Rabu, 03 Desember 2014

Skripsi Sastra: Kohesi Dan Koherensi Dalam Novel Sang Pangeran Pati Karya Fitri Gunawan

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Sastra: Kohesi Dan Koherensi Dalam Novel Sang Pangeran Pati Karya Fitri Gunawan
Karya  sastra  merupakan  hasil  seni  kreatif  yang  menggunakan  bahasa  sebagai media pengantarnya tanpa menghilangkan unsur estetiknya. Karya sastra  dapat  berupa  karya  sastra  fiksi  dan  non-fiksi.  Karya  sastra  fiksi  berupa  hasil  tulisan  pengarang  yang  di  dalamnya  dibumbui  dengan  imajinasi  pengarang,  Sedangkan karya sastra non-fiksi berupa tulisan-tulisan yang sifatnya ilmiah dan  dapat dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini mengambil karya sastra fiksi yang  berupa  novel  sebagai  objek  penelitian.  Fiksi  dalam  bahasa  Indonesia  secara  singkat  berarti  sesuatu  yang  dibentuk;  sesuatu  yang  dibuat;  sesuatu  yang  diciptakan; sesuatu yang diimajinasikan (Henry Guntur Tarigan, 2011: 120). Jadi  dari pendapat di atas dapat disimpulkan fiksi adalah hasil karya yang diciptakan manusia  dengan  memanfaatkan  imajinasinya  yang  bertujuan  untuk  menambah  keindahan.

Novel  merupakan  salah  satu  dari  beberapa  karya  sastra  fiksi  berbentuk  prosa atau dalam bahasa Jawa disebut  gancaran  yang ditulis secara naratif. Jenis  karya  sastra  ini  ceritanya  mengadopsi  dari  sebuah  cerita  baik  nyata  (non-fiksi)  maupun rekaan (fiksi). Dalam sebuah novel terdapat sosok tokoh atau pelaku yang  dibawakan dengan perannya masing-masing oleh seorang pengarang. Tokoh  atau  pelaku tersebut menempati satu peran masing-masing, dapat berupa tokoh sebagai  pemeran  utama,  sampingan,  maupun  pembantu  (figuran).  Isi  dari  sebuah  novel  didukung  oleh  unsur  intrinsik  dan  unsur  ekstrinsik  yang  berfungsi  sebagai  1    pembentuk sebuah cerita.  Selain itu  bentuk cerita sebuah novel lebih panjang jika  dibandingkan  dengan  cerpen  atau  dalam  bahasa  Jawa  disebut  Cerkak.  Menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia (198: 618) novel merupakan karangan prosa yang  panjang  mengandung  rangkaian  cerita  kehidupan  seseorang  dengan  orang-orang  di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Karya sastra sebagai salah salah satu wujud penyampaian kreativitas dari  seorang  pengarang  atau  penyair  melalui  bahasanya.  Pengarang  tentunya  menyampaikan  ide  dan  gagasannya  melalui  sebuah  bahasa-bahasa  indah,  yang  bertujuan  untuk  menambah  unsur  estetik  dalam  sebuah  karya  sastra.  Bahasa  adalah suatu sistem yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari. Oleh karena  itu,  bahasa  merupakan  sarana  vital  dalam  berkomunikasi  sehingga  pesan  yang  akan disampaikan oleh penutur tersampaikan dengan baik kepada mitra tutur. Jika  pernyataan  di  atas  diaplikasikan  dalam  sebuah  karya  sastra  maka  penutur  itu  adalah  pengarang  atau  penyair,  sedangkan  mitra  tuturnya  adalah  pembaca  atau  penikmat  itu  sendiri.  Di  kehidupan  sehari-hari  bahasa  digunakan  sebagai  sarana  komunikasi,  di  dalam  karya  sastra  bahasa  juga  digunakan  sebagai  sarana  komunikasi  penyair  dalam  menyampaikan  pesan  yang  terkandung  di  dalam  karyanya  kepada  pembaca  atau  penikmat.  Bahasa  sebagai  sarana  komunikasi  dapat  berupa  bahasa  lisan  dan  bahasa  tulis,  seperti  halnya  wacana  yang  dapat  dibagi menjadi wacana lisan dan wacana tulis.  Pernyataan tersebut sama  dengan  pendapat  Sumarlam  (2010:  31)  mengenai  pembagian  wacana  berdasarkan  medianya yang dapat berupa wacana tulis dan wacana lisan.
Penelitian  ini  mengambil  objek  berupa  novel  berbahasa  Jawa  yang  berjudul  Sang  Pangeran  Pati  karya  Fitri  Gunawan.  Novel  yang  berjudul  Sang    Pangeran Pati atau penulis singkat menjadi SPP merupakan salah satu hasil karya  sastra  fiksi.  Novel  tersebut  menggunakan  bahasa  Jawa  sebagai  media  tulisnya,  Fitri Gunawan merupakan pengarang dari novel SPP tersebut.  Beliau merupakan  salah  satu  novelis  yang  menggunakan  bahasa  Jawa  sebagai  medianya.  Fitri  Gunawan lahir di Kediri 20 Mei 1948, mulai menulis sejak duduk di bangku SMP  yaitu kelas 2 di SMP 1 Kediri. Karya pertamanya yaitu cerita anak yang dimuat di  Harian  Suara  Rakyat  Surabaya  pada  tahun  1962.  Selain  menulis  karya  sastra  berbahasa  Jawa  beliau  juga  menulis  karya  sastra  berbahasa  Indonesia.  Karyakaryanya  banyak  dimuat  di  berbagai  majalah,  selain  Panjebar  Semangat  juga  dimuat  di  Jaya  Baya,  Selecta  Group,  dan  Harian  Memorandum  Surabaya.  Fitri  Gunawan memiliki nama asli Kushartati, nama Fitri Gunawan diambil dari nama  kedua  anaknya  Fitri  Herarti  dan  Pandu  Gunawan  maka  jadilah  Fitri  Gunawan.
Beliau  memiliki  nama-nama  samaran  dalam  karya-karyanya,  di  antaranya  Kus  Brotodihardjo (ketika masih muda), Ibune Pandu (di majalah Jaya Baya), dan Fitri  Gunawan.
Novel SPP yang menjadi objek penelitian ini, terdiri atas enam judul yaitu,  (1)  Cahaya kita koran kaloka (CK3)  (2)  Sapa tumindak culika  (STC) (3)  Ngrajut  tresno kang pedhot  (NTKP) (4)  Bledhek ing mangsa ketiga  (BIMK) (5)  Dahuru (DH)  (6)  Kado  (KD).  Dari  setiap  judul  tersebut  ceritanya  saling  berkesinambungan antara judul satu dengan yang lainnya, sehingga novel tersebut  sangat menarik untuk diteliti.  Novel  SPP  mengisahkan sosok Suryo Baskoro yang  digadang-gadang  menjadi  sosok  pemimpin  masa  depan  yang  akan  membawa  kesuksesan koran  Cahaya Kita, namun harapan itu pupus karena perbuatan yang  ditanam  Surya  Baskoro  sendiri.  Dia  berbuat  curang  demi  membantu  kakaknya    Arya  Guritna  ketika  mencalonkan  diri  sebagai  Gubernur.  Dalam  novel  tersebut  menceritakan  tentang  carut  marut  kondisi  jurnalistik  pada  waktu  itu  yang  juga  dibumbui  dengan  unsur  politik,  jurnalistik  yang  silau  dengan  uang  hingga  mau  berbuat  curang.  Selain  menceritakan  tentang  jurnalistik,  novel  tersebut  juga  dibumbui dengan perjalanan kisah cinta antara Suryo Baskoro dengan Surtikanti  kekasihnya yang awalnya mendapatkan larangan keras dari ayah Surtikanthi yang  kemudian berakhir dengan sebuah pernikahan.
Novel  SPP  dalam  penelitian  ini  akan  dikaji  dengan  menggunakan  pendekatan  wacana  khususnya  kohesi  dan  koherensinya.  Wacana  merupakan  Satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal  tertinggi  atau  terbesar.  Wacana  ini  direalisasikan  dalam  bentuk  karangan  yang  utuh  (novel,  buku,  seri  ensiklopedia,  dsb),  paragraf,  kalimat,  atau  kata  yang  membawa  amanat  yang  lengkap  (Harimurti  Kridalaksana:  2008:  258).  Dalam  mengkaji  wacana  dibutuhkan  kepaduan  bentuk  dan  makna,  karena  keduanya  merupakan  unsur  penting  dalam  membentuk  wacana  yang  baik  dan  padu.  Pada  penelitian  ini,  peneliti  menitikberatkan  pada  pengkajian  kohesi  dan  koherensi  pada novel SPP. Bahasa  dalam karya sastra khususnya novel (novel bahasa Jawa)  pada  umumnya  mengandung  banyak  komponen  wacana.  Hal  ini  tentunya  untuk  mendukung  keutuhan  wacana  dalam  novel  tersebut  sehingga  pesan  yang  disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca.
Hal yang menarik perhatian penulis untuk meneliti novel  SPP  karya Fitri  Gunawan  sebagai  berikut.  Pertama,  penulis  tertarik  meneliti  novel  ini  karena  novel tersebut menggunakan bahasa Jawa sebagi media tulisnya.  Realita yang ada    bahasa Jawa sekarang ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat khususnya  masyarakat Jawa.
Kedua, di dalam novel  SPP  karya Fitri Gunawan ini sesuai dengan objek  penelitian  penulis  dan  dalam  penelitian  ini  penulis  menitikberatkan  pada  penelitian kohesi dan koherensi dalam wacana Novel SPP karya Fitri Gunawan.
Ketiga,  penelitian  tentang  wacana  terhadap  novel  SPP  belum  pernah  diteliti  sehingga  hal  itulah  yang  membuat  penulis  tertarik  untuk  meneliti  novel  tersebut.
Keempat, novel  SPP  pernah dijadikan sebagai  sebuah tema dalam  lomba  esai  kritik  sastra.  Oleh  sebab  itulah  penulis  tertarik  meneliti  melalui  bidang  linguistik khusunya analisis wacana yaitu kohesi dan koherensi.
Alasan  kelima  adalah  di  dalam  novel  karya  Fitri  Gunawan  ini  banyak  ditemukan  aspek  kohesi  baik  gramatikal  maupun  leksikal  dan  koherensi  yang  mendukung kepaduan bentuk dan makna novel SPP.  Selain itu dalam novel SPP  banyak ditemukan komponen wacana yang berfungsi  untuk mendukung keutuhan  wacana,  sehingga  pesan    yang  disampaikan  dapat  ditangkap  dengan  baik  oleh  pembaca.  Dengan  alasan  tersebut  peneliti  tertarik  untuk  meneliti  kohesi  dan  koherensi sebagai pendukung keutuhan wacana novel SPP.
Adapun  contoh  kohesi  dalam  novel  Sang  Pangeran  Pati  karya  Fitri  Gunawan adalah sebagai berikut (167)  Pak  Mukadi  isih  setya  karo  Bapak,  Mbak!  Dheweke  ora  bisa  lali  asalusule. (V/DH/H126/10) „Pak Mukadi masih setia dengan Bapak, Mbak! Dia tidak bisa lupa asalusulnya.‟   Data  (167)  di  atas  terdapat  pronomina  persona  III  bentuk  bebas  yaitu  dheweke  „dia‟  yang mengacu kepada  Pak Mukadi.  Maka pronomina persona  III  dheweke  „dia‟ termasuk pengacuan endofora anaforis karena acuannya berada di  dalam teks dengan acuan Pak Mukadi yang sudah disebutkan sebelumnya.
Penelitian  mengenai  wacana  telah  banyak  dilakukan.  Adapun  penelitian  terdahulu  yang  bersinggungan  dengan  kajian  kohesi  dan  koherensi  yang  juga  dijadikan sebagai referensi adalah sebagai berikut: 1)  “Kajian  Kohesi,  Koherensi,  Konteks,  dan  Inferensi  dalam  Novel  Asmara  Tanpa  Weweka  Karya  Widi  Widajat”  (skripsi)  oleh  Khoirul  Umam  pada  tahun 2009. Dalam Skripsi tersebut berisi penanda penanda kohesi, penanda  koherensi,  konteks  dan  inferensi,  dan  kekhasan  novel  Asmara  Tanpa  Weweka karya Widi Widajat.
2)  “Kajian  Kohesi  dan  Koherensi  Novel  Kunarpa  Tan  Bisa  Kandha  Karya  Suparta Brata” (skripsi) oleh Eka Hadiarni pada tahun 2011. Dalam skripsi  tersebut berisi penanda kohesi dan penanda koherensi.
3)  “Wacana  Novel  Jaring  Kalamangga  Karya  Suparta  Brata”  (skripsi)  oleh  Puji Utami pada tahun 2012. Dalam skripsi tersebut berisi penanda kohesi  dan penanda koherensi.
4)  “Kajian  Wacana  Crita  Cekak  dalam  Rubrik  Jagad  Sastra  SOLOPOS” (skripsi) oleh Trihana Budihastuti pada tahun 2013. Dalam skripsi tersebut  berisi  penanda  kohesi  leksikal,  penanda  kohesi  gramatikal,  koherensi  dan  kekarakteristikan objek.
5)  “Wacana  Antologi  Cerkak  Wiring  Kuning  Karya  Trinil”  (skripsi)  oleh  Ikhsan  Mahendra  pada  tahun  2013.  Dalam  skripsi  tersebut  berisi  penanda    kohesi,  penanda  koherensi,  dan  karakteristik  Antologi  Cerkak  Wiring  Kuning Karya Trinil.
Kelimanya membahas masalah tentang kohesi dan koherensi namun yang  membedakan adalah (1) membahas ciri khas penanda kohesi dan koherensi pada  Novel  Asmara Tanpa Weweka Karya  Widi Widajat dan, (2) membahas ciri khas  penanda  kohesi  dan  koherensi  dalam  Novel  Kunarpa  Tan  Bisa  Kandha  Karya  Suparta Brata, (3) membahas ciri khas penanda kohesi dan koherensi dalam Novel  Jaring Kalamangga  Karya Suparta Brata, (4) membahas ciri khas penanda kohesi  dan  koherensi  dalam  Crita  Cekak  dalam  Rubrik  Jagad  Sastra  SOLOPOS,  (5) membahas ciri khas penanda kohesi dan koherensi dalam Antologi Cerkak Wiring  Kuning  Karya  Trinil.  Adapun  yang  penulis  tekankan  pada  penelitian  ini  adalah  penulis menganalisis kohesi gramatikal, kohesi leksikal, koherensi  yang terdapat  pada  novel SPP karya Fitri Gunawan. Ketiga penelitian  di atas peneliti gunakan  sebagai acuan atau referensi dalam proses mengerjakan penelitian ini.
B.  Pembatasan Masalah.
Pembatasan  Masalah  dalam  suatu  penelitian  sangat  diperlukan,  karena  untuk mengantisipasi terjadinya pembahasan yang menjurus ke luar topik dari apa  yang diteliti. Peneliti harus fokus pada masalah yang diteliti dan tidak melenceng  dari masalah yang dikaji.

Novel  berbahasa  Jawa  yang  berjudul  SPP  karya  Fitri  Gunawan  tersebut  dapat dikaji dengan cabang ilmu linguistik, misalnya penelitian secara linguistik  berupa fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana. Akan  tetapi dalam penelitian  ini  penulis  lebih  menekankan  pada  wacana,  yaitu  mengenai  kajian  kohesi  yang  meliputi  aspek  gramatikal  dan  leksikal,  koherensi  dan  dominasi  penanda  kohesi    dan  koherensi  dalam  wacana  Novel  berbahasa  Jawa  yang  berjudul  SPP    karya  Fitri Gunawan.
Skripsi Sastra: Kohesi Dan Koherensi Dalam Novel Sang Pangeran Pati Karya Fitri Gunawan 

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi