Selasa, 11 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh Working Capital Turnover, Current Ratio, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Profitabilitas (Roa)

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Working Capital Turnover, Current Ratio, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Profitabilitas (Roa)
Setiap  perusahaan  bertujuan  untuk  mencari  profitabilitas.  Profitabilitas  adalah  kemampuan  perusahan  memperoleh  laba  dalam  hubungannya  dengan  penjualan,  total  aktiva  maupun  modal  sendiri  (Sartono,1998).  Profitabilitas  mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup suatu  perusahaan  dalam  jangka  panjang,  karena  profitabilitas  menunjukkan  apakah  sebuah  perusahaan  mempunyai  prospek  yang  baik  di  masa  yang  akan  datang.

Dengan  demikian  setiap  perusahaan  akan  selalu  berusaha  meningkatkan  profitabilitasnya,  karena  semakin  tinggi  tingkat  profitabilitas  suatu  perusahaan  maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas  menggambarkan  kemampuan  perusahaan  untuk  menghasilkan  laba  dengan  menggunakan  seluruh  modal  yang  dimiliki.  Besarnya  laba  digunakan  untuk  menilai  kinerja  perusahaan.  Perusahaan  dapat  memaksimalkan  labanya  apabila  manajer  keuangan  mengetahui  faktor-faktor  yang  memiliki  pengaruh  besar  terhadap profitabilitas perusahaan. Untuk memaksimalkan masing-masing faktor,  diperlukan adanya manajemen asset, manajemen biaya, dan manajemen hutang.
Penilaian  profitabilitas  adalah  proses  penilaian  untuk  menentukan  aktivitas-aktivitas  bisnis  dilaksanakan  untuk  mencapai  tujuan  strategis,  mengeliminasi  pemborosan-pemborosan  dan  menyajikan  informasi  tepat  waktu  untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan (Supriyono,1999).
  Profitabilitas  sangat  cocok  untuk  mengukur  efektivitas  manajemen  dan  pengevaluasian  kinerja  manajemen  dalam  menjalankan  bisnis  dan  produktivitasnya  dalam  mengelola  asset-aset  perusahaan  secara  keseluruhan  seperti  yang  nampak  pada  pengembalian  yang  dihasilkan  oleh  penjualan  dan  investasi,  serta  untuk  mengevaluasi  kinerja  ekonomi  dari  bisnis.  Secara  umum  profitabilitas  merupakan  pengukuran  dari  keseluruhan  produktivitas  dan  kinerja  perusahaan  yang  pada  akhirnya  akan  menunjukkan  efisiensi  dan  produktivitas  perusahaan tersebut (Shapiro,1991). ROA merupakan salah satu indikator untuk  mengukur  kinerja  keuangan  perusahaan  dan  merupakan  rasio  profitabilitas  yang  digunakan  untuk  mengukur  efektivitas  perusahaan  di  dalam  menghasilkan  keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan  rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset.
Pada dasarnya setiap perusahan akan melakukan berbagai aktivitas untuk  mencapai  tujuan  yang  telah  ditetapkan.  Setiap  aktivitas  yang  dilaksanakan  oleh  perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional  sehari-hari  maupun  untuk  membiayai  investasi  jangka  panjangnya.  Dana  yang  digunakan  untuk  melangsungkan  kegiatan  operasional  sehari-hari  disebut  modal  kerja. Modal kerja atau working capital  dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk  membiayai kegiatannya sehari-hari,dimana modal kerja yang telah dikeluarkan itu  diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang  pendek  melalui  hasil  penjualan  produksinya.  Modal  kerja  yang  berasal  dari  penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan    operasional selanjutnya. Modal kerja ini akan terus berputar setiap periodenya di  dalam perusahaan (Riyanto,2001).
Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang keuangan.
Kesalahan  dan  kekeliruan  dalam  mengelola  modal  kerja  dapat  mengakibatkan  kegiatan  usaha  menjadi  terhambat  atau  terhenti  sama  sekali.  Sehingga,  adanya  analisis  atas  modal  kerja  perusahaan  sangat  penting  untuk  dilakukan  untuk  mengetahui  situasi  modal  kerja  pada  saat  ini,  kemudian  hal  itu  dihubungkan  dengan  situasi  keuangan  yang  akan  dihadapi  pada  masa  yang  akan  datang.
Menetapkan  modal  kerja  yang  terdiri  dari  kas,  piutang,  persediaan  yang  harus  dimanfaatkan  seefisien  mungkin.  Besarnya  modal  kerja  harus  sesuai  dengan  kebutuhan  perusahaan,  sebab  baik  kelebihan  atau  kekurangan  modal  kerja  akan  sama-sama membawa dampak negatif bagi perusahaan.
Indikator  adanya  manajemen  modal  kerja  yang  baik  adalah  adanya  efisiensi  modal  kerja  (Tunggal,  1195:165).  Modal  kerja  dapat  dilihat  dari  perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable  turnover),  perputaran  persediaan  (inventory  turnover).  Perputaran  modal  kerja  (working capital turnover) dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen  modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Semakin pendek periode perputaran  modal  kerja,  semakin  cepat  perputarannya  sehingga  perputaran  modal  kerja  semakin  tinggi  dan  perusahaan  semakin  efisien  yang  pada  akhirnya  rentabilitas  semakin meningkat.
  Dalam  penentuan  kebijakan  modal  kerja  yang  efisien,  perusahaan  dihadapkan  pada  masalah  adanya  pertukaran  (trade  off)  antara  faktor  likuiditas  dan  profitabilitas  (Van  Horne,1998).  Jika  perusahaan  memutuskan  untuk  menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas  akan  terjaga  namun  kesempatan   untuk  memperoleh  laba  yang  besar  akan  menurun  yang  pada  akhirnya  berdampak  pada   menurunnya  profitabilitas.
Sebaliknya  jika  perusahaan  ingin  memaksimalkan  profitabilitas,  kemungkinan  dapat  mempengaruhi  tingkat  likuiditas  perusahaan.  Semakin  tinggi  likuiditas,  maka  semakin  baik  posisi  perusahaan  di  mata  kreditur,  karena  terdapat  kemungkinan  yang  lebih  besar  bahwa  perusahaan  akan  dapat  membayar  kewajibannya  tepat  pada  waktunya.  Di  lain  pihak  ditinjau  dari  segi  sudut  pemegang  saham,  likuiditas  yang  tinggi  tak  selalu  menguntungkan  karena  berpeluang  menimbulkan  dana-dana  yang  menganggur  yang  sebenarnya  dapat  digunakan  untuk  berinvestasi  dalam  proyek-proyek  yang  menguntungkan  perusahaan (Tunggal,1995).  Current Ratio  merupakan ukuran yang paling umum  digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek,  oleh  karena  itu  rasio  tersebut  menunjukkan  seberapa  jauh  tuntutan  dari  kreditur  jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam  periode yang sama dengan jatuh tempo hutang (Brigham dan Houston,2010:134-135) Selain masalah tersebut di atas perusahaan juga dihadapkan pada masalah  penentuan  sumber  dana.  Pemenuhan  kebutuhan  dana  suatu  perusahaan  dapat  dipenuhi  dari  sumber  intern  perusahaan,  yaitu  dengan  mengusahakan  penarikan    modal melalui penjualan saham kepada masyarakat atau laba ditahan yang tidak  dibagi  dan  digunakan  kembali  sebagai  modal.  Pemenuhan  kebutuhan  dana  perusahaan dapat juga dipenuhi dari sumber ekstern yaitu dengan meminjam dana  kepada  pihak  kreditur  seperti  bank,  lembaga  keuangan  bukan  bank,  atau  dapat  pula perusahaan menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Pembiayaan dengan hutang atau leverage keuangan dapat digunakan untuk  meningkatkan  hasil  pengembalian  pemegang  saham,  tetapi  dengan  resiko  akan  meningkatkan  kerugian  pada  masa-masa  suram  (Sawir,2001).  Jika  perusahaan  menggunakan  lebih  banyak  hutang  dibanding  modal  sendiri  maka  tingkat  solvabilitas  akan  menurun  karena  beban  bunga  yang  harus  ditanggung  juga  meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas.
Perusahaan yang memiliki kemampuan dana yang terbatas akan cenderung  menggunakan dana pihak ketiga dalam bentuk pinjaman untuk mengembangkan  usahanya. Keputusan perusahaan menggunakan dana pinjaman dari pihak ketiga  menimbulkan  beban  biaya  bunga  sehingga  pemanfaatan  dana  pinjaman  tersebut  dituntut untuk menghasilkan return diatas biaya  bunga pinjaman. Hal ini berarti  bahwa  tingkat  pinjaman  (dalam  hal  ini  debt  to  equity  ratio-DER)  akan  mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh DER terhadap ROA akan  menunjukkan efektivitas perusahaan dalam penggunaan pinjaman pihak ketiga.
Pada  penelitaian  terdahulu  Setyo  Budi  Nugroho  telah  melakukan  penelitian  terhadap  efisiensi  modal  kerja,  likuiditas  dan  solvabilitas  terhadap  profitabilitas.  Penelitian  dilakuakn  di  PT  Telekomunikasi  Indonesia,Tbk.  Rasio    yang  digunakan  rasio  working  capital  turnover  (WCT),  current  ratio,  dan  total  debt  to  total  asset,  dimana  diperoleh  hasil  yaitu  secara  parsial,  efisiensi  modal  kerja  tidak  mempunyai  pengaruh  signifikan  terhadap  profitabilitas  (ROA),  likuiditas  juga  tidak  berpengaruh  secara  parsial  terhadap  profitabilitas,  dan  solvabilitas juga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan dengan uji  simultan diperoleh hasil bahwa efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas  secara  bersama-sama  tidak  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  profitabilitas.
Pada  tahun  2005,  Siwi  juga  melakukan  penelitian  yang  sama.  Penelitian  dilakukan terhadap property dan real estate yang go public di Bursa Efek Jakarta  tahun 1998-2002. Rasio yang digunakan adalah working capital turnover, current  ratio, debt to equity ratio, serta return on investment (ROI), diperoleh hasil yaitu  secara  parsial  modal  kerja  dan  solvabilitas  mempunyai  pengaruh  terhadap  profitabilitas,  sedangkan  likuiditas  tidak  mempunyai  pengaruh  terhadap  profitabilitas.  Sedangkan  secara  simultan  semua  variabel  berpengaruh  terhadap  profitabilitas.
Berdasarkan dari gambaran tersebut diatas, maka penelitian ini mengambil  judul: “Pengaruh  Working Capital Turnover, Current Ratio, dan Debt to  Equity  Ratio  terhadap  Profitabilitas  (ROA)”  (Studi  pada  Perusahaan Manufaktur yang  Go Public  di Bursa Efek Indonesia  Tahun 2007-2011) .
  B.  Rumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  diatas,  maka  permasalahan  pokok  dalam  penelitian ini adalah :.
1.  Apakah Working Capital Turnover  berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA)?.
2.  Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA)?.
3.  Apakah  Debt  to  Equity  Ratio  berpengaruh  terhadap  Profitabilitas (ROA)?.
C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah :.
1.  Untuk  mengetahui  hubungan  antara  working  capital  turnover  dengan  profitabilitas.
2.  Untuk mengetahui hubungan current ratio dengan profitabilitas.
3.  Untuk  mengetahui  hubungan  debt  to  equity  ratio  terhadap  profitabilitas.
Manfaat dari penelitian ini adalah :.
1.  Bagi investor,  penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu analisis  untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan, sehingga investor  dapat melakukankeputusan untuk melakukan investasi atau tidak.
2.  Bagi  perusahaan,  dapat  digunakan  sebagai  analisis  untuk  mengetahui  tindakan-tindakan  yang  diperlukan  untuk  memperoleh  laba  (profitabilitas) dan evaluasi kinerja perusahaan.
 3.  Bagi  masyarakat,  penelitian  ini  dapat  dijadikan  salah  satu  analisis  untuk mengukur kinerja perusahaan.
4.  Bagi  penulis,  penelitian  ini  digunakan  untuk  menambah  pengetahuan  dan wawasan penulis serta menerapkan pengetahun tentang teori yang  telah didapat di perkuliahan.

 Skripsi Ekonomi: Pengaruh Working Capital Turnover, Current Ratio, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Profitabilitas (Roa)

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi