Senin, 08 Desember 2014

Skripsi Hukum: Kajian Empiris Terhadap Bilyet Giro (Bg) Sebagai Alat Pembayaran Dalam Lalu Lintas Perdagangan

BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Hukum: Kajian Empiris Terhadap Bilyet Giro (Bg) Sebagai Alat Pembayaran Dalam Lalu Lintas Perdagangan
Perkembangan perekonomian kini sedang dialami oleh masyarakat seluruh  bangsa di dunia, termasuk masyarakat Republik Indonesia. Naik turun yang tidak  dapat dipungkiri  laju pesatnya ini mulai merambah pada bidang perdagangan di  pasar bebas. Munculnya penggunaan surat-surat berharga dalam proses lalu lintas  perdagangan  telah  menjadi  inspirator  sebagai  alat  pembayaran  yang  efektif,  efisien dan aman.

Sistem pembayaran dalam perdagangan dengan menggunakan uang kartal  memiliki  keuntungan untuk terhindar dari resiko-resiko yang cukup tinggi, yaitu  resiko  kehilangan,  resiko  pencurian,  dan  resiko  perampokan.  Hal  itulah  yang  menyebabkan munculnya suatu kondisi yang menuntut adanya cara pembayaran  yang  memudahkan,  cepat,  juga  aman  bagi  banyak  pihak.  Dalam  dunia  perdagangan  baik  nasional  maupun  internasional,  tata  cara  pembayaran  adalah  salah satu masalah utama. Maka, dalam perkembangannya, kini alat pembayaran  giral  atau  surat  berharga  (waardepapier)  semakin  banyak  digunakan  juga  dijumpai dalam lalu lintas perdagangan.
Tahir Masood dalam jurnalnya menyatakan bahwa: Technological  innovations  are  having  significant  importance  in  human  general  and  professional  life.  This  era  can  safely  be  attributed  as  technology revolution. The quick expansion of information technology has  imbibed  into  the  lives  of  millions  of  people.  Rapid  technology  advancements have introduced major changes in the worldwide economic  and  business  atmosphere.  Information  technology  developments  in  the  banking sector have sped up communication and transactions for clients  (Booz et al, 1997). Online banking is also one of the technologies which  are fastest growing banking practices nowadays. It is vital to extend this new  banking  feature  to  clients  for  maximizing  the  advantages  for  both  clients  and  service  providers.  (Journal  of  Internet  Banking  and  Commerce)    Inovasi  teknologi  mengalami  arti  penting  dalam  kehidupan  umum  dan  profesional pada  manusia.  Era  ini  aman  dikaitkan  sebagai  revolusi  teknologi.  Ekspansi  cepat dari teknologi  informasi  telah  menyerap  ke  dalam  kehidupan  jutaan  orang.  Kemajuan  teknologi  yang  cepat  telah  memperkenalkan  perubahan besar  dalam  suasana  ekonomi  dan  bisnis  di  seluruh  dunia.  Perkembangan  teknologi  informasi  di  sektor  perbankan  telah  mempercepat  komunikasi  dan  transaksi  untuk  klien  (Booz  et  al,  1997).  Online  banking  juga  merupakan salah  satu  teknologi  yang  paling  cepat  berkembang  praktek  perbankan  saat  ini.  Penting  adanya  untuk  memperluas  fitur  baru  perbankan  kepada  klien  untuk  memaksimalkan  keuntungan bagi klien dan penyedia layanan.
Pada  masyarakat  umum,  masih  sering  terdapat  kerancuan  antara  surat  berharga (waardepapier)  dan  surat  yang  berharga (papieren  van  waarde).
Padahal, pada kenyataannya, kedua surat tersebut sangat berbeda. Sesuai dengan  Pasal 1 butir  11  Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang  kemudian diubah menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 butir  10,  dijelaskan  bahwa “Surat  berharga  adalah  surat  pengakuan  utang,  wesel,  saham,  obligasi,  sekuritas  kredit,  atau  setiap  derivatifnya,  atau  kepentingan  lain  atau  suatu  kewajiban  dari  penerbit,  dalam  bentuk  yang  lazim  diperdagangkan  dalam pasar modal dan pasar uang”.
Sesuai  dengan  Undang-Undang  Nomor  10  Tahun  1998 tersebut   dapat  ditarik kesimpulan bahwa surat berharga (waardepapier) menurut undang-undang  perbankan  adalah  suatu  surat  yang  erat  kaitannya  mengenai  suatu  hak  tertentu  bersifat keanggotaan ataupun bersifat kebendaan yang mempunyai nilai objektif,  sehingga surat tersebut dapat diperdagangankan dalam pasar modal maupun pasar  uang Sebaliknya, surat yang berharga (papieren van waarde) merupakan suratsurat yang dapat dinilai sebagai kertas atau surat yang mempunyai harga namun  bukanlah  surat  berharga  yang  erat  kaitannya  mengenai  suatu  hak  bersifat  subjektif, sehingga surat tersebut hanya berharga atau berlaku bagi subjek tertentu  saja  dan  tidak  dapat  diperdagangkan.  Yang  termasuk  surat  yang  berharga  (papieren  van  waarde) adalah  ijazah,  sertifikat  tanah,  kartu identitas,  dan  lain  sebagainya.  Definisi  dan  penjelasan  mengenai  surat  yang berharga  sendiri  tidak  ada dalam peraturan perundang-undangan.
  Abdulkadir  Muhammad  juga  menjelaskan  mengenai  Surat  Berharga,  sebagai berikut: Surat  berharga  adalah  surat  yang  oleh  penerbitnya  sengaja  diterbitkan  sebagai  pelaksanaan  pemenuhan  suatu prestasi  yang  berupa  pembayaran  sejumlah  uang.  Tetapi  pembayaran  ini  tidak  dilakukan  dengan  menggunakan mata uang, melainkan dengan menggunakan alat bayar lain.
Alat bayar  itu berupa surat yang didalamnya mengandung suatu perintah  kepada pihak ke tiga, atau pernyataan sanggup untuk membayar sejumlah  uang kepada pemegang surat itu. Sedangkan surat-surat yang mempunyai  harga  atau  nilai  bukan  alat  pembayaran,  penerbitannya  tidak  untuk  diperjualbelikan, melainkan sekedar sebagai alat bukti diri bagi pemegang  bahwa dia sebagai orang yang berhak atas apa yang disebutkan atau untuk  menikmati  hak  yang  disebutkan  di  dalam  surat  itu.  Bahkan  bagi yang  berhak,  apabila  surat  bukti  itu  lepas  dari  penguasaannya,  ia  masih  dapat  memperoleh barang atau haknya itu dengan menggunakan alat bukti lain (Abdulkadir Muhammad, 2000 : 6).
Produk-produk  jasa  perbankan  dalam  bentuk  surat  berharga  kini  sudah  cukup  dikenal,  terutama  dalam  lalu  lintas  perdagangan.  Selain  adanya  Surat  Wesel, Surat Sanggup (promissory note), cek, promes, dan kwitansi atas tunjuk,  sebagaimana  yang  sudah  diatur  dalam  Kitab  Undang-Undang  Hukum  Dagang  (KUHD),  terdapat  juga  surat  berharga  perbankan  di  luar  KUHD,  salah  satu  contohnya  Bilyet  Giro  (BG)  yang  diatur  dalam  Surat  Edaran  Bank  Indonesia  (SEBI)  No.  4/670  UPPB/Pb.B  tanggal  24  Januari  1972  yang  kemudian  disempurnakan  dengan  Surat  Keputusan  Direksi  Bank  Indonesia  Nomor:  28/32/KEP/DIR/1995  dan  Surat  Edaran  Bank  Indonesia  Nomor:  28/32/UPG  (tanggal  4 Juli  1995). Dibanding dengan surat berharga  lainnya, Bilyet Giro  ini  tidak dapat ditukarkan dengan uang secara langsung, maka Bilyet Giro ini  lebih  aman dari pada surat berharga lain yang diatur dalam KUHD.
Peranan  Bilyet  Giro  dalam  pembayaran  lalu  lintas  perdagangan  dirasa  sangat  penting,  meskipun  pada  awalnya  Bilyet  Giro  belum  begitu  dikenal  oleh  para pedagang. Faktor-faktor pendorong bagi para pedagang untuk menggunakan  Bilyet  Giro,  yaitu:  bebas  bea  materai,  kewajiban  menyediakan  dananya  timbul  setelah tanggal efektif tiba, pelaksanaan amanat sampai pada tujuannya, dan dapat  dibatalkan.
Bilyet Giro (BG) termasuk surat berharga yang berisi surat perintah dari  pihak  nasabah  kepada  pihak  bank  penyimpan  dana  untuk  memindahbukukan    sejumlah dana berfungsi sebagai alat pembayaran yang dikehendaki nasabah dari  rekening  yang  bersangkutan  kepada  rekening  pemegang  yang  dicantumkan  namanya pada bank  yang  sama  ataupun  pada  bank  lain.  Bilyet  giro  tidak  dapat  dipindahtangankan  melalui  proses  endosemen,  karena  tidak  ada  klausula  yang  menunjukkan  cara  pemindahannya.  Pembayaran  dana  Bilyet  Giro  tidak  dapat  dilakukan  secara  tunai,  dikarenakan  Bilyet  Giro  memiliki  dua  tanggal  dalam  teksnya yaitu tanggal penerbitan dan tanggal efektif.  Bilyet giro dapat diedarkan  sebagai alat pembayaran kredit sebelum tanggal efektif tiba.
Di  Indonesia,  saat  ini  lalu  lintas  perdagangan  menunjukkan  adanya  kemajuan  juga  kecenderungan  dalam  proses  pembayaran  dan  penggunaan  alat  pembayaran. Baik alat pembayaran kredit maupun alat pembayaran kontan selain  dengan mata uang kartal. Salah satunya dengan Bilyet giro ini. Peminat pengguna  Bilyet  Giro  (BG)  itu  sendiri  kini  mulai  melampaui  penggunaan  surat  berharga  lain.  Namun  sayangnya,  secara  yuridis  formal,  Bilyet  Giro  (BG)  belum  juga  diimbangi  dengan  adanya  pengaturan  yang  tegas  dalam  Kitab  Undang-Undang  Hukum Dagang (KUHD) tetapi hanya diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank  Indonesia  Nomor:  28/32/KEP/DIR/1995  dan  Surat  Edaran  Bank  Indonesia  Nomor: 28/32/UPG (tanggal 4 Juli 1995) tentang Bilyet Giro. Mengingat manfaat  Bilyet  Giro  sebagai  sarana  pembayaran  yang  mulai  banyak  diminati  oleh  masyarakat, ketentuan serta pengaturan prosedur penggunaan Bilyet Giro tersebut  sangat penting, Dalam  penggunaanya, Bilyet Giro  sebagai  alat  pembayaran  dalam  lalu  lintas perdagangan, banyak dimungkinkan terjadinya permasalahan-permasalahan  maupun  hambatan-hambatan  terkait  dengan  pelaksanaannya.  Telah  diuraikan  diatas bahwa Bilyet Giro merupakan salah satu produk perbankan, maka apabila  terjadi  permasalahan  mengenai  transaksi  perdagangan  tidak  hanya  akan  melibatkan antara para pihak yang melakukan transaksi perdagangan saja, namun  juga  akan  melibatkan  pihak  bank  sebagai  lembaga  keuangan  yang  dipilih  oleh  para pihak yang terkait.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, untuk mempelajari, mengetahui, serta  memahami  lebih  lanjut  mengenai  penggunaan  Bilyet  Giro  dan  permasalahan-   permasalahan  yang  timbul,  maka  penulis  mengadakan  penelitian  dalam  sebuah  penulisan  hukum  dengan  judul “KAJIAN  EMPIRIS  TERHADAP  BILYET  GIRO  (BG)  SEBAGAI  ALAT  PEMBAYARAN  DALAM  LALU  LINTAS  PERDAGANGAN  (STUDI  DI  BNI  CABANG  SURAKARTA  JAWA  TENGAH)”.
B.  Perumusan Masalah.
Suatu  penelitian,  hal  penting  yang  pertama  kali  harus  dilakukan  adalah  merumuskan masalah, perumusan masalah menjadi suatu acuan mengenai hal atau  objek  apa  yang  akan  diteliti  untuk  ditemukan  jawabannya.  Pada  hakikatnya  seorang  peneliti  sebelum  menentukan  judul  dalam  suatu  penelitian  maka  harus  terlebih  dahulu  menentukan  rumusan  masalah,  dimana  masalah  pada  dasarnya  adalah  suatu  proses  yang  mengalami  halangan  dalam  mencapai  tujuan,  maka  harus  dipecahkan  untuk  mencapai  tujuan  suatu  penelitian  (Soerjono  Soekanto,  2010 : 109).
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  yang  telah  dikemukakan,  maka  penulis merumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian  ini  adalah  sebagai berikut:.
1.  Bagaimanakah  mekanisme  serta  tata  cara  penggunaan  Bilyet  Giro  (BG)  sebagai  produk  perbankan  oleh  nasabah  dalam  kaitannya  dengan  transaksi  perdagangan di BNI Cabang Surakarta Jawa Tengah?.
2.  Langkah-langkah  apa  sajakah yang  dilakukan  oleh  BNI  Cabang  Surakarta  Jawa  Tengah  dalam  menghadapi  masalah-masalah  yang  timbul  dari  penggunaan Bilyet Giro (BG) sebagai alat pembayaran?.
  C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan atas  latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas,  maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :.
1.  Tujuan Objektif.
a.  Mengetahui bagaimana mekanisme penggunaan Bilyet Giro (BG) sebagai  produk perbankan di BNI Cabang Surakarta Jawa Tengah.
b.  Mengetahui  bagaimana  tindakan-tindakan  yang  dilakukan  oleh  BNI  Cabang Surakarta Jawa Tengah, dalam menghadapi masalah-masalah yang  timbul dalam penggunaan Bilyet Giro (BG).
2.  Tujuan Subjektif.
a.  Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis di bidang ilmu  hukum perdata khususnya dalam lingkup hukum perbankan.
b.  Untuk  melengkapi  syarat  akademis  guna  memperoleh  gelar  sarjana  di  bidang  ilmu  hukum  pada  Fakultas  Hukum  Universitas  Sebelas  Maret  Surakarta.
c.  Untuk mengasah dan menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah  penulis  peroleh  agar  dapat  memberi  manfaat  bagi  penulis  sendiri  serta  memberikan  kontribusi  positif  bagi  perkembangan  ilmu  pengetahuan  di  bidang hukum.
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian  hukum  ini  diharapkan  dapat memberikan  manfaat  bagi  penulis  maupun  pihak  lain.  Adapun  manfaat  yang  dapat  diperoleh  dari  penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:.
1.  Manfaat Teoritis.
a.  Menambah  pengetahuan,  wawasan  dan  manfaat  untuk  penulis  pribadi di bidang ilmu hukum pada umumnya dan hukum perdata  pada khususnya.
b.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memperkaya  referensi,  masukan data maupun literature bagi penulisan hukum selanjutnya  dalam  dunia  kepustakaan  Surat  Berharga  khususnya  mengenai  Bilyet Giro.
c.  Mendalami  teori-teori  yang  telah  Penulis  dapatkan  selama  menjalani kuliah strata satu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas  Maret Surakarta.
2.  Manfaat Praktis.
a.  Memberi  masukan  atas  jawaban  permasalahan  bagi  semua  pihak  yang berkepentingan sedang meneliti.
b.  Memberikan pengembangan penalaran sekaligus membentuk pola  pikir  yang  baru  kepada  penulis  mengenai  permasalahan  hukum  yang  diteliti,  dan  membantu  pihak-pihak  terkait  dengan  masalahmasalah yang diteliti.

 Skripsi Hukum: Kajian Empiris Terhadap Bilyet Giro (Bg) Sebagai Alat Pembayaran Dalam Lalu Lintas Perdagangan

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi