonomi  dapat  dilihat  dari  beberapa  indikator,  salah  satunyamelalui  Produk  Domestik  Regional  Bruto (PDRB).  Produk  Domestik  Regional  Bruto  diartikan  sebagai  produk  yang  mampu  dihasilkan  oleh  daerah  tersebut  dalam  kurun  waktu  tertentu.
Kemampuan  daerah  dalam  mengelola  sumber  daya  dapat  dilihat  dari  nilai  PDRB daerah tersebut.
Pemerintah  Jawa  Tengah  telah  membentuk  kawasan  kerjasama  antar  daerah  Kabupaten/Kota yang dapat dimanfaatkan sebagai  upaya pemerataan  pembangunan  di  Jawa  Tengah  seperti  yang  tertuang  dalam  Perda  Jawa  Tengah  No.21  Tahun  2003  tentang  Rencana  Tata  Ruang  Wilayah  Provinsi  Jawa  Tengah.  Provinsi  Jawa  Tengah  terbagi  menjadi  8  kawasan  yaitu  Kawasan  Kedungsepur  (Kendal,  Demak,  Ungaran  (Baca  Kabupaten  Semarang), Salatiga,  Semarang  dan  Purwadadi),  Kawasan  Bregas  (Brebes,  Tegal  dan  Slawi),  Kawasan  Tangkallangka  (Batang,  Pekalongan,  Pemalang  dan Kajen), Kawasan Wanarakuti(Juwana, Jepara, Kudus dan Pati), Kawasan  Banglor  (Rembang  dan  Blora),  Kawasan  Subosukowonosraten  (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo,  Karanganyar, Wonogiri,  Sragen  dan Klaten), Kawasan  Barlingmascakeb  (Banjarnegara, Purbalingga,  Banyumas,  Cilacap  dan  Kebumen), Kawasan Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo, Magelang dan  Temanggung).
 Tabel 1.1 PDRB  Kabupaten/Kota Dirinci  Menurut  Pembagian KawasanStrategisAtas Dasar Harga Konstan2000 Tahun  2007-2010 (MilyarRp) KawasanStrategis 2007 2008 2009 2010 Kedungsepur 33.909,26 35.611,18 37.246,13 39.506,57 Bregas 8.998,97 9.451,37 9.940,10 10.416,12 Tangkallangka 9.740,95 10.170,66 10.608,49 11.135,66 Wanarakuti 18.931,43 19.711,32 20.568,26 21.500,41 Banglor 3.811,81 4.007,17 4.197,64 4.399,33 Subosukowonosraten 26.671,68 27.978,01 29.307,87 30.687,53 Purwomanggung 10.942,61 11.452,64 11.974,22 12.539,78 Barlingmascakeb 22.311,08 23.455,49 24.670,19 26.012,98 Sumber: BPS, JawaTengah DalamAngka (2007-2010), dalam jurnal Adi  Sutrisno 2012 Berdasarkan  tabel 1.1 dapat  diketahui  bahwa  selama periode  2007-2010,  kawasan  Kedungsepur  merupakan  kawasan  dengan nilai  PDRB  tertinggi  dibandingkan  dengan  tujuh  kawasan  lainnya sedangkan  kawasan  Banglor  merupakan  kawasan  dengan  nilai  PDRB  paling  rendah  diantara  kawasan  strategis  lainnya  di  Provinsi  Jawa  Tengah.  Kawasan  Kedungsepur  pada  tahun  2010  memiliki  nilai  PDRB  sebesar  Rp  39.506,57  milyar  sedangkan kawasan Banglor hanya sebesar Rp 4.399,33 milyar.
Tabel 1.2 PDRB Atas  Dasar  Harga Konstan  2000  Di  Kawasan  BanglorTahun 2007-2011(juta rupiah) Kabupaten 2007 2008 2009 2010 2011 Blora 1.811.864 1.913.763 2.010.909 2.115.370 2.170.195 Rembang 1.999.951 2.093.413 2.186.736 2.283.966 2.384.459 Sumber: BPS, Jawa TengahDalam Angka 2012 Berdasarkan  tabel1.2 dapat  diketahui bahwa nilai  PDRB  Kabupaten  Rembang  lebih  besar  dari  Kabupaten  Blora. PDRB  di  kedua  kabupatenterus  mengalami  kenaikan  dari  tahun  ke  tahun,  pada  tahun  2007PDRB  Kabupaten   Rembang sebesar Rp 1.999.951 juta dan naik menjadi Rp 2.384.459 juta pada tahun 2011. PDRB Kabupaten Blora pada tahun 2007sebesar Rp 1.811.864 juta  dan naik menjadi Rp 2.170.195 juta di tahun 2011.
Tabel 1.3 Laju Pertumbuhan PDRB AtasDasarHargaKonstan 2000Di Kawasan BanglorTahun 2007-2011(persen) Kabupaten 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata Blora 3,95 5,62 5,08 5,19 2,59 4,48 Rembang 3,81 4,67 4,46 4,45 4,4 4,35 Sumber: BPS, Jawa TengahDalam Angka 2012 Tabel 1.3 memberikan  suatu  gambaran  mengenai  laju  pertumbuhan  PDRB  dari  daerah  yang  tergabung  dalam  kawasan  Banglor.  Berdasarkan  tabel  1.3 dapat  diketahui  bahwa  laju  pertumbuhan  PDRB  Kabupaten  Rembangdari tahun  2007-2010  lebih  kecil  dari Kabupaten  Blora. Rata-rata  laju  pertumbuhan Kabupaten  Rembangsebesar  4,35%  per  tahun,  angka  ini  masih berada dibawah rata-rata laju pertumbuhan Kabupaten Blora.
Kabupaten Rembang dari tahun 2007-2011 selalu memiliki nilaiPDRB  yang lebih besar  jika dibandingkan  dengan  PDRB  Kabupaten Blora, namun  Kabupaten Rembang memiliki rata-rata laju  pertumbuhan PDRB yang lebih  kecil  jika  dibandingkan  Kabupaten  Blora.  Untuk  itu  perlu  mengetahui  struktur pertumbuhan dan kondisi ekonomi dari masing-masing kecamatan di  Kabupaten Rembang melalui identifikasi ketimpangan dan sektor unggulan di  tiap  kecamatan.  Berdasarkan  latar  belakang  diatas,  maka penelitian  ini  mengambil  sebuah  judul  IDENTIFIKASI  KETIMPANGAN  DAN  SEKTOR  UNGGULAN  DI  TIAP  KECAMATAN  DI  KABUPATEN  REMBANGTAHUN 2008-2012.
 B. Rumusan Masalah.
1.Bagaimana  struktur  pertumbuhan  dan  kondisi  ekonomi  dari  masingmasing kecamatan di Kabupaten Rembang dari tahun 2008-2012?.
C. TujuanPenelitian.
1.Mengetahui  besarnya  tingkat  ketimpangan  di  Kabupaten  Rembang  berdasarkan Indeks Williamsontahun 2008-2012.
2.Mengetahui  sektor  unggulan  masing-masing  kecamatan  di  Kabupaten  Rembang berdasarkan Analisis Location Quotienttahun 2008-2012.
3.Mengetahui pola dan struktur pertumbuhan ekonomi dari masing-masing kecamatandi  Kabupaten Rembang berdasarkan Tipologi  Klassen tahun  2008-2012.
4.Mengetahui besarnya keterkaitan  Kecamatan  Rembang dengan  kecamatan lainnya  di Kabupaten  Rembang berdasarkan Analisis  Gravitasi dan Interaksi Ruang tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:.
1.Bagi Calon Peneliti.
Memberikan  gambaran  bagi  calon  peneliti  yang  akan  melakukan  penelitian  terkait  struktur  perekonomian  serta sektor  unggulan  di  suatu  wilayah.  Penelitian  ini  dapat  digunakan  sebagai  referensi  untuk  penelitian-penelitian yang akan datang.
2.Bagi Pemerintah.
Memberikan  gambaran  bagi  Pemerintah  Kabupaten  Rembang  mengenai  struktur  pertumbuhan  ekonomi  dan  sektor  unggulan di  tiap  kecamatan  di  Kabupaten  Rembang serta  memberikan  saran  yang  mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.
3.Bagi Masyarakat.
Memberikan  gambaran  bagi  masyarakat  pada  umumnya  serta  masyarakat  Kabupaten  Rembang  pada  khususnya  mengenai struktur perekonomian  Kabupaten  Rembang  meliputi  tingkat  ketimpangan  serta  sektor unggulan di tiap kecamatan di Kabupaten Rembang.

 Skripsi Ekonomi: Identifikasi Ketimpangan Dan Sektor Unggulan Di Tiap Kecamatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2008-2012

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi