Selasa, 11 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang.
 Skripsi Ekonomi: Pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance 
Dalam  era  industrialisasi  seperti  sekarang  ini,  perusahaan  dianggap  sebagai  lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Keuntungan  yang  diberikan  perusahaan  bagi  masyarakat  antara  lain  adalah,  perusahaan  menyediakan  lapangan  kerja,  perusahaan  menyediakan  barang  yang  dibutuhkan  masyarakat  untuk  dikonsumsi,  perusahaan  membayar  pajak  pada  pemerintah,  memberikan sumbangan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan mendapat  kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya.

Permasalahan lingkungan di Indonesia merupakan faktor penting yang harus  dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin  nyata.  Pada  beberapa  tahun  terakhir  ini,  Indonesia  mengalami  peningkatan  permasalahan  pencemaran  lingkungan  hidup  (Suratno,  Darsono,  dan  Mutmainah,  2006).  Dampak  pencemaran  lingkungan  hidup  dapat  dilihat  dari  berbagai  bencana  yang terjadi. Berbagai contoh perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan.
PT. Newmont Minahasa Raya melakukan pembuangan  tailing  ke laut, dan terbukti  telah mengakibatkan pencemaran di Teluk Buyat, Sulawesi Utara, akibatnya nelayan  di pesisir pantai Sumbawa Barat, seperti Pantai Benete, Labu Lahar, dan Poto Tano  tidak  lagi  dapat  memperoleh  ikan  dari  perairan  sekitar.  PT.  Lapindo  Brantas  merupakan  contoh lain kelalaian manajemen  yang mengakibatkan banjir lumpur di  Sidoarjo Jawa Timur dan sampai sekarang belum tertangani dengan baik.
1    Perusahaan  dalam  menjalankan  operasi  bisnisnya  memunculkan  berbagai  dampak  negatif  yang  menyebabkan  degradasi  lingkungan  (pencemaran,  tindakan  kesewenangan,  produk  makanan  haram,  polusi  udara,  radiasi,  peningkatan  penyebaran  virus,  dan  sejenisnya)  yang  mengakibatkan  munculnya  masalah  sosial  dan  politik.  Perusahaan  seharusnya  dapat  bertindak  sesuai  tujuan  perusahaan  tanpa mengabaikan masalah lingkungan sosial.
Permasalahan  lingkungan  hidup  menjadi  perhatian  yang  serius,  baik  oleh  konsumen,  investor,  maupun  pemerintah.  Sebagian  investor  lebih  tertarik  pada  perusahaan  yang  menerapkan  manajemen  lingkungan  hidup  yang  baik  dan  tidak  mengabaikan  masalah  pencemaran  lingkungan  (Ja`far,  2006).  Dengan  demikian  dapat disimpulkan bahwa kinerja ekonomi perusahaan merupakan sinyal positif bagi  kalangan pemilik modal seperti para investor untuk  menanamkan dananya ke dalam  perusahaan.  Apabila  dari  perhitungan  rasio-rasio  terhadap  laporan  keuangannya  memberikan  hasil  yang  positif  atau  baik,  maka  pemilik  modal  akan  menanamkan  modalnya,  sebaliknya  apabila  dari  pengukuran  rasio-rasio  laporan  keuangan  memberikan hasil  yang tidak baik, maka pemilik modal akan berpikir ulang dalam  melakukan investasi.
Perusahaan  dalam  menjalankan  bisnis  yang  dijalankan,  banyak  yang  tidak  berperan  aktif  di  dalam  pembentukan  undang-undang/  peraturan  mengenai  lingkungan  dan  belum  pernah  mengikuti  penyuluhan  tentang  Analisis  Mengenai  Dampak  Lingkungan  (AMDAL).  Kepedulian  terhadap  lingkungan  muncul  akibat  dari  berbagai  dorongan  dari  pihak  luar  perusahaan,  antara  lain:  pemerintah,    konsumen,  stakeholder,  dan persaingan. Untuk  menindak lanjuti berbagai dorongan  tersebut, perlu diciptakan pendekatan secara proaktif dalam meminimalkan dampak  lingkungan yang terjadi sehingga dapat tercipta kinerja lingkungan perusahaan yang  lebih baik (Cahyono, 2002).
Implikasi  dari  pelanggaran  terhadap  prinsip-prinsip  tersebut  diantaranya  adalah  terbengkalainya  pengelolaan  lingkungan  dan  rendahnya  tingkat  kinerja  lingkungan serta rendahnya minat perusahaan terhadap konservasi lingkungan (Ja‟far  dan Arifah, 2006).  Pengelolaan  lingkungan hidup di Indonesia belum memiliki arah  yang  jelas,  hal  ini  dapat  dilihat  dari  kurangnya  komitmen  pemimpin  dan  warga  negara  untuk  menjaga  kelestarian  dan  keberlangsungan  lingkungan  hidup.  Sejak  pencanangan  program  pembangunan  nasional,  berbagai  masalah  lingkungan  hidup  mulai  terjadi.  Masalah  lingkungan  hidup  tersebut  antara  lain,  adanya  berbagai  kerusakan  lingkungan,  pencemaran  di  darat,  laut,  dan  udara,  serta  berkurangnya  berbagai  sumber  daya  alam.  Hal  tersebut  dapat  terjadi  disebabkan  oleh  ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan ketersediaan sumber daya alam yang ada  serta  kurang  kesadaran  akan  pentingnya  keberlangsungan  lingkungan  hidup  untuk  generasi sekarang maupun masa depan.
Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan digunakan untuk  menilai keefektifan  kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya  konservasi  lingkungan.  Data  akuntansi  lingkungan  juga  digunakan  untuk  menentukan  biaya  fasilitas  pengelolaan  lingkungan,  biaya  keseluruhan  konservasi  lingkungan  dan  juga  investasi  yang  diperlukan  untuk  kegiatan  pengelolaan    lingkungan.  Selain  itu,  akuntansi  lingkungan  juga  digunakan  untuk  menilai  tingkat  keluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang  harus berlangsung terus menerus.
Pemerintah  Indonesia  mempunyai  kebijakan  Kelestarian  lingkungan  pada  setiap periode. Kebijakan tersebut tertuang dalam  UU RI No. 23 Tahun 1997  yang  diperbaharui  dengan  UU  RI  No.  32  Tahun  2009  tentang  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  Pasal  5  menyatakan:  1)  setiap  orang  mempunyai  hak  yang  sama  atas  lingkungan hidup yang baik dan sehat, 2) setiap orang mempunyai hak atas informasi  lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup,  3)  setiap  orang  mempunyai  hak  untuk  berperan  dalam  rangka  pengelolaan  lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
UU RI No. 23 tahun 1997  yang diperbaharui dengan UU RI No. 32 Tahun  2009  mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup berlaku bagi semua Warga Negara  Republik  Indonesia.  Akan  tetapi,  sampai  saat  ini  pelaksanaanya  masih  jauh  dari  harapan.  Pelaksanaaan  pengungkapan  tanggungjawab  sosial  perusahaan  diharapkan  di masa mendatang dapat terlaksana dengan baik.
Kinerja lingkungan yang diteliti diukur dengan mengunakan rating  Program  Penilaian  Peringkat  Kinerja  Perusahaan  dalam  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  (PROPER)  yang  disediakan  oleh  Kementerian  Lingkungan  Hidup  RI.  Rating  PROPER,  yang  disediakan  oleh  pemerintah  Indonesia,  cukup  terpercaya  sebagai  ukuran  kinerja  lingkungan  perusahaan,  karena  kesesuaiannya  dengan  sertifikasi  internasional di bidang lingkungan, ISO 14001.
  Sejak  tahun  2002  Kementrian  Lingkungan  Hidup  (KLH)  telah  mengadakan  Program PROPER  di bidang pengendalian dampak lingkungan untuk meningkatkan  peran  perusahaan  dalam  program  pelestarian  lingkungan  hidup.  Melalui  PROPER  kinerja lingkungan perusahaan diukur dengan menggunakan tingkatan warna, mulai  dari  yang  terbaik  emas,  hijau,  biru,  merah,  hingga  hitam  yang  terburuk  untuk  kemudian diumumkan secara rutin kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui  kinerja perusahaan dalam melakukan pengelolaan lingkungan hanya melalui warna  yang ada.
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengukur  environmental  performance  dalam  pengaruhnya  terhadap  environmental  disclosure  dan  economic  performane  perusahaan dengan sampel  manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)  tahun  2009-2011  dan  yang  mengikuti  Program  Penilaian  Peringkat  Kinerja  Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) tahun 2010-2012.
Penelitian  mengenai  pelaporan  lingkungan  environmental  disclosure  yang  dilakukan    perusahaan  telah  mengalami  peningkatan  yang  signifikan.  Penelitian  mengenai  environmental disclosure  secara umum  difokuskan pada hubungan antara  kinerja  lingkungan  dengan  environmental  disclosure.  Penelitian-penelitian  yang  dilakukan  sebelumnya,  mengenai  hubungan  antara  kinerja  perusahaan  dan  pertanggungjaawaban  sosial  perusahaan,  terdapat  beberapa  hasil  yang  sangat  beragam.
Al  Tuwaijri,  SA.,  et  al.  (2004)  meneliti  tentang  hubungan  antara  environmental  performance,  environmental  disclosure  dan  economic  performance.
  Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa environmental performance, environmental  disclosure  dan  economic  performance  secara  statistik  signifikan,  namun  hanya  hubungan  economic  performance  dengan  environmental  performance  yang  mempunyai interelasi potensial.
Suratno,  Darsono,  dan  Mutmainah,  (2006)  meneliti  tentang  pengaruh  environmental  performance  terhadap  environmental  disclosure  dan  economic  performance.  Sample yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia  (BEI)  dan  yang  mengikuti  Program  Penilaian  Peringkat  Kinerja  Perusahaan  (PROPER)  secara  berturut-turut  tahun  2010-2012.  Hasil  penelitiannya  menunjukkan  bahwa  environmental  performance  berpengaruh  positif  signifikan  terhadap  environmental  disclosure  dan  economic  performance.  Hasil  penelitian Suratno ini sesuai dengan temuan Al Tuwaijri, SA., et al. (2004).
Ingram  dan  Frezier  (1980)  dalam  Suratno,  dkk  (2006),  menemukan  tidak  adanya  hubungan  yang  signifikan  antara  environmental  performance  dengan  environmental  disclosure.  Hasil Sarumpaet (2005) juga menemukan hubungan tidak  signifikan  antara  enviromental  performance  dengan  financial  performance.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suratno, Darsono,  dan  Mutmainah  (2006).  Oleh  karena  itu,  penelitian  ini  mencoba  menguji  kembali  pengaruh  environmental  performance  terhadap  environmental  disclosure  dan  environmental  performance  terhadap  economic  performance.  Selain  itu,  dalam  penelitian  ini  dikembangkan  dengan  menguji  return  on  equity  sebagai  variabel  kontrol.
  Penelitian-penelitian  mengenai  pelaporan  lingkungan  sebelumnya  menunjukkan hasil  yang berbeda-beda.  Berdasarkan perbedaan diatas  penelitian ini  dilakukan  untuk  menguji  kembali  faktor-faktor  yang  digunakan  dalam  penelitian  sebelumnya.  Hasil  penelitian  akan  menunjukkan  hasil  yang  konsisten  atau  tidak.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Suratno, Darsono, dan Mutmainah, (2006) di  mana  dalam  penelitian  Suratno,  variabel  yang  digunakan  adalah  environmental  disclosure, economic performance dan environmental performance.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  peneliti  akan  melakukan  penelitian  berjudul  “PENGARUH  ENVIRONMENTAL  PERFORMANCE  TERHADAP  ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DAN ECONOMIC PERFORMANCE ”.

 Skripsi Ekonomi: Pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance 

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi