Senin, 08 Desember 2014

Skripsi Hukum: Efektifitas Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008

BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Hukum: Efektifitas Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
Hampir  di  setiap  kabupaten/kota  yang  ada  di  Indonesia  selalu  dihadapkan  dengan  permasalahan  sampah.  Pertambahan  penduduk  dan  perubahan  pola  konsumsi  masyarakat  telah  menimbulkan  bertambahnya   volume,  jenis  dan  karakteristik  sampah  yang  semakin  beragam  yang  harus  dikelola.  Pengelolaan  sampah yang ada selama ini belum sesuai  dengan metode dan teknik  pengelolaan  sampah  yang  berwawasan  lingkungan  sehingga  menimbulkan  dampak  negatif  terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena sampah telah menjadi  permasalahan  nasional  sehingga  pengelolaannya  perlu  dilakukan  secara  komprehensif dan terpadu dari hulu (sumber timbulan) ke hilir (tempat pemrosesan  akhir) agar dapat memberikan manfaat secara ekonomi, kehidupan yang sehat bagi  masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

Masalah  lingkungan  hidup  secara  formal  baru  menjadi  perhatian  dunia  setelah terselenggaranya  Konferensi Perserikatan  Bangsa – Bangsa  (PBB)  tentang lingkungan  hidup,  yang  diselenggarakan  pada  tanggal  5  sampai  16  Juni  1972  di  Stockholm  Swedia,  terkenal  dengan  United  nation  Conference  on  Human  Environment. Hasil konferensi tersebut melahirkan kesepakatan internasional dalam  menangani  masalah  lingkungan  hidup,  dan  mengembangkan  hukum  lingkungan  hidup  baik  pada  tingkat  nasional,  regional,  maupun  internasional  (Syahrul  Machmud, 2011:2).
Menurut  Daud  Silalahi,  Konferensi  Stockholm  berpengaruh  terhadap  gerakan  kesadaran  lingkungan  tercermin  dari  perkembangan  dan  peningkatan  perhatian  terhadap  masalah  lingkungan  dan  terbentuknya  perundang – undangan    nasional  (Ida  Bagus  Wyasa,  2003:17).  Seiring  perkembangan  zaman,  maka  dibentuklah  Undang –  Undang  Nomor  4  Tahun  1982  tentang  Pokok-Pokok  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  setelah  berlaku  kurang  lebih  15  tahun  dilakukan  pembaruan menjadi Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  yang  mengatur  pengelolaan  lingkungan  hidup  yang  berkesinambungan  dan  berkelanjutan.  Selanjutnya  dirubah  menjadi  Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Penyelesaian Lingkungan  Hidup (Syahrul Machmud,2011:2).
Untuk  masalah  lingkungan  diperlukan  pola  pikir  global  ,  tapi  langkah – langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam rangka pengelolaan sifatnya local.
Kunci utama kebijakan lingkungan lingkungan terletak pada penetapan sarana yang  diperlukan bagi langkah – langkah operasional (Koesnadi Hardjasoemantri, 2002: 6)  Definisi sampah,  sebagaimana  yang tertulis  dalam  Undang-Undang  Nomor 18 Tahun 2008, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang  berbentuk padat.  Yang termasuk jenis  sampah adalah  sampah rumah tangga (tidak  termasuk  tinja),  sampah  sejenis  sampah  rumah  tangga  yang  berasal  dari  kawasan  komersial,  kawasan  industri, kawasan  khusus, fasilitas  sosial,  fasilitas  umum  dan  fasilitas  lainnya  serta  sampah  spesifik.  Yang  terakhir  ini  adalah  sampah  yang  mengandung  bahan  berbahaya  dan  beracun  dan  limbah  bahan  berbahaya  dan  beracun,  sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah  yang  secara  teknologi  belum  dapat  diolah;  dan  sampah  yang  timbul  secara  tidak  periodik. Sampah  adalah  bahan  yang  tidak  mempunyai  nilai  atau  tidak  berharga  untuk  maksud  biasa  atau  utam  dalam  pemakaian  barang rusak  atau  cacat dalam  pembuatan manufaktur atau materi berlebihan. (Astiani. 2009; Vol 2 No 1).
Penerapan  system  pengelolaan  lingkungan  (Enviromental  Management  System/  EMS)  sebagai  kerangka  kerja  untuk  mengintegrasikan  kebijakan  perusahaan  dalam  bidang  perlindungan  lingkungan,  progam,  dan  praktik  telah  dikembangkan  oleh  perusahaan-perusahaan  di  seluruh  dunia  baik  perusahaan    domestic  maupun  multinasional (David Morrow  &  Dennis  Rondinelli.  2002:159).
Dari  masalah-masalah  mengenai  sampah  yang  muncul  dalam  lingkungan  masyarakat Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan  perubahan pola konsumsi  masyarakat menimbulkan  bertambahnya  volume,  jenis,  dan  karakteristik  sampah  yang semakin beragam bahwa pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan  metode  dan  teknik  pengelolaan  sampah  yang  berwawasan  lingkungan  sehingga  menimbulkan  dampak  negatif  terhadap  kesehatan  masyarakat  dan  lingkungan.
Seharusnya  manusia  dapat  hidup  berdampingan  dengan  sesama  dan  dengan  lingkungan  disertai  dengan  memperagakan  seoptimal  mungkin  penghayatan  nilai  dalam kehidupan sehari-hari (N.H.T Siahaan. 2008 : 20).
Pengelolaan  sampah  merupakan  kegiatan  yang  sistematis,  menyeluruh,  dan  berkesinambungan  yang  meliputi  pengurangan  dan  penanganan  sampah  yang  ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta  menjadikan  sampah  sebagai  sumber  daya.  Pengurangan  sampah  dapat  dilakukan  melalui   pembatasan  timbulan  sampah  (reduce),  pemanfaatan  kembali  sampah  (reuse)  dan  pendauran  ulang  sampah  (recycle).  Kegiatan  penanganan  sampah  meliputi :  1)  pemilahan  dalam  bentuk  pengelompokan  dan  pemisahan  sampah  sesuai dengan jenis, jumlah dan sifat sampah,  2)  pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari  sumber  sampah  ke  tempat  penampungan  sementara  atau  tempat  pengolahan sampah terpadu, 3)  pengangkutan  dalam  bentuk  membawa  sampah  dari sumber atau  dari  tempat  penampungan  sampah sementara atau dari tempat pengolahan  sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir,     4)  pengolahan  dalam  bentuk  mengubah  karakteristik,  komposisi,  dan  jumlah sampah,  5)  pemrosesan  akhir  sampah  dalam  bentuk  pengembalian  sampah  atau  residu  hasil  pengolahan  sebelumnya  ke  media  lingkungan  secara  aman.
Sementara  untuk  pengelolaan sampah  spesifik  menjadi  tanggung  jawab  Pemerintah yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dalam undang-undang pengelolaan sampah ini juga disebutkan larangan bagi  setiap  orang  untuk  memasukkan  sampah  ke  dalam  wilayah  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia,  mengimpor  sampah,  mencampur  sampah  dengan  limbah  berbahaya  dan  beracun,  mengelola  sampah  yang  menyebabkan  pencemaran  dan/atau  perusakan  lingkungan,  membuang  sampah  tidak pada  tempat  yang  telah  ditentukan  dan  disediakan,  melakukan  penanganan  sampah  dengan  pembuangan  terbuka  di  tempat  pemrosesan  akhir  serta  membakar  sampah  yang  tidak  sesuai  dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.
Prof. Dr. jur. Andi Hamzah berpendapat bahwa, “Manusia termasuk salah satu  unsur  dalam  lingkungan  hidup,  tetapi  perilakunya  akan  mempengaruhi  kelangsungan perikehidupan dan  kesejahteraan manusia  serta makhluk hidup lain”  (Prof. Dr. jur. Andi Hamzah, 2005:1). Peran pemerintah sangat diperlukan di dalam  penanganan  pengelolaan  sampah  di  lingkungan  masyarakat  guna  mengatasi  permasalahan yang ada. bawasannya sampah telah  menjadi permasalahan nasional  sehingga  pengelolaannya  perlu  dilakukan  secara  komprehensif  dan  terpadu  agar  memberikan  manfaat  secara  ekonomi,  sehat  bagi  masyarakat,  dan  aman  bagi  lingkungan,  serta dapat  mengubah  perilaku masyarakat. bahwa dalam  pengelolaan  sampah  diperlukan  kepastian  hukum,  kejelasan  tanggung  jawab  dan  kewenangan  Pemerintah,  pemerintahan  daerah,  serta  peran  masyarakat  untuk  pengelolaan  sampah  secara  proporsional,  efektif,  dan  efisien  guna  tercapainya  kepentingan    bersama dalam kesehatan  lingkungan  hidup  yang  merupakan  bagian  yang  mutlak  dari  kehidupan  manusia  (N.H.T  Siahaan.  2008  :  1).   Langkah  strategis  untuk  meningkatkan  partisipasi  masyarakat  dalam  mengatasi  permasalahan  sampah  dilingkungan yaitu dengan kegiatan membangun system informasi, memelihara dan  mendaur  ulang  sampah,  meyediakan  industry  daur  ulang,  mebentuk  system  pemasaran pendukung dan  sarana prasarana  pendukung  pula. (Yuliani, Rohidin &  Dieng Brata. 2012; Vol 1 No 2).
Pelaksanaan  Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan  Sampah yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan  Kebersihan Kabupaten  Ngawi  dilihat  sekilas  masih  kurang  efektif  di  dalam  pengelolaan  sampah  di  lingkungan  masyarakat  Kabupaten  Ngawi.  Permasalahan  mengenai sampah yang muncul di dalam masyarakat menjadi masalah yang sangat  kompleks. Masalah  sampah  di dalam  masyarakat  Kabupaten Ngawi salah satunya  ialah mengenai protes terhadap keberadaan tempat pembuangan sampah akhir yang  keberadaannya  didekat  dengan  lingkungan  masyarakat  Desa  Selopuro  Kecamatan  Pitu  Kabupaten  Ngawi,  dimana  tempat  pembuangan  sampah  ini   menimbulkan  adanya  pencemaran  diantaranya pencemaran  udara  yang  di  akibatkan  dari  proses  pengelolaan  sampah  melalui proses pembakaran  dimana  dari pembakaran sampah  yang  dilakukan  menimbulkan  asap  tebal  berbau  yang  dikarenakan  sampah  yang  tidak bisa sepenuhnya terbakar. Volume sampah yang tiap hari bertambah ditimbun  hingga beberapa waktu menunggu untuk diangkut petugas ke tempat pembuangan  sampah akhir menimbulkan rasa risih  masyarakat disekitarnya dan pengguna jalan  yang melewatinya.
Mencermati  permasalahan  yang  ada  serta  muntuk  mengetahui  mengenai  Efektif  tidaknya  implementasi  dari  peraturan  ini  akan  dapat  diketahui  melalui  penelitian yang akan penulis lakukan. maka penulis tertarik dan merasa perlu untuk  mengkaji  mengenai  bagaimana  pengelolaan  sampah  di  Kabupaten  Ngawi  sebagai  bentuk  implementasi  Undang-undang  Nomor 18  Tahun  2008  terkait  pelaksanaan    pengelolaan  sampah  dan  limbah oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta  Karya dan  Kebersihan Kabupaten  Ngawi.  Oleh  karena  itu maka  penulis  tertarik  untuk  membuat  penulisan  hukum  dalam  bentuk  skripsi  dengan  judul  :  “EFEKTIFITAS  PELAKSANAAN  PENGELOLAAN  SAMPAH  DI  KABUPATEN  NGAWI  DITINJAU  DARI  UNDANG-UNDANG  NOMOR  18  TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH”.
B.  Rumusan Masalah.
Perumusan  masalah  merupakan  hal  yang  sangat  penting  dalam  tahapan  penelitian.  Perumusan  masalah  yang  jelas  dapat  menghindari  pengumpulan  data  yang tidak perlu, dapat menghemat biaya, waktu, tenaga penelitian serta akan lebih  terarah pada tujuan yang ingin dicapai (Abdulkadir Muhammad, 2004:62).
Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  dipaparkan  di  atas,  maka  dalam  penelitian  ini  penulis  merumuskan  ke  dalam  dua  pokok  permasalahan  sebagai  berikut:.
1.  Bagaimana  Pelaksanaan  Pengelolaan  Sampah  Di  kabupaten  Ngawi  ditinjau  dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah ?  2.  Bagaimana  Hambatan dalam  Pelaksanaan  Pengelolaan  Sampah  Oleh  Pemerintah Kabupaten Ngawi ?.
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian  adalah   hal-hal  tertentu  yang  hendak  dicapai  dalam  suatu penelitian. Tujuan penelitian akan memberikan arah dalam pelaksanaan  penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:  .
 Dalam  suatu  penelitian  dikenal  ada  dua  macam  tujuan,  yaitu  tujuan  objektif  dan  tujuan  subjektif.Adapun  tujuan  yang  hendak  dicapai  penulis  adalah sebagai berikut:.
1.  Tujuan Objektif.
Tujuan  objektif  merupakan  tujuan  penulisan  dilihat  dari  tujuan  umum  yang berasal dari penelitian itu sendiri, yaitu sebagai berikut:.
a. Untuk  mengetahui pelaksanaan  pengelolaan  sampah  di  kabupaten  Ngawi ditinjau  dari  Undang-Undang   Nomor  18  Tahun  2008 tentang  Pengelolaan  Sampah.
3.  Untuk  mengetahui Hambatan dalam  pelaksanaan ppengelolaan  sampah oleh  serta upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi 2.  Tujuan Subjektif.
Tujuan Subjektif  merupakan tujuan  penulisan  dilihat dari tujuan pribadi  penulis sebagai dasar dalam melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut:.
a. Untuk  memperoleh  data-data  dan  informasi  sebagai  bahan  utama  dalam  menyusun  penulisan  hukum  (skripsi)  agar  dapat  memenuhi  persyaratan  akademis  guna  memperoleh  gelar  Sarjana  Hukum  dari  Fakultas  Hukum  Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Untuk  memperluas wawasan  penulis  dalam pengetahuan  dan  pengalaman  serta  pemahaman  aspek  hukum  di  dalam  teori  dan  praktek  penulis  dalam  bidang  hukum  Administrasi  Negara,  khususnya  terkait  tentang  hukum  lingkungan.
D. Manfaat Penelitian.
Suatu penelitian tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai  pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :.
1.  Manfaat Teoritis .
  a.  Penelitian  penulisan  hukum  ini diharapkan  dapat  memberikan  sumbangan  pemikiran bagi  perkembangan ilmu di bidang ilmu hukum pada umumnya  dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya pada khususnya  terutama  mengenai pengelolaan sampah baik dan benar sesuai peraturan yang ada.
b.  Memperkaya  referensi  dan  literatur  dalam  kepustakaan  yang  dapat  digunakan sebagai bahan acuan penelitian yang akan datang.
2.  Manfaat Praktis.
a. Mengembangkan daya penalaran dan membentuk pola pikir dinamis penulis, sehingga  dapat  mengetahui  kemampuan  penulis  atas  ilmu  yang  telah  diperoleh.
b. Hasil  penelitian  diharapkan  dapat  memberikan  jawaban  atas permasalahan  yang diteliti.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan tambahan dan  pengetahuan  terhadap  pihak-pihak  terkait  dengan  masalah  yang  sedang  diteliti, juga kepada berbagai pihak yang berminat pada permasalahan yang  sama.

 Skripsi Hukum: Efektifitas Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi