BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Skripsi Sastra: Promosi Wisata Kuliner Solo Melalui Media Permainan Monopoli
Surakarta atau sering disebut
dengan Solo merupakan sebuah kota wisata budaya
yang berada di
provinsi Jawa Tengah.
Kota Solo merupakan
salah satu kota yang memiliki budaya yang kental di
setiap sudut kotanya. Kerajinan batik, keunikan
makanan tradisionalnya, kemegahan
keraton, tradisi budaya
yang terjaga, hingga
keramahan masyarakatnya, menjadikan
Solo begitu mempesona dan menjadi sentra Budaya Jawa.
Kebudayaan yang
melekat di kota batik ini
tumbuh dan berkembang
di tengah modernisasi
kota Solo, sehingga
menjadikan Solo sebagai
kota yang modern
tetapi masih memelihara
tradisi dan budaya
tradisionalnnya. Kemajuan kota
dan kebudayaan yang
masih terjaga menjadikan
Solo memiliki tempat tempat wisata yang indah untuk
dikunjungi.
Dalam berwisata ada hal yang
tidak boleh dilupakan, yaitu kuliner. Setiap daerah
memiliki ciri khusus
dalam budaya kuliner
mereka, misalnya Surabaya yang
terkenal dengan Rujak
Cingurnya, Yogyakarta dengan
Gudeg, Madura dengan
satenya, dan lain
sebagainnya. Masing-masing daerah
selalu membanggakan makanan khas
dari daerahnya, tak terkecuali Solo, yang memiliki beraneka makanan khas daerah, dan sudah terkenal
sampai di daerah-daerah lain.
Banyak jumlah makanan
khas Solo, bahkan
jika mau menghitungnnya, jumlahnya
tak kalah dengan
makanan khas daerah
lain. Sebut saja
Nasi Liwet, Sambel
Goreng Labu Siam,
Tengkleng, Krengsengan, Gudeg
Ceker, Bakmi Toprak, Selat Solo, Soto Daging, Tongseng,
Timlo, Tahu Acar, Sate Kere, Sate Buntel,
Cabuk Rambak, Sambel
Tumpang, Brambang Asem,
Ayam Bacem, Oblok-oblok,
Jangan Lombok, Bubur
Lemu, Gado-gado Solo,
Pecel Ndeso, Bestik Lidah, Risoles Kuah, Tahu Kupat, dan
masih banyak lagi. (Miftah Sanadji, 2010)
Permainan merupakan salah
satu hal yang
dekat dengan anak-anak
dan mereka sangat
menyukainya. Melalui permainan
biasanya anak-anak mendapatkan
rangsangan baik cara
berpikir atau perilaku
mereka. Sering kali mereka terpengaruh
oleh permainan yang
sering mereka mainkan
sehingga banyak sekali
perilaku mereka yang
terinspirasi dari permainan-permainan tersebut.
Sebagai upaya membentuk
pola pikir dan
perilaku anak, serta menambahkan ilmu
pengetahuan pada mereka
dapat dilakukan dengan menciptakan
permainan yang didalamnya
terselip pengetahuan untuk
anak sehingga secara tidak sadar
bahwa sebenarnya mereka bermain sekaligus belajar.
Seperti halnya
mengajarkan pengetahuan bagi
anak-anak melaui media permainan, memperkenalkan kuliner
bagi mereka pun
dapat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu menyajikan wisata kuliner itu di dalam material permainan mereka.
Dengan adanya permainan
dengan konsep wisata
kuliner, sangat berpotensi bagi anak untuk lebih mengetahui
apa saja kuliner-kuliner yang ada di suatu tempat.
Untuk menciptakan sebuah permainan yang dapat memperkenalkan wisata kuliner
Kota Solo di kalangan anak-anak, maka penulis ingin merancang sebuah media
permainan monopoly, yaitu
“Monkus” (Monopoli Kuliner
Solo). Monkus ini sama
seperti monopoly pada umumnya, hanya saja di sini yang ingin
disajikan adalah tempat-tempat
wisata Kota Solo.
Konsep permainan monopoly
adalah konsep permainan yang
sangat sesuai untuk memperkenalkan
wisata dan kuliner suatu
tempat. Dengan terwujudnya
permainan ini diharapkan
anak-anak dapat lebih
mengenal wisata kuliner
yang khas di
Kota Solo sebagai
aset yang harus dijaga, dibanggakan,
dan diperkenalkan lagi
kepada masyarakat domestik
dan internasional.
B. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah dalam perancangan
media permainan monopoli ini adalah
antara lain:.
1. Bagaimana memperkenalkan wisata kuliner khas
Kota Solo melaui media permainan monopoli?.
2. Bagaimana mempromosikan media permainan monopoli “Monkus” dengan konsep wisata kuliner Kota Solo
terhadap masyarakat?.
C. Tujuan Tujuan
yang ingin dicapai dari perancangan media permainan ini adalah:.
1. Untuk memperkenalkan wisata kuliner khas Kota
Solo melalui media permainan
monopoli. 2.
Untuk mempromosikan media
permainan monopoli “Monkus” dengan konsep
wisata kuliner Kota Solo terhadap masyarakat .
D. Target Visual.
Media yang
digunakan untuk memperkenalkan Kota
Solo yaitu media permainan
yang berupa:.
1. Karya Utama.
Karya Utama berupa Monkus yang
terdiri dari:.
a. Papan Monkus.
b. Pion.
c. Kartu Misi Kuliner.
d. Kartu Siapa Tahu?.
e. Kartu Hak Milik Warung.
f. Kartu Bebas Penjara.
g. Kartu Voucher Makan.
h. Uang Monkus.
i. Bintang .
j. Dadu.
k. Packaging.
2. Karya Pendukung.
a. Promosi 1)
Poster .
2) X-Banner .
3) Halaman Facebook.
4) Halaman Twitter.
b. Merchandise.
1) Kaos.
2) Stiker.
3) Pin.
4) Gantungan kunci.
5) Mug.
6) Tas.
E. Target Market dan Audience.
Target Market
dan Target Audience
perancangan media permainan
ini adalah sebagai berikut:.
1. Segmentasi Geografis.
Segmentasi Geografis
merupakan pengelompokkan berdasarkan kekeberadaan
tempat tinggal target.
Dari segi wilayah
target audience kampanye ini adalah masyarakat
yang berada di wilayah Solo dan seluruh Indonesia.
2. Segmentasi Demografis.
Segmentasi Demografis
merupakan pengelompokkan berdasarkan usia
dan jenis kelamin
target. Berdasarkan segmen
demografis target audience kamapanye ini adalah : .
a. Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan.
b. Usia
: 11 - 40 tahun.
c. Pendidikan
: SD sampai dengan Perguruan Tinggi.
d. Agama
: semua pemeluk agama.
e. Status Ekonomi : menengah ke atas.
3. Segmentasi Psikografis.
Segmentasi Psikografis
merupakan pengelompokkan berdasarkan psikologis
atau perilaku target.
Segmentasi Psikografis pemasaran
media permainan ini
adalah mereka yang
berada di Solo
baik yang menetap ataupun
yang singgah di
kota ini, khususnya
remaja yang suka
berlibur menikmati wisata
kuliner dan suka
membeli barang-barang unik
desain dan bentuknya.
F. Metode Pengumpulan Data.
Untuk mendapatkan data-data
pendukung yang berguna untuk memahami topik
yang diangkat ini, maka metode pengumpulan data dilakukan melalui :.
1. Tinjauan Pustaka.
Data diperoleh dari kempulan dan
obsevasi studi kepustakaan dan buku-buku
yang sesuai dengan
permasalahan kajian. Tinjauan
Pustaka merupakan langkah
yang harus dilakukan
sebelum menentukan metodologi penelitian yang akan dilakukan.
2. Observasi.
Teknik pengumpulan data melalui
observasi atau pengamatan pada umumnya
banyak dilakukan pada
penelitian kualitatif, studi
kasus dan kajian
kelompok kecil. Teknik
pengamatan ini ada
yang bersifat terstruktur,
yaitu yang menggunakan
suatu instrumen observasi
seperti checklist dan
ada yang bersifat
informal dimana fokus
penelitian belum direncanakan dari awal.
3. Wawancara (Interview).
Wawancara merupakan
sebuah cara pengumpulan
data dengan jalan memberikan pertanyaan sepihak yang
dikerjakan dengan sistematika dan berlandaskan
pada tujuan penelitian.
Seperti halnya kuesioner, wawancara
juga ada yang
terstruktur dan ada
yang semi informal.
Pada wawancara terstruktur,
pertanyaan-pertanyaan yang harus ditanyakan oleh pewawancara
telah disusun dalam
bentuk kuesioner atau
panduan wawancara. Semakin
rinci panduannya, semakin
terstruktur wawancaranya.
Skripsi Sastra: Promosi Wisata Kuliner Solo Melalui Media Permainan Monopoli
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi