Selasa, 09 Desember 2014

Skripsi Hukum: Fungsi Ombudsman Untuk Pelayanan Publik Yang Berkualitas

BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Hukum: Fungsi Ombudsman Untuk Pelayanan Publik Yang Berkualitas
Pelayanan publik dewasa ini mendapatkan sorotan yang tajam oleh  masyarakat  Indonesia.  Salah  satu  masalah  mendasar  yang  dihadapi  oleh  pemerintah  Indonesia  setelah  terjadinya  krisis  ekonomi  ialah  turunnya  kepercayaan  masyarakat  terhadap  birokrasi  publik  dan  sistem  pemerintahan  pada  umumnya.  Krisis  kepercayaan  terhadap  birokrasi  publik  ini  ditandai  dengan  mengalirnya  protes  dan  demonstrasi  yang  dilakukan  oleh  berbagai  komponen  masyarakat,  baik  di  tingkat  pusat  maupun daerah. Setelah melihat bahwa birokrasi publik selama ini hanya  dijadikan  sebagai  alat  politik  bagi  rezim  yang  berkuasa,  rakyat  kini  sulit  untuk  menghargai  apa  yang  dilakukan  oleh  pejabat  pemerintah,  birokrat,  atau unsur-unsur lain yang terdapat dalam birokrasi publik.

Masyarakat  dan  warga  negara  memiliki  posisi  tawar  yang  amat  rendah  ketika  dihadapkan  pada  pemerintah  dan  birokrasinya.  Mereka  memiliki alternatif sumber pelayanan dan ruang yang amat terbatas untuk  menyampaikan  protes  ketika  pelayanan  publik  itu  tidak  sesuai  dengan  aspirasi  dan  kebutuhannya.  Masyarakat  dan  warga  negara  cenderung  ditempatkan bukan sebagai pelanggan, tetapi sebagai klien yang nasibnya  bergantung  pada  pemerintah  dan  birokrasinya.  Apalagi  secara  historis,  birokrasi  publik  di  Indonesia  tidak  memiliki  tradisi  untuk  menempatkan  kepentingan  masyarakat  dan  warga  negara  sebagai  sentral  dalam  kehidupannya.  Sistem  politik  yang  tidak  demokratis  selama  ini  ikut  memperlemah  proses  tawar  masyarakat  dan  warga  negara  dalam  berhadapan  dengan  pemerintah  dan  birokrasinya.  Kontrol  politik  selama  ini  tidak  bisa  berjalan  dengan  baik  karena  basis  dan  sumber  daya  kekuasaan  cenderung  terkonsentrasi  pada  pemerintah  dan  birokrasinya  (Agus Dwiyanto, dkk, 2002: 7).
  Selama ini, banyak kebijakan, program dan pelayanan publik  yang  kurang responsif terhadap aspirasi masyarakat sehingga kurang mendapat  dukungan  secara  luas.  Hal  ini  disebabkan  oleh,  pertama,  para  birokrat  kebanyakan  masih  berorientasi  kepada  kekuasaan  dan  bukannya  kepentingan  publik  atau  pelayanan  publik  secara  umum.  Sebagian  besar  pejabat  atau  birokrat  itu  selama  ini  menempatkan  dirinya  dalam  posisi  sebagai  penguasa  (authorities)  dan  masih  sangat  terbatas  pejabat  yang  menyadari  peranan  sebagai  penyedia  jasa  layanan  kepada  masyarakat  (public  servant/service  provider).  Budaya  paternalistik  seringkali  juga  mengakibatkan turunnya kualitas pelayanan publik. Budaya semacam ini  mengakibatkan  kecenderungan  untuk  memberikan  keistimewaan  kepada  para elit birokrat atau orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan  mereka.
Kedua,  terdapat  kesenjangan  yang  lebar  antara  apa  yang  diputuskan oleh pembuat kebijakan dan apa yang benar-benar dikehendaki  oleh  rakyat.  Sistem  administrasi  publik  dan  mekanisme  politik  yang  berlaku  ternyata  gagal  menjembatani  kepentingan  elit  politik  dan  rakyat  pada  umumnya.  Setelah  rezim  orde  baru  turun,  terdapat  keinginan  yang  kuat  dari  berbagai  elemen  masyarakat  untuk  memelihara  netralitas  birokrasi. Namun tanpa kontrol dan sistem akuntabilitas yang cukup kuat,  senantiasa  terdapat  kemungkinan  bahwa  aparat  birokrasi  akan  merumuskan  dan  melaksanakan  kebijakan,  melaksanakan  aktivitas  pelayanan publik hanya berdasarkan kepentingan sempit (vested interest)  dari elit atau para penguasa (Wahyudi Kumorotomo, 2005: 7).
Wahyudi  Kumorotomo  juga  menambahkan  bahwa  meluasnya  praktek KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam kehidupan birokrasi  publik  semakin  mencoreng  image  masyarakat  terhadap  birokrasi  publik.
KKN tidak hanya telah  membuat pelayanan birokrasi menjadi  amat sulit  untuk  dinikmati  secara  wajar  oleh  masyarakatnya,  tetapi  juga  membuat  masyarakat harus membayar lebih mahal pelayanan yang diselenggarakan  oleh swasta. Masyarakat harus membayar lebih mahal, tidak hanya ketika    menyelesaikan  urusan  KTP,  paspor,  dan  berbagai  perizinan,  tetapi  juga  ketika mereka  mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor  swasta, seperti jalan tol, semen, transportasi, dan komoditas lainnya. KKN  diyakini oleh publik menjadi sumber dari  bureaucratic costs  dan distorsi  dalam mekanisme pasar seperti praktek monopoli dan oligopoli yang amat  merugikan kepentingan publik (Wahyudi Kumorotomo, 2005: 8-9).
Ombudsman  adalah  lembaga  pengawasan  masyarakat  yang  berasaskan  pancasila  dan  bersifat  mandiri,  serta  berwenang  melakukan  klarifikasi,  monitoring,  atau  pemeriksaan  atas  laporan  masyarakat  mengenai  penyelenggaraan  negara  khususnya  pelaksanaan  oleh  aparat pemerintahan  termasuk  lembaga  peradilan,  terutama  dalam  hal  memberikan pelayanan publik terhadap masyarakat. Ombudsman dibentuk  berdasarkan  Keputusan  Presiden  Nomor  44  Tahun  2000  dan  memulai  melaksanakan  tugasnya  sejak  tanggal  20  Maret  2000.  Tugas  pokok  Ombudsman  adalah  memberikan  pelayanan  publik  dengan  melakukan  pengawasan  terhadap  pelaksanaan  pemberian  pelayanan  yang  dilakukan  oleh  aparat  penyelenggara  pemerintahan,  termasuk  lembaga  peradilan.
Berbagai  bentuk  penyimpangan  dalam  melaksanakan  kewajiban  (maladministrasi)  sehingga  menimbulkan  kerugian,  ketidakpatutan  atau  dirasakan tidak adil tentu akan sangat merugikan masyarakat luas, karena  itu  masyarakat  atau  perseorangan  sendiri  perlu  melakukan  pengawasan  agar penyimpangan dapat dihindarkan ataupun diambil tindakan (Antonius  Sujata dan R.M. Surachman, 2002: 55).
Selama  ini  bentuk-bentuk  pengawasan  Indonesia  lebih  banyak  dilakukan secara vertikal, yaitu melalui Inspektorat Jendral sehingga sulit  dilakukan  cross  check  kebenaran  dan  keberhasilannya  (performance).
Terlebih lagi lembaga ini sulit dipercaya soal independensinya mengingat  lembaga  ini  merupakan  bagian  internal  dari  struktur  instansi  yang  bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara rakyat dengan  pemerintahannya untuk melaksanakan pengawasan, agar fungsi pelayanan  yang  diemban  oleh  pemerintah  dapat  berjalan  dengan  baik.  Sementara    dibidang  hukum  peranan  aparat  penegak  hukum  diharapkan  dapat  melaksanakan  kewajibannya  dengan  memberikan  jaminan  kepastian,  persamaan,  impartial,  serta  ketentraman  kepada  pencari  keadilan.
Ombudsman, adalah salah satu alternatif yang ditawarkan sebagai  instansi pengawas oleh masyarakat yang bersifat independen.
Keberadaan Ombudsman dewasa ini tidak hanya berkedudukan di  pusat  pemerintahan  atau  ibukota  negara.  Demi  peningkatan  kualitas  pelayanan publik, Ombudsman telah memiliki kantor-kantor perwakilan di  berbagai  kota  dan  daerah.  Selain  berfungsi  sebagai  lembaga  pengawas  yang bersifat independen, Ombudsman juga berdiri sendiri sebagai sebuah  instansi  yang  memberikan  pelayanan  publik  kepada  masyarakat  dengan  menerima  laporan  masyarakat  terkait  penyelenggaraan  pelayanan  publik  oleh instansi lain.
Istilah  “Ombudsman”  bagi  sebagian  masyarakat  Indonesia  masih  dinilai asing. Sebagian  masyarakat belum mengenal Ombudsman terlebih  mengenal  wewenang  dan  fungsi  lembaga  ini.  Hal  ini  tentu  saja  kontras  akan  kebutuhan  Ombudsman  di  kalangan  masyarakat  itu  sendiri,  ketika  mereka telah memiliki sarana namun mereka tidak mengetahuinya.
Menilik  dari  wacana  yang  telah  terpapar  dalam  latar  belakang  tersebut,  penulis  mencoba  mengangkatnya  dalam  suatu  penulisan  hukum  dengan  judul  “FUNGSI  OMBUDSMAN  UNTUK  PELAYANAN  PUBLIK  YANG  BERKUALITAS  DI  DAERAH  (Studi  terhadap  Ombudsman Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah)”.
  B.  Rumusan Masalah.
Berdasarkan  uraian  dan  latar  belakang  masalah  diatas,  maka  penulis  tertarik  untuk  membahas  masalah  tersebut  lebih  lanjut  dengan  menitikberatkan pada rumusan masalah:.
1.  Bagaimana  fungsi  dan  pelaksanaan  pelayanan  publik  oleh  Ombudsman Daerah  Istimewa  Yogyakarta dan Jawa Tengah  sebagai  Lembaga Pengawas Pelayanan Publik yang Bersifat Independen?.
2.  Apa  hambatan  yang  dialami  Ombudsman  Daerah  Istimewa Yogyakarta  dan  Jawa  Tengah  dalam  melaksanakan  kegiatan  dan  bagaimana solusinya?.
C.  Tujuan Penelitian.
Adapun    tujuan  yang  ingin  penulis  capai  dalam  penelitian  ini  antara  lain sebagai berikut :.
1.  Tujuan Obyektif.
a.  Untuk  mengetahui  fungsi  dan  pelaksanaan  pelayanan  publik  oleh Ombudsman Daerah  Istimewa  Yogyakarta dan Jawa Tengah  sebagai  lembaga pengawas pelayanan publik yang bersifat independen.
b.  Untuk  mengetahui  hambatan  yang  dialami  oleh  Ombudsman  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  dan  Jawa  Tengah  dalam  melaksanakan  kegaiatan beserta solusinya.
2.  Tujuan Subyektif.
a.  Untuk  memperoleh  data-data  sebagai  bahan  utama  penyusunan  penulisan hukum (skripsi) agar dapat memenuhi persyaratan akademis  guna  memperoleh  gelar  kesarjanaan  dalam  ilmu  hukum  Fakultas  Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b.  Menambah,  memperluas,  dan  mengaplikasikan  pengetahuan  penulis  dalam lingkup Hukum Tata Negara khususnya mengenai keberadaan  Ombudsman untuk pelayanan publik di daerah.
  c.  Untuk  menerapkan  ilmu  dan  teori-teori  hukum  yang  telah  penulis  peroleh  agar  dapat  memberi  manfaat  bagi  penulis  sendiri  khususnya  dan masyarakat pada umumnya.
D.  Manfaat Penelitian.
Adapun    manfaat    yang    diperoleh  dari  penulisan    hukum    ini  adalah sebagai berikut :.
1.  Manfaat Teoritis.
a.  Dapat  bermanfaat  bagi  perkembangan  ilmu  pengetahuan  pada  umumnya  dan  ilmu  hukum  pada  khususnya  bidang  Hukum  Tata  Negara.
b.  Diharapkan  dapat  menjadi  suatu  referensi  serta  masukan  data  atau  literatur  bagi  penulisan  hukum  selanjutnya  yang  berguna  bagi  pihak  yang berkepentingan.
2.  Manfaat Praktis.
a.  Dapat memecahkan masalah-masalah yang ditimbulkan terkait dengan  penelitian.
b.  Dapat  lebih  mengembangkan  penalaran,  membentuk  pola  pikir  dinamis  serta  untuk  mengetahui  kemampuan  penulis  dalam  menerapkan ilmu yang diperoleh.
c.  Dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi para pihak terkait  dalam  pelayanan  publik  berkualitas  oleh  Ombudsman  Daerah  Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

 Skripsi Hukum: Fungsi Ombudsman Untuk Pelayanan Publik Yang Berkualitas

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi