Kamis, 13 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh Cash Ratio, Total Assets Turnover, Debt To Total Assets Dan Earnings Per Share Terrhadap Cash Dividend (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007-2011)

  BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1  LATAR BELAKANG.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Cash Ratio, Total Assets Turnover, Debt To Total Assets Dan Earnings Per Share Terrhadap Cash Dividend (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007-2011)
Pasar  modal  di  Indonesia  saat  ini  mengalami  perkembangan  yang  sangat  pesat. Pasar  modal  adalah  salah  satu  tempat  transaksi  perdagangan  saham.  Di  pasar  modal  akan ada pertemuan antara investor dengan perusahaan yang  menjual sahamnya. Pada  dasarnya, pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Fungsi ekonomi pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk memidahkan dana dari  pihak  yang  memiliki  kelebihan  dana  kepada  pihak  yang  membutuhkan  dana.  Fungsi  keuangan  pasar  modal  adalah  menyediakan  dana  yang  dibutuhkan  oleh  pihak-pihak  lainya tanpa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan operasi perusahaan (Husnan,  2005).
Masyarakat  Indonesia  kini  telah  mulai  menyadari  pentingnya  berinvenstasi  oleh  karena itu saat ini banyak masyarakat  Indonesia  yang mulai menanamkan dananya di  pasar  modal.  Keinginan  untuk  mendapatkan  keuntungan  dan  penghasilan  yang  lebih  juga menjadi salah satu faktor utama semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia.
Saat  ini  pun  banyak  ditemukan  lembaga-lembaga  investasi  yang  dapat  memfasilitasi  keinginan masyarakat untuk berinvestasi walaupun memiliki keterbatasan waktu.
Salah satu sektor  yang banyak diminati oleh investor di Indonesia adalah sektor  industri  manufaktur  karena  eksistensinya  dalam  dunia  bisnis  di  Indonesia.  Namun,    dikarenakan  persaingan  di  dunia  bisnis  yang  saat  ini  semakin  ketat  perusahaanperusahaan yang bergerak sektor industri manufaktur dituntut untuk beroperasi dengan  tingkat  efisiensi  dan  efektivitas  yang  cukup  tinggi  agar  tetap  mempunyai  keunggulan  dan daya saing sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba secara optimal.
Laba  yang  diperoleh  perusahaan  dapat  dialokasikan  pada  dua  komponen  yaitu  laba ditahan (retained earnings) dan  laba yang dibagikan berupa  dividen.  Laba ditahan  adalah  laba  dari  operasi  dan  menjadi  tambahan  penyertaan  pemegang  saham.  Laba  ditahan merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian  dividen.
Dalam  aktivitas  pasar  modal,  investor  (orang  yang  memiliki  dana)  dan  emiten  (orang  yang  membutuhkan  dana),  keduanya  akan  bekerja  sama  untuk  saling  menguntungkan.  Melalui  pasar  modal  emiten  dapat  memperoleh  tambahan  dana  bagi  perusahaan  tapi  harus  menunggu  laba  dari  kegiatan  operasional  perusahaan.  Bagi  investor  pasar  modal  merupakan  sarana  untuk  berinvestasi  dan  mendapatkan  keuntungan  yang  optimal.  Investor  tidak  dapat  mengetahui  secara  pasti  berapa  besar  return dan resiko apa yang akan diterimanya.
Bagi  seorang  investor,  investasi  dalam  sekuritas  yang  dipilih  tentu  diharapkan  memberikan  tingkat  pengembalian  (return)  yang  sesuai  dengan  resiko  yang  harus  ditanggung  oleh  para  investor.  Tingkat  return  menjadi  faktor  utama  karena  return adalah  hasil  yang  diperoleh  dari  suatu  investasi  (Jogiyanto,  2000).    Oleh  karena  itu,  sebelum  melakukan  investasi  seharusnya  investor  melakukan  analisis  dan  memilih  resiko yang sesuai dengan keuntungan yang akan didapat dari suatu investasi tersebut.
  Jika seorang investor berinvestasi dalam bentuk sekuritas berarti investor tersebut  berinvestasi  pada  prospek  perusahaan.  Perusahaan  harus  mampu  meningkatkan  nilai  perusahaan, karena dengan gambaran nilai perusahaan yang baik maka tingkat peluang  return  yang  diberikan  oleh  perusahaan  juga  akan  tinggi.  Apabila  perusahaan  menganggap  semua  investor  adalah  investor  rasional  yang  mempunyai  return ekspektasi (expected return) yang tinggi maka akan semakin banyak investor yang akan  menanamkan  dananya  sehingga  tujuan  perusahaan  untuk  memenuhi  kebutuhan  dana  bagi perusahaan akan tercapai.
Salah  satu  jenis  sekuritas  yang  paling  populer  di  pasar  modal  adalah  sekuritas  saham. Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu  atau institusi dalam perusahaan (Ang, 1997). Sedangkan menurut Husnan (2005), saham  adalah  tanda  bukti  pengambilan  bagian  atau  peserta  dalam  perusahaan  terbuka  (PT).
Saham yang dinilai baik adalah saham yang mampu memberikan  return  realisasi yang  tidak terlalu jauh dari return ekspektasi (expected return).
Pendapatan  dari  investasi  saham  atau  return  dapat  berupa  deviden  dan  capital  gain.  Deviden  merupakan  penerimaan  dari  perusahaan  yang  berasal  dari  laba  yang  dibagikan,  sementara  capital  gain  merupakan  pendapatan  yang  diperoleh  dari  selisih  harga saham. Apabila selisih harga tersebut negatif berarti investor mengalami  capital  loss  dan sebaliknya. Para investor seringkali menginginkan keuntungan dengan segera  sehingga  mereka  lebih  menginginkan  keuntungan  dalam  bentuk  capital  gain  dibandingkan dividen (Jogiyanto, 2000).
Kebijakan  dividen  merupakan  sebuah  keputusan  yang  penting  bagi  perusahaan.
Melalui  kebijakan  dividen  akan  ditentukan  seberapa  besar  laba  yang  akan  dibagikan    sebagai  dividen  dan  berapa  jumlah  laba  yang  akan  ditahan.  Kebijakan  dividen  atau  besar-kecilnya dividen yang dibagikan dapat mempengaruhi reaksi investor. Kebijakan  dividen merupkan salah satu indikator apakah seorang investor akan mempertahankan  investasi  atau  melepas  suatu  investasi.  Jika  investor  menganggap  dividen  yang  dibayarkan  baik  dan  sesuai  dengan  return  ekspektsinya  maka  kemungkinan  besar  investor akan mempertahankan saham tersebut namun juga sebaliknya, jika pembayaran  dividen dianggap kecil dan menurun mungkin investor akan berfikir ulang untuk terus  menyimpan saham tersebut. Sedangkan bagi investor yang baru akan membeli saham,  pembayaran  dividen  merupakan  salah  satu  informasi  yang  akan  dilihat  dan  dianalisis  sebelum investor tersebut menanamkan dananya.
Pada  masa  sekarang  ini  pembayaran  dividen  oleh  perusahaan  terkadang  masih  menjadi suatu perdebatan, karena apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba  sebagai dividen maka akan mengurangi total sumber dana intern atau internal financing.
Sebaliknya,  jika  perusahaan  memilih  untuk  menahan  laba  yang  diperoleh,  maka  kemampuan  pemenuhan  kebutuhan  dana  dari  sumber  dana  intern  akan  semakin  besar  dan  hal  ini  akan  menjadikan  posisi  financial  dari  perusahaan  yang  bersangkutan  semakin  kuat  karena  ketergantungan  kepada  sumber  dana  ekstern  menjadi  semakin  kecil.
Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak  pihak  yang  terlibat  di  masyarakat  (Suharli,  2004).  Bagi  para  pemegang  saham  atau  investor,  dividen  kas  merupakan  tingkat  pengembalian  investasi  mereka  atas  kepemilikan  saham  yang  diterbitkan  perusahaan.  Bagi  pihak  manajemen,  dividen  kas  merupakan  arus  kas  keluar  yang  mengurangi  kas  perusahaan.  Oleh  karenanya  kesempatan  untuk  melakukan  investasi  dengan  kas  yang  dibagikan  sebagai  dividen    tersebut  menjadi  berkurang.  Kebijakan  dividen  kas  yang  cenderung  membayarkan  dividen dalam jumlah relatif besar akan mampu memotivasi pemerhati untuk membeli  saham perusahaan.
Kebijakan dividen melibatkan dua pihak yang saling  bertentangan yaitu investor  dengan dividennya dan perusahaan dengan saldo labanya. Perusahaan manapun selalu  menginginkan  pertumbuhan  sehingga  laba  ditahan  menjadi  sangat  berarti  bagi  perusahaan  untuk  dapat  meningkatkan  produksi  ataupun  memenuhi  semua  kebutuhan  intern  perusahaan.  Namun,  dilain  pihak  perusahaan  juga  ingin  selalu  membayarkan  dividen untuk meningkatkan nilai perusahaan dan menarik investor melalui peningkatan  harga saham.
Perusahaan  yang  memiliki  kemampuan  membayar  dividen  diasumsikan  masyarakat  sebagai  perusahaan  yang  menguntungkan.  Beberapa  peneliti  antara  lain  Litner  (1956)  mengemukakan  bahwa  perusahaan  hanya  akan  menaikkan  dividen  bila  manajemen berkeyakinan bahwa laba perusahaan akan naik.
Bagi para investor, laporan keuangan merupakan faktor penting untuk melakukan  analisis  dan  memilih  suatu  investasi.  Di  samping  itu,  laporan  akuntansi  sudah  cukup  menggambarkan  kepada  kita  sejauh  mana  perkembangan  kondisi  perusahaan  dan  apa  saja yang telah dicapainya (Tandelilin, 2001). Laporan keuangan sering kali digunakan  sebagai  acuan  menilai  kinerja  perusahaan  emiten  (Horigan,  1965).  Ulupui  (2006)  mengatakan  bahwa  laporan  keuangan  dapat  digunakan  untuk  meprediksi  kesulitan  keuangan  yang  dialami  perusahaan,  hasil  kegiatan  operasional,  kinerja  keuangan  perusahaan  di  masa  yang  lalu  dan  yang  akan  datang,  juga  sebagai  pedoman  bagi  investor mengenai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa mendatang.
  Kegiatan  menganalisis  suatu  investasi  melalui  laporan  keuangan  perusahaan  emiten  disebut  dengan  analisis  fundamental.  Menurut  Jogiyanto  (2000),  analisis  fundamental  adalah  analisis  untuk  menghitung  nilai  intrinsik  perusahaan  dengan  menggunakan  data  keuangan  perusahaan,  nilai  intrinsik  perusahaan  dapat  diwujudkan  dengan  harga  saham.  Selain  analisis  fundamental  investor  dapat  melakukan  analisis  teknikal.  Analisis  teknikal  adalah  analisis  yang  menggunakan  data  pasar  dari  suatu  saham untuk menentukan nilai saham (Jogiyanto, 2000). Jika prospek suatu perusahaan  kuat  dan  baik,  maka  harga  saham  akan  mencerminkan  kekuatan  itu  dan  meningkat  seiring  dengan  peningkatan  kondisi  finansial  suatu  perusahaan,  harus  diperhatikan  bahwa  nilai  suatu  efek  ekuitas  tidak  hanya  ditentukan  oleh  tingkat  kembalian  yang  mungkin terjadi (expected return), namun tingkat resiko di dalamnya (Huda, 2007).
Rasio  keuangan  yang  dihasilkan  dari  laporan  keuangan  merupakan  faktor  fundamental  perusahaan.  Rasio  keuangan  ini  digunakan  untuk  melakukan  analisis  fundamental.  Bagi  perusahaan  yang  go  public  diharuskan  memberikan  laporan  keuangan yang relevan mengenai rasio-rasio keuangannya, hal tersebut tercantum dalam  Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 yang dikeluarkan pada tanggal 17  Januari  1996.  Laporan  keuangan  sering  kali  digunakan  sebagai  acuan  menilai  kinerja  perusahaan emiten (Horigan, 1965).
Banyaknya  faktor  yang  menjadi  pertimbangan  dalam  memutuskan  kebijakan  dividen menyebabkan kesulitan dalam menentukan kebijakan faktor mana yang paling  dominan dan berpengaruh terhadap Cash Dividend.
Beberapa  penelitian  yang  telah  mengemukakan  hubungan  antara  variabel menajemen keuangan dan Cash Dividend,  diantaranya penelitian yang dilakukan Teguh  K  (2011),  Nila  Septiyanawati  (2012),  Made  Ayu  Lisnadewanti  (2011),  Erwin    Jeffriansyah  (2005).  Penelitian  ini  akan  melakukan  kajian  mengenai  pengaruh  rasio  keuangan yang kontradiktif atau tidak konsisten dengan penelitian-penelitian terdahulu  seperti Current Ratio, TATO, dan Debt to Total Assets.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini mengambil judul: Pengaruh  Cash  Ratio,  Total  Assets  Turnover,  Debt  To  Total  Assets  dan Earnings Per Share Terhadap Cash Dividend  (Studi Pada Perusahaan Manufaktur  Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2011).
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Cash Ratio, Total Assets Turnover, Debt To Total Assets Dan Earnings Per Share Terrhadap Cash Dividend (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007-2011)



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi