Kamis, 04 Desember 2014

Skripsi Hukum: Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Pada Pihak Kreditur

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Hukum: Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Pada Pihak Kreditur
Negara  adalah organisasi  dari  sekelompok  manusia  yang  telah  berkediaman  di  wilayah  tertentu  dan  memiliki  tugas  dalam  rangka mencapai  tujuannya. Memajukan kesejahteraan  umum merupakan salah satu tujuan negara  yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu dilakukan  pembangunan  nasionalyang  bertujuan meningkatkan  kesejahteraan  rakyat  baik  materiil  maupun  spiritual.  Dalam  usaha  mencapai  tujuan  tersebut  pemerintah  mengadakan  pembangunan  disegala  bidang,  terutama  di  bidang  ekonomi yang merupakan titik berat dari pembangunan nasional untuk meningkatkan taraf hidup  dan mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

Keadaan  perekonomian  yang  tidak  stabil  sekarang  ini  di  Indonesia  menyebabkan  tidak  stabilnya  matauang  rupiah  dan  meningkatnya  harga-harga  barang.  Hal  ini  juga  berpengaruh  bagi  kehidupan  perekonomian  rakyat.  Untuk  memenuhi  kebutuhan,  masyarakat  memerlukan  tambahan  dana  baik  untuk  memenuhi  kebutuhan  sehari-hari  maupun  untuk  modal  usaha.  Tambahan  dana  tersebut dapat diperoleh melalui lembaga-lembaga keuangan.
Salah satu lembaga yang dapat memberikan dana yang dibutuhkan oleh  masyarakat  adalah  bank. Di  Indonesia,  bank  memiliki  fungsi  dan  misi  khusus.
Bank  diarahkan  untuk  berperan  sebagai  agen  pembangunan  (agent  of  development),  yaitu  sebagai  lembaga  yang  bertujuan  mendukung  pelaksanaan  pembangunan  nasional  dalam  rangka  meningkatkan  pemerataan  pembangunan  dan  hasil-hasilnya,  pertumbuhan  ekonomi  dan  stabilitas  nasional  ke  arah  peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Pengertian  bank  menurut  Undang-Undang  Nomor  7  Tahun  1992  jo Undang-Undang  Nomor  10  Tahun  1998  tentang  Perbankan  adalah  suatu  badan  usaha  yang  menghimpun  dana  masyarakat  dalam  bentuk  simpanan  dan  menyalurkannya  kepada  masyarakat  dalam  rangka  meningkatkan  taraf  hidup  rakyat banyak. Dalam pengertian ini simpanan yang disalurkan oleh bank kepada  masyarakat  berupa  kredit.  Kredit  merupakan  suatu  produk  dan  jasa  yang   disediakan oleh perbankan kepada masyarakat. Istilah kredit memiliki arti khusus,  yaitu meminjamkan uang (penundaan pembayaran).
Undang-Undang  Nomor  7  Tahun  1992  jo  Undang-Undang  Nomor  10  Tahun 1998 tentang Perbankan juga mencantumkan pengertian kredit yang diatur  atau  tagihan  yang  dapat  disyaratkan  dengan  itu  berdasarkan  persetujuan  atau  kesepakatan pinjam  meminjam antara  bank dengan  pihak  lain  yang mewajibkan  pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan  Kredit  mencapai  fungsinya  jika secara  sosial  ekonomis  memberipengaruh terhadap kemajuan ekonomi bagi debitur dan kreditur maupun  masyarakat.
Sentra Kredit Menengah (SKM) merupakan salah satu unit yang dimiliki  oleh  PT.  BNI  (Persero)  dimana kredit  ini  memberikan  pinjaman  berupa  kredit  investasi  dan  kredit  modal  kerja kepada  pengusaha-pengusaha  menengah  untuk  mengembangkan  usahanya  menjadi  lebih  besar  lagi,  baik  usaha  perorangan  maupun usaha kelompok (group). Usaha yang dapatdibiayai oleh kredit ini yaitu usaha yang besar peminjamannya antaraRp. 15milyar hinggaRp.100milyar.
Dalam  memberikan  kredit, pihak  bank  harus  mengadakan  seleksi  terhadap  permohonan  kredit  yang  diajukan.  Bank  harus  yakin  terlebih  dahulu  bahwa  uang  yang  dipinjamkan  itu  benar-benar  dikembalikan  olehsi  berhutang, sehingga  penting  bagi  pihak  bank  untuk  menjajaki mengenai  kemauan  dan  kemampuan membayar kembali dari calon debiturakan hutangnya.
Guna  memperoleh  keyakinan  atas  kemampuan  dan  kesanggupan calon  debitur  untuk  melunasi hutangnya  tersebut,  bank  harus  melakukan  penilaian  terhadap calon debitur. Penilaian kredit dimaksudkan untuk mengetahui seberapa  jauh  permintaan  kredit  tersebut  dapat  dipercaya.  Penilaian  yang  dilakukan  bank  biasanya  mencakup  mengenai watak (character), kemampuan (capacity), modal  (capital), jaminan (collateral), dan kondisi  atau  prospek  usaha (condition  of  economic).
Jaminan sangat pentingapabila dikaitkan  dengan keamanan kredit yang  diberikan oleh  bank,yaitu jika  debitur  wanprestasimaka jaminan tersebut dapat   dieksekusi  untuk  melunasi hutang-hutang debitur.  Dengan  kata  lain  adanya  jaminan merupakan bentukperlindungan  hukum  padapihak  bank  agar  debitur  dapat  membayar hutangnya  dengan  cara  menjual  benda  yang  dijamin  atas  hutangnya.
Dalam praktik perbankan, umumnya nilai jaminan kredit lebih besar dari  jumlah kredit yang disetujui oleh bank, sehingga pihak debitur diharapkan segera  melunasi hutangnya  kepada  bank  agar  nantinya  tidak  kehilangan  harta (asset) yang  diserahkan  sebagai  jaminan  kredit  dalam  hal  kredit  tersebut  ditetapkan  sebagai kredit macet. Hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 1131 Kitab UndangUndang  Hukum  Perdata,  dimana  ketentuan  dalam  Pasal  ini  sering  dicantumkan  sebagai  salah  satu  klausul  dalam  perjanjian  kredit  perbankan,  yang  berbunyi  :  berhutang, baik  yang bergerak  maupun  yang tak bergerak,  baik  yang  sudah  ada  maupun  yang  baru  akan  ada  di  kemudian  hari,  menjadi  1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbuny menjadi  jaminan  bersama-sama  bagi  semua  masyarakat  yang  menghutangkan  padanya;  pendapatan  penjualan  benda-benda  itu  dibagi-bagi  menurut  keseimbangan,  yaitu  menurut  besar-kecilnya  piutang masing-masing,  kecuali  apabila  di  antara  para berpiutang itu  ada  alasan-alasan  yang  sah  untuk  Bentuk  jaminan  yang  paling  banyak  digunakan  sebagai  agunan  dalam  perjanjian  kredit  bank  adalah  hak  atas  tanah,  baik  dengan  status  hak  milik,  hak  guna  usaha,  hak  guna  bangunan  maupun  hak  pakai,  karena  pada  umumnya  memiliki  nilai  atau  harga  yang  tinggi  dan  terus  meningkat,  sehingga  sudah  selayaknya debitur sebagai penerima kredit dan kreditur sebagai pemberi fasilitas  kredit memperoleh  perlindungan  melalui  suatu  lembaga  hak  jaminan  yang  kuat  dan dapat memberikan kepastian hukum.
Berdasarkan  ketentuan Pasal 51  Undang-Undang Nomor 5  Tahun  1960  tentang  Peraturan  Dasar  Pokok-Pokok  Agraria,  dinyatakan bahwa  sudah  disediakan  lembaga  hak jaminan yang kuat dan  dapat  dibebankan pada hak  atas  tanah,  yaitu  hak  tanggungan  sebagai  pengganti  lembaga  hypotheek dan   creditverband.  Selama  30  tahun  lebih  sejak berlakunya  Undang-Undang  Pokok  Agraria tersebut, lembaga hak tanggungan ini belum dapat berfungsi sebagaimana  mestinya  dikarenakan belum  ada  undang-undang  yang  mengaturnya  secara  lengkap, serta ketentuan dalam peraturan tersebut sudah tidak sesuai dengan asas  Hukum  Tanah  Nasional  dan  kurang  memenuhi  kebutuhan  ekonomi  di  bidang  perkreditan.
Berlakunya  Undang-Undang  Nomor  4  Tahun  1996  tentang  Hak  Tanggungan  atas  Tanah  beserta  Benda-benda  yang  Berkaitan  dengan  Tanah,  menjadikan  kepentingan  debitur  maupun  kreditur  mendapatkan  perlindungan  hukum  dari  pemerintah.  Tujuan  utama  diudangkannya  Undang-Undang  Hak  Tanggungan ini, khususnyamemberikan perlindungan hukum bagi pihak kreditur  apabila  debitur  melakukan  perbuatan  melawan  hukum  berupa  wanprestasi.
Menurut  Undang-Undang  Nomor  4  Tahun  1996,  hak  tanggungan  adalah  hak  jaminan  yang  dibebankan  pada  hak  atas  tanah  sebagaimana  dimaksud  dalam  Undang-Undang  Nomor  5  Tahun  1960  tentang  Peraturan  Dasar  Pokok-Pokok  Agraria,  berikut  atau  tidak  berikut  benda-benda  lain  yang  merupakan  satu  kesatuan  dengan  tanah  itu,  untuk  pelunasan hutangtertentu,  yang  memberikan  kedudukan  yang  diutamakan  kepada  kreditur  tertentu  kepada  kreditur-kreditur  lain.  Untuk  memberikan  suatu  kepastian  hukum  sebagai  bentuk  perlindungan  hukum,  maka  pembebanan  jaminan  hak  tanggungan  ini  wajib  didaftarkan  di  kantor  pertanahan guna  memenuhi  unsur publisitas  atas  barang  jaminan dan  mempermudah pihak ketiga mengontrol jikaterjadi pengalihan benda jaminan.
DiIndonesia  banyak  pengusaha dalam mendapatkan  modal  usahanya  bukan dari harta kekayaan sendiri, melainkan modal dari pinjaman kredit ke suatu  bank  tertentu  atau  lembaga  pembiayaan  lainnya.  Peran  serta  Sentra  Kredit  Menengah  (SKM)  dari  PT.  BNI  (Persero) disini  menjadi  sangat penting  bagi  pengusaha untukmembantu tumbuh kembang perusahaan-perusahaan yang ada.
Pemberian kredit yang terjadi tidak selaludapat berjalan lancar dan baik dalam  proses  pelaksanaannya.  Suatu  waktu  jika  kreditur  mengalami  kesulitan  untuk  meminta  angsuran  dari  debitur  dikarenakan  kredit  menjadi  macet,  maka  pihak  kreditur  tentunya  tidak  mau  dirugikan, sehingga diperlukan  suatu  aturan   hukum  dalam pelaksanaan  pembebanan  hak  tanggungan  yang  tertuang  dalam  suatu  perjanjian  kredit,  yang  bertujuan  untuk  memberikan  kepastian  dan  perlindungan  hukum  bagi  pihak-pihak  terkait,  khususnya  bagi  pihak  kreditur  apabila debitur wanprestasi atau tidak memenuhi kewajibannya.
Berdasarkan  uraian  tersebut,  maka  penulis  dalam  penulisan  hukum  (skripsi)  ini  memilih  judul  JAMINAN  HAK  TANGGUNGAN  SEBAGAI  UPAYA  PERLINDUNGAN  HUKUM  BAGI PIHAK  KREDITUR  DI  UNIT  SENTRA  KREDIT  MENENGAH JAKARTA TIMUR PT. BNI.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  maka  penulis  merumuskan  masalah  sebagai berikut :.
1. Bagaimana prosedur pemberian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada  PT. BNI (Persero) Unit Sentra Kredit Menengah (SKM) Jakarta Timur?.
2. Bagaimanapenyelesaian kredit macet dengan jaminan hak tanggungan serta  bagaimana upayamengatasi permasalahantersebut?.
C. Tujuan Penelitian.
Kegiatan  penelitian  harus  mempunyai  tujuan  yang  jelas.  Hal  ini  diperlukan untuk memberikan arah dalam melangkah agar sesuai dengan maksud  penelitian. Tujuan dari penulisan hukum (skripsi) ini sebagai berikut :.
1. Tujuan Obyektif.
a. mengetahui  prosedur  pemberian  kredit dengan  jaminan  hak  tanggungan  pada  PT.  BNI  (Persero)  Unit  Sentra  Kredit  Menengah  (SKM)  Jakarta  Timur.
b.mengetahui  penyelesaian kredit  macet dengan  jaminan  hak  tanggungan  serta upaya mengatasi permasalahantersebut.
 2. Tujuan Subjektif.
a. menambah,  memperluas  pengetahuan,  dan  wawasan  penulis  mengenai  perlindungan  hukum  bagi  pihak  kreditur  sebagai  pemberi  fasilitas  kredit  khususnya dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan; b.memenuhi persyaratan akademis guna mencapai gelar sarjana hukum pada  bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
D. Manfaat Penelitian.
Sejalan  dengan  tujuan  penelitian  di  atas,  diharapkan  hasil  penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa :.
1. Manfaat Teoritis.
a. diharapkan  dapat  mengembangkan  ilmu  pengetahuan  di  bidang  hukum  pada umumnya, dan hukum perdata pada khususnya;.
b.diharapkan mampu memberikan masukan agar dapat digunakan almamater dalam mengembangkan bahan-bahan perkuliahan yang telah ada;.
c. diharapkan  mampu  memberikan  pandangan  pemikiran  berupa  konsep  maupun  teori  di  bidang  hukum  perjanjian,  khususnya  mengenai  hukum  jaminan.
2. Manfaat Praktis.
a. diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap pokok permasalahan yang  diteliti; b.diharapkan  dapat  memberikan  gambaran  mengenai  bagaimana  pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan; c. diharapkan dapat  dipakai  sebagai  bahan  rujukan  bagi  debitur  bank  yang  ingin mengetahui lebih dalam mengenai perjanjian kredit, khususnya yang  menggunakan jaminan hak tanggungan.

  Skripsi Hukum: Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Pada Pihak Kreditur

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi