Jumat, 05 Desember 2014

Skripsi Hukum: Pertanggungjawaban pidana tindak pidana judi online di Indonesia

BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  LATAR BELAKANG.
Skripsi Hukum: Pertanggungjawaban pidana tindak pidana judi online di Indonesia
Era globalisasi seperti sekarang ini bermula pada revolusi transportasi, dan  elektronika yang begitu pesat.  Di samping pertambahan dan kecepatan lalu lintas  barang dan jasa, berkembang pula secara cepat globalisasi gagasan modern seperti  negara,  konstitusi,  nasionalisme,  kapitalisme,  demokrasi,  sekularisme,  industri  dan perusahaan media massa.

Sebut  misalnya    perusahaan  multimedia  sekarang  ini,  mereka  sedang  terlibat kompetisi memperebutkan pasar global. Mereka bersaing untuk menguasai  dunia  informasi,  yang  bias  dijual  ke  pasar  internasional.  Bangsa  –  bangsa  lain  yang  belum  banyak  mengenal  informasi  barukemudian  bersaing  untuk  membeli  atau  mengaksesnya  dengan  harga  yang  mahal,  baik  harga  dengan  pengertian  ekonomi maupun dengan “harga” moral, ideologi, dan agama (Abdul Wahid dan  Mohammad  Labib,  2010:4).  Sebagai  fenomena  baru,  era  globalisasi  belum  memiliki  definisi  yang  mapan.  Ada  yang  memandangnya  sebagai  suatu  proses  social  atau  proses  sejarah,  atau  proses  alamiah  yang  akan  membawa  seluruh  bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan  kehidupan  baru  atau  kesatuan  konsistensi  dengan  menyingkirkan  batas  –  batas  geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat (A. Nawawi Rambe, 2004:8).
Sekat  –  sekat yang membedakan antara satu bangsa dengan bangsa laian  telah digeser oleh pola lintas komunikasi global. Manusia dan bangsa  –  bangsa di  muka  bumi  ini  telah  dibangunkan  “rumah  baru”  oleh  kemajuan  teknologi  informasi. “rumah baru” yang dibangun melalui keunggulan teknologi satelit telah  menjadi  konstruksi  yang  berisi  multi  pluralitas  bangsa  –  bangsa  di  muka  bumi.
Kita bisa berkenalan dan mengadakan komunikasi dengan gampang.
Tarmidzi Thaher juga menyatakan, ketika sistem informasi dibantu dengan  satelit, maka planet bumi seakan menjadi kecil. Barangkali hampir seluruh sudut  bumi,  bahkan  perut  bumi  dapat  dipotret  oleh  manusia  dan  dalam  waktu  yang    bersamaan  gambar  dan  berbagai  penjelasan  detailnya  bisa  disebarluaskan  ke  seluruh penjuru dunia (Abdul Wahib dan Mohammad Labib,2010:4).
Perkembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  mempunyai  peranan  penting  yang  tidak  dapat  dipandang  sebelah  mata.  Perkembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  telah  merambah  di  berbagai  bidang,  mulai  dari  pendidikan, perdagangan, sosial, politik, kebudayaan, dan pertahanan keamanan.
Teknologi  dalam  perkembangan  masyarakat,  secara  filosofis  juga  dapat  dipandang sebagai “tombak bermata tiga” yakni (J.Sudarminta,2004: 20-30): a.  Teknologi  sebagai  pembebas,  ketika  teknologi  merupakan  faktor  utama  penentu kemajuan dan kesejahteraan hidup manusia; b.  Teknologi sebagai ancaman, ketika teknologi mempunyai sifat dasar yang  bertentangan dengan kepenuhan hidup manusia; c.  Teknologi  sebagai  alat  kekuasaan,  ketika  teknologi  memiliki  sifat  yang  mendua  (baik  dan  buruk)  tergantung  dari  konteks  sosial  yang  melingkunginya.
Dalam  perkembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  tidak  dapat  dilepaskan  dengan  perkembangan  internet  yang  merupakan  komponen  penting  dalam  perkembangan  tersebut.  Berbagai  macam   manfaat  internet   di  antaranya  (Fransisca Halim, 2013:2): 1.  Sebagai  media  komunikasi,  merupakan  fungsi  internet  yang  paling  banyak digunakan. Setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan  pengguna lainnya dari seluruh dunia tanpa perlu bertemu (face to face).
2.  Sebagai  media  pertukaran  data.  Menggunakan  layanan  atau  fitur  yang  disediakan  seperti  email,  newsgroup¸dan  www  (world  wide  web)  para  pengguna  internet  di  seluruh  dunia  dapat  saling  tukar  informasi  dengan  cepat dan mudah.
3.  Sebagai  tempat  untuk  promosi  bisnis  maupun  transaksi  eletronik  dalam  perdagangan.
  Menurut  data  Internet  World  Stats  sebagai  salah  satu  situs  pencatat  pertumbuhan dan perkembangan pengguna internet di dunia menyebutkan dari 7  milyar  populasi  penduduk  di  bumi,  lebih  dari  2  milyar  di  antaranya  merupakan  penduduk  aktif  yang  menggunakan  internet  dan  55  juta  penduduk  di  antaranya  adalah penduduk Indonesia. Jumlah ini meningkat 27 kali lipat dbandingkan tahun  2010 silam. (Josua Sitompul, 2012:2).
Jumlah  tersebut  dapat  dikatakan  bahwa,  masyarakat  dunia  semakin  lama  semakin banyak yang menggunakan teknologi internet dalam kehidupan sehari  – hari  yang  berarti  semakin  dapat  merasakan  manfaat  dari  adanya  perkembangan  teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Dengan perkembangan masyarakat  yang  semakin  melek  teknologi,  internet  seakan  –  akan  menjadi  perpindahan  realitas  kehidupan,  dari  kehidupan  nyata  ke  kehidupan  maya.  Seseorang  yang  ingin membeli barang tidak perlu datang ke tempat penjual untuk melihatbarang  yang  akan  dibeli,  tapi  cukup  di  depan  komputer  yang  tersambung  di  internet  dengan menekan tuts – tuts pada komputer terlihatlah barang yang diinginkan.
Namun,  berbagai  macam   manfaat  positif  dari  perkembangan  teknologi  dan  informasi  tersebut,   juga  membawa  manfaat  negatif  yang  tidak  dapat  dipisahkan.  Di  sisi  lain  timbul  pikiran  pihak  –  pihak  lain  yang  dengan  iktikad  tidak baik mencari keuntungan dengan melawan hukum, yang berarti melakukan  pelanggaran  dan  kejahatan  dengan  menggunakan  internet  (Niniek  Suparni,  2009:1).  Kejahatan  ini  sering  dipersepsikan  sebagai  kejahatan  yang  dilakukan  dalam ruang atau wilayah siber (Abdul Wahid dan Mohammad Labib,2005:65).
Berdasarkan  pernyataan  tersebut,  kejahatan  yang  dilakukan  di  area  yang  memiliki  ruang  lingkup  yang  sangat  luas  ini  digolongkan  dalam  terminologi  cyber crime.  Menurut Sutanto,  cyber crime  secara garis besar terdiri dari 2 jenis  yaitu:  a.  Kejahatan yang menggunakan teknologi informasi sebagai fasilitas.
Contoh-contoh dari aktivitas ini adalah pembajakan (copyright atau  hak cipta intelektual, dan lain-lain); pornografi; pemalsuan dan pencurian     kartu  kredit  (carding);  penipuan  lewat  e-mail;  penipuan  dan  pembobolan  rekening  bank;  perjudian   online;  terorisme;  situs  sesat;  materi-materi  internet yang berkaitan dengan isu SARA (seperti menyebarkan kebencian  etnik  dan  ras  atau  agama),  transaksi  dan  penyebaran  obat  terlarang;  transaksi seks; dan lain-lain.
b.  Kejahatan  yang  menjadikan  sistem  dan  fasilitas  teknologi  informasi  sebagai sasaran.
Cyber crime  jenis ini bukan memanfaatkan komputer dan internet  sebagai  media  atau  sarana  tindak  pidana,  melainkan  menjadikannya  sebagai  sasaran.  Contoh  dari  kejahatan  ini  adalah  pengaksesan  suatu  sistem  secara  ilegal  (hacking),  perusakan  situs  internet  dan  server  data  (cracking), serta defacting (Sutanto, Hernawan Sulistyo dan Tjuk Sugiarto,  2005:21).
Salah satu kejahatan dunia maya yang sering disebut dengan  (cyber crime) yang  sedang  berkembang  adalah  kejahatan  perjudian  online.  Jenis  kejahatan  ini  belum  begitu  dikenal  (booming)  pada  masayarakat  luas.  Selain  cara  untuk  melakukan  perjudian  memerlukan  sarana  yang  lebih  maju  yakni  komputer  dan  chip,  masyarakat  lebih  mengetahui  berbagai  macam  judi  secara  konvensional  seperti judi togel, capji kia, dan lain sebaginya.  Namun, meskipun kejahatan ini  belum  begitu  dikenal,  berbagai  kasus  tentang  perjudian  online  telah  banyak  terungkap.
Di  antaranya kasus yang terjadi ialah pada tahun 2010, Pengadilan Negeri  Purwokerto  mengadili  terdakwa  Warsinu  alias  Sinu  bin  Sandihardjo  dengan  pidana  6  bulan  penjara  karena  terbukti  secara  sah  dan  meyakinkan  melakukan  tindak  pidana  tanpa  hak  dengan  sengaja  menawarkan  kesempatan  kepada  khalayak  umum  untuk  melakukan  permainan  judi  sesuai  dengan  dakwaan  Pasal  303  ayat  (1)  ke  -2  KUHP,  dengan  kata  lain  terdakwa  terbukti  sebagai  bandar  perjudian online (Mahkamah Agung, 2010:1).
Kasus  mengenai  perjudian  online  lainnya  ialah  kasus  diadilinya  Dedi  Hermanto  alias  Sender Bin  Wari Kumpul di Pengadilan Negeri Pekalongan pada    tahun  2012.  Terdakwa  terbukti  secara  sah  dan  meyakinkan  bersalah  melakukan  tindak pidana perjudian sesuai dakwaan pada Pasal 27 ayat 2 jo Pasal 45 Un dang  –  Undang  Nomor  11  Tahun  2008  tentang  Informasi  dan  Transaksi  Elektronik.
(Mahkamah Agung, 2012:1) Mencermati  dari  dua  kasus  di  atas  terdapat  beberapa  kesamaan  yakni  pertama,  modus  operandi  yang  dilakukan.  Kejahatan  yang  dilakukan  oleh  para  terdakwa  ialah  sebagai  fasilitator  penyedia  layanan  judi  online.  Kedua,  tempus  delicti. Kedua kasus tersebut dilakukan setelah disahkannya Undang – Undang No  11  Tahun  2008  tentang  Informasi  dan  Transaksi  Elektronik.  Namun,  dari  kesamaan  tersebut  terdapat  perbedaan  pada  pengenaan  Pasal  yang  didakwakan  kepada para terdakwa.
Berdasarkan  hal  tersebut,  Penulis  tertarik  untuk  melakukan  suatu  penelitian mengenai sinkronisasi dari berbagai peraturan yang mengatur mengenai  perjudian,  khususnya  mengenai  perjudian  online  Untuk  itu  Penulis  termotivasi  untuk  menulis  penulisan  hukum  yang  berjudul  PERTANGGUNGJAWABAN  PIDANA TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA.
B.  RUMUSAN MASALAH.
Untuk  memecahkan  pokok  permasalahan  secara  jelas  dan  sistematis,  diperlukan  perumusan  masalah.Perumusan  masalah  juga  dibuat  untuk  lebih  menegaskan  masalah  yang  akan  diteliti,  untuk  menemukan  pemecahan  masalah  yang tepat dan dapat mencapai tujuan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah  di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :.
1.  Bagaimana  sistem  pengaturan  pertanggungjawaban  pidana  terhadap  tindak  pidana judi online di Indonesia?.
2.  Siapa  sajakah  yang  dapat  dimintai  pertanggungjawaban  pidana  terhadap  tindak pidana judi online di Indonesia?.
  C.  TUJUAN PENELITIAN.
Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  memberi  arah  dalam  melangkah  sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis  dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:.
1.  Tujuan Obyektif.
a.  Mengetahui  sistem  pengaturan  pertanggungjawaban  pidana  terhadap  tindak pidana judi online di Indonesia.
b.  Mengetahui siapa sajakah yang dapat dikenai pertanggungjawaban pidana  terhadap tindak pidana judi online di Indonesia.
2.  Tujuan Subyektif.
a.  Menambah, memperluas dan mengembangkan wawasan penulis di bidang  hukum pidana, serta pemahaman aspek hukum baik teori maupun praktek  dalam ranah hukum;.
b.  Melengkapi  syarat  akademis  guna  memperoleh  gelar  sarjana  di  bidang  ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta; c.  Menerapkan ilmu dan teori-teori ilmu hukum yang telah penulis dapatkan  dalam penelitian ini.
D.  MANFAAT PENELITIAN.
Dalam  suatu  penelitian  sangat  diharapkan  dapat  memberikan  suatu  manfaat  dan  kegunaan  bagi  penulis  itu  sendiri  serta  masyarakat  umum.  Adapun  manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :.
1.  Manfaat Teoritis.
a.  Menambah  pengetahuan  ilmu  hukum  mengenai  sistem  pengaturan  pertanggungjawaban  pidana  terhadap  tindak  pidana  judi  online  di  Indonesia;.
b.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran  dan  landasan  teoritis  bagi  pengembangan  ilmu  hukum  pada  umumnya  serta hukum pidana khususnya; .
  c.  Sebagai  salah  satu  sarana  untuk  menambah  referensi  dan  literatur  yang  dapat  digunakan  untuk  melakukan  kajian  hukum  dan  penulisan  ilmiah  bidang hukum selanjutnya;.
d.  Untuk mendalami teori-teori yang telah penulis peroleh selama menjalani  kuliah strata satu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta  dan memberikan landasan untuk penelitian lebih lanjut.
2.  Manfaat Praktis.
a.  Guna memberi jawaban atas permasalahan yang akan diteliti;.
b.  Guna  mengembangkan  penalaran  dan  membentuk  pola  pikir  yang  dinamis serta untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penulis dapat  menerapkan ilmu yang telah diperoleh;.
c.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan membantu  penelitian bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti.

 Skripsi Hukum: Pertanggungjawaban pidana tindak pidana judi online di Indonesia

Download lengkap Versi PDF

1 komentar:

  1. haloo, agan link downloadnya sudah tidak bisa, saya ingin mempelajari hal ini lebih lanjut, bisa kah kamu memberikan link yang bekerja dengan baik ? atau dapatkah kamu mengirimkannya ke email saya di ilkhamuddinrs@gmail.com , hal ini saya butuh kan untuk membantu saya menyelesaikan tugas akhir saya

    BalasHapus

pesan skripsi