Selasa, 25 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh Consumer Personality Trait Opennes, Brand Personality Dan Brand Loyalty

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
.Skripsi Ekonomi: Pengaruh Consumer Personality Trait Opennes, Brand Personality Dan Brand Loyalty
Seiring  dengan  perkembangan  batik  yang  ada  di  Indonesia,  bisnis  batik  menjadi  salah  satu  usaha  yang  diminati  orang  saat  ini.  Apalagi  semenjak  ditetapkannya  batik  sebagai  salah  satu  warisan  budaya  Indonesia  oleh  UNESCO  (United Nations Educational Scientific and Cultural Organitation).

Jaman  dahulu  batik  mempunyai image hanya  dipakai  oleh  orang- orang  tua  dengan  motif  tradisional,  sekarang  kalangan  kaum  muda  tidak  canggung  untuk  memakai batik. Saat ini corak dan warna batik sangat beragam dan terlihat lebih lebih  modern dengan desain-desain yang tidak kalah dengan pakaian non batik.
Pemasaran batik kini tidak hanya tumbuh ke sentra-sentra industri batik saja,  tetapi  juga  tumbuh  di  tempat  yang  jauh  dari  industri  batik. Adanyakemudahankemudahan  yang  didapat, membuat banyak  orang  mencoba  peruntungan  dengan  berbisnis batik.Peruntungan tersebut diantaranya dengan membuka showroomusaha  sendiri dengan memproduksi batik dari mulai bahan mentah sampai bahan jadi. Selain  itu ada  juga  yang  menjadi reseller dengan  mengambil  produk  dari  produsen  batik  yang  lebih  besar  dengan  kemudahan-kemudahan  pembayaran  dan  harga  yang  biasanya berbeda dengan harga retail di pasaran.
Telah disadari, Solo  merupakan  salah  satu  sentra  industri  batik terbesar  di  Indonesia.  Banyak  masyarakat  Solo  yang  menggeluti  usaha  ini  karena dinamika  peluang bisnis yang menjanjikan. Oleh karena itu banyak tokobatik yang dijumpai di  daerah  Solo. Kebanyakan  dari toko tersebut menjual  batik  hanya  untuk  aspek   pemasukan saja. Keinginan dan kebutuhan konsumen akan suatu produk batik sangat  kurang  di  penuhi.  Sehingga  banyak  konsumen  yang  sulit  untuk  meloyalitaskan  diri  mereka dengan suatu merek batik tertentu.
Kegiatan pemasaran  Batik kini semakin  ketat,  hal  inilah yang pada akhirnya  menuntut  perusahaan untuk  selalu  inovatif  dalam  mengembangkan  usahanya.  Salah  satu  kegiatan  pokok  perusahaan  yang  berperan  penting  dalam  hal  tersebut  adalah  pemasaran  produk.  Mereka  saling  berlomba  menarik  konsumen  untuk  membeli  produknya dengan berbagai macam cara.
Persaingan  perusahaan  untuk  memperebutkan  pelanggan  tidak  lagi  terbatas  pada atribut produk atau kegunaan suatu produk, melainkan sudah dikaitkan dengan  hubungan  sifat  pribadi  konsumen  dengan  merek  itu sendiri.  Para  pemasar  pada  umumnya menginginkan  bahwa  pelanggan  yang  diciptakannya  dapat  dipertahankan  selamanya.  Namun  hal  ini  tidaklah  mudah,  mengingat  banyaknya  pesaing  dalam  produk yang  sama,  perbedaan  selera  konsumen, dan  penjagaan kualitas  dari  produk  itu sendiri.
Konsumen  atau  pelanggan  bisa  menjadi  pelanggan  yang  setia  atau  loyal  dikarenakan pelanggan puas  akan suatu merek produk  tertentu.  Kunci  pemeliharaan  konsumen  tersebut  terletak  pada  komitmen  yang  serius  dan  terus  menerus  untuk  kepuasan  pelanggan.  Meskipun  pemasar  sudah  memiliki  segmen  pelanggan  yang  dianggap  loyal,  namun  pemasartetap perlu  memberikan  perhatian  tentang  loyalitas  pelanggan agar tidak terjadi perpindahan merek.
Loyalitas  pelanggan  dapat  dijadikan  dasar  untuk  pengembangan  keunggulan  kompetitif yang berkelanjutan yaitu keunggulan yang dapat direalisasi melelui upayaupaya  pemasaran. Keberhasilan  dalam  pemasaran ditentukan  pada besarnya volume  pembelian  produk  oleh  konsumen.  Tingkat  penjualan  produk  suatu  perusahaan   dipengaruhi oleh harga, pengepakan, ciri produk, sistem distribusi, selera konsumen,  iklan, dan persaingan antar perusahaan.
Salah satu cara atau upaya untuk menjadikan seorang pelanggan loyal adalah  dengan penciptaan kepribadian merek. Merek sangat penting, bahkan pemberian suatu  merek merupakan  suatu  keharusan.  Hal  ini  disebabkan  karena,  merek  tidak  hanya  digunakan sebagai pembeda produk perusahaan  dengan  pesaing  tapi melainkan juga  berpotensi kuat untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam pertumbuhan dan  laba. Menciptakan  kepribadian  merek (Brand  personality) dalam  persaingan  yang  kompetitif  seperti  sekarang  ini  dapat  menjadi  keunggulan  bersaing  bagi  perusahaan  serta dapat meningkatkan preferensi konsumen terhadap sebuah merek.
Lin  (2010)  dalam  penelitiannya  menjelaskan  tren  yang  sedang  berkembang  pada sejumlah anak-anak dan orang dewasa adalah akan kebutuhan mainan dan video  game. Banyak desain mainan yang sangat bagus diciptakan untuk menarik perhatian  para  pekerja  kantoran  yang  berumur  30-40,  bahkan  lebih.  Lin (2010) memprediksi bahwa  industri  mainan  tidak  akan  mampu  bertahan  bila  mereka  tidak  memasukan  kelompok umur sebagai core dari target konsumen mereka.
Untuk  itu,  industri  mainan  harus tetap  menggali apa  yang dimau  oleh  orang  dewasa dan berusaha memenuhi kemauan terhadap mainan  apa yang  mereka  paling  inginkan.  Sama  seperti  mainan,  pada  perusahaan  industri  video  game juga  harus  mampu memenuhi apa yang diinginkan oleh para konsumen. BANDAI adalah merek  mainan produsen Jepang nomer satu dan perusahaan terbesar ketiga di  industri video  game milik  Jepang.  BANDAI  telah  mendirikan  cabang  di  Taiwan,  dan  semua  konsumen Taiwan yang suka mainan dan permainan video seperti sudah tidak asing  lagi  dengan  merek  tersebut. Di  Indonesia,  batik  merupakan  salah  satu produk  yang   sangat  berpotensi untuk  dikembangkan  keloyalitasan  konsumennya  seperti  pada  BANDAI.
Brand  personalitymemainkan  peranan  penting  dalam  sukses  dari  sebuah  merek.  Hal  ini  dapat  membuat  konsumen  merasakan brand  personality dan  meningkatkan ikatan yang kuat antara konsumen dengan merek (Doyle, 1990). Brand  personalityharus dibentuk supaya bisa  bertahan  lama dan  konsisten. Disamping  itu,  brand personalityharus khas, berbeda dengan merek  lain dan memenuhi kebutuhan  konsumen (Kumar et al.,2006)dalam Lin (2010). Oleh karena itu, konsumen ini bisa  berfungsi  sebagai  “penyambung  lidah”  terhadap merek  yang  berkaitan  dan  menjadi  dasar bagi para supplier untuk membentuk brand personality.
Brand  personality yang  spesifik,  dan  personality  trait yang  beragam  menyebabkan preferencemerekaakan  berkembang  lebih  jauh.  Sebagai  tambahan,  sebuah perusahaan dapat menjaga hubungannya dengan para konsumenmelalui brand  personality(Aaker dan Biel, 1993)dalam Lin (2010).
Karena  merek-merek  mempunyai brand  personality nya  sendiri, konsumer  akan  mengasosiasikan  merek  seperti manusia.  Dalam  hal  ini,  konsumenakan  mengharapkan  tingkah  laku,  perkataan,  pikiran  dan  lain  sebagainya  yang  dilakukan  oleh  masyarakat  sesuai  dengan  kepribadian  kostumer  tersebut  (Aaker,  1996)dalam  Lin  (2010). Konsumenakan  memilih  merek  dan  produk  sesuai  dengan  kepribadian  mereka,  dengan  kata  lain,  semua  kegiatan  pemasaran  bertujuan  untuk  membuat  konsumen mengenali  dan  percaya  sebuah brand  personality,  dan  membangun  komunikasi antara merek dengan konsumen(Govers dan Schoormans, 2005), supaya  terbentuk brand loyaltydan brand equity.
Brand  personalitytelah  menjadi  bahan  diskusi  dalam  beberapa  tahun  ini.
Brand  personalityselalu  ditekankan  dikebanyakan  produk  dan  merek,  termasuk   barang konsumsi, perabotan, barang mewah dan lainsebagainya (Kumar et al.,2006;  Govers  and  Schoormans,  2005;  Mengxia,  2007)dalam  Lin  (2010).  Konsumen  memiliki  pandangannya  sendiri  terhadap  sebuah  produk  dan  merek  yang  sesuai  dengan brand  personality dan  ciri  sifat  mereka  atau  sesuai  dengan  konsep  mereka  sendiri (Govers and Schoorman, 2005).
Kenyataannya brand  preferencehanya berpengaruh terhadap afeksi di dalam  brand  personality dan  hal  ini mungkin  tidak  akan  menambah  faktor  membeli  konsumen  (Dyson et  al.,  1996) dalam  Lin  (2010).  Hanya  sedikit  peneliti  yang  mengkombinasikan secara simultan antara loyalitas afektif (affective loyalty)dengan  loyalitas perilaku (behavior loyalty)ke dalam penelitian mereka mengenai hubungan  personality traitdan brand personalitydengan brand loyalty.
Di Indonesia batik merupakan salah satu produk yang sangat berpotensi untuk  dikembangkan keloyalitasan konsumennya seperti produk mainan video gamedi  Jepang.Sehingga hal ini sangat menarik untuk menilai dan membandingkan keduanya  terkait tentang kepribadian personal terhadap keloyalitasan dengan merek sebagai  penghubung didalamnya Berdasarkan uraian seperti tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk  melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH CONSUMER PERSONALITY  TRAIT, BRAND PERSONALITYDan BRAND LOYALTY: (Studi pada  Konsumen Batik Arum Madani Surakarta)”.
 B. Perumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah peneliti dalam penelitian ini, yaitu:.
1. Apakah  terdapat  hubungan  antara personality  traits Opennesdengan brand  personality?.
2. Apakah  ada  pengaruh  antara  hubungan personality traits  opennes pada brand  loyalty?.
3. Apakah ada pengaruh antara brand personalityterhadap brand loyalty?.
C. Tujuan Penelitian.
Sesuai  dengan  permasalahan  yang  telah  dirumuskan,  tujuan  penelitian  yang  hendak dicapai adalah sebagai berikut:.
1. Mengujihubungan antara personality traitdengan brand personality.
2. Mengujipengaruh/dampak personality traits terhadapbrand loyalty.
3. Mengujipengaruh brand personalityterhadapbrand loyalty.
 D. Manfaat Penelitian.
Manfaat praktis  yang  ingin  dicapai  dalam penelitian  ini bagi  beberapa  pihak  antara lain :.
1. Bagi Akademisi Memberikan arah studi tentang konsep ilmu pengetahuan dibidang pemasaran  khususnya  tentang  perilaku  konsumen  dalam  keputusan  pembelian  dan  dapat  digunakan  sebagai  bahan  pembanding  dalam  kepustakaan  bagi  yang  ingin  melakukan  penelitian  mengenai  hubungan  sifat  pribadi  konsumen,  merk,  dan  keloyalitasan.
2. Bagi Praktisi Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberi  kontribusi  yang  positif  bagi  perusahaan yang diteliti untuk memahami karakteristik konsumen sehingga dapat  menjadi pedoman dalam rangka meningkatkanbrand personalityperusahaan dan  agar  dikedepannya  perusahaan  bisa  mempertahankan  loyalitas dari para  konsumen.
.Skripsi Ekonomi: Pengaruh Consumer Personality Trait Opennes, Brand Personality Dan Brand Loyalty



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi