BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh kinerja pelayanan terhadap loyalitas
Industri rumah
sakit adalah industri
jasa yang memadukan
antara produk dan layanan. Desain
bangunan, interior dan eksterior rumah sakit serta kantin, suasana yang tercipta di dalam kamar
rawat inap, kantin serta makanan dan minuman
yang dijual beserta
keseluruhan fasilitas yang
ada merupakan contoh
produk yang dijual.
Sedangkan layanan yang
dijual adalah keramahtamahan dan ketrampilan perawat dan
karyawan rumah sakit dalam melayani pasiennya.
Perkembangan jumlah rumah sakit di Surakarta yang sangat pesat, menimbulkan persaingan rumah sakit di
Surakarta menjadi sangat ketat. Hal ini
memacu manajemen rumah
sakit untuk semakin
meningkatkan kualitas rumah sakit untuk memperoleh konsumen
sebanyak– banyaknya.
Rumah sakit
dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang memenuhi
standar pelayanan yang optimal. Hal tersebut sebagai akuntabilitas rumah
sakit supaya mampu
bersaing dengan Rumah
Sakit lainnya. Rumah sakit dinyatakan
berhasil, tidak hanya
pada kelengkapan fasilitas
yang diunggulkan, melainkan
juga sikap dan
layanan sumber daya
manusia merupakan elemen
yang berpengaruh signifikan
terhadap pelayanan yang dihasilkan dan
dipersepsikan pasien. Bila
elemen tersebut diabaikan
maka dalam waktu yang tidak lama,
rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan beralih
ke Rumah Sakit lainnya yang memenuhi
harapan pasien, hal
tersebut dikarenakan pasien
merupakan asset yang sangat berharga dalam mengembangkan
industri rumah sakit.
Hakikat dasar
dari Rumah Sakit
adalah pemenuhan kebutuhan
dan tuntutan pasien yang
mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya pada rumah
sakit. Pasien memandang
bahwa hanya rumah
sakit yang mampu memberikan pelayanan
medis sebagai upaya
penyembuhan dan pemulihan atas
rasa sakit yang
dideritanya. Pasien mengharapkan
pelayanan yang siap, cepat,
tanggap dan nyaman terhadap keluhan penyakit pasien. Fungsi
rumah sakit merupakan pusat
pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan
fungsi utama menyediakan
dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat
penyembuhan (kuratif) dan
Pemulihan (rehabilitatisi pasien).
Sesuai dengan
fungsi utamanya tersebut
perlu pengaturan sedemikian
rupa sehingga rumah
sakit mampu memanfaatkan
sumber daya yang
dimiliki dengan berdaya guna dan
berhasil guna (Ilyas, 2001: 93).
Menurut surat keputusan Menteri
Kesehatan RI no. 983/ Menkes / 17/ 1992
tentang pedoman organisasi rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan yang
bersifat dasar, spsialistik,
dan sub spesialistik, sedangkan klasifikasi didasarkan
pada perbedaan tingkat menurut kemampuan pelayanan
kesehatan yang dapat
disediakan yaitu rumah
sakit kelas A, Kelas B, (
Pendidikan dan Non Pendidikan ) kelas C dan Kelas D.
Rumah sakit
adalah suatu organisasi
yang melalui tenaga
medis profesional yang
terorganisir serta sarana
kedokteran yang parmanen
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien.
Bagi setiap perusahaan
termasuk rumah sakit,
loyalitas konsumen merupakan
salah satu hal
yang sangat penting
untuk menjamin kelangsungan hidup usaha. Hal ini dikarenakan loyalitas
konsumen pada suatu merek memberi banyak manfaat
bagi perusahaan, yaitu
meliputi pembelian berulang
dan rekomendasi atas merek
tersebut kepada rekan dan kerabat. Salah satu hal pokok yang mendasari adanya loyalitas adalah
kepercayaan (Lau dan Lee, 1999: 24).
Rumah sakit
sebagai perusahaan jasa
membutuhkan kepercayaan masyarakat
sebagai modal pokok
dari kegiatan usaha.
Artinya kepercayaan masyarakat terhadap rumah merupakan suatu
hal yang sangat penting dalam menjaga
kontinuitas usaha. Kepercayaan
merupakan kesediaan untuk bergantung pada
pihak lain dalam
menghadapi suatu resiko.
Kesediaan ini bersumber
dari suatu pemahaman
pada pihak lain
berdasar pengalaman di masa
lalu (Lau dan
Lee, 1999). Rumah
sakit yang dipercaya
konsumen didasarkan pada
reputasi, karakteristik dan
kompetensinya. Pengetahuan seorang
konsumen mengenai reputasi
perusahaan selama ini
akan mempengaruhi kepercayaan
konsumen. Karakteristik perusahaan
yang diajukan untuk mempengaruhi
kepercayaan konsumen atas merek diantaranya adalah kepercayaan reputasi dan integritas
perusahaan. Sedangkan kompetensi terkait
dengan kemampuan perusahaan memenuhi keinginan konsumen.
Dalam upaya
memenuhi tuntutan konsumen
yang semakin kompleks, tidak hanya dibutuhkan kinerja perawatan yang
baik, maka konsep pelayanan yang jelas
sangat diperlukan. Karena perusahaan jasa akan dituntut untuk terus mengupayakan pelayanan yang tepat. Dewasa ini
faktor kepuasan pelanggan menjadi
perhatian yang serius dalam bisnis jasa. Pengelolaan kegiatan bisnis harus
dilakukan secara profesional.
Setiap perusahaan harus
dituntut untuk mencapai kinerja yang baik dan kualitas
pelayanan yang prima dengan selalu mengedepankan kualitas
pelayanan, sehingga secara
bertahap akan membentuk
loyalitas konsumen. Pelayanan
yang baik akan
menghasilkan profit jika
diantara pelayanan dan
profit itu terdapat
loyalitas konsumen (Nurmayanti, 2002: 31).
Pelayanan pengobatan
umum di rumah
sakit mempunyai tujuan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
dan meningkatkan pemerataan serta keadilan dalam pelayanan kesehatan. Hal
ini akan dapat terwujud secara optimal
apabila pelayanan kesehatan di rumah
sakit dapat lebih dekat dengan masyarakat pengguna,
mudah dijangkau dan
layak dalam pembiayaan, dikelola
dengan manajemen yang
lebih baik. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas
adalah tercapainya kepuasan
konsumen (customer satisfaction) yang ditandai dengan
berkurangnya keluhan (complaint) dari para konsumen sehingga
menunjukkan kinerja (performance)
perusahaan yang meningkat.
Pelayanan kesehatan
ini tidak lepas
dari upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan
yang dapat dirasakan
oleh pengguna, sehingga
RSUD Dr.
Moewardi dapat mencapai tujuan
dan misinya.
Dalam kasus
keperawatan, perawat sebaiknya
mempunyai standar dalam
melakukan pelayanan terhadap
pasien, terutama jika
karakteristik masing-masing pasien
yang menjadi tanggung
jawabnya semakin beragam.
Semua tindakan
pelayanan perawat dilakukan
terus menerus demi
untuk meningkatkan mutu layanan
agar terjadi kepuasan pasien dan dimungkinkan akan
membentuk loyalitas pasien.
Karena hanya profesi perawat
yang berhadapan dengan
konsumen/pasien selama 24 jam, pelayanan keperawatan menjadi
kunci untuk kinerja
pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu fungsi, tugas, tanggung jawab serta akuntabilitas
bagian keperawatan harus diperjelas.
demikian juga
pengetahuan dan ketrampilannya terus
menerus harus ditingkatkan,
supaya asuhan kepada
pasien bisa diberikan
secara profesional dan
holistik. Hal yang
patut sadari bahwa
pelayanan keperawatan dapat memberikan
kontribusi besar dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Penelitian
terdahulu dilakukan oleh
Mardirahayu (2006) yang membahas tentang
peranan variabel kepuasan
dan keluhan sebagai
mediasi pengaruh kualitas
pelayanan terhadap loyalitas
pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepuasan berpengaruh
positif terhadap loyalitas, sedangkan keluhan berpengaruh negatif terhadap
loyalitas. Kepuasan berperan sebagai
variable mediator dari pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas.
Penelitian Karsono (2007: 87)
membahas tentang peran variabel citra, kepercayaan dan
biaya perpindahan yang
memediasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa citra dan
kepercayaan merupakan variable yang memediasi pengaruh kualitas pelayanan
terhadap loyalitas konsumen,
sedangkan biaya perpindahan menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Sebuah ungkapan lama yang masih tetap dipertahankan adalah bahwa ”konsumen/pasien adalah
Raja”. Survei membuktikan
bahwa konsumen/pasien yang
puas, akan menjadi
loyal. Perubahan perilaku konsumen
yang semakin sensitif
terhadap nilai sebuah produk
maupun kualitas pelayanan
atau jasa yang
ditawarkan suatu perusahaan,
konsumen akan merasa
puas. Hal inilah
yang akan menjadi
sangat penting untuk diperhatikan oleh
setiap pihak dalam
perusahaan untuk menjaga
agar konsumen tetap
loyal. Pelayanan kepada
konsumen pada gilirannya
akan berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan yang
akan dirasakan konsumen.
Pelayanan menjadi ujung tombak
bagi perusahaan-perusahaan jasa. Tak heran kalau perusahaan jasa menjadikan pelayanan
sebagai alat pemikat konsumen.
Dengan peningkatan
kualitas pelayanan yang
berorientasi konsumen pada kepuasan
konsumen, agar tidak kehilangan konsumennya dan memaksimalkan loyalitas konsumen. Bertitik tolak dari latar belakang maka akan
dikaji lebih jauh tentang
“Pengaruh Kinerja Pelayanan
Terhadap Loyalitas (Studi pada Pasien Rawat Inap Bangsal Anggrek RSUD
Dr. Moewardi).”.
B. Rumusan Masalah .
1. Apakah
kinerja pelayanan rawat
inap berpengaruh secara
langsung terhadap loyalitas konsumen?.
2. Apakah
kinerja pelayanan rawat inap
berpengaruh secara tidak langsung
terhadap loyalitas konsumen melalui kepuasan konsumen sebagai variabel mediasi?.
3. Apakah
kinerja pelayanan rawat inap
berpengaruh secara tidak langsung
terhadap loyalitas konsumen
melalui kepercayaan sebagai
variabel mediasi? .
C.
Tujuan Penelitian.
1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja pelayanan
rawat inap secara langsung terhadap
loyalitas konsumen.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
kinerja pelayanan rawat inap secara tidak
langsung terhadap loyalitas
konsumen melalui kepuasan konsumen sebagai variabel mediasi.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
kinerja pelayanan rawat inap secara tidak
langsung terhadap loyalitas
konsumen melalui kepercayaan konsumen sebagai variabel mediasi. .
D. Manfaat Penelitian.
1. Diharapan
hasil penelitian ini
dapat dijadikan masukan
bagi perusahaan yang
bersangkutan dalam penyempurnaan
kebijaksanaan pelayanan jasa dalam
rangka menciptakan loyalitas konsumen.
2. Dapat menjadi pengembangan ilmu manajemen dan
bahan referensi untuk penelitian
berikutnya.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh kinerja pelayanan terhadap loyalitas
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi