BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Upah Minimum KotaKabupaten Dan Jenis Kelamin Terhadap Tingkatpengangguran Terbuka Di Jawa Tengah 2005-2011
Indonesia mengalami
krisis ekonomi di
tahun 1998 yang
berdampak terhadap kenaikan jumlah pengangguran terbuka yang
mencapai 5 juta orang dan terus
mengalami kenaikan hingga
akhir tahun 1999.
Tingkat pengangguran terbuka di
akhir tahun 2005
mencapai 10.220.000 orang.
Pemerintah melihat
kondisi pengangguran terbuka
sebagai masalah yang penting
untuk segera diatasi. Pengangguran terbuka telah menjadi salah satu target
dalam melaksanakan rancangan
kerja pemerintah dalam
jangka panjang, menengah, maupun
tahunan. Sasaran pembangunan nasional adalah 1)
pertumbuhan ekonomi. 2)
pengangguran terbuka 3)
penduduk miskin (Dharendra Wardhana, 2006).
Di tahun
2008 jumlah pengangguran
di Indonesia mengalami penurunan.
Jumlah pengangguran terbuka
di Indonesia tahun
2008 sebesar 9,39
juta orang atau
8,39% dari angkatan
kerja. Beberapa provinsi
yang menunjukkan bahwa
pengangguran terbuka tertinggi
berasal dari provinsi yang
jumlah penduduk besar
seperti: Banten (14,15%),
Sulawesi Uatara (12,35%),
Jawa Barat (12,28%),
Kalimantan Timur (11,41%),
DKI Jakarta (11,06%), Maluku (11,05%), Sulawesi Selatan
(10,49%), dan Sumatera Barat (9,73%). Beberapa
provinsi di Indonesia
juga mengalami penurunan
tingkat pengangguran terbuka yaitu:
Lampung (-14, 23%), Bengkulu (13,88%), dan NTB (-11,99%). (BAPPENAS, 2010: buku III) Sasaran
pembangunan nasional terutama
untuk mengurangi pengangguran
terbuka mengalami peningkatan
dalam mengurangi jumlah tingkat
pengangguran terbuka di
Indonesia. Berkurangnya tingkat pengangguran
terbuka tidak lepas
dari pertumbuhan ekonomi
pada akhir tahun 2008 mencapai
6,06%. Berikut ini adalah data tingkat
pengangguran di Indonesia tahun
2005-2011 : TABEL 1.
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI
INDONESIA TAHUN 2005-20 No Tahun
Penganguran Terbuka Pertumbuhan
(%) (1) (2) (3) 1.
2004 10.300.000 -2.
2005 10.220.000 10, 3.
2006 10.932.000 10, 4.
2007 10.011.142 9, 5.
2008 9.394.515 8, 6.
2009 8.962.617 7, 7.
2010 8.592.490 7, 8.
2011 8.132.490 6, Sumber: BPS, (2007 dan 2011). Perkembangan
Beberapa Indikator Utama Soial Ekonomi
Indonesia (data diolah).
Pertumbuhan ekonomi di tahun 2004-2008 memberi kontribusi positif dalam
meningkatkan jumlah orang
bekerja dan meningkatnya
jumlah lapangan kerja 8,8 juta
dengan pertambahan angkatan kerja
sebesar 8,0 juta.
Pada tahun
2004 jumlah pengangguran
terbuka mencapai 10,3
juta dan meningkat
11,26% di tahun
2005. Tingkat pengangguran
terbuka hingga bulan
Februari 2009 mengalami
penurunan 8,14% atau
sekitar 9,26 juta orang. Dari
periode 2004-2008 pemerintah
dapat menurunkan tingkat pengangguran terbuka sekitar 990 ribu
orang. Penurunan tingkat penganguran terjadi di setiap tahun berikutnya, tahun 2009
tingkat pengangguran mencapai 7,87% dan turun di tahun 2010 menajadi 7,14%. Pada
periode berikutnya di tahun 2011
pengangguran terbuka berkurang
menjadi 6,56% (BPS, Perkembangan
Beberapa Indikator Sosial-Ekonomi Indonesia 2008-2011).
Pengangguran terbuka di Indonesia
tersebar di 7 pulau besar yaitu 1) Sumatera,
2) Jawa dan
Bali, 3) Kepulauan
Nusa Tenggara, 4)
Sulawesi, 5) Maluku,
6) Kalimantan, 7) dan Papua.
Pulau Jawa dan
Bali merupakan wilayah
terpadat dan 60%
penduduk Indonesia bertempat
di wilayah Jawa dan Bali.
Di tahun 2000
penyebaran sebanyak 65,9%
di wilayah Jawa
dan Bali, dan
mengalami penurunan 64,4%
di tahun 2008.
Penyebaran pengangguran terbuka
dari tahun 2000-2008
di wilayah Jawa
dan Bali sebagian
besar di Provinsi
Jawa Barat dengan
kondisi 2008 akhir
sebanyak 2,26 juta, dan Jawa
Timur sebesar 1,26 juta jiwa (BAPPENAS, 2010: 3-3 ).
Di wilayah
lain tingkat pengangguran
terbuka tidak terlalu
tinggi seperti yang
terjadi di wilayah
Jawa da n Bali.
Di Sumatera total pengangguran
terbuka di akhir tahun 2008 sebesar 1.860.361 jiwa, Sumatera merupakan
wilayah urutan ke
2 menurut jumlah
penduduk muda terpadat setelah
Pulau Jawa. Jumlah
penduduk muda terpadat
ke 3 adalah
wilayah Sulawesi, tingkat
pengangguran terbuka di
wilayah Sulawesi tahun
20 sebesar 508.454 jiwa.
Wilayah Kalimantan di
akhir 2008 pengangguran tertinggi berasal dari Kalimantan Timur
sebesar 142.506 jiwa dan Kalimantan Barat sebesar
140.561 jiwa. Pengangguran
terbuka terendah berada
di Kalimantan Tengah
sebesar 51.620 jiwa.
Berikut ini data
tingkat pengangguran terbuka di
Indonesia menurut provinsi periode 2007-2011.
Tabel 1.
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2007-20 No Provinsi 2007
2008 2009 2010
20 (1) (2) (3)
(4) (5) (6) SUMATERA 1. Aceh
171.424 171.412 165.361
166.275 148.7 2. Sumatera Utara 571.334
554.539 532.427 512.825
402.1 3. Sumatera Barat 217.305
171.134 173.080 172.084
142.7 4. Riau 207.138
183.522 193.505 169.164
136.2 5. Kepulauan Riau 53.077
53.333 55.313 500.729
66.1 6. Jambi 76.090
66.371 73.904 60.055
60.1 7. Sumatera Selatan 314.814
280.657 263.471 237.118
217.5 8. Kepulauan Bangka
Belitung 32.956 31.421
33.126 23.324 22.0 9.
Bengkulu 37.681 39.719
42.141 35.677 21.2 10.
Lampung 269.132 255.217
239.980 223.486 213.7 JAWA dan BALI 11. DKI Jakarta
552.380 580.511 569.337
537.468 555.4 12. Jawa Barat
2.286.214 2.263.584 2.079.830
2.031.550 13.231.8 13. Banten
632.762 656.560 652.462
627.828 680.5 14. Jawa Tengah
1.360.219 1.227.308 1.252.267
1.174.897 1.002.6 15. DIYogyakarta 115.200
107.529 121.046 124.379
74.3 16. JawaTimur 1.366.503
1.296.313 1.033.512 1.011.950
821.5 17. Bali 77.577
69.548 66.470 75.635
52.3 NUSA TENGGARA 18. Nusa
Tenggara Barat 135.264 124.300
131.258 122.837 110.5 19.
Nusa Tenggara Timur 77.725 80.814
89.395 83.324 57.9 KALIMANTAN 20. Kalimanatan Barat 138.796
116.782 119.684 125.188
86.6 21. Kalimantan Tengah 52.015
47.247 48.435 42.731
28.886 Lanjutan Tabel 1.
No Provinsi 2007
2008 2009 2010
20 (1) (2) (3)
(4) (5) (6) 22.
Kalimantan Selatan 131935 110081
115812 108745 1007 23.
Kalimantan Timur 149796 157376
158224 160477 1736 SULAWESI 24. SulawesiUtara 127996
108 110957 112608
934 25. Gorontalo 27973
24258 26351 24479
198 26. Sulawesi Tengah 99219
65282 66009 62964
526 27. Sulawesi Selatan 372714
311768 314664 284370
2369 28. Sulawesi Barat 25634
22650 23064 22408
155 29. Sulawesi Tenggara 61162
56138 47319 49297
324 MALUKU 30. Maluku 67421
59684 63015 57041
517 31. Maluku Utara 23983
27323 28564 25451
257 PAPUA 32. Papua 49674
47191 46008 47567
605 33. Papua Barat 28029
26189 26626 28559
330 Sumber : BPS Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Indonesia,
2007 & 2011 (data diolah) Berdasarkan data
Tabel 1.2 di
atas tingkat pengangguran
terbuka tertinggi di tahun 2011
masih berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan jumlah sebesar 1.901.843 jiwa. Berdasarkan
Tabel 1.2 tingkat pengangguran
terbuka di akhir
2011 mengalami penurunan,
kecuali di Provinsi
Papua dan Papua Barat
yang mengalami kenaikan masing-masing
0,39% dan 1,26% dari tahun sebelumnya.
Provinsi Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan
Jawa Timur masingmasing
memiliki tingkat pengangguran
terbuka yang masih
sangat tinggi dibanding dengan 30 provinsi lainnya.
Provinsi Jawa
Tengah memiliki 29
kabupaten dan 6
kota. Penduduk Jawa
Tengah menurut sensus
tahun 2011 sebesar
32,64 jiwa atau
13,54% dari penduduk
Indonesia. Di Jawa
Tengah penyebaran penduduk
belum merata, rata-rata
bertempat tinggal di
kota dari pada
di kabupaten dengan kepadatan sebanyak 1.003 orang/km . Jawa
Tengah menempati urutan ke 2 di wilayah Jawa
untuk tingkat pengangguran
terbuka. Berdasarkan data Sakernas, angkatan
kerja di Jawa
Tengah mencapai 16,92
juta, sedangkan pengangguran terbuka di Jawa Tengah sebesar 1.002. 662 jiwa atau 5,93% (Badan Pusat Statistik Jawa Tengah
2011: 80).
Penduduk yang
bekerja di wilayah
Jawa Tengah mayoritas
adalah buruh atau
karyawan. Total buruh
atau karyawan di
Jawa Tengah sebesar 28,19% lebih
besar dibanding dengan status pekerjaan lain. Sedangkan status pekerjaan
yang lain adalah
berusaha sendiri tanpa
dibantu orangg lain, berusaha dibantu
dengan buruh ti dak
tetap, dan berusaha
sendiri dengan dibantu buruh
tetap dan pekerjanya,
masing-masing memiliki jumlah 16,12%,
21,19% dan 31,53%.
Sektor tersier lebih
banyak menyerap tenaga kerja
sebesar 39,50% karena
sektor ini tidak
membutuhkan pendidikan khusus.
Sektor lainnya primer
dan sekunder masing-masing
menyerap 34,46% dan
26,04% (BPS, Jawa
Tengah 2011: 82).
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Upah Minimum KotaKabupaten Dan Jenis Kelamin Terhadap Tingkatpengangguran Terbuka Di Jawa Tengah 2005-2011
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi