BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang dan Masalah.
Skripsi Sastra: Pengajaran Pelafalan Dan Nada Bahasa Mandarin Dengan Permainan Tebak Nada Bagi Siswa Kelas XI
Dewasa ini banyak sekolah negeri
maupun swasta yang mengutamakan pendidikan
para siswanya, terutama dalam
kemampuan berbahasa, khususnya dalam pembelajaran bahasa Mandarin. Dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Setiap siswa di harapkan mampu mnguasai setiap
mata pelajaran. Belajar adalah suatu proses
atau usaha yang dilakukan tiap
individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah
laku baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan maupun sikap
dan nilai yang
positif sebagai pengalaman
untuk mendapatkan sejumlah kesan
dari bahan yang
telah dipelajari. Kegiatan
belajar tersebut ada
yang dilakukan di
sekolah, di rumah,
dan di tempat
lain seperti di
museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks. Sebagai tindakan
maka belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri
dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Menurut R.Gagne (Djamarah,
Syaiful Bahri, dalam bukunya Psikologi belajar;1999 hal 22 mengemukakan bah adalah
suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan dan tingkah laku. Dengan
kata lain perilaku
adalah suatu tindakan yang
dapat diamati atau Belajar
bahasa pada hakikatnya adalah belajar
komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis
(Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan
kurikulum 2004 bahwa kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara,
menyimak, dan menulis.
Kemampuan berbahasa
ini berhubungan erat dalam
usaha seseorang memperoleh
kemampuan berbahasa yang
baik. Dalam pengajaran
Bahasa Mandarin, mencakup empat
aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan
berbicara, (3) keterampilan
membaca, (perlu di
tekankan dalam pelafalan)
(4) keterampilan menulis, pelafalan merupakan
hal yang paling dasar yang
perlu di pelajari oleh siswa.
Penggunaan aspek kebahasaan dalam
proses proses pembelajaran sering berhubungan satu
sama lainnya. Menyimak
dan membaca erat
hubungan dalam hal bahwa keduanya
merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis
erat hubungan dalam
hal bahwa keduanya
merupakan cara untuk mengekspresikan
makna (Tarigan 1980:10), dan pelafalan merupakan sangat erat hubungan dengan menulis, membaca, mnyimak dan
berbicara.
Kebanyakan siswa
beranggapan belajar bahasa
Mandarin sulit, untuk menghilangkan dan
mempermudah siswa dalam
pembelajaran bahasa mandarin khususnya dalam proses KBM bahasa Mandarin
disertai dengan permainan agar siswa lebih
tertarik dan siswa bisa
lebih mudah dalam
menerima pelajaran.
Bermain merupakan
seluruh aktifitas anak
termasuk bekerja kesenanganya,
dan merupakan metode
bagaimana mereka mengenal
dunia. Bermain tidak
sekedar mengisi waktu
tetapi merupakan kebutuhan
anak seperti hanya
makanan, cinta kasaih (Soetijiningsih, 1995) Dalam
pengajaran pelafalan dan nada bahasa
Mandarin dengan metode tebak nada bisa menggunakan, audio visual,
pengelompokan kata, dengan media power
point, dan permainan tebak nada. Cara pengucapan dalam bahasa Mandarin sangat
penting. Cara pengucapan
adalah landasan untuk
bisa menguasai bahasa Mandarin.
Maka, ingin belajar
bahasa Mandarin harus
memahami cara pengucapannya dulu. Cara pengucapan dalam
Bahasa Mandarin tidak terlepas dari yang
disebut sebagai Pinyin. (Adelia, 2008).
Bahasa Mandarin merupakan bahasa
yang tidak menggunakan abjad latin dalam sistem
penulisannya, oleh karena
itu tanpa adanya
sistem penulisan latin akan sulit
bagi orang asing
untuk mempelajari Bahasa
Mandarin. Maka pada tahun 1958 pemerintah Cina
secara resmi menggunakan
sistem fonetik pinyin, yang di buat oleh Lembaga Pembaharuan Tulisan
(LPT) Republik Rakyat Cina ( / zh
ngguó wénzìgigé wiyuánhuì
) sebagai sistem penulisan
sistemnya. Pinyin merupakan
sistem penulisan latin
untuk bahasa Mandarin
berdasarkan sistem pelafalan
standar nasional (De-An
Wu Swihart 2007. Hlm:1 ). Sistem
fonetik pinyin mempermudah pemelajar asing yang hanya menguasai huruf latin, saat ini pinyin telah
di gunakan pada banyak tempat seperti pada
sistem pengetikan huruf han di komputer, telepon genggam, petunjuk jalan, bahan ajar, software komputer , dan lain-lain.
Bentuk penulisan pinyin paling sedikit
terdiri dari satu
suku kata, dan setiap
suku kata terdiri dari huruf vokal ( /sh ng m ) dan huruf konsonan ( / y n
m), dan nada, / sh ng diào yang
diletakkan di atas huruf vokal.
Bentuk suku kata pinyin dapat berupa huruf vokal saja seperti: a, o, e,
ai, ei, ao, ou atau terdiri
dari huruf konsonan
dan vokal, seperti: ba,
mu, na, le,
ti, dan dapat juga terdiri dari huruf vokal dan konsonan
seperti: en, er.
Setiap suku
kata bahasa Mandarin tidak hanya
terdiri dari vokal
dan konsonan saja
tetapi juga memiliki nada.
Nada dalam bahasa memiliki
fungsi untuk membedakan makna
kata. Setiap kata dalam bahasa Mandarin dengan cara pengucapan
yang sama, namun jika
terdapat perbedaan nada, maka makna yang terkandung
dalam setiap suku kata tersebut akan berbeda. Melatih menggunakan nada
yang baik dan
benar adalah hal
yang susah dalam mempelajari
bahasa Mandarin. Penggunaan nada
yang tepat akan diinterprestasikan dengan baik oleh lawan bicara dengan mudah dan benar sehingga
akan menghasilkan suatu jalinan komunikasi
yang lancar ( Adelia, 2010 ).
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh kemampuan
berbahasa Mandarin dengan
baik dan benar.
Maka setiap siswa
harus menguasai pengucapan
pelafalan dan nada
dengan baik dan benar, agar dalam
berkomunikasi dengan bahasa Mandarin
tidak terjadi salah pengartian
dalam menerima informasi.
Penggunaan pengajaran
pelafalan dan nada
dengan permainan tebak nada,
akan membantu siswa dalam setiap pelafalan suku kata atau kalimat, bahkan dalam membaca satu paragraf dalam pengajaran
bahasa Mandarin .
Penelitian ini
mencoba mengukur kemampuan
siswa dalam membaca satu
kata, kalimat atau
paragraf dalam bahasa
Mandarin dengan menggunakan pelafalan
dan nada yang
benar oleh siswa
kelas XI Bahasa SMA
Negeri 6 Surakarta. Adapun tujuan utamanya adalah
siswa dapat melafalkan pelafalan dan membaca
nada dan pelafalan dalam kalimat maupun
paragraf dengan benar.
Hal ini
dilakukan karena selama
ini siswa XI Bahasa SMA
Negeri 6 Surakarta belum mampu
membaca kalimat atau paragraf
dengan pelafalan dan
nada yang benar, dengan alasan pelafalan dan nada dalam
mandarin sulit untuk dikuasai oleh mereka,
Padahal untuk belajar bahasa
Mandarin pelafalan dan
nada merupakan hal yang paling
dasar yang harus dikuasai oleh siswa.
Pemilihan siswa
kelas XI Bahasa SMA
Negeri 6 Surakarta
sebagai populasi penelitian
didasari atas pertimbangan
(1) sebagaimana siswa
di SMA lainnya, kelas XI Bahasa 2 SMA Negeri 6
Surakarta telah mendapat pengajaran bahasa
Mandarin mengenai pelafalan
dan nada sebagaimana
tertera dalam kurikulum
yang berlaku, (2) setelah
menjalani pembelajaran, siswa
di tuntut memiliki
kemampuan yang memadai
dalam pelafalan dan
nada dalam bahasa Mandarin,
dan (3) siswa
kelas XI Bahasa 2
SMA Negeri 6
Surakarta perlu mendapat pembinaan yang intensif dalam
pelafalan dan nada dalam pembelajaran bahasa
Mandarin.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut..
1. Bagaimanakah
pengajaran pelafalan dan
nada bahasa Mandarin
dengan permainan tebak nada di
SMA Negeri 6 Surakarta? .
2. Hambatan apa sajakah
yang dihadapai dalam
penggunaan pengajaran pelafalan
dan nada bahasa
Mandarin dengan permainan
tebak nada dan bagaimanakah
cara penanganannya?.
C. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian
Laporan Tugas Akhir ini adalah:.
1. Untuk
mengetahui penggunaan
pengajaran pelafalan dan
nada bahasa Mandarin dengan permainan tebak nada.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam penggunaan permainan tebak
nada dan cara penanganannya.
D. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:.
1. Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi
positif dalam pengajaran pelafalan dan nada bahasa Mandarin.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi guru pamong Sebagai bahan
masukan dan pertimbangan
bagi guru tentang penerapan
pengajaran pelafalan dan
nada dengan permainan
tebak nada dalam pembelajaran bahasa Mandarin.
b. Bagi siswa Siswa dapat
melafalkan pelafalan dan
nada bahasa Mandarin
dengan benar.
E. Teknik Pengumpulan Data.
Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan
oleh penulis dalam penelitian
ini adalah sbagai berikut.
1. Metode Observasi.
Metode ini digunakan oleh penulis
untuk mengamati secara langsung situasi dan kondisi siswa dalam belajar.
2. Metode Wawancara.
Pada metode
ini penulis melakukan
Tanya jawab langsung
pada guru pembimbing tentang situasi yang ada di SMA
Negeri 6 Surakarta.
3. Metode Studi Pustaka.
Pada metode ini penulis mencoba untuk menelaah berbagai
literature sesuai dengan buku
penunjang yang ada.
Skripsi Sastra: Pengajaran Pelafalan Dan Nada Bahasa Mandarin Dengan Permainan Tebak Nada Bagi Siswa Kelas XI
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi