Kamis, 04 Desember 2014

Skripsi Sastra: Campur Kode Rubrik Apa Tumon Dalam Majalah Panjebar Semangat (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Sastra: Campur Kode Rubrik Apa Tumon Dalam Majalah Panjebar Semangat (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)
Semasa  hidupnya  semua  manusia  pasti  melakukan  komunikasi  dan  interaksi  dengan  manusia  lain.  Manusia  berinteraksi  satu  sama  lain  dengan  menggunakan bahasa. Hal itu membuat bahasa menjadi penting dan efektif dalam  kehidupan.  Bahasa  adalah  sistem  lembaga  bunyi  yang  digunakan  oleh  para  anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi  diri  (Kridalaksana,  2008:24).  Bahasa  bersifat  sistematis  artinya  bahasa  itu  tersusun  menurut  suatu  pola,  tidak  tersusun  secara  acak,  secara  sembarangan.

Bahasa  merupakan  alat  komunikasi  dan  alat  berinteraksi,  bahasa  dapat  dikaji  secara internal dan eksternal. Kajian secara internal, artinya pengkajian bahasa itu  hanya  dilakukan  pada  struktur  intern  bahasa  tersebut,  seperti  struktur  fonologi,  struktur morfologi, struktur sintaksis. Kajian secara eksternal, merupakan kajian  bahasa  yang  dilakukan  terhadap  hal-hal  atau  faktor-faktor  yang  berada  di  luar  kelompok-kelompok  sosial  kemasyarakatan.  Faktor  sosial  yang  mempengaruhi  pemakaian  bahasa  misalnya  pemakai  bahasa  berasal  dari  berbagai  kalangan,  berbagai umur, berbagai tingkat ekonomi, dan berbagai tingkat pendidikan. Selain  faktor  sosial  ada  pula  faktor  situasional  yang  mempengaruhi  pemakaian  bahasa,  yaitu  siapa  berbicara  dengan  bahasa  apa,  kepada  siapa,  kapan,  di  mana,  dan  membicarakan masalah apa.
  Adanya faktor sosial dan situasional tersebut menimbulkan sebuah variasi  bahasa. Sebuah variasi bahasa juga menunjukan keanekaragaman pemakai bahasa.
Keanekaragaman  bahasa  nampak  dalam  pemakaiannya  baik  secara  individu  maupun  secara  kelompok  (Suwito,  1983:23).   Penelitian  bahasa  dengan  mempertimbangkan  faktor-faktor  yang  melatarbelakangi  penggunaan  bahasa  termasuk   dalam  kajian  sosiolinguistik.  Sosiolinguistik  merupakan  studi  interdisipliner yang menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya  dengan masalah-masalah sosial (Suwito, 1983:4).
Dalam  masyarakat  seseorang  tidak  dipandang  sebagai  individu  yang  terpisah  dari  orang  lain.  Sosiolinguistik  menempatkan  bahasa  sesuai  dengan  pemakai dan hubungan dalam penggunaannya di masyarakat.
Fenomena  yang  terjadi  dalam  masyarakat  ialah  salah  satunya  campur  kode.  Campur kode  terjadi karena penggunaan dua bahasa dalam berkomunikasi.
Biasa  terjadi  pada  masyarakat  multilingual.  Multilingual  yaitu  masyarakat  yang  menggunakan dua bahasa atau lebih.
Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penggunaan bahasa yang  berbentuk skripsi  yaitu,  “Alih Kode dan  Campur kode  dalam Cerbung Dolanan  Geni  karya  Suwandi  Endraswara”  oleh  Etik  Yuliati  (2010),  skripsi  ini  berisi  tentang  klasifikasi  bentuk  alih  kode  dan  campur  kode  dalam  cerbung  Dolanan  Geni  karya  Suwandi  Endraswara.  Bentuk  alih  kode  yang  ditemukan  adalah  dari  BJRN ke dalam BJRK, dari BI ke dalam BJ, dari BJ ke dalam BI, dari BJRK ke  BJRN.  Sedangkan  bentuk  campur  kode  yang  ditemukan  dari  kata,  frasa,  baster,  perulangan  kata,  ungkapan/idiom,  dan  klausa.  Ditemukannya  5  fungsi  alih  kode  yaitu (1) membangkitkan rasa humor, (2) menghormati mitra tutur, (3) pada saat    berganti suasana  atau dalam suasana berbeda dari awal tuturan berlangsung,  (4)  untuk  bergengsi,  (5)  menyeimbangkan  bahasa  dengan  mitra  tutur.  Ada  7  fungsi  campur  kode  yang  ditemukan  dalam  cerbung  Dolanan  Geni  yaitu  (1)  menghormati  mitra  tutur,  (2)  memudahkan  jalannya  komunikasi  antara  penutur  dan  mitra  tutur  jika  kesulitan  mencari  padanan  dalam  bahasa  Jawa,  (3)  menunjukkan  keakraban,  (4)  bercanda,  (5)  meluapkan  perasaan  gembira,  (6)  menunjukkan rasa syukur, dan (7) mempermudah menyampaikan maksud penutur  kepada mitra tutur.
Penelitian  yang  lain  adalah  skripsi  Rosita  Vinansis  yang  berjudul  “Alih  Kode  dan  Campur  kode  bahasa  Jawa  Dalam  Rapat  Ibu-Ibu  PKK  di  Kepatihan  Kulon  Surakarta”  pada  tahun  2011,  hasil  analisis  dari  skripsi  ini  adalah  ditemukannya 4 bentuk alih kode yaitu: (1) AK dari bahasa  Jawa  ragam  krama  ke  dalam  bahasa  Indonesia,  (2)  AK  bahasa  Jawa  ragam  ngoko  ke  dalam  bahasa  Indonesia, (3) AK dari bahasa  Jawa  ragam  krama  ke ragam  ngoko, (4) AK dari  bahasa  Jawa  ragam  ngoko  ke  dalam  bahasa  Jawa  ragam  krama.  Faktor  yang  melatarbelakangi  alih  kode  dalam  rapat  ibu-ibu  PKK  di  keluahan  Kepatihan  Kulon  adalah:  (1)  prinsip  kesopanan  dan  kesantunan,  (2)  penutur  ingin  mengimbangi  bahasa  yang  digunakan  mitra  tuturnya  (O2),  (3)  perubahan  mitra  tutur  (O2)  dalam  tuturan,  (4)  hadirnya  orang  ketiga  (O3),  (5)  topik  yang  dibicarakan. Fungsi alih kode: (1) lebih persuasif terhadap mitra tutur, (2) lebih  argumentatif  meyakinkan  mitra  tutur,  (3)  lebih  komunikatif  untuk  meminta  tolong,  (4)  lebih  komunikatif  untuk  menjelaskan,  (5)  lebih  prestis,  (6)  membangkitkan  rasa  simpatik.  Untuk  bentuk  campur  kode  yang  ditemukan  (1)  CK berwujud penyisipan kata dasar, (2) CK berwujud penyisipan kata jadian, (3)    CK  berwujud  penyisipan  perulangan  kata,  (4)  CK  berwujud  penyisipan  frasa.
Sedangkan  faktor  yang  melatarbelakangi  campur  kode  adalah  (1)  peran  sosial  penutur,  (2)  prinsip  kesopanan  dan  kesantunan  penutur,  (30  penutur  (O1)  ingin  menafsirkan  maksud  yang  diinginkannya.  Untuk  fungsi  campur  kode  yang  ditemukan  dalam  rapat  ibu-ibu  PKK  di  Kelurahan  Kepatihan  Kulon  Surakarta  adalah : (1) lebih argumentatif terhadap (O2), (2) lebih persuasif membujuk dan  menyuruh  mitra  tutur  (O2),  (3)  lebih  komunikatif  menyampaikan  informasi,  (4)  lebih komunikatif karena singkat, (5) lebih prestis.
Berdasarkan  penelitian  tersebut  menunjukkan  bahwa  penelitian  tentang  pemakaian  campur  kode  dalam  rubrik  Apa  Tumon  dalam  majalah  Panjebar  Semangat  belum  dilakukan.  Peneliti  tertarik  mengkaji  pemakaian  campur  kode dalam  rubrik  Apa  Tumon  pada  majalah  Panjebar  Semangat  karena  majalah  itu  merupakan  media  informasi  yang  menggunakan  bahasa  Jawa  dalam  penyampaiannya. Para pembaca dan partisipan dalam majalah Panjebar Semangat berasal  dari  berbagai  daerah  baik  laki-laki  maupun  perempuan  dengan  status  sosial  yang  berbeda.  Dijumpai  juga  penutur  yang  menguasai  bahasa  Jawa  dan  bahasa Indonesia.
Berikut  contoh  dalam  rubrik  Apa  Tumon  dalam  majalah  Panjebar  Semangat.
Data O1  :  Otomatis  bocah-bocah  luwih  sirep  tinimbang  dina-dina  sadurunge,  amarga  wis  isa  dibedhek  yen  matematika  pancen gawe sirah cemot-cemot.
„Pasti  anak-anak  luwih  serius  daripada  hari-hari  sebelumnya,  karena  sudah  bisa  ditebak  kalau  matematika  memang membuat kepala pusing sekali.‟  (PS/Jan/2012/2/Imbuhe Gebres)    Data  (01)  merupakan  peritiwa  tutur   dalam  rubrik  Apa  Tumon  dalam  majalah  Panjebar  Semangat  no.  2  tangga  14  Januari  2012  dengan  judul  “Imbuhane  Gebres”.  Bentuk  peristiwa  tutur  adalah  monolog,  dalam  tuturan  terdapat  campur  kode  intern.  Campur  kode  berupa  penyisipan  kata  bahasa  Indonesia  yaitu dalam bentuk kata otomatis  berada dalam satu bahasa inti, bahasa  Jawa  ragam  ngoko  dengan  bahasa  Indonesia  yaitu  Otomatis  bocah-bocah  luwih  sirep  tinimbang  dina-dina  sadurunge,  amarga  wis  isa  dibedhek  yen  matematika  pancen gawe sirah cemot-cemot.   Data O1  : Kanthi nganggo sepedhah motor kesayanganku aku  nyasak padhete lalu lintas kutha Surabaya.
„Dengan menggunakan sepeda motor kesayanganku aku  membelah padatnya lalu lintas Kota Surabaya.‟ (PS/Jun/2013/23/Gara-gara Mati Lampu) Data  (02)  merupakan  peritiwa  tutur   dalam  rubrik  Apa  Tumon  dalam  majalah Panjebar Semangat no. 23 tanggal 8 Juni 2013 dengan judul “Gara-gara  Mati  Lampu”.  Bentuk  peristiwa  tutur  adalah  monolog,  dalam  tuturan  terdapat  campur  kode  intern.  Campur  kode  intern  berupa  penyisipan  kata  dalam  bahasa  Indonesia yaitu  kesayanganku  dalam satu bahasa inti, bahasa Jawa ragam  ngoko lugu  yaitu  Kanthi  nganggo  sepedhah  motor  kesayanganku  aku  nyasak  padhete  lalu lintas kutha Surabaya.
  B.  Pembatasan Masalah.
Dalam penelitian  campur kode  rubrik  Apa Tumon  pada Majalah  Panjebar  Semangat  terdapat  beberapa  masalah.  Seperti  bentuk  bahasa,  ragam  bahasa,  tingkat tutur, alih kode, campur kode, kedwibahasaan yang terdapat dalam bahasa,  dan faktor penentu penggunaan ragam bahasa.
Untuk  memudahkan  pembahasan  masalah  dan  untuk  mengarahkan  agar  penelitian  ini  tidak  lepas  dari  sasarannya,  maka  permasalahan  dibatasi  pada  bentuk  campur  kode,  fungsi  campur  kode,  serta  faktor  yang  melatarbelakangi  pemakaian  campur  kode  bahasa  Jawa  dalam  rubrik  Apa  Tumon  pada  Majalah  Panjebar Semangat.
C.  Perumusan Masalah.
1.  Bagaimanakah  bentuk  campur  kode  dalam  rubrik  Apa  Tumon  pada  Majalah  Panjebar  Semangat  yang  terbit  pada  Januari  2012  hingga  Desember  2013? .
2.  Bagaimanakah  fungsi  campur  kode  dalam  rubrik  Apa  Tumon  pada  Majalah  Panjebar  Semangat  yang  terbit  pada  Januari  2012  hingga  Desember  2013?.
3.  Faktor  apa  sajakah  yang  melatarbelakangi  penggunaan  campur  kode dalam  rubrik  Apa  Tumon  pada  Majalah  Panjebar  Semangat  yang  terbit  pada  Januari 2012 hingga Desember 2013?.
  D.  Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan:.
1.  Mendeskripsikan bentuk  campur kode  yang terjadi  dalam  rubrik  Apa  Tumon  pada  Majalah  Panjebar  Semangat  yang  terbit  pada  Januari  2012  hingga  Desember 2013.
2.  Menjelaskan  fungsi  campur  kode  yang  terjadi  dalam  rubrik  Apa  Tumon  pada  Majalah  Panjebar  Semangat  yang  terbit  pada  Januari  2012  hingga  Desember 2013.
3.  Menjelaskan  faktor  yang melatarbelakangi penggunaan  campur kode yang  terjadi  dalam  rubrik  Apa  Tumon  pada  Majalah  Panjebar  Semangat  yang  terbit pada Januari 2012 hingga Desember 2013.
E.  Manfaat Penelitian.
Hasil  Penelitian  ini  diharapkan  dapat  bermanfaat,  baik  manfaat  teoritis  maupun manfaat praktis.
1.  Manfaat  teoretis,  penelitian  ini  diharapkan  mampu  menambah  dan  memperkaya teori sosiolinguistik, khususnya campur kode bahasa Jawa.
2.  Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberikan   bahan pertimbangan  ke arah usaha pembelajaran pemakaian bahasa Jawa  dan untuk digunakan sebagai  model penelitian alternatif sosiolinguistik selanjutnya.
  F.  Sistematika Penulisan.
Sistematika Penulisan ini meliputi lima bab yaitu sebagai berikut .
Bab  I  Pendahuluan,  yaitu  berisi  latar  belakang  masalah,  pembatasan  masalah,  perumusan  masalah,  tujuan  penelitian,  manfaat  penelitian,  dan  sistematika penulisan.
Bab  II  Landasan Teori,  yaitu  meliputi pengertian sosiolinguistik, hakikat  kedwibahasaan,  bilingualisme  dan  diglosia,  masyarakat  bahasa,  tingkat  tutur,  kode,  campur  kode,  komponen  tutur,  dalam  penelitian  rubrik  Apa  Tumon  pada  majalah Panjebar Semangat, dan kerangka pikir.
Bab  III  Metode  Penelitian,  yaitu  meliputi,  jenis  penelitian,  lokasi  penelitian,   data  dan  sumber  data,  populasi  dan  sampel,  metode  pengumpulan  data, metode analisis data, metode penyajian hasil analisis data.
Bab  IV  Hasil  dan  Pembahasan,  meliputi  wujud  campur  kode,  fungsi  campur kode, serta  faktor yang melatarbelakangi  campur kode  dalam  rubrik  Apa  Tumon pada Majalah Panjebar Semangat.

Bab V Simpulan dan Saran, berisi simpulan dan saran.   
Skripsi Sastra: Campur Kode Rubrik Apa Tumon Dalam Majalah Panjebar Semangat (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi