Sabtu, 06 Desember 2014

Skripsi Hukum: Perlindungan Terhadap Konsumen Ban Motor Racing Sebagai Upaya Preventif Dari Bahaya Kecelakaan

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Skripsi Hukum: Perlindungan Terhadap Konsumen Ban Motor Racing Sebagai Upaya Preventif Dari Bahaya Kecelakaan
Negara  Indonesia  adalah  negara  berkembang  yang  masyarakatnya  mempunyai  tingkat  mobilitas  tinggi  guna  memenuhi  kebutuhan  sehari-hari. Untuk  mendukung  mobilitas  tinggi  tersebut  masyarakat  Indonesia  memilih  moda  transportasi  roda  dua  sebagai  pilihan  yang  tepat.  Apalagi  sekarang  dengan  kredit  ringan  masyarakat  yang  berpengahasilan  cukup  pun  bisa  memiliki roda dua atau sepeda motor.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kendaraan roda  dua  atau  sepeda  motor  tahun  2011  berjumlah  68,839,341  unit  (Sumber:  www.bps.go.id  diakses tanggal 13 April 2013 pukul 15.36 WIB) dan terus  bertambah jumlahnya di tahun 2012 dan 2013. Di tahun 2012 menurut data  statistik  yang  dihimpun  Asosiasi  Industri  Sepeda  Motor  Indonesia  (AISI)  penjualan  sepeda  motor  mencapai  7,064,457  unit  (Sumber:  www.aisi.or.id diakses 13 April 2013 pukul 15.36 WIB).
Banyaknya  jumlah  sepeda  motor  juga  mendukung  perkembangan  teknologi di bidang suku cadang  kendaraan. Suku cadang diperlukan sebagai pengganti  bagian  atau  komponen  sepeda  motor  yang  sudah  aus  atau  rusak.
Penggantian suku cadang yang sifatnya  fast moving  atau cepat diganti salah  satunya  adalah  ban.  Ban  merupakan  komponen  penting  pada  sepeda  motor  yang  berfungsi  untuk  penerus  daya  laju  sehingga  kendaraan  bisa  melaju  di  jalanan.
Seiring  perkembangan  jaman,  kemajuan  tekonologi  ban  pun  juga  berkembang di Indonesia, banyaknya produk-produk ban yang bermunculan  di Indonesia juga menambah daya tarik konsumen yang ingin mengganti ban  dengan yang baru. Namun banyaknya variasi ban yang bermunculan itu tidak  diimbangi dengan pengetahuan  yang dimiliki konsumen.  Pada dasarnya  ban  terdiri atas  beberapa jenis dan karakter yang mempunyai keunggulan masingmasing.  Terdapat  tiga  golongan  ban  yang  ada  di  Indonesia,  Pertama  adalah  ban harian, ban racing (balap), dan ban off road.  Yang menjadi permasalahan  1    disini  adalah  bagaimana  jika  konsumen  tidak  mengetahui  ban  mana  yang  dipilih.
Setiap jenis ban mempunyai alur/kembangan yang akan merujuk pada  jenis  ban  itu  sendiri.  Ban  harian  mempunyai  banyak  kembangan/alur  yang  berfungsi sebagai pembelah air agar tidak licin pada saat melalui jalanan yang  basah (http://www.otomotif.net diakses 13 April 2013 pukul 15.38 WIB).
Ban  racing  tidak  mempunyai  kembangan/alur  sama  sekali  yang  memang  diperuntukkan  untuk  mencapai  kecepatan  tinggi  di  lintasan  balap.
Konsumen yang sampai salah memilih ban racing untuk harian pastinya akan  mengalami beberapa kerugian, yang pertama ban  racing  tidak  diperuntukkan  untuk  penggunaan  harian  yang  sering  menemui  jalan  yang  basah,  rusak,  bergelombang,  karena  ban  ini  khusus  digunakan  untuk  jalanan  yang  bersih,  mulus,  dan  kering,  sehingga  jika  digunakan  untuk  harian  tidak  menutup  kemungkinan  konsumen  akan  celaka.  Yang  kedua  dari  sisi  ekonomis,  ban  racing  (balap)  sifatnya  lebih  lunak  dari  pada  ban  harian.  Hal  ini  didesain untuk  mendapatkan  grip  (cengkraman)  yang  kuat  di  kecepatan  tinggi.  Sifat  yang lunak itu juga mempercepat tingkat keausan ban. Jika digunakan untuk  penggunaan harian pasti juga akan cepat habis dan konsumen harus membeli  ban yang baru lagi. Oleh karena itu ban  racing  tidak diperolehkan digunakan  untuk sehari-hari,  dari segi keamanan dan ekonomis pun juga nilainya minim  (otomotif.net diakses 13 April 2013 pukul 15.38 WIB).
Ada  beberapa  faktor  mengapa  masyarakat  awam  mengganti  ban  sepeda   motor  nya  dengan  ban  racing.  Satu,  untuk  mendapatkan  performa  yang  lebih  baik.  Memang  sifat  ban  racing  yang  seperti  penulis  ungkapkan  diatas menjadi satu nilai positf, ban akan mendapat cengkraman di aspal yang  lebih baik, namun itu hanya berlaku di jalan yang rata, tidak ada hambatan,  tidak ada air dan bersuhu tinggi. Kedua, Masyarakat tidak mengetahui eksesekses  dari  penggunaan  ban  racing  itu  dan  beranggapan  semua  ban  adalah  sama.
Hal  ini  diperparah  dengan  tidak  dicantumkannya  petunjuk  informasi  penggunaan  untuk  keselamatan  konsumen  pada  label  ban.  Meskipun  ada,    namun  itu  dalam  Bahasa  Inggris  bukan  Bahasa  Indonesia.  Menurut  Pasal  7  huruf  b  Undang-Undang  Nomor  8  Tahun  1999  Tentang  Perlindungan  Konsumen menjelaskan  sudah menjadi keharusan atau kewajiban bagi pelaku  usaha  di  bidang  ban  untuk  mencantumkan  petunjuk  penggunaan,  informasi  dan peringatan  yang menunjang keselamatan bagi konsumen pemakai, pada  produk-produk ban yang dijual di  pasaran. Menurut undang-undang tersebut salah satu kewajiban pelaku usaha adalah ”memberikan informasi yang benar,  jelas,  jujur  mengenai  kondisi  dan  jaminan  barang  atau  jasa  serta  memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan”.
Selain itu pelaku usaha juga tidak melaksanakan aturan yang dilarang  pada Pasal  8 ayat  (1)  huruf j  Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang  Perlindungan Konsumen bahwa  Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau  memperdagangkan  barang  dan/atau  jasa  yang  “tidak  mencantumkan  informasi  dan/atau  petunjuk  penggunaan  barang  dalam  bahasa  Indonesia  sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku”.
Menurut UUPK, pelanggaran pada Pasal  8 Undang-Undang Nomor 8  tahun  1999  Tentang  Perlindungan  Konsumen  dapat  mengakibatkan  pelaku  usaha dikenakan sanksi pidana. Mengenai sanksi pidana diaturnya pada  Pasal 62  ayat  (1)  yang  berbunyi:  “Pelaku  usaha  yang  melanggar  ketentuan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  8,  Pasal  9,  Pasal  10,  Pasal  13  ayat  (2),  Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c huruf e, ayat (2) dan Pasal 18  dipidana  dengan  pidana  penjara  paling  lama  5  (lima)  tahun  atau  pidana  denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)”.
Dalam kaitannya dengan  Pasal  7 huruf b dan  Pasal  8  Pasal  1 huruf j,  pelaku  usaha  dapat  dikatakan  tidak  melaksanakan  kewajibannya  dalam  memberikan  informasi  yang  benar,  jelas,  dan  jujur  mengenai  kondisi  dan  jaminan pada produk ban racing-nya.
Dengan  tidak  adanya  petunjuk  informasi  pengunaan  dan  prosedur  pemakaian  atau  pemanfaatan  barang  dan/atau  jasa  demi  keselamatan,  maka  konsumen pun tidak dapat melaksanakan kewajibannya seperti yang tecantum  pada  Pasal  5  huruf  a  UUPK  yaitu,  “membaca  atau  mengikuti  petunjuk    informasi  dan  prosedur  pemakaian  atau  pemanfaatan  barang  dan/atau  jasa  demi  keamanan  dan  keselamatan”.  Ketentuan  mengenai  hak  dan  kewajiban  pelaku  usaha  dan  konsumen  merupakan  hubungan  timbal  balik,  apabila  pelaku  usaha  tidak  melaksanakan  kewajibannya,  maka  terbitlah  hak  konsumen  untuk  mendapatkan  kompensasi  dan  ganti  rugi  dari  pihak  produsen.
Sehingga  berdasarkan  hal  tersebut  diatas,  mendasari  penulis  untuk  membahas  permasalahan  mengenai  bentuk  perlindungan  konsumen  ban  motor  racing  dengan  mengambil  judul  “PERLINDUNGAN  TERHADAP  KONSUMEN BAN MOTOR RACING  SEBAGAI UPAYA PREVENTIF  DARI  BAHAYA  KECELAKAAN  BERDASARKAN  UNDANGUNDANG  NOMOR  8  TAHUN  1999  TENTANG  PERLINDUNGAN  KONSUMEN”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis  merumuskan  permasalahan  yang  akan  dibahas  dan  diteliti  lebih  dalam.
Adapun  beberapa  permasalahan  yang  akan  dibahas  dalam  penelitian  ini  adalah:.
a.  Bagaimana  perlindungan  konsumen  ban  motor  racing  menurut  Undang-Undang  Nomor  8  Tahun  1999  tentang  Perlindungan  Konsumen?.
b.  Bagaimana upaya penyelesaian sengketa konsumen ban motor  racing  menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan  Konsumen?.
C. Tujuan Penelitian.
Di  dalam  penulisan  hukum  pasti  ada  tujuan  yang  hendak  dicapai.
Tujuan  penelitian  hendaknya  harus  jelas  sehingga  dapat  memberikan  arah  dalam  pelaksanaan  penelitian.  Adapun  tujuan  dari  penulisan  hukum  ini  adalah: .
  1.  Tujuan Objektif.
a.  Untuk  mengetahui  perlindungan  terhadap  konsumen  ban  motor  racing  berdasarkan    Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang  Perlindungan Konsumen.
b.  Untuk  mengetahui  upaya  penyelesaian  sengketa  konsumen  ban  motor  racing  menurut  Undang-Undang  Nomor  8  Tahun  1999  tentang Perlindungan Konsumen.
2.  Tujuan Subjektif.
a.  Untuk  menambah,  memperluas,  serta  mengembangkan  ilmu  dan  pengalaman  penulis  serta  pemahaman  mengenai  aspek  hukum  di  bidang  hukum  adminitrasi  negara,  terutama  dalam  mengkaji  mengenai  perlindungan  konsumen  ban  motor  racing  sebagai  upaya  preventif dari bahaya kecelakaan.
b.  Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama dalam  menyusun  karya  ilmiah  untuk  memenuhi  persyaratan  yang  diwajibkan dalam meraih gelar kesarjanaan di bidang  Ilmu Hukum  pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
D. Manfaat Penelitian.
Di dalam penelitian sangat diharapkan adanya manfaat dan kegunaan  dari  penelitian,  karena  suatu  penelitian  ditentukan  oleh  besarnya  manfaat  yang  dapoat  diambil  dari  penelitian  tersebut.  Penulis  berharap  bahwa  dari  penelitian penulisan hukum ini akan bermanfaat bagi penulis maupun orang  lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan hukum ini adalah: 1.  Manfaat Teoritis.
a.  Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran  dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada  umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya.
b.  Hasil penelitian diharapkan memperkaya referensi, literatur dan bahan  informasi ilmiah yang dapat digunakan untuk penelitian dan penuli san  hukum sejenis di masa yang akan datang.    2.  Manfaat Praktis .
a.  Menjadi media bagi penulis untuk mengembangkan penalaran dan pola  pikir ilmiah dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama masa  perkuliahan.
b.  Untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.
c.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  membantu  pihak-pihak  yang  terkait dengan masalah yang diteliti.

 Skripsi Hukum: Perlindungan Terhadap Konsumen Ban Motor Racing Sebagai Upaya Preventif Dari Bahaya Kecelakaan

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi