Rabu, 03 Desember 2014

Skripsi Sastra: Wacana Deskriptif Rubrik Klik Dalam Majalah Panjebar Semangat (Kajian Kohesi Dan Koherensi)

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Sastra: Wacana Deskriptif Rubrik Klik Dalam Majalah Panjebar Semangat (Kajian Kohesi Dan Koherensi)
Bahasa  adalah  sarana  yang  paling  utama  dan  vital  untuk  memenuhi  kebutuhan berkomunikasi dalam menyampaikan ide, gagasan, isi pikiran, maksud,  realitas, dsb. Bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti di dalam setiap  pekerjaannya.  Bahasa merupakan medium yang diperlukan dalam berkomunikasi,  karena bahasa memberikan kemungkinan yang sangat luas apabila dibandingkan  dengan  cara  lain  seperti,  gerak-gerik  atau  isyarat  dengan  benda.  Bahasa  memberikan manfaat dengan baik bila dikuasai  oleh mereka  yang  masuk  dalam  komunikasi tersebut (Gorys Keraf, 2004:39).  Hal senada juga diungkapkan oleh  Sarwiji  Suwandi,  (2008:97)  bahwa  “bahasa  digunakan  oleh  manusia  untuk  berinteraksi dengan manusia lain guna menjalin kerja sama dan memecahkan atau  menyelesaikan  berbagai  masalah  persoalan  kehidupan  yang  mereka  hadapi”.

Bahasa  tidak  bisa  dilepaskan  dengan  kehidupan  manusia,  dan  sebagai  ciri  khas  yang membedakan antara manusia dan makhluk lain.
Bahasa  merupakan  sarana  utama  dalam  menyampaikan  ide,  maksud,  gagasan, dan pikiran  seseorang. Gagasan dan pikiran manusia yang disampaikan  melalui  bahasa  dapat  menjadi  sebuah  komunikasi,  baik  secara  lisan  maupun  tertulis.  Bahasa yang komunikatif dapat menyampaikan maksud dengan baik dan  tidak multi tafsir.
Bahasa  yang  bersifat  komunikatif  tersebut  menjadikan  maksud  dapat  diterima dengan baik oleh mitra tutur.  Begitu pula dengan bahasa Jawa. Bahasa    Jawa merupakan lambang identitas daerah dan juga sebagai alat komunikasi bagi  masyarakat Jawa.
“Wacana  merupakan  satuan  bahasa  yang  lengkap  sehingga  dalam  hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi di  atas satuan kalimat.
Sebagai satuan tertinggi yang lengkap maka di dalam wacana itu terdapat konsep,  gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami tanpa keraguan  apapun” (Abdul  Chaer,2007:62).  Wacana  dikatakan  utuh  apabila  di  dalamnya  terdapat  konsep, gagasan, ide, yang utuh yang dapat dipahami oleh pembaca dalam wacana  tulis, atau oleh pendengar dalam wacana lisan.
Wacana  yang  utuh  dibangun  oleh  unsur  kohesi  dan  unsur  koherensi.
Unsur  kohesi  berkenaaan  dengan  unsur  pendukung  (bentuk)  yang  runtut,  sedangkan  koherensi  berkenaan  dengan  segi  isi  (informasi).  Wacana  dapat  dikatakan ideal apabila dibangun oleh kalimat-kalimat bahkan paragraf-paragraf.
Paragraf  tersebut  dibangun  oleh  sejumlah  kalimat  yang  saling  berkaitan,  yang  membentuk sebuah pikiran pokok, yang didukung oleh kalimat utama dan kalimat  penjelas.
Wacana  memiliki  dua  unsur  pendukung  utama,  yaitu  unsur  dalam  (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal  kebahasaan.  Unsur eksternal berkenaan dengan hal-hal di luar wacana itu sendiri.
Kedua unsur tersebut membentuk satu kepaduan dalam suatu struktur yang utuh  dan  lengkap  (Achmad  HP  dan  Alek  Abdullah,  2013:134).  “Wacana  yang  padu  adalah  wacana  yang  isinya  memiliki  satu  topik  dan  menunjukkan  kohesif  dan  koheren sehingga mudah dipahami oleh pembaca” (Digna Palupi, 2013)    Menurut  Mulyana  (2005:25),  “wacana  yang  utuh  adalah  wacana  yang  lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang  terpadu dan menyatu. Aspek-aspek  tersebut  diantaranya  kohesi  dan  koherensi”.  Kohesif  merupakan  salah  satu  ciri  wacana, disamping itu kohesi juga dapat dipakai sebagai alat interpretasi wacana  dari  struktur  kalimat.  Apabila  suatu  kalimat  memiliki  keruntutan  hubungan  struktur  antarkalimat  maka  disebut  kohesif.  Jadi  kohesi  adalah  keruntutan  hubungan  antarkalimat  (Pranowo,1996:81).  Kekohesifan  wacana  diperlukan  adanya  sarana  kohesi  gramatikal  dan  kohesi  leksikal.  Wacana  yang  ideal  terdiri  dari  kalimat-kalimat  bahkan  paragraf-paragraf,  jadi  untuk  mencapai  kekoherensian  dibutuhkan  pemarkah  koherensif.  Unsur  koherensi  merupakan  unsur yang turut menentukan keutuhan wacana.
Contoh data yang mengandung koherensi.
(405)  Nabrak  Pager?  –  Iki  dudu  trek  sing  nabrak  pager,  nanging  mung  idhene  wong  males  wae  kang  wegah  mindhahake  mobile  lan  milih  ngetogake  mobil  mau  senajan  arep  ditabrak  pager.  Hmm,  kreatif  uga lan dadi saya aneh sesawangane (PS/23/8/06/2013).
„Menabrak  Pagar?  –  Ini  bukan  truk  yang  menabrak  pagar.  Tetapi  hanya ide orang malas saja yang tidak mau memindahkan mobilnya  dan memilih  membiarkan  mobil tadi walaupun akan ditabrak pagar.
Hmm, kreatif juga dan menjadi semakin terlihat aneh‟  Pada  data  (405)  di  atas  terdapat  penanda  koherensi  yang  berupa  penekanan  yang  ditandai  adanya  kata  saya  „semakin‟.  Kata  saya  „semakin‟  tersebut  berfungsi  menekankan  bahwa  truk  yang  terlihat  aneh  saat  dibiarkan  menabrak pagar.
Bahasa sebagai sarana komunikasi digunakan dalam media massa audio  seperti radio, audio visual seperti televisi/TV, dan media massa cetak seperti surat  kabar, majalah, dan tabloid.  Media massa cetak merupakan aplikasi bahasa Jawa    sebagai  sarana  komunikasi  yang  menggunakan  bahasa  jurnalistik.  Media  massa  cetak berbahasa Jawa  yang banyak beredar di kalangan masyarakat adalah yang  berupa majalah. Menurut Wahyu Wibowo (2006:26) pada umumnya media massa  cetak menyediakan sebagian halamannya untuk menampung opini atau pendapat  pribadi (wujud dari fungsi pers sebagai alat kontrol sosial).
Salah  satu  majalah  Jawa  yang  cukup  dikenal  oleh  masyarakat  Jawa  adalah  Panjebar  Semangat.  Majalah  tersebut  pertama  terbit  pada  tanggal  2  September  1933.  Pendirinya  adalah  Dr.  Soetomo,  tokoh  pendiri  Budi  Utomo,  sebagai  salah  satu  media  yang  digunakan  untuk  perjuangan  kemerdekaan  Indonesia.  Majalah  Panjebar  Semangat  diperuntukan  masyarakat  biasa  pada  umumnya  dan  khususnya  bagi  mereka  yang  masih  mengerti  dan  memahami  bahasa Jawa.
Rubrik  Klik salah satu rubrik yang terdapat  di dalam majalah  Panjebar  Semangat  terdapat  pada  halaman  3,  terletak  di  pojok  kanan  bawah.  Rubrik  ini  berisi kalimat-kalimat berbahasa Jawa. Wacana ini digolongkan ke dalam wacana  deskriptif  karena  kalimat-kalimatnya  yang  tertulis  di  dalamnya  bertujuan  melukiskan, menerangkan gambar yang berada di atas atau samping dari wacana  tersebut.  Jadi  pembaca  dapat  mengetahui  maksud  dari  gambar  tersebut  dan  mengetahui  kondisi  yang  sebenarnya.  Wacana  tersebut  bisa  disebut  caption.
Menurut  Ragil  Sulastri  (2008:  2)  “deretan  kalimat  yang  menerangkan  gambar  disebut  dengan  istilah  caption”.  Caption  merupakan  salah  satu  bentuk  wacana  yang terdapat dalam media cetak dan merupakan salah satu wujud kongkret yang  disediakan oleh redaksi sebagai wahana penyampaian maksud dari suatu gambar    dalam media cetak. Wacana tersebut harus komunikatif, kohesif dan koheren agar  deskripsi  dari  gambar  tersebut  dapat  dipahami  dan  dimengerti  dengan  baik  dan  jelas oleh pembaca.
Wacana deskriptif  berisi  pemaparan sesuatu baik berdasarkan pengalaman  maupun pengetahuan penuturnya. Wacana tersebut dapat berupa rangkaian tuturan  yang bersifat  melukiskan atau  memaparkan sesuatu. Wacana  deskriptif  bertujuan  tercapainya  penghayatan  yang  agak  imajinatif  terhadap  sesuatu,  sehingga  pembaca merasakan seolah-olah ia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara  langsung.
Karakteristik  wacana  deskriptif  yang  terdapat  pada  rubrik  Klik  pada  majalah Panjebar Semangat yaitu kalimat-kalimat yang terdapat di rubrik tersebut  bersifat pemaparan dan penggambaran sehingga pembaca mengetahui, merasakan  mengalami  sendiri  secara  langsung  akan  gambar  yang  dipaparkan  dalam  rubrik  tersebut.
Penelitian yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan kajian kohesi  dan koherensi adalah sebagai berikut: 1.  Analisis  Wacana  Obrolan  Rujak  Cingur  dan   Warung  Tegal  dalam  Majalah  Panjebar  Semangat  (Kajian  Kohesi)  oleh  Marningsih  (2009).
Penelitian  ini  mendeskripsikan  mengenai  penanda  kohesi  leksikal  dan  kohesi gramatikal serta karakteristik kohesi gramatikal dan leksikal  yang  terdapat pada wacana rubrik  “Rujak Cingur”  dan  “Warung  Tegal”  dalam  majalah Panjebar Semangat.      2.  Wacana Crita Cekak dalam Rubrik Jagad Sastra Solopos oleh Trihana  Budihastuti  (2013).  Penelitian  ini  mendeskripsikan  mengenai  penanda  kohesi dan koherensi yang terdapat pada crita cekak  dalam Rubrik “Jagad  Sastra”.
3.  Wacana  Rubrik  Konsultasi  Hukum  dalam  Majalah  Panjebar  Semangat  (Kajian Kohesi dan Koherensi)  oleh  Astri Wulansari (2011).
Penelitian  ini  bertujuan  mendeskripsikan  mengenai  penanda  kohesi  dan  koherensi  dalam  rubrik  “Konsultasi  Hukum”  dalam  Majalah  Panjebar  Semangat.
4.  Wacana  Berita  Bahasa  Jawa  di  TVRI  Semarang  Jawa  Tengah  (Kajian Kohesi dan Koherensi)  oleh Tri Suhartanti (2004). Penelitian  ini mendeskripsikan  tentang  penanda  kohesi  dan  penanda  koherensi  wacana  berita bahasa Jawa TVRI Jawa Tengah.
5.  Analisis Wacana  Caption  dalam Majalah Berbahasa Jawa  oleh Ragil  Sulastri  (2008).  Penelitian  ini  mendeskripsikan  tentang  tipe-tipe  wacana  caption  dan  hubungan  wacana  caption  dengan  gambar  foto  berita  pada  majalah Panjebar Semangat, Jaya Baya, dan Djaka Lodang.
6.  Wacana  Caption  Pemilu  2004  (Tinjauan  Pragmalinguistik  Terhadap  Beberapa Surat Kabar Harian (SKH) Edisi Pemilu 2004)  oleh Muncar  Tyas  Palupi  (2007).  Penelitian  ini  mendeskripsikan  jenis  dan  tipe-tipe  struktur wacana caption, mendeskripsikan tipe-tipe sifat hubungan wacana  caption  dengan  maksud  foto  berita,  mendeskripsikan  hubungan  wacana  caption  dan gambar dengan wacana berita verbal yang menyertainya, dan    mendeskripsikan  fungsi  tindak  tutur  dalam  wacana  caption  di  beberapa  surat kabar harian.
Dari  semua  hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan,  penelitian  kohesi  dan  koherensi  mengenai  wacana  deskriptif  rubrik  Klik  dalam  majalah  Panjebar  Semangat belum pernah dilakukan oleh karena itu peneliti ingin mengkaji wacana  deskriptif rubrik  Klik  dalam majalah  Panjebar Semangat. Alasan penulis tertarik  melakukan penelitian ini adalah (1) wacana ini menggunakan bahasa Jawa sebagai  pengantarnya. Hal ini sesuai dengan objek penelitian penulis, terutama berkaitan  dengan kohesi dan koherensi dalam wacana rubrik  Klik  dalam majalah  Panjebar  Semangat,  (2)  wacana  memberikan  pengetahuan  mengenai  deskripsi-deskripsi  suatu benda, peristiwa, keadaan alam yang tidak hanya ada di negara Indonesi a,  namun  negara-negara  lain.  (3)  untuk  mengetahui  keutuhan  wacana  deskriptif  rubrik  Klik  dalam majalah  Panjebar Semangat  yakni  perpaduan  bentuk (kohesi) dan perpaduan  makna (koherensi) dalam wacana.    (4) untuk mengetahui ciri khas  yang  dapat  menghubungkan  keutuhan  wacana  rubrik  Klik  dalam  majalah  Panjebar Semangat.
Berdasarkan alasan di atas, penulis ingin mengkaji wacana deskriptif yang  berjudul  Wacana  Deskriptif  Rubrik  Klik  pada  Majalah  Panjebar  Semangat  (Kajian Kohesi dan Koherensi).

 Skripsi Sastra: Wacana Deskriptif Rubrik Klik Dalam Majalah Panjebar Semangat (Kajian Kohesi Dan Koherensi)

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi