Selasa, 02 Desember 2014

Skripsi Sastra: Pengajaran Pelafalan Dan Nada Bahasa Mandarin Dengan Permainan Tebak Nada Bagi Siswa Kelas XI

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang dan Masalah.
Skripsi Sastra: Pengajaran Pelafalan Dan Nada Bahasa Mandarin Dengan Permainan Tebak Nada Bagi Siswa Kelas XI
Dewasa  ini banyak sekolah  negeri  maupun swasta yang  mengutamakan  pendidikan  para  siswanya, terutama  dalam  kemampuan  berbahasa,  khususnya  dalam pembelajaran bahasa Mandarin. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Setiap siswa di harapkan mampu mnguasai setiap mata pelajaran. Belajar adalah  suatu  proses  atau  usaha  yang dilakukan  tiap  individu  untuk  memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  baik dalam  bentuk  pengetahuan,  keterampilan  maupun  sikap  dan  nilai  yang  positif  sebagai  pengalaman  untuk  mendapatkan  sejumlah  kesan  dari  bahan  yang  telah  dipelajari.  Kegiatan  belajar  tersebut  ada  yang  dilakukan  di  sekolah,  di  rumah,  dan  di  tempat  lain  seperti  di  museum,  di  laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku  siswa  yang  kompleks.  Sebagai  tindakan  maka  belajar  hanya  dialami  oleh  siswa  sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

Menurut R.Gagne  (Djamarah,  Syaiful  Bahri, dalam  bukunya Psikologi  belajar;1999 hal  22 mengemukakan  bah adalah  suatu  proses  untuk  memperoleh  motivasi  dalam  pengetahuan,  keterampilan,  kebiasaan  dan  tingkah  laku. Dengan  kata  lain  perilaku  adalah  suatu tindakan  yang  dapat  diamati  atau  Belajar bahasa pada hakikatnya  adalah belajar komunikasi. Oleh  karena  itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk  meningkatkan kemampuan pembelajar  dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan    dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke dalam  empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan menulis.
Kemampuan  berbahasa  ini berhubungan  erat  dalam  usaha  seseorang  memperoleh  kemampuan  berbahasa  yang  baik.  Dalam  pengajaran  Bahasa  Mandarin, mencakup empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2)  keterampilan  berbicara,  (3)  keterampilan  membaca,  (perlu  di  tekankan  dalam  pelafalan)  (4)  keterampilan  menulis, pelafalan  merupakan  hal  yang paling  dasar  yang perlu di pelajari oleh siswa.
Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses proses pembelajaran sering  berhubungan  satu  sama  lainnya.  Menyimak  dan  membaca  erat  hubungan  dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan  menulis  erat  hubungan  dalam  hal  bahwa  keduanya  merupakan  cara  untuk  mengekspresikan makna (Tarigan 1980:10), dan pelafalan merupakan sangat erat  hubungan dengan menulis, membaca, mnyimak dan berbicara.
Kebanyakan  siswa  beranggapan  belajar  bahasa  Mandarin  sulit,  untuk  menghilangkan  dan  mempermudah  siswa  dalam  pembelajaran  bahasa  mandarin  khususnya dalam proses KBM bahasa Mandarin disertai dengan permainan agar  siswa  lebih  tertarik dan  siswa  bisa  lebih  mudah  dalam  menerima  pelajaran.
Bermain  merupakan  seluruh  aktifitas  anak  termasuk  bekerja  kesenanganya,  dan  merupakan  metode  bagaimana  mereka  mengenal  dunia.  Bermain  tidak  sekedar  mengisi  waktu  tetapi  merupakan  kebutuhan  anak  seperti  hanya  makanan,  cinta  kasaih (Soetijiningsih, 1995)    Dalam  pengajaran  pelafalan dan  nada bahasa  Mandarin dengan  metode  tebak nada bisa menggunakan, audio visual, pengelompokan kata, dengan media  power point, dan permainan tebak nada. Cara pengucapan dalam bahasa Mandarin  sangat  penting.  Cara  pengucapan  adalah  landasan  untuk  bisa  menguasai  bahasa  Mandarin.  Maka,  ingin  belajar  bahasa  Mandarin  harus  memahami  cara  pengucapannya dulu. Cara pengucapan dalam Bahasa Mandarin tidak terlepas dari  yang disebut sebagai Pinyin. (Adelia, 2008).
Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang tidak menggunakan abjad latin  dalam  sistem  penulisannya,  oleh  karena  itu  tanpa  adanya  sistem  penulisan  latin  akan  sulit  bagi  orang  asing  untuk  mempelajari  Bahasa  Mandarin.  Maka  pada  tahun  1958  pemerintah  Cina  secara  resmi  menggunakan  sistem  fonetik  pinyin,  yang di buat oleh Lembaga Pembaharuan Tulisan (LPT) Republik Rakyat Cina ( /   zh ngguó  wénzìgigé  wiyuánhuì  )  sebagai  sistem  penulisan  sistemnya.  Pinyin  merupakan  sistem  penulisan  latin  untuk  bahasa  Mandarin  berdasarkan  sistem  pelafalan  standar  nasional  (De-An   Wu  Swihart 2007. Hlm:1 ). Sistem fonetik pinyin mempermudah pemelajar asing yang hanya  menguasai huruf latin, saat ini pinyin telah di gunakan pada banyak tempat seperti  pada sistem pengetikan huruf han di komputer, telepon genggam, petunjuk jalan,  bahan ajar, software komputer , dan lain-lain.
Bentuk  penulisan pinyin paling  sedikit  terdiri  dari  satu  suku  kata,  dan  setiap suku kata terdiri dari huruf vokal ( /sh ng m ) dan huruf konsonan ( / y n m),  dan nada, / sh ng diào yang diletakkan di atas huruf vokal.
  Bentuk suku kata pinyin dapat berupa huruf vokal saja seperti: a, o, e, ai, ei, ao, ou  atau  terdiri  dari  huruf  konsonan  dan vokal,  seperti:  ba,  mu,  na,  le,  ti, dan  dapat  juga terdiri dari huruf vokal dan konsonan seperti: en, er.
Setiap  suku  kata  bahasa  Mandarin tidak  hanya  terdiri  dari  vokal  dan  konsonan  saja  tetapi  juga memiliki  nada.  Nada dalam  bahasa  memiliki  fungsi  untuk membedakan makna kata. Setiap kata dalam bahasa Mandarin dengan cara  pengucapan  yang sama,  namun jika terdapat  perbedaan nada, maka makna  yang  terkandung dalam setiap suku kata tersebut akan berbeda. Melatih menggunakan  nada  yang  baik  dan  benar  adalah  hal  yang susah  dalam  mempelajari  bahasa  Mandarin. Penggunaan nada yang tepat akan diinterprestasikan dengan baik oleh  lawan bicara dengan mudah dan benar sehingga akan menghasilkan suatu jalinan  komunikasi yang lancar ( Adelia, 2010 ).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk  memperoleh  kemampuan  berbahasa  Mandarin  dengan  baik  dan  benar.   Maka  setiap  siswa  harus  menguasai  pengucapan  pelafalan  dan  nada  dengan  baik  dan  benar,  agar dalam  berkomunikasi  dengan bahasa  Mandarin  tidak  terjadi  salah  pengartian dalam menerima informasi.
Penggunaan  pengajaran  pelafalan  dan  nada  dengan  permainan  tebak  nada, akan membantu siswa dalam setiap pelafalan suku kata atau kalimat, bahkan  dalam membaca satu paragraf dalam pengajaran bahasa Mandarin .
Penelitian  ini  mencoba  mengukur  kemampuan  siswa  dalam  membaca  satu  kata,  kalimat  atau  paragraf  dalam  bahasa  Mandarin  dengan  menggunakan  pelafalan  dan  nada  yang  benar  oleh  siswa  kelas XI  Bahasa  SMA  Negeri  6    Surakarta. Adapun tujuan utamanya adalah siswa dapat melafalkan pelafalan dan  membaca nada dan  pelafalan dalam kalimat maupun paragraf dengan benar.
Hal  ini  dilakukan  karena  selama  ini  siswa XI  Bahasa SMA  Negeri 6  Surakarta belum  mampu  membaca  kalimat  atau paragraf  dengan  pelafalan  dan  nada  yang  benar, dengan alasan pelafalan dan nada dalam mandarin sulit untuk dikuasai oleh  mereka, Padahal untuk  belajar  bahasa  Mandarin   pelafalan  dan  nada merupakan  hal yang paling dasar yang harus dikuasai oleh siswa.
Pemilihan  siswa  kelas XI  Bahasa  SMA  Negeri  6  Surakarta  sebagai  populasi  penelitian  didasari  atas  pertimbangan  (1)  sebagaimana  siswa  di  SMA  lainnya, kelas XI Bahasa 2 SMA Negeri 6 Surakarta telah mendapat  pengajaran  bahasa  Mandarin  mengenai  pelafalan  dan  nada  sebagaimana  tertera   dalam  kurikulum  yang berlaku,  (2)  setelah  menjalani  pembelajaran,  siswa  di  tuntut  memiliki  kemampuan  yang  memadai  dalam  pelafalan  dan  nada dalam  bahasa  Mandarin,  dan  (3)  siswa  kelas XI  Bahasa  2  SMA  Negeri  6  Surakarta  perlu  mendapat pembinaan yang intensif dalam pelafalan dan nada dalam pembelajaran  bahasa Mandarin.
B.  Rumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang di  atas,  maka  dapat  dirumuskan  sebagai  berikut..
1.  Bagaimanakah  pengajaran  pelafalan  dan  nada  bahasa  Mandarin  dengan  permainan tebak nada di SMA Negeri 6 Surakarta? .
  2.  Hambatan apa  sajakah  yang  dihadapai  dalam  penggunaan  pengajaran  pelafalan  dan  nada  bahasa  Mandarin  dengan  permainan  tebak  nada  dan  bagaimanakah cara penanganannya?.
C. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian Laporan Tugas Akhir ini adalah:.
1.  Untuk  mengetahui penggunaan  pengajaran  pelafalan  dan  nada  bahasa  Mandarin dengan permainan tebak nada.
2.  Untuk mengetahui  hambatan-hambatan yang  dihadapi  dalam  penggunaan permainan tebak nada dan cara penanganannya.
D. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1.  Manfaat Teoritis.
Hasil  penelitian ini  diharapkan  dapat  memberikan  kontribusi  positif dalam pengajaran pelafalan dan nada bahasa Mandarin.
2.  Manfaat Praktis.
a.  Bagi guru pamong Sebagai  bahan  masukan  dan  pertimbangan  bagi  guru  tentang  penerapan  pengajaran  pelafalan  dan  nada  dengan  permainan  tebak  nada  dalam pembelajaran bahasa Mandarin.
  b.  Bagi siswa Siswa  dapat  melafalkan  pelafalan  dan  nada  bahasa  Mandarin  dengan  benar.
E.  Teknik Pengumpulan Data.
Adapun teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan  oleh  penulis  dalam  penelitian ini adalah sbagai berikut.
1.  Metode Observasi.
Metode ini digunakan oleh penulis untuk mengamati secara langsung situasi dan kondisi siswa dalam belajar.
2.  Metode Wawancara.
Pada  metode  ini  penulis  melakukan  Tanya  jawab  langsung  pada  guru  pembimbing tentang situasi yang ada di SMA Negeri 6 Surakarta.
3.  Metode Studi Pustaka.
Pada metode ini  penulis mencoba untuk menelaah  berbagai  literature sesuai  dengan buku penunjang yang ada.

 Skripsi Sastra: Pengajaran Pelafalan Dan Nada Bahasa Mandarin Dengan Permainan Tebak Nada Bagi Siswa Kelas XI

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi