Kamis, 04 Desember 2014

Skripsi Hukum: Pertanggungjawaban pos Indonesia dalam pengiriman paket kilat khusus berdasar undang-undang nomor 38 tahun 2009 tentang pos

  BAB I .
PENDAHULUAN .
A.  LATAR BELAKANG MASALAH .
Skripsi Hukum: Pertanggungjawaban pos Indonesia dalam pengiriman paket kilat khusus berdasar undang-undang nomor 38 tahun 2009 tentang pos
Negara  Indonesia  merupakan  negara  yang  terus  mengupayakan  pembangunan  dan  perkembangan  perekonomiannya  terutama  dibidang  perdagangan  dan  perindustrian.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  hasil  produksi  dalam  negeri  yang  menghasilkan  berbagai  variasi  barang  dan  jasa  yang  dapat dinikmati oleh konsumen. Pada era globalisasidan perdagangan bebas  yang  didukung  oleh  kemajuan  arus  teknologi  komunikasi  dan  informatika  telah  memperluas  ruang  gerak  arus  barang  dan  atau  jasa  yang  ditawarkan  baik berasal dari produksi dalam negeri maupun luarnegeri. Pengangkutan  merupakan  salah  satu  unsur  yang  penting  dan  berfungsi  sebagai  urat  nadi  kehidupan  dan  perkembangan  ekonomi,  politik,  sosial,  dan  aktifitas  penduduk  yang  tumbuh  bersamaan  dan  mengikuti  perkembangan  yang  terjadi  dalam  berbagai  bidang  dan  sektor.  (Abdul  Kadir,  2006:123).

Perpindahan arus barang dan atau jasa tidak lagi hanya terbatas pada suatu  tempat  atau  daerah  tertentu  saja,  namun  sekarang  perpidahan  barang  dan  atau jasa dapat dilakukan antar daerah, antar pulau, bahkan dapat dilakukan  melewati batas wilayah negara.
Efficient  transportation  is  key  to  America’s  competitiveness  in  the  global economy. In reducing congestion, enhancing economic productivity,  connecting  people  with  jobs  with  people,  and  serving  as  a  catalyst  for  economic  development,  good  transportation  networks  are  central  to  America’s  health  and  well-being.  Americans  make  their  travel  choices  on  the  basis  of  smart  and  logical  decision-making.  If  public  transportation  offers  a  convenient  ,  comfortable,  reliable  and  affordable  transportation  option,  the  traveler  is  likely  to  take  the  good  deal  and  use  public  transportation.  In  places  where  accessible,  high  quality  public  transportation service exist, a high percentage of  the traveling public uses  the sevice (MD Sarder & Mohd Fairuz Shiratuddin, 2010:ii).
  Dalam mengadakan kegiatan pengiriman barang dan a tau jasa dari  dan  ke  seluruh  wilayah  Indonesia  bahkan  hingga  ke  luar  negeri,  seorang    tidak  akan  dapat  memenuhi  kebutuhannya  dengan  mengadakan  atau  mengusahakannya  seorang  diri.  Salah  satu  cara  untuk memenuhi  atau  memperoleh  kebutuhannya  tersebut  dengan  menggunakan jasa  pihak  lain,  sehingga  timbul  suatu  hubungan  antara  satu  pihak  dengan  pihak  lainnya.
Dalam hal ini pengirim paket pos sebagai pengguna  jasa pengiriman paket  pos dan PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai penyedia jasa pengiriman paket  pos.
  Dalam mengatur penyelenggaraan jasa pengiriman po s pemerintah  Indonesia  menuangkan  dalam  bentuk  peraturan  perundang  undangan  yaitu  Undang-Undang  Nomor  6  Tahun  1984  tentang  Pos  sebagaimana  telah  diubah  dengan  Undang-Undang  Nomor  38  Tahun  2009  tentang  Pos.
Pembangunan  dibidang  pos  merupakan  salah  satu  elemen  pembangunan  yang direncanakan oleh Pemerintah dibidang pelayanan umum yang sering  digunakan masyarakat dengan biaya terjangkau. Berpedoman pada UndangUndang  Nomor  38  Tahun  2009  pemerintah  memiliki  tujuan  agarPT.  Pos  Indonesia (Persero) dapat meningkatkan kualitas layanan, membuka peluang  usaha, menunjang pembangunan, memperlancar perekonomian nasional, dan  mendukung kegiatan pemerintah dengan memberikan pelayanan yang sebaik  mungkin bagi seluruh masyarakat Indonesia.
  Dalam  mewujudkan  semua  tujuan  tersebut  dan  untuk  memenuhi  kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, PT. PosIndonesia (Persero)  berusaha  untuk  meningkatkan  kualitas  dan  kuantitas  pelayanan.  PT.  Pos  Indonesia (Persero) telah menyediakan beberapa pilihan kiriman paket baik  pengriman  wesel,  barang,  maupun  surat.  Dalam  melakukan  pengiriman,  pengirim  dapat  memilih  layanan  sesuai  dengan  kebutuhannya.  Salah  satu  jenis pelayanan yang ditawarkan untuk memperlancar  arus lalu lintas barang  dari  suatu  tempat  ke  tempat  lain  adalah  melalui  pengiriman  paket  pos.
Layanan paket adalah kegiatan layanan pengambilan,  penerimaan, dan/ atau  pengantaran barang.
  Berpedoman pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 PT. Pos  Indonesia (Persero) dihadapkan dengan sejumlah tantangan tentang kesiapan    PT. Pos Indonesia (Persero) dalam menghadapi pesaingnya, upaya apa yang  telah  dilakukan  oleh  PT.  Pos  Indonesia  (Persero)  dalam  menghadapi  tuntutan pengguna jasa yang semakin kritis terlebihsaat ini dunia memasuki  era  globalisasi.  Serangkaian  jawaban  terhadap  pertanyaan  di  atas  akan  menjadi  tolok  ukur  keberhasilan  PT.  Pos  Indonesia  (Persero)  dalam  melakukan  peningkatan  pelayanan  terhadap  masyarakat.  Diubahnya  Undang-Undang  Nomor  6  Tahun  1984  tentang  Pos  menjadi  UndangUndang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos merupakan sebagai upaya untuk  lebih  meningkatkan  pembinaan,  pengelolaan  dan  pengawasan  terhadap  penyelenggaraan  pos  di  Indonesia  agar  sesuai  dengan perkembangan  kehidupan rakyat dan bangsa  Indonesia serta lebih berhasil  guna dan daya  guna. Pengangkutan dengan pos memiliki karakteristik dan keunggulan yang  khusus  dibandingkan  pengangkutan  yang  lain.  PT  Pos  Indonesia  memiliki  cabang-cabang  hampir  di  setiap  kecamatan,  dapat  menjangkau  ke  seluruh  pelosok tanah air dengan biaya relatif lebih murah.Sistem transportasi yang  baik menjadikan barang bisa dikirim ke tempat yang  tepat pada waktu yang  tepat  dalam  memenuhi  permintaan  konsumen.  Hal  ini  membawa  dampak  positif, dan juga membangun hubungan baik antara produsen dan konsumen  (Michael A. P Taylor, 2005:1662).
  Undang-Undang  Nomor  38  Tahun  2009  tentang  Pos  men jelaskan  bahwa kegiatan pos yang dapat diselenggarakan oleh  badan usaha meliputi  layanan  komunikasi  tertulis  dan/  atau  surat  elektronik,  layanan  paket,  layanan  logistik,  layanan  transaksi  keuangan  dan  layanan  keagenan  pos.Pengangkutan dengan pos antara pengirim dan PT  Pos Indonesia terjadi  perjanjian pengangkutan berupa perikatan yaitu pihak pengirim mengikatkan  diri untuk membayar ongkos, sedangkan PT Pos Indonesia mengikatkan diri  untuk  mengantarkan  pos  milik  pengirim  (Purwosutjipto,  1995:84).
Perjanjian  pengangkutan  antara  PT  Pos  Indonesia  dengan  pengirim  menimbulkan  perikatan.  Perikatan  adalah  hubungan  hukum,  yang  artinya  hubungan yang diatur dan diakui oleh hukum, suatu hubungan yang berada  di  luar  lingkungan  hukum  bukan  merupakan  perikatan  (R.  Setiawan  S.H,    1997:3). Perikatan ini mengakibatkan hak dan kewajiban. Pengirim berhak  atas  kirimannya  sampai  ditangan  penerima  dan  pengirim  berkewajiban  untuk  membayar  ongkos  pengiriman  pada  PT.  Pos  Indonesia  (Persero),  sedangkan  PT.  Pos  berhak  untuk  menerima  ongkos  kiriman  dan  berkewajiban untuk mengantarkan barang pos milik pengirim.
  Menurut  sistem  hukum  Indonesia,  pembuatan  perjanj ian  pengangkutan tidak diisyaratkan harus tertulis, cukup dengan lisan, asal ada  persetujuan  kehendak  (konsensus)  (Purwosutjipto,  1995:10).PT  Pos  Indonesia  dalam  menyelenggarakan  pengangkutan  pos  tidak  dilaksanakan  sendiri  saja.  PT  Pos  Indonesia  bekerja  sama  dengan  semua  pengusaha  pengangkutan umum baik darat, laut, dan udara yang  disebut interkoneksi.
Kerja sama tidak hanya dilakukan dengan pengangkutan umum, kerjasama  juga dilakukan dengan pengangkutan  yang bukan untukumum. Kerjasama  pengangkutan  dapat  dilakukan  dalam  bentuk  perjanjian  pengangkutan.
Perjanjian ini dibuat oleh PT Pos Indonesia pusat,  yaitu antara lain dengan  PT  Garuda  Indonesia,  Perum  DAMRI,  PT  Pelayaran  Nasional  Indonesia,  dan angkutan Tentara Nasional Indonesia. Interkoneksi juga dilakukan untuk  dapat melakukan penyelenggaraan pos untuk layanan pos universal. PT Pos  Indonesia  ditingkat  bawah  hanya  melaksanakan  perjanjian  yang  dibuat  antara  PT  Pos  Indonesia  pusat  dengan  pihak  pengangkut.  Para  pengusaha  pengangkutan  wajib  mengangkut  pos  yang  diserahkan  kepadanya  oleh  PT  Pos  Indonesia  dengan  memperoleh  imbalan  sesuai  dengan  ketentuan  yang  berlaku.  Sesuai  dengan  ketentuan  Pasal  15  dan  Pasal 16  Undang-Undang  Nomor 38 Tahun 2009.
  Penyelenggaraan  pengiriman  pos  menghadapi  suatu  r isiko  kerugian-kerugian tertentu bagi pengguna jasa pengiriman paket pos seperti  halnya  keterlambatan  dalam  hal  pengirimannya  atau  bahkan  menyebabkan  kerusakan  atau  hilangnya  kiriman  tersebut.  Penyelenggara  pos  wajib  bertanggungjawab  terhadap  kerugian  yang  diderita  oleh  pengirim  karena  kesalahan  yang  dilakukan  oleh  penyelenggara  pos  kecuali  pihak    penyelenggara  dapat  membuktikan  sebaliknya,  hal  ini sesuai  dengan  ketentuan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009.
  Kerugian  dapat  disebabkan  oleh  perbuatan  melawan  hukum,  kelalaian  dan  wanprestasi  yang  dilakukan  salah  satu pihak.  Pihak  yang  melakukan  perbuatan  melawan  hukum,  kelalaian  dan  wanprestasi  mempunyai kewajiban untuk membayar ganti rugi yang  timbul, sedangkan  pihak  yang  dirugikan  berhak  menggugat  ganti  rugi  kepada  pihak  yang  melakukan  ketiga  hal  diatas.  Hal  ini  sudah  ditentukan  dalam  Pasal  1365,  1366, dan 1367 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata).
  Dalam  Pasal  1365  KUH  Perdata  disebutkan“Tiap  perb uatan  melanggar  hukum  dan  membawa  kerugian  kepada  orang  lain,  mewajibkan  orang  yang  menimbulkan  kerugian  itu  karena  kesalahannya  untuk  mengganti  kerugian  tersebut”.  Pasal  1366  KUH  Perdatadisebutkan  “Setiap  orang  bertanggungjawab,  bukan  hanya  atas  kerugian  yang  disebabkan  perbuatan-perbuatan,  melainkan  juga  atas  kerugian  yang  disebabkan  kelalaian  atau  kesembronoannya”.  Pasal  1367  KUH  Perdatadisebutkan“Seseorang  tidak  hanya  bertanggungjawab  atas  kerugian  yang  disebabkan  perbuatannya  sendiri,  melainkan  juga  atas  kerugian  yang  disebabkan  perbuatan  orang-orang  yang  menjadi  tanggungannya,  atau  disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasannya”.
  Berpedoman ketiga Pasal tersebut, terlihat jelas  bahwa pihak yang  melakukan  perbuatan  melawan  hukum,  kelalaian  dan  wanprestasi  yang  menimbulkan  kerugian  wajib  mengganti  kerugian.PT  Pos  Indonesia  bertanggungjawab  kepada  pengirim  apabila  terjadi  kehilangan  atau  kerusakan isi surat atau isi paket pos yang dikirimsesuai dengan besarnya  harga tanggungan, hal ini berdasarkan ketentuan Pasal 31 Undang-Undang  Nomor 38 Tahun 2009.
  Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 telah mengatur  ketentuan  mengenai  perbuatan  melawan  hukum  yang  dilakukan  oleh  penyelenggara  pos.  Tertuang  dalam  Pasal  42  Undang-Undang  Nomor  38 Tahun  200yaitu“setiap  Penyelenggara  Pos  yang  melanggar  ketentuan  sebagaimana    dimaksud  dalam  Pasal  10  ayat  (1)  dipidana  dengan  pidana  penjara  paling  lama  7  (tujuh)  tahun  atau  denda  paling  banyak  Rp  2.000.000.000,00  (dua  miliar rupiah”).
  Pelayanan pos yang dilakukan PT Pos Indonesia Kab upaten Klaten  dari  tahun  ke  tahun  terus  mengalami  peningkatan.  Jumlah  paket  pos  yang  datang dan yang harus dikirim meningkat, hal ini didukung dengan semakin  meningkatnya  mobilitas  pengiriman  dan  penerimaan  barang  di  Kabupaten  Klaten.  Letak  Kabupaten  Klaten  yang  mudah  diakses  juga  mendorong  majunya pengiriman barang dan jasa karena terletak di antara dua kota besar  yaitu Kota Surakarta dan Kota Jogyakarta.
  Perpindahan  arus  barang  yang  sangat  tinggi  membuat  penyelenggara pos dituntut untuk melakukan pengiriman secara baik, sesuai,  dan  tepat  waktu.  PT  Pos  Indonesia  menghadapi  persoalan  apabila  terjadi  keterlambatan,  kerusakan,  dan  kehilangan  atautidak  sampainya  paket  pos  yang dikirim ke tempat tujuan, hal ini menimbulkan  kerugian bagi pengirim  atau  penerima.  Pengirim  dapat  meminta  pertanggungjawaban  PT  Pos  Indonesia  karena  sejak  paket  pos  diterima  oleh  pihak  pos,  maka  menjadi  tanggungjawab sepenuhnya pihak pengangkut yaitu PT Pos Indonesia.
  Berdasar  uraian  diatas,  penulis  terdorong  untuk  m eneliti  pertanggungjawaban  PT  Pos  Indonesia  dalam  pengiriman  paket  pos  berdasar  Undang-Undang  Nomor  38  Tahun  2009  di  Kabupaten  Klaten  untuk  dijadikan  judul  dalam  penulisan  hukum(skripsi):  PERTANGGUNGJAWABAN  POS  INDONESIADALAM  PENGIRIMAN  PAKET  KILAT  KHUSUS  POS  BERDASAR  UNDANG-UNDANG  NOMOR  38  TAHUN  2009  TENTANG  POS  (Studi Kasus Di PT. Pos Indoneisa Cabang Klaten).
B.  Rumusan Masalah .
   Berlatar  belakang  dari  permasalahan  yang  telah  penulis  kemukakan  di  atas,  maka  dalam  penulisam  hukum  (skripsi)  ini  penulis  merumuskan  beberapa  permasalahan sebagai berikut:.
1.  Bagaimana  pelaksanaan  pengiriman  paket  kilat  khusus  di  PT.  Pos  Indonesia  (Persero) Cabang Klaten?.
2.  Bagaimana  Pertanggungjawaban  PT.  Pos  Indonesia  (Persero)  Cabang  Klaten  terhadap  keterlambatan,  kerusakan,  dan  Kehilangan  pengiriman  paket  kilat  khusus? .
C.  Tujuan Penelitian .
“Penelitian  merupakan  suatu  kegiatan  ilmiah  yang  berkaitan  dengan  analisa  dan  kontruksi,  yang  dilakukan  secara  metodologis,  sistematis  dan  konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metodeatau cara tertentu; sistematis  adalah berdasarkan suatu sistim, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal  yang  bertentangan  dalam  suatu  kerangka  tertentu”  (Soerjono  Soekanto,  2012:  42).Pernyataan tersebutdiperkuat “Tujuan penelitiandirumuskan secara deklaratif,  dan  merupakan  pernyataan-pernyataan  tentang  apa  yang  hendak  dicapai  dengan  penelitian tersebut” (Soerjono Soekanto. 2012: 118-119).
Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas guna memberikan arah  dalam  melaksanakan  penelitian  agar  sesuai  dengan  maksud  dilaksanakannya  penelitian tersebut. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1.  Tujuan Objektif .
a.  Mengetahui perjanjian antara pengirim dengan penyelenggara pos dalam  pengiriman  paket  kilat  khusus  di  PT.  Pos  Indonesia  (Persero)  cabang  Klaten.
b.  Mengetahui  pertanggungjawaban  PT.  Pos  Indonesia  (Persero)  cabang  Klaten  terhadap  keterlambatan,  kerusakan  dan  kehilangan  pengirirman  paket kilat khusus.
2.  Tujuan Subyektif .
  a.  Memperoleh  suatu  hasil  penelitian  sebagai  bahan  untuk  penyusunan  penulisan  hukum(skripsi)  sebagai  salah  satu  syarat  untuk  mendapatkan  gelar  kesarjanaan  di  bidang  Ilmu  Hukum  pada  Fakultas  Hukum  Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b.  Menambah,  memperluas,  dan  mengembangkan  wawasan  serta  pengetahuan  penulis  mengenai  aspek  ilmu  hukum  khususnya  mengenai  pertanggungjawaban  PT.  Pos  terhadap  pengiriman  paket  kilat  khusus  terhadap keterlambatan, kerusakan, dan kehilangan.
c.  Menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah penulis peroleh agar  dapat  memberikan  manfaat,  khususnya  bagi  penulis  sendiri  dan  masyarakat pada umumnya.
Skripsi Hukum: Pertanggungjawaban pos Indonesia dalam pengiriman paket kilat khusus berdasar undang-undang nomor 38 tahun 2009 tentang pos



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi