Selasa, 11 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh Kewajaran Harga, Nilai Yang Dirasakan Terhadap Niat Beli Produk Hijau Yang Dimediasi Oleh Sikap Konsumen Atas Produk Hijau

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Kewajaran Harga, Nilai Yang Dirasakan Terhadap Niat Beli Produk Hijau Yang Dimediasi Oleh Sikap Konsumen Atas Produk Hijau
Pemanasan  Global  menjadi  isu  yang  banyak  diperhatikan  orang,  banyak  orang  berlomba-lomba  untuk  memperhatikan  dan  merawat  lingkungan.  Para  konsumen  juga  semakin  bijak  dalam  memilih  pemakaian  produk  yang  mereka  gunakan,  apakah  itu  produk  yang  ramah  emisi  sekaligus  irit  dalam  pemakaian  listrik. Dalam hal ini banyak perusahaan dituntut untuk mempertahankan kualitas  produk dan juga membuat produk yang ramah lingkungan.

Kasali (2005) mendefinisikan, produk hijau (Green product) adalah produk  yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya,  tidak  menghasilkan  sampah  berlebihan,  dan  tidak  melibatkan  kekejaman  pada  binatang.  Selanjutnya,  Nugrahadi  (2002)  mengemukakan,  produk  hijau  (green  product)  adalah    produk  yang  berwawasan  lingkungan.  Suatu  produk  yang  dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efek-efek yang dapat  mencemari  lingkungan,  baik  dalam  produksi,  pendistribusian  dan  pengkonsumsianya.  Hal  ini  dapat  dikaitkan  dengan  pemakaian  bahan  baku  yang  dapat  didaur  ulang.  Ottman  (2006)  mendefinisikan  green  product  are  typically  durable,  nontoxic,  made  from  recycled  materials  or  minimally  packaged  (produk  hijau biasanya tahan lama, tidak beracun, terbuat dari bahan daur ulang).
  Dari pendapat-pendapat  para  ahli di atas dapat kita buat suatu kesimpulan  tentang karakteristik produk hijau, yaitu:  a) Produk tidak mengandung toxic,  b) Produk lebih tahan lama, c) Produk menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang,  d) Produk menggunakan bahan baku dari bahan daur ulang,  e) Produk tidak menggunakan bahan yang dapat merusak lingkungan,  f) Tidak melibatkan uji produk yang melibatkan binatang apabila tidak betul-betul  diperlukan,  g) Selama penggunaan tidak merusak lingkungan,  h) Menggunakan kemasan yang sederhana dan menyediakan produk isi ulang, i)   Tidak membahayakan bagi kesehatan manusia dan hewan, j)  Tidak menghabiskan banyak energi dan sumberdaya lainya selama pemrosesan,  penggunaan, dan penjualan,  k) Tidak menghasilkan sampah  yang tidak berguna akibat kemasan dalam jangka  waktu yang singkat.
Secara  teoritis  niat  beli  produk  hijau  memiliki  topik  yang  menarik  untuk  diteliti  dikarenakan  adanya  keterbatasan  daya  terap  studi  terdahulu  sehingga  bila  diaplikasikan  pada  konteks  yang  berbeda  diperkirakan  akan  terjadi  pembiasan  dalam  memaknai  teori-teori  yang  bersifat  universal.  Hal  ini  juga  dapat  dijelaskan  dari  studi  terdahulu  yang  mengindikasi  keragaman  model  yang  masing-masing  digunakan  untuk  menjelaskan  obyek  studi  dan  setting  yang  berbeda  (Lihat    Shaharudin  2010; Chung 2011; Voon,  2011;  Boi-Chen Tan 2011;  Mc Carty 2002;  Chung 2010; Bajpai 2012).
Pada  studi  ini  memberi  peluang  untuk  mendesain  ulang  model  penelitian  yang dapat menjelaskan fenomena pada  setting  yang di amati dalam hal ini adalah  niat beli produk hijau di Surakarta. Model yang dikonstruksi bertumpu pada empat  variabel  yaitu  kewajaran  harga  (price  fairness),  nilai  yang  dirasakan  (perceived  value), sikap konsumen atas produk hijau (attitudes towards green products), dan  niat beli produk hijau (intention to buy green products). Hal ini berdasarkan pada  penelitian (Lihat  Shaharudin  2010; Chung 2011; Voon,  2011;  Boi-Chen Tan 2011; Mc  Carty  2002;  Chung  2010;  Bajpai  2012)  yang  di  konfirmasi  pada  setting  di  Indonesia.  Dengan  demikian,  faktor-faktor  tersebut  nantinya  diharapkan  akan  membentuk niat beli produk hijau di Surakarta. Berikut ini adalah penjelasan terkait  pengertian dari masing-masing variabel amatan.
Kewajaran  harga  (price  fairness)  didefinisikan  sebagai  pemberian  harga,  baik  yang  berlebihan  dibandingkan  dengan  harga  aslinya  atau  pemberian  harga  fiktif.  (Kaynak,  1985).  Variabel  price  fairness  penting  untuk  dilteliti  karena  berpotensi  berpengaruh  pada  intention  to  buy  green  products  (Mc  Kenzie-Mohr,  2000).  Kajian  literatur  mengindikasikan  bahwa  variabel  price  fairness  memiliki  hubungan  positif  dengan  intention  to  buy  green  products.  Hal  ini  menjelaskan  bahwa semakin baik kewajaran harga maka semakin tinggi niat beli produk hijau.
Selain  itu,  price  fairness  juga  memiliki  hubungan  positif  dengan  attitude  toward    green  product  (Mainieri  et  al.  1997).  Hal  ini  menjelaskan  bahwa  semakin  baik  kewajaran harga maka semakin tinggi sikap terhadap produk hijau.
Nilai  yang  dirasakan  (perceived  value)  didefinisikan  sebagai  ukuran  keyakinan  individu  bahwa  ia  dapat  memiliki  kontribusi  yang  efektif  pada  pengurangan polusi (Kinnear et al, 1974).  Variabel  perceived value  penting untuk  diteliti karena berpotensi berpengaruh  pada  intention to buy green products  (Mohd  Rizaimy  Shaharudin,  2010).  Kajian  literatur  mengindikasi  bahwa  variabel  perceived value  memiliki hubungan positif dengan intention to buy green products.
Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik nilai yang dirasakan, maka semakin tinggi  niat  beli  produk  hijau.  Selain  itu,  variabel  perceived  value  juga  berpotensi  berpengaruh  pada  attitude  toward  green  product  (Kinnear  et  al,  1974).  Kajian  literatur  mengindikasi  bahwa  variabel  perceived  value  memiliki  hubungan  positif  dengan  attitude toward green product. Hal ini  menjelaskan bahwa semakin tinggi  nilai yang dirasakan, maka semakin tinggi sikap terhadap produk hijau.
Sikap  konsumen  atas  produk  hijau  (attitude  toward  green  product)  didefinisikan sebagai bagaimana konsumen memandang perilaku ramah lingkungan  sama  pentingnya  untuk  diri  sendiri  atau  masyarakat  secara  Seluruh  tentu  akan  mempengaruhi  kesediaan  mereka  untuk  membayar  lebih  untuk  produk  hijau  (Laroche  et  al.,  2001).  Variabel  ini  penting  untuk  diteliti  karena  berpotensi  berpengaruh pada  intention to buy green  products    (Hu dan Huang, 2011). Kajian  literatur  mengindikasi  bahwa  variabel  sikap  konsumen  atas  produk  hijau  dengan  niat  beli  produk  hijau  memiliki  hubungan  positif.  Hal  ini  menjelaskan  bahwa    semakin tinggi sikap terhadap produk hijau, maka semakin tinggi niat beli produk  hijau.
Niat beli produk hijau merupakan salah satu perilaku pro-lingkungan (Kim  dan  Choi,  2005).  Itu  mengacu  pada  pembelian  produk  dan  mengkonsumsi  yang  memiliki  dampak  minimal  pada  lingkungan  (Mainier  et  al,  1997).  Variabel  ini  merupakan variabel tujuan yang dianggap penting untuk diteliti, guna memberikan  suatu prediksian mengenai perilaku niat beli produk hijau.  Intention to buy green  product  diposisikan  sebagai  variabel  dependen  yang  dipengaruhi  oleh  perceived  value,  price  fairness  dan  attitude  toward  green  product  (Lihat  Shaharudin  2010;  Chung  2011;  Voon,  2011;  Boi-Chen  Tan  2011;  Mc  Carty  2002;  Chung  2010;  Bajpai  2012).  Kaitan  dengan  variabel  nilai  yang  dirasakan,  kelayakan  harga  dan  sikap  terhadap  produk  hijau  diproposisikan  mempunyai  hubungan  positif.  Kajian  literatur menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai yang dirasakan, kelayakan harga  dan  sikap  terhadap  produk  hijau,  maka  semakin  tinggi  niat  beli  terhadap  produk  hijau.
B.  Permasalahan.
Studi  ini  menggunakan  price  fairness  untuk  menjelaskan  kewajaran  harga  yang  diperkirakan  mempengaruhi  attitude  toward  green  product.  Kajian  literatur  mengindikasi bahwa semakin tinggi kewajaran, maka semakin tinggi sikap terhadap  produk hijau  (Mainieri et al. 1997).  Dengan demikian, permasalahan  pertama  yang  dirumuskan adalah :.
  Apakah  kewajaran  harga  berpengaruh  pada  sikap  konsumen  atas  produk  hijau?.
Selain  kewajaran  harga,  diperkirakan  nilai  yang  dirasakan  mempengaruhi  sikap  terhadap  produk  hijau.  Kajian  literatur  mengindikasi  bahwa  semakin  tinggi  nilai yang dirasakan, maka semakin tinggi sikap terhadap produk hijau  (Kinnear  et  al, 1974). Dengan demikian, permasalahan kedua yang dirumuskan adalah: Apakah nilai yang dirasakan berpengaruh pada sikap  konsumen atas produk  hijau?.
Selanjutnya, studi ini masih menjelaskan mengenai pengaruh  sikap terhadap  produk  hijau  yang  diperkirakan  mempengaruhi  niat  beli  produk  hijau.  Kajian  literatur  mengindikasi  bahwa  semakin  tinggi  sikap  terhadap  produk  hijau,  maka  semakin  tinggi  Niat  beli  produk  hijau  (Laroche  et  al.,  2001).  Dengan  demikian,  permasalahan ketiga yang dirumuskan adalah:.
Apakah sikap konsumen atas produk hijau berpengaruh pada niat beli produk  hijau?.
Studi  ini  menggunakan  kewajaran  harga  yang  diperkirakan  ada  pengaruh  secara  langsung  terhadap  niat  beli  produk  hijau.  Kajian  literatur  mengindikasi  bahwa semakin tinggi  kewajaran harga, maka semakin tinggi Niat beli produk hijau (Mc  Kenzie-Mohr,  2000).  Dengan  demikian,  permasalahan  keempat  yang  dirumuskan adalah :.
Apakah kewajaran harga berpengaruh pada niat beli produk hijau?.
Selain  kewajaran  harga,  diperkirakan  nilai  yang  dirasakan  mempengaruhi  niat  beli  produk  hijau.  Kajian  literatur  mengindikasi  bahwa  semakin  tinggi  nilai  yang  dirasakan,  maka  semakin  tinggi  niat  beli  produk  hijau  (Mohd  Rizaimy  Shaharudin,  2010).  Dengan  demikian,  permasalahan  kelima  yang  dirumuskan  adalah:.
Apakah nilai yang dirasakan berpengaruh pada niat beli produk hijau?.

 Skripsi Ekonomi: Pengaruh Kewajaran Harga, Nilai Yang Dirasakan Terhadap Niat Beli Produk Hijau Yang Dimediasi Oleh Sikap Konsumen Atas Produk Hijau

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi