Senin, 08 Desember 2014

Skripsi Hukum: Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pemegang Hak Milik Commercial Paper

BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Hukum: Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pemegang Hak Milik Commercial Paper
Surat  berharga  adalah  surat  yang  oleh  penerbitnya  sengaja  diterbitkan  sebagai  pelaksanaan  pemenuhan  suatu  prestasi  yang  berupa  pembayaran sejumlah uang. Akan tetapi, pembayaran itu tidak dilakukan  dengan  menggunakan  mata  uang,  melainkan  dengan  menggunakan  alat  bayar lain. Alat bayar itu berupa surat yang didalamnya mengandung suatu  perintah  kepada  pihak  ketiga,  atau  pernyataan  sanggup  untuk  membayar  sejumlah uang kepada pemegang surat tersebut (Muhammad  Abdulkadir,  2007:5).  Surat berharga adalah surat bukti tuntutan utang, pembawa hak,  dan mudah diperjual belikan (H.M.N. Purwosutjipto, 2000:5).

Ciri  utama  surat  berharga  adalah  dapat  dipindahtangankan  atau  dialihkan  (negotiable),  diperdagangkan  atau  diperjualbelikan,  serta  menjalankan fungsi sebagai alat bayar. Pengertian Surat Berharga dengan mengakomodasi  surat  perintah  pemindahbukuan  perbankan  tersebut  kedalam rumusan berikut, bahwa surat berharga adalah warkat keuangan  yang  dapat  berfungsi  sebagai  alat  bayar  dalam  pengertian  tunai  maupun  dalam  bentuk  pemindahbukuan  dan  dapat  dialihkan  (endosemen)  atau  terbatas  untuk  satu  kali  penyerahan.  Undang-Undang  Nomor  7  Tahun  1992  tentang  Perbankan  sebagaimana  telah  diubah  dengan  UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan, Surat Berharga adalah surat  pengakuan  utang,  wesel,  saham,  obligasi,  sekuritas  kredit,  atau  setiap  derivatif, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam  bentuk  yang  lazim  diperdagangkan  dalam  pasar  modal  dan  pasar  uang  (Sufirman Rahman, 2013:7).
Fungsi  surat  berharga  adalah  sebagai  pengganti  uang  dalam  pelaksanaan  atau  pemenuhan  suatu  prestasi.  Dengan  demikian,  Surat  Berharga  menjalankan  fungsi  yang  terkait  dengan  hak  pihak  yang  berpiutang  dan  kewajiban  pihak  yang  berutang.  Dalam  hal  kreditur  akan    memanfaatkan  tagihannya  sebelum  sampai  jatuh  tempo,  yang  bersangkutan  dapat  menjual  haknya  kepada  pihak  lain  setelah  meminta  persetujuan pihak debitur. Dari ilustrasi ini tampak bahwa Surat Berharga  berperan  sebagai  media  pengalihan  hak  tagih  seorang  kreditur  kepada  pihak  lain  dan  sebagai  instrument  pembayaran.  Pengalihan  hak  tersebut  dilakukan secara berurut dari satu pihak ke pihak lain, sampai masa jatuh  temponya. Proses ini sekaligus menunjukkan Surat Berharga menjalankan  fungsi  sebagai  alat  bayar,  pemindahan  hak  tagih  sekaligus  sebagai  bukti  hak tagih (Sufirman Rahman, 2013:10).
Surat  Berharga  merupakan  surat  legitimasi  dan  Akta.  Legitimasi  adalah surat bukti diri bagi setiap pemegang suatu warkat atau instrumen  dan  merupakan  hak  baginya.  Jadi,  jika  Surat  Berharga  disebut  surat  Legitimasi,  berarti  setiap  pihak  yang  memegangnya  adalah  berhak  atas  tagihan  yang  terdapat  dalam  nominal  Surat  Berharga  tersebut.  Surat  Berharga  disebut  dengan  Akta  mengacu  pada  Pasal  1876  KUHPerdata  yang menyebutkan, pembuktian dengan tulisan terdiri dari tulisan autentik  dan tulisan dibawah tangan. Pasala 1874 KUHPerdata menjelaskan tulisan  atau akta dibawah tangan adalah akta yang ditandatangani tanpa perantara  atau  tanpa  dihadapan  pejabat  umum.  Kebenaran  akta  dibawah  tangan  adalah adanya tanda tangan. Oleh karena itu Surat Berharga digolongkan  sebagai warkat yang berisikan pernyataan dari satu pihak dan disebabkan  adanya  hak  dan  kewajiban  serta  ditandatangani  oleh  penerbitnya,  maka  praktis Surat Berharga dapat digolongkan sebagai akta (Sufirman Rahman,  2013:19).
Pengaturan  Surat  Berharga  ditetapkan  dalam  Kitab  UndangUndang Hukum Dagang (KUHD) dalam Buku Pertama Bab VI dan Bab  VII yang terdiri dari: 1.  Bab VI, mengatur tentang Surat Wesel dan Surat Sanggup 2.  Bab  VII,  mengatur  tentang  Surat  Cek,  Promes  dan  Kuitansi  Atas  Tunjuk.
  Selain  itu  pengaturan  Surat  Berharga  diluar  KUHD  regulasinya  dikeluarkan oleh badan atau lembaga yang menerbitkannya, seperti Surat  Berharga  Pasar  Uang  regulasinya  dikeluarkan  oleh  Bank  Indonesia,  sedangkan  Surat  Berharga  Pasar  Modal  seperti  saham  dan  obligasi  dikeluarkan  oleh  Pemerintah  dan  diawasi  oleh  Badan  Pengawas  Pasar  Modal (Bapepam).
Commercial Paper merupakan salah satu instrument surat berharga  yang peredarannya berada di dalam pasar uang.  Commercial Paper  adalah  Surat Sanggup, tetapi tidak sepenuhnya sama dengan Surat Sanggup yang  diatur dalam KUHD. Oleh karena itu, untuk kepastian hukum Commercial  Paper  memerlukan pengaturan tersendiri melalui Surat Keputusan Direksi  Bank  Indonesia  No.  28/52/Kep/Dir  tentang  Persyaratan  dan  Penerbitan  dan Perdagangan Surat Berharga Komersial (Commercial Paper) Melalui  Bank Umum di Indonesia, tanggal 11 Agustus 1995, selanjutnya disingkat  SK  No.  28/52  Tahun  1995.  Surat  keputusan  tersebut  diberi  penjelasan  melalui Surat Edaran  Bank Indonesia No. 28/49 Tahun 1995 (Muhammad Abdulkadir,  2007:293).  Berdasarkan  pengaturan  tersebut  maka  dikenal  2  (dua)  jenis  acuan  aturan  hukum  mengenai  surat  sanggup,  yaitu  KUHD  yang  mengatur  Surat  Sanggup  dan  SK  No.  28/52  Tahun  1995  yang  mengatur  Commercial  Paper  yang  juga  adalah  Surat  Sanggup.  Kedua  aturan hukum tersebut berlaku, tetapi di satu sisi KUHD berlaku sebagai  aturan  umum  (lex  generalis)  dan  di  sisi  lain  SK  No.  28/52  Tahun  1995  berlaku  sebagai  aturan  khusus  (lex  specialis)  (Abdulkadir  Muhammad,  2007:294).
Menurut  Surat  Keputusan  Direksi  Bank  Indonesia  No.28/52/KEP/DIR/1995  yang  dimaksud  dengan  Commercial  Paper adalah  :  Surat  sanggup  tanpa  jaminan  yang  diterbitkan  oleh  pihak  perusahaan bukan bank dan diperdagangkan melalui bank atau perusahaan  efek berjangka waktu pendek dan diperdagangkan dengan sistem diskonto.
Munir  Fuady,  (1996:223),  mengartikan  bahwa  Commercial  Paper merupakan suatu obligasi jangka pendek dengan jangka waktu berkisar 2    sampai  270  hari,  yang  dikeluarkan  oleh  bank  atau  perusahaan  atau  penjamin  lain  kepada  investor  yang  mempunyai  uang  tunai  untuk  sementara waktu. Instrument tersebut tidak ada jaminannya dan biasanya  diberikan secara diskonto.
Commercial Paper  menurut penulis adalah surat  pengakuan utang  tanpa  jaminan  yang  diterbitkan  oleh  perusahaan  bukan  bank  dan  diperdagangkan  melalui  bank  atau  perusahaan  efek  berjangka  waktu  pendek  yaitu  270  hari  dan  diperdagangkan  dengan  sistem  diskonto.
Commercial  Paper  merupakan  instrument  kredit  dimana  penerbit  merupakan  pihak  yang  mengeluarkan  surat  pengakuan  hutang  kepada  pembeli  atau  investor.  Apabila  Commercial  Paper  tersebut  sudah  dibeli  oleh  investor  maka  investor  berhak  menguangkan  Commercial  Paper tersebut  apabila  jatuh  tempo.  Akan  tetapi  dengan  ketentuan  “tanpa  jaminan” didalam pengaturan  Commercial Paper  merupakan bentuk tidak  adanya  tanggungjawab  dari  penerbit  Commercial  Paper  kepada  pembeli  atau  investor.  Adanya  masalah  masalah  yang  timbul  dari  perdagangan  maupun  pembayaran  Commercial  Paper  sangat  menguntungkan  pihak  penerbit yang dari ketentuan tanpa adanya jaminan merupakan ketentuan  dimana  penerbit  bisa  lepas  tangan  atau  tidak  bertanggungjawab  apabila  Commercial Paper tidak dapat diuangkan pada saat jatuh tempo. Sehingga  hal  tersebut  sangat  merugikan  bagi  pihak  investor  atau  pembeli  Commercial  Paper  Apabila  terjadi  wanprestasi.  Kemungkinan  kemungkinan wanprestasi sangat besar dikarenakan tanpa adanya jaminan  oleh pihak penerbit dalam penerbitan dan perdagangan Commercial Paper.
Terlebih apabila  Commercial Paper  tersebut sudah berganti dari investor  yang membeli  Commercial Paper  pertama dengan investor kedua maupun  seterusnya  dimana  Commercial  Paper  tersebut  telah  dijual  dengan  beberapa pihak atau investor  yang tidak tahu menahu mengenai perjanjian  penerbitan  Commercial  Paper  tersebut.  Keadaan  tersebut  menjelaskan  bahwa  Investor  Commercial  Paper  belum  sepenuhnya  hak-hak  nya  dilindungi oleh peraturan yang sudah ada.
  Berdasarkan  uraian  tersebut  diatas,  penulis  tertarik  untuk  menganalisis  secara  mendalam,  yang  hasilnya  dituangkan  dalam  bentuk  penulisan hukum (skripsi) dengan judul :  “PERLINDUNGAN HUKUM  TERHADAP  INVESTOR  PEMEGANG  HAK  MILIK  COMMERCIAL  PAPER  BERDASARKAN  SURAT  KEPUTUSAN  DIREKSI  BANK  INDONESIA  NOMOR  28/52/KEP/DIR  TAHUN  1995.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  dipaparkan  diatas,  maka  dalam  penelitian  ini  penulis  merumuskan  kedalam  dua  pokok  permasalahan sebagai berikut :.
1.  Bagaimanakah  kedudukan  Investor  pemegang  hak  milik  Commercial  paper  berdasarkan  Kitab  Undang-Undang  Hukum  Dagang  dan  Surat  Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 28/52/Kep/Dir Tahun1995?.
2.  Bagaimanakah  Perlindungan  hukum  terhadap  Investor  pemegang  hak  milik  Commercial  paper  berdasarkan  Kitab  Undang-Undang  Hukum  Dagang  dan  Surat  Keputusan  Direksi  Bank  Indonesia  Nomor  28/52/Kep/Dir Tahun 1995 ?.
C.  Tujuan Penelitian.
Berdasarkan atas latar belakang masalah dan perumusan masalah  di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:.
1.   Tujuan Obyektif.
a.  Untuk  mengetahui  kedudukan  Investor  yang  memegang  Commercial Paper dalam Transaksi Commercial Paper.
b.  Untuk  mengetahui  perlindungan  hukum  terhadap  Investor  yang  mempunyai  Commerrcial  Paper  yang  merupakan  pihak  yang  berperan penting dalam Transaksi Commercial Paper.
2.  Tujuan Subyektif .
  a.  Sebagai  wahana  bagi  penulis  untuk  mengetahui  lebih  dalam  pengetahuan  di  Bidang  Hukum  Perdata,  khususnya  pada  Perlindungan hukum Investor Commercial Paper.
b.  Untuk melengkapi syarat akademis guna memperoleh gelar sarjana  di bidang Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret  Surakarta.
D.  Manfaat Penelitian.
Suatu  penelitian  tentunya  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  bagi berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:.
1.  Manfaat Teoritis.
a.  Memberikan  Sumbangan  pemikiran  bagi  pengembangan  Ilmu  Hukum  pada  umumnya  dan  Hukum  Perdata  khususnya  berkaitan  dengan Commercial Paper.
b.  Memperkaya referensi dan literatur dalam kepustakaan yang dapat  digunakan sebagai bahan acuan penelitian yang akan datang.
2.  Manfaat Praktis.
a.  Mengembangkan  daya  penalaran  dan  membentuk  pola  pikir  dinamis  penulis,  sehingga  dapat  mengetahui  kemampuan  penulis atas ilmu yang telah diperoleh.
b.  Hasil  penelitian  diharapkan  dapat  memberikan  jawaban  atas  permasalahan yang diteliti.
c.  Hasil  penelitian  inidiharapkan  dapat  membantu  memberikan  tambahan  dan  pengetahuan  terhadap  pihak-pihak  terkait  dengan  masalah  yang  seddang  diteliti,  juga  kepada  berbagai  pihak  yang  berminat pada permasalahan yang sama.

 Skripsi Hukum: Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pemegang Hak Milik Commercial Paper

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi