Selasa, 02 Desember 2014

Skripsi Sastra: Proses Penanganan Barang Impor Pada Saat Bencana Alam Melalui Jasa Freight Forwarder MSA Kargo Surakarta

  BAB I.
Pendahuluan.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Sastra: Proses Penanganan Barang Impor Pada Saat Bencana Alam Melalui Jasa Freight Forwarder MSA Kargo Surakarta
Memasuki era globalisasi seperti saat ini kebutuhan penduduk menjadi semakin besar. Sementara produk dalam negeri sering kali tidak dapat untuk  memenuhi kebutuhan penduduknya, sehingga membutuhkan suntikan produk  dari luar negeri.

Kebutuhan penduduk yang sangat mendesak membuat Indonesia tidak  dapat mengasingkan  diri  dari  pergaulan  internasional,  sehingga  timbul  hubungan  ekonomi  dengan  negara  lain.  Impor   menjadi  salah  satu  solusi  dalam permasalahan pemenuhan kebutuhan penduduk Indonesia.
Data impor yang dikutip dari situs Kementrian Perindustrian memiliki  tren  kenaikan  dalam  segala  sektor dari  tahun  ke  tahun.  Dalam  sektor  non  migas  khususnya  produk  industri,  impor  negara  Indonesia  tercatat sebesar  USD 48.045.489.007  pada  tahun  2007  dan naik  pada  tahun  2008  menjadi  USD  91.802.724.139.  Penurunan  USD  19.404.637.195  hanya  terjadi  pada  tahun  2009,  kemudian  pada  tahun 2010 impor produk industri naik  menjadi  USD  101.115.406.556,  dan  menjadi  USD  126.099.549.960  pada  tahun  2011  (www.kemenperin.go.id).
Adanya  hubungan  perdagangan  dengan  negara  lain  membutuhkan  keterlibatan  banyak  lembaga  negara  dan  sumber  daya  manusia  yang  berkualitas  di  segala  sektor.  Kegiatan  ekspor-impor  menuntut  adanya  peraturan dan pengawasan  yang dilakukan oleh lembaga dan aparatur negara  yang  bersangkutan  agar  tidak  terjadi  penyalahgunaan.  Menurut  Undang-   Undang  Nomor 17  Tahun  2006 Tentang  Perubahan  Undang-Undang  Nomor  10  Tentang  Kepabeanan, aparatur negara di  Indonesia  yang  memiliki  peran  penting dalam ekspor-impor adalah Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC).
DJBC memiliki wewenang dan tugas untuk melakukan pemeriksaan dokumen  dan fisik barang ekspor maupun impor.
Pemeriksaan dilakukan  agar  terjadi  kesesuaian  antara  dokumen  dan  fisik barang. Inti dari prosedur kepabeanan di bidang impor adalah pemenuhan  syarat administratif dokumen impor. Seiring dengan perkembangan teknologi,  DJBC  mengarahkan  penggunaan  sistem online yang  dikenal  dengan  EDI  (Electronic  Data Interchange) untuk  pengajuan  dokumen  ekspor  dan  impor.
Sistem ini hanya dimiliki oleh pihak-pihak tertentu yang telah menjadi PPJK  (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan).
Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor 65/PMK.04/2007, PPJK adalah  badan  usaha  yang  melakukan  kegiatan  pengurusan  pemenuhan  kewajiban  pabean  untuk  dan atas  kuasa  importir  atau  eksportir. Salah  satu  badan usaha yang menjadi PPJK adalah Freight Forwarder.
Dalam  keseluruhan  proses  pengurusan barang  impor  dari  kawasan  pabean,  importir dalam  negeri sering  menggunakan  jasa Freight  Forwarder.
Penggunaan jasa ini tidak hanya dilakukan oleh importir pemula, namun juga  importir  besar.  Tidak  jarang  pula  importir  yang  telah  memiliki  kawasan  berikat  dan  sistem  EDI  menggunakan  jasa Freight  Forwarder.  Hal  ini dianggap oleh importir sebagai suatu kemudahan tersendiri.
Salah  satu Freight  Forwarder terkemuka  di  Surakarta  adalah  MSA  Kargo. MSA Kargo Surakarta merupakan kantor cabang PT Monang Sianipar    Abadi.  MSA  Kargo  adalah  salah  satu  anggota  IATA  di  Surakarta  yang  memiliki track  record pelayanan  jasa  yang  baik.  Adanya track  record yang  baik  ini  membuat  MSA  Kargo  dipilih  oleh  importir  untuk  melakukan  pelayanan  jasa  di  bidang  impor,  baik  pengurusan  dokumen  maupun  pengeluaran  barang  impor  dari  kawasan  pabean  beserta  segala  layanan  pendukungnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan impor,  baik  proses  yang ditangani  oleh  importir  maupun  melalui  jasa  Freight  Forwarder  MSA  Kargo  memiliki  berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang dapat terjadi adalah terjadinya  bencana alam.
Bencana  alam  di  negara  tujuan  merupakan  masalah bagi  importir,  karena dapat menghambat proses penanganan barang impor baik barang yang  sudah  sampai  dinegara  tujuan  ataupun  barang  yang  masih  dalam  proses  pengiriman,  sehingga  proses  pengeluaran barang  impor ketika bencana  alam  menjadi tidak sesuai dengan prosedur umum kepabeanan di bidang impor.
Salah satu bentuk bencana alam yang menghambat proses penanganan  barang impor adalah bencana alam yang terjadi pada tanggal 13 Februari 201yakni meletusnya  Gunung  Kelud  di Jawa Timur.  Letusan ini mengakibatkan  hujan abu di beberapa kota di Propinsi Jawa Tengah, salah satunya Surakarta.
Adanya  hujan  abu  di  Surakarta  membuat Bandar  Udara  Internasional  Adi  Sumarmo ditutup selama satu minggu. Penutupan Bandar udara ini membuat  proses  pengeluaran  barang  impor  menjadi  lamban  dan  diluar  prosedur  pada  umumnya,  salah  satunya  dikarenakan  tidak  adanya  Hanggar  Bea  Cukai  di  bandar udara.
  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis memandang  perlu  meninjau  lebih  lanjut  penelitian  mengenai  penanganan  barang  impor  ketika terjadi bencana alam den Proses  Penanganan Barang Impor  pada  Saat  Bencana  Alam  Melalui  Jasa Freight  Forwarder  MSA  Kargo  Surakarta.
B.  Rumusan Masalah.
Perumusan  masalah  dalam  penelitian  ini  diharapkan  menjadi  pedoman penulis  dalam  melakukan  penelitian  proses penanganan  barang  impor  pada  saat  terjadi  bencana  alam.  Adapun  rumusan  masalah  dalam  penelitian ini sebagai berikut:.
1.  Bagaimana  proses  pengeluaran barang impor  dari kawasan pabean  pada  saat  terjadi bencana  alam  melalui  jasa Freight  Forwarder MSA  Kargo Surakarta?.
2.  Bagaimana Peran MSA Kargo dan hambatan yang dihadapi dalam proses  pengeluaran barang impor dari kawasan pabean pada saat terjadi bencana  alam?.
C.  Tujuan Penelitian.
Adapun  tujuan  yang  ingin  dicapai  dalam  penelitian  mengenai  pengeluaran barang impor ini adalah sebagai berikut:.
1.  Untuk  mengidentifikasi  proses pengeluaran  barang  impor  dari kawasan  pabean pada saat terjadi bencana alam melalui jasa freight forwarder MSA  Kargo Surakarta.
  2.  Untuk mengetahui peran MSA Kargo dan mengidentifikasi hambatan yang  dihadapi dalam proses pengeluaran barang impor saat bencana alam.
D.  Manfaat Penelitian.
Penelitian   mengenai  proses  pengeluaran  barang  impor  pada  saat  terjadi  bencana  alam  ini  dibuat  dengan  harapan  memiliki  manfaat  bagi  berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat  penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1.  Bagi MSA Kargo Surakarta Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi MSA Kargo  dalam  menangani barang  impor  apabila  suatu  saat  terjadi  bencana  alam  yang  serupa  maupun  bencana  lainnya.  Secara  umum  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menjadi acuan perusaahaan mengambil  kebijaksanaan  untuk  meningkatkan  kualitas  pelayanan  jasa  dan  evaluasi  pengembangan  usaha dikemudian hari.
2.  Bagi Bea Cukai Penelitian  ini  diharapkan dapat memberikan  masukan  mengenai pengambilan  keputusan pengalihan wewenang  dari Hanggar bea cukai di  lapangan  kepada  Pejabat  bea  cukai  kawasan  berikat  ketika  terjadinya  bencana  alam  dan kebijakan  lain  yang  berhubungan  dengan  aktivitas pelayanan jasa kepabeanan dibidang impor.
3.  Bagi Importir Penelitian  ini  diharapkan  dapat  menjadi  pedoman bagi  importir  dalam  mengimpor  barang  agar  mempertimbangkan  aspek  bencana  alam    dalam  setiap  kontrak  bisnis  yang  dibuatnya,  dan  mengetahui  langkahlangkah apa saja yang harus dilakukan.
4.  Bagi Mahasiswa dan pembaca lainnya Penelitian  ini  diharapkan  menjadi tambahan  referensi  bacaan  dan  informasi  khususnya  bagi  mahasiswa  program  studi  Manajemen  Perdagangan yang menyusun Tugas Akhir dengan pokok bahasan sama.
E.  Metode Penelitian.
Suatu  penelitian  pada  dasarnya  adalah  bagian  mencari,  mendapatkan  dan  mengolah data  untuk  selanjutnya  dilakukan  penyusunan  dalam  bentuk  laporan penelitian. Supaya proses tersebut berjalan lancar serta hasilnya dapat  dipertanggungjawabkan  secara  ilmiah,  maka  diperlukan  metode  penelitian.
Metode dalam penelitan ini terdiri dari :.
1.  Ruang Lingkup Penelitian.
Metode  penelitian  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  deskriptif. Mulyana  (2004:  89),  menjelaskan metode  deskriptif  adalah  metode yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaankeadaan  nyata  sekarang. Dimana  penelitian  ini  menjadikan  Freight  Forwarder  MSA  Kargo  Surakarta  sebagai  suatu  objek  penelitian  dan  penanganan  barang  impor  pada  saat  terjadi  bencana  alam sebagai pokok pembahasan.  Penulis  juga  mengidentifikasi  segala  hambatan  yang  dihadapi oleh MSA Kargo Surakarta dalam menangani barang impor pada  saat terjadi bencana alam.
  2.  Jenis Data.
a.  Data Primer.
Menurut Umar (2003 :  56), data primer  merupakan data yang  diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan.
Data  Primer  yang  penulis dapat  langsung  narasumber  berupa penjelasan  mengenai  alur  proses  penanganan  barang  impor  pada  saat  terjadi  bencana alam  beserta  segala hambatannya yang  dihadapi  oleh  MSA Kargo.
b.  Data Sekunder.
Menurut Sugiyono (2005 : 62), data sekunder adalah data yang  tidak langsung memberikan data kepada peneliti oleh narasumbernya.
Data sekunder yang penulis dapatkan antara lain: Packing List, Invoice,  SSPCP,  SPPB,  PIB,  peraturan  perundang-undangan  dan  pengertian  mengenai impor dan bencana alam.
3. Sumber Data.
a.  Sumber Data Primer.
Sumber data primer untuk penelitian ini, penulis dapatkan dari  Staff Bagian Impor dan karyawan MSA Kargo Surakarta serta Pejabat  Bea  Cukai  Kawasan  Berikat  dimana  pihak-pihak  tersebut  terlibat  langsung di dalam prosesnya.
b.  Sumber Data Sekunder.
Sumber  Data  Sekunder  penulis  peroleh  dari  buku  tentang  bencana  alam karangan  Bevaola,  buku  mengenai  ekspor  impor  yang  ditulis oleh Salvatore, Marolop, Roselyne, Ahmad Jamli, Radiks Purba,  Amir  M.S.,  serta makalah  tentang ekspor  impor milik  Calestine  dan  Mahalli.  Sumber  data lain  penulis  dapat dari  Keputusan  Menteri  Keuangan,  Keputusan  Direktur  Jenderal  Bea  Cukai dan  Peraturan  Perundang-undangan yang berlaku.
4. Metode Pengumpulan Data.
a.  Wawancara.
Wawancara  merupakan  teknik  pengumpulan  data  dengan  bentuk  komunikasi  antara  dua  orang  atau  melibatkan seseorang  lain  untuk  memperoleh  informasi  dari  seseorang  lainnya  dengan  mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Mulyana, 2004: 180). Wawancara  penulis lakukan dengan Staff Impor MSA Kargo Surakarta dan Pejabat  Bea Cukai Kawasan Berikat.
b.  Studi Pustaka.
Penulis  menggunakan  teknik  pengumpulan  studi  pustaka  dengan cara  mempelajari  buku  atau  refrensi  yang  berkaitan  dengan  masalah  pengeluaran  barang  impor  dari  kawasan  pabean  pada  saat  terjadi bencana alam.
c.  Observasi.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung mengenai  kegiatan  pelayanan  jasa  pengeluaran  barang  impor  dari  kawasan pabean  yang dilakukan  oleh  MSA  Kargo Surakarta. Penulis  mengamati  dan  mengikuti proses  pengeluaran  barang  impor  jalur  merah pada  saat  terjadi  bencana  alam di  Bandar  Udara  Internasional  Adi Sumarmo bersama staff bagian impor MSA Kargo Surakarta.

 Skripsi Sastra: Proses Penanganan Barang Impor Pada Saat Bencana Alam Melalui Jasa Freight Forwarder MSA Kargo Surakarta

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi