Senin, 08 Desember 2014

Skripsi Hukum: Tanggung Jawab Joint Operating Body (Job) Pertamina-Talisman Jambi Merang Terhadap Perlindungan Lingkungan Hidup

BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang.
Skripsi Hukum: Tanggung Jawab Joint Operating Body (Job) Pertamina-Talisman Jambi Merang Terhadap Perlindungan Lingkungan Hidup
Lingkungan  hidup  Indonesia  yang  dianugerahkan  Tuhan  Yang  Maha  Esa  kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib  dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber  dan  penunjang hidup bagi masyarakat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainnya  demi  kelangsungan  kualitas  hidup  itu  sendiri.  Dalam  mewujudkan  tujuan  nasional  bangsa  Indonesia  melaksanakan  pembangunan  secara  terencana  dan  bertahap  pada  pembangunan jangka panjang sampai sekarang ini telah menunjukan hasil yang dapat  dirasakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Tetapi dalam hal ini sering sekali pada  proses  pembangunan  kurangnya  peduli  pada  sifat  lingkungan  sekitar  yang  hal  ini  mengakibatkan  dampaknya  pencemaran  lingkungan  atau  kerusakan  lingkungan  sekitar. Dalam hal ini pembangunan adalah upaya sadar terencana dalam rangka upaya  memanfaatkan sumber daya alam yang ada, guna untuk mencapai kehidupan manusia  yang berkualitas.

Pengelolaan lingkungan hidup adalah suatu upaya yang harus dilakukan oleh  setiap  masyarakat  yang  melakukan  pembangunan  pada  jangka  panjang,  untuk  melestarikan  lingkungan  hidup  yang  meliputi  kebijaksanaan  penataan,  pemanfaatan,  pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan  hidup.  Pengelolaan  lingkungan  hidup  diselenggarakan  dengan  asas  tanggung  jawab  Negara,  asas  berkelanjutan,  dan  asas  manfaat  bertujuan  untuk  mewujudkan  pembangunan berkelanjutan. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah: 1.  Tercapainya  keselarasan,  keserasian,  dan  keseimbangan  antara  manusia  dan  lingkungan hidup.
2.  Terwujudnya  manusia  Indonesia  sebagai  insan  lingkungan  hidup  yang  memiliki sikap dan tindak melindungi dan melindungi lingkungan hidup    3.  Terjaminnya kepentingan masa kini dan generasi masa depan 4.  Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup  Menurut  Koesnadi  Hardjasoemantri,  “Pengembangan  pembangunan  secara  umum  adalah  suatu  kegiatan  manusia  untuk  manusia,  sehingga  secara  umum  pula  bahwa  akibat  yang  ditimbulkan  dari  pengembangan  pembangunan  disebabkan  oleh  kegiatan  manusia”  (Koesnadi  Hardjasoemantri,  2000:219).  Sedangkan  lebih  lanjut  lagi  Andi  Hamzah  berpendapat  bahwa,  “Manusia  termasuk  salah  satu  unsur  dalam  lingkungan  hidup,  tetapi  perilakunya  akan  mempengaruhi  kelangsungan  perikehidupan  dan  kesejahteraan  manusia  serta  makhluk  hidup  lain”  (Dr.  jur.  Andi  Hamzah,  2005:1).  Dalam  pelaksanaan  pembangunan  akan  menyebabkan  perubahan  pada lingkungan dan sumber daya alam, tetapi tanpa pembangunan lingkungan hidup  yang  baik  dan  sehat  tidak  mungkin  dapat  diwujudkan.  Seolah-olah  antara  pembangunan  dan  kehendak  untuk  melestarikan  kesadaran  dan  kemampuan  sumber  daya alam serta lingkungan hidup saling bertentangan. Oleh sebab itu, keduanya harus  dikelola dan ditangani secara serasi dan seimbang.
Indonesia  sebagai  negara  hukum  telah  menetapkan  suatu  peraturan  hukum  sebagai  dasar  hukum  yang  mengatur  mengenai  lingkungan  hidup,  yaitu  UndangUndang  Nomor  32  tahun  2009  tentang  Perlindungan  dan  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup.  Undang-undang  tersebut  dimaksudkan  untuk  memberikan  perlindungan  terhadap  lingkungan  hidup  dari  dampak  negatif  pembangunan,  disamping  itu  juga  dimaksudkan agar dalam suatu proses pembangunan nasional yang baik dan memiliki  manfaat juga tidak merugikan aspek-aspek lain seperti pencemaran lingkungan  yang  lama kelamaan dapat merusak lingkungan hidup.
Kemandirian  dan  keberadaan  masyarakat  merupakan  prasyarat  untuk  menumbuhkan kemampuan masyarakat sebagai pelaku pengelolaan lingkungan hidup  bersama  dengan  pemerintah  dan  pelaku  pembangunan  yang  lain.  Meningkatnya  kemampuan  dan  kepeloporan  masyarakat  akan  meningkatkan  efektifitas  peran  masyarakat  dalam  pengelolaan  lingkungan  hidup.  Pembangunan  berkelanjutan  yang  berwawasan lingkungan hidup seperti tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah    “upaya  sadar  dan  terencana,  yang  memadukan  lingkungan  hidup,  termasuk  sumber  daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan  mutu generasi masa kini dan generasi masa depan. Sesuai pendapat  (Siahaan N.H.T,  2009:54)  jadi  pembangunan  berkelanjutan  yang  berwawasan  lingkungan  hidup  mengandung  pengertian  bahwa  upaya  peningkatan  kesejahteraan  dan  mutu  hidup  rakyat  dilaksanakan  sekaligus  dengan  melestarikan  kemampuan  lingkungan  hidup  agar  dapat  menunjang  pembangunan  yang  berkesinambungan,  hal  ini  berarti  pula  pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan wajib diikuti dengan upaya penanggulangan  pencemaran atau perusakan lingkungan.
Berkaitan dengan faktor problematis mengenai penguasaan alam oleh Negara,  dan  kemudian  tanggung  jawab  hukum  Negara  kepada  pengaturan  lingkungan,  pemeliharaan  alam,  pencegahan  kerusakan  dan  sifat  tanggung  jawabnya  terhadap  bencana  alam.  Di  satu  sisi  pencemaran  lingkungan  yang  bersumber  dari  aktivitas  manusia kini tidak asing lagi kita lihat dan kita rasakan dampaknya, dengan demikian  terjadi dengan pencemaran oleh pabrik-pabrik, kecelakaan lingkungan karena aktivitas  perbuatan  manusia,  seperti  runtuhnya  bangunan,  karena  pemroduksian  zat-zat  berbahaya  atau  karena  instalasi  pertambangan,  gudang  amunisi,  kilang  minyak  dan  lain-lain.  Kasus-kasus  banjir,  lumpur,  kebakaran,  longsor  dan  lain-lain,  adalah  berdekatan dengan kasualitas aktivitas dan kebijakan manusia. Karena begitu dekatnya  hubungan demikian, tentu dapat ditelusuri lebih jauh, apakah penyebab suatu peristiwa  bersumber dari aktivitas manusia (kebijakan, perbuatan, posibilitas kemampuan) ada  beberapa  pihak  yang  mungkin  dapat  dikaitkan  dengan  tanggung  jawab  hukum  (lialibilitas).
1.  Orang  atau  badan  hukum,  misalnya  seseorang  atau  badan  hukum  menebangi  hutan,  sehingga  menimbulkan  banjir  atau  longsor,  pihak  yang  melakukan  aktivitas pembangunan fisik disuatu kawasan yang terlarang.
2.  Negara/Pemerintah,  atau  organ-organ  penguasa.  Misalnya,  memberikan  izin  untuk menebang hutan, menggali barang-barang tambang, pengeboran minyak.
  3.  Negara/Pemerintah,  atau  organ-organ  penguasa.  Misalnya  tidak  melakukan  sesuatu kebijakan yang bersifat mencegah (preventive) sehingga terjadi sesuatu  pencemaran atau bencana alam.
Sesuai  dengan  perkembangan  PT  PERTAMINA  selaku  Badan  Usaha  Milik Negara  (BUMN)  membuat  suatu  badan  usaha  yang  bergerak  dibidang  eksplorasi  Migas dan badan usaha Pertamina ini bentuknya sebagai JOB (Joint Operating Body)  yaitu kerja sama antara Pertamina dengan perusahaan asing salah satunya adalah JOB  PERTAMINA  –  TALISMAN  JAMBI  MERANG.  Dalam  hal  ini  kegiatan  badan  usahanya  melakukan  kegiatan  operasi  perminyakan  untuk  mencari,  menemukan,  mengembangkan  dan  memproduksi,  kegiatan  ini  memegang  peran  penting  dalam  usaha  perminyakan  dalam  hal  ini  mengapa  proses  eksplorasi  dilakukan  di  jambi  merang karena setelah diteliti oleh ahli geologi bahwa di sungai kenawang dan pulau  gading  dan  ini  terletang  di  jambi  merang.  Kemudian  PT  Talisman  untuk  dapat  melakukan eksplorasi di Indonesia perlu mengadakan kerjasama oleh pemerintah oleh  karena  itu  PT  Pertamina  hulu  energi  mengadakan  kerja  sama  bentuk  badan  usaha  bernama joint operating body untuk melakukan ekplorasi.
Dampak  dari  industri  Migas  adalah  masalah  keberlangsungan  lingkungan  hidup.  Industri  Migas  seringkali  menjadi  masalah  utama  dalam  pencemaran  lingkungan.  Kegiatan  usaha  Migas  sendiri  dibedakan  menjadi  dua  yaitu  kegiatan  usaha  hulu  dan  kegiatan  usaha  hilir.  Kegiatan  usaha  hulu  meliputi,  eksplorasi  dan  eksploitasi.  Sedangkan  kegiatan  usaha  hilir  meliputi,  pengolahan,  pengangkutan,  penyimpanan,  dan  perdagangan.  Industri  Migas  hulu  inilah  yang  penuh  resiko  terhadap  aspek  permasalahan  di  sektor  lingkungan.  Dalam  kegiatan  hulu  terjadi  eksplorasi dan eksploitasi migas di laut lepas maupun di darat. Hal ini yang seringkali  menjadi  sumber  dari  pencemaran  lingkungan.  Merupakan  tanggung  jawab  badan  usaha  Migas  untuk  menjaga  kelestarian  lingkungan  setelah  melakukan  eksplorasi  pengeboran/pertambangan. Tanggung jawab terhadap perlindungan lingkungan hidup  bertujuan melindungi masyarakat dan wilayah Negara Republik Indonesia.
  Peraturan  perundang-Undangan  di  Indonesia  sudah  jelas  mengatur  terkait  tanggung jawab sosial dan lingkungan  yang diwajibkan kepada  Badan Usaha Migas  sesuai yang diatur di Undang-undang nomor 21 tahun 2001 tentang Migas,  Undangundang nomor 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup. Badan Usaha Migas harus  memikirkan  aspek  lingkungan  hidup  dan  kemanfaatan  untuk  manusia  selain  memikirkan keuntungan ekonomi. Tanggung jawab sosial dan lingkungan diharapkan  perusahaan Migas di sektor hulu untuk mempunyai etika dalam melakukan tindakan  bisnis,  melakukan  eksplorasi  dan  eksploitasi.  Badan  Usaha  Migas  harus  berani  bertanggung  jawab  jika  terjadi  terjadi  pencemaran  lingkungan  dengan  mengganti  kerugian. Alam dan lingkungan hidup sehat adalah dambaan semua manusia. Merawat  lingkungan  hidup  dapat  terwujud  karena  peran  manusia  itu  sendiri.  Manusia  dan  perusahaan dalam hal ini sektor Migas sama-sama untuk berperan untuk merawat dan  melindungi lingkungan hidup, dengan meminimalisasi pencemaran  lingkungan  akibat  dampak dari eksplorasi.
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  tersebut  maka  penulis  tertarik  melakukan  penelitian  lebih  mendalam  pada  perusahaan  Badan  Usaha  Migas  sesuai  dengan  tanggung  jawab  perlindungan  lingkungan  hidup  terhadap  pengeboran  minyak,  Serta  menjadikan  sebagai  judul  skripsi  yaitu  “TANGGUNG  JAWAB  JOINT  OPERATING  BODY  (JOB)  PERTAMINA-TALISMAN  JAMBI  MERANG  TERHADAP PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KEGIATAN  PENGEBORAN MINYAK.
B.  Perumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  dijelaskan  di  atas,  maka  penulis  merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian secara lebih rinci, agar tujuan  yang  dicapai  menjadi  jelas.  Adapun  permasalahan  yang  dikaji  dalam  penelitian  ini  adalah : .
  1.  Bagaimana  Undang-undang  Nomor  22  tahun  2001  Tentang  Minyak  dan  Gas  Bumi  mengatur  tanggung  jawab  Kegiatan  Usaha  Hulu  JOB  PertaminaTalisman Jambi Merang?.
2.  Bagaimana  pelaksanaan  tanggung  jawab  JOB  Pertamina-Talisman  Jambi  Merang dalam perlindungan lingkungan hidup?.
C.  Tujuan Penelitian.
Dalam  suatu  kegiatan  penelitian  pasti  terdapat  suatu  tujuan  yang  jelas  yang  hendak  dicapai.  Tujuan  dari  penelitian  ini  untuk  memberi  arah  dalam  melangkah  sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan  yang ingin dicapai penulis melalui  penelitian ini adalah:.
1.  Tujuan Obyektif .
a.  Untuk mengetahui bagaimana JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang  dalam melaksanakan tanggung jawab sesuai Undang-undang Nomor 22  Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas bumi.
b.  Untuk  mengetahui  bagaimana  pelaksanaan  tanggung  jawab  JOB  PertaminaTalisman Jambi merang dalam melaksanakan perlindungan lingkungan hidup  di lokasi tempat pemboran di Sungai Kenawang dan Pulang Gading.
2.  Tujuan Subyektif .
a.  Untuk  menambah,  memperluas,  mengembangkan  pengetahuan  dan  pengalaman  penulis  di  bidang  hukum  administrasi  negara,  serta  pemahaman aspek hukum di dalam teori dan praktek lapangan hukum  yang sangat berarti bagi penulis.
b.  Untuk  mendalami  teori  dan  ilmu  pengetahuan  yang  diperoleh  selama  menempuh  kuliah  di  Fakultas  Hukum  Universitas  Sebelas  Maret  Surakarta.
c.  Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam  penyusunan  skripsi  sebagai  syarat  akademis  guna  memperoleh  gelar  Strata Satu dalam bidang ilmu hukum pada Universitas Sebelas Maret  Surakarta.     d.   Untuk  memberikan  gambaran  dan  sumbangan  pemikiran  bagi  ilmu  hukum.
D.  Manfaat Penelitian.
Dalam  penelitian  tentunya  sangat  diharapkan  adanya  suatu  manfaat  dan  kegunaan  yang  dapat  diambil,  oleh  karena  itu  penulis  berharap  bahwa  kegiatan  penelitian  dalam  penulisan  hukum  ini  akan  bermanfaat  bagi  penulis  maupun  orang  lain.  Adapun  manfaat  yang  diharapkan  dapat  diperoleh  dari  penulisan  hukum  ini  antara lain: .
1.  Manfaat Teoritis .
a.  Hasil  dari  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  pada  pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada  khususnya.
b.  Hasil  penelitian  ini  dapat  digunakan  untuk  menambah  referensi  di  bidang karya ilmiah yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.
2.  Manfaat Praktis .
a.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  jawaban  atas  permasalahan  yang  diteliti  dan  dapat  memberi  sumbangan  pemikiran  kepada  para  pihak  yang  membutuhkan  pengetahuan  yang  terkait  langsung dengan penelitian ini.
b.  Menjadi  wadah  bagi  penulis  untuk  mengembangkan  penalaran  dan  membentuk pola pikir sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis  dalam  menerapkan  ilmu  yang  diperoleh  selama  menempuh  kuliah  di  Fakultas  Hukum  Universitas  Sebelas  Maret  Surakarta  yang  dapat  dijadikan bekal oleh penulis untuk terjun ke dalam masyarakat.

    Skripsi Hukum: Tanggung Jawab Joint Operating Body (Job) Pertamina-Talisman Jambi Merang Terhadap Perlindungan Lingkungan Hidup

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi