BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Sastra: Wacana Deskriptif Rubrik Klik Dalam Majalah Panjebar Semangat (Kajian Kohesi Dan Koherensi)
Bahasa adalah
sarana yang paling
utama dan vital
untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi dalam menyampaikan
ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas,
dsb. Bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti di dalam setiap pekerjaannya.
Bahasa merupakan medium yang diperlukan dalam berkomunikasi, karena bahasa memberikan kemungkinan yang
sangat luas apabila dibandingkan dengan cara
lain seperti, gerak-gerik
atau isyarat dengan
benda. Bahasa memberikan manfaat dengan baik bila dikuasai oleh mereka
yang masuk dalam komunikasi
tersebut (Gorys Keraf, 2004:39). Hal
senada juga diungkapkan oleh Sarwiji Suwandi,
(2008:97) bahwa “bahasa
digunakan oleh manusia
untuk berinteraksi dengan manusia
lain guna menjalin kerja sama dan memecahkan atau menyelesaikan
berbagai masalah persoalan
kehidupan yang mereka
hadapi”.
Bahasa tidak
bisa dilepaskan dengan
kehidupan manusia, dan
sebagai ciri khas yang
membedakan antara manusia dan makhluk lain.
Bahasa merupakan
sarana utama dalam
menyampaikan ide, maksud, gagasan, dan pikiran seseorang. Gagasan dan pikiran manusia yang
disampaikan melalui bahasa
dapat menjadi sebuah
komunikasi, baik secara
lisan maupun tertulis.
Bahasa yang komunikatif dapat menyampaikan maksud dengan baik dan tidak multi tafsir.
Bahasa yang
bersifat komunikatif tersebut
menjadikan maksud dapat diterima
dengan baik oleh mitra tutur. Begitu
pula dengan bahasa Jawa. Bahasa Jawa
merupakan lambang identitas daerah dan juga sebagai alat komunikasi bagi masyarakat Jawa.
“Wacana merupakan
satuan bahasa yang
lengkap sehingga dalam hierarki
gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi di atas satuan kalimat.
Sebagai satuan tertinggi yang
lengkap maka di dalam wacana itu terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang
bisa dipahami tanpa keraguan apapun” (Abdul Chaer,2007:62). Wacana
dikatakan utuh apabila
di dalamnya terdapat konsep, gagasan, ide, yang utuh yang dapat
dipahami oleh pembaca dalam wacana tulis,
atau oleh pendengar dalam wacana lisan.
Wacana yang
utuh dibangun oleh
unsur kohesi dan
unsur koherensi.
Unsur kohesi
berkenaaan dengan unsur
pendukung (bentuk) yang
runtut, sedangkan koherensi
berkenaan dengan segi
isi (informasi). Wacana
dapat dikatakan ideal apabila
dibangun oleh kalimat-kalimat bahkan paragraf-paragraf.
Paragraf tersebut
dibangun oleh sejumlah
kalimat yang saling
berkaitan, yang membentuk sebuah pikiran pokok, yang didukung
oleh kalimat utama dan kalimat penjelas.
Wacana memiliki
dua unsur pendukung
utama, yaitu unsur
dalam (internal) dan unsur luar
(eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan.
Unsur eksternal berkenaan dengan hal-hal di luar wacana itu sendiri.
Kedua unsur tersebut membentuk
satu kepaduan dalam suatu struktur yang utuh dan
lengkap (Achmad HP
dan Alek Abdullah,
2013:134). “Wacana yang
padu adalah wacana
yang isinya memiliki
satu topik dan
menunjukkan kohesif dan koheren
sehingga mudah dipahami oleh pembaca” (Digna Palupi, 2013) Menurut
Mulyana (2005:25), “wacana
yang utuh adalah
wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek
yang terpadu dan menyatu. Aspek-aspek tersebut
diantaranya kohesi dan
koherensi”. Kohesif merupakan
salah satu ciri wacana,
disamping itu kohesi juga dapat dipakai sebagai alat interpretasi wacana dari
struktur kalimat. Apabila
suatu kalimat memiliki
keruntutan hubungan struktur
antarkalimat maka disebut
kohesif. Jadi kohesi
adalah keruntutan hubungan
antarkalimat (Pranowo,1996:81). Kekohesifan
wacana diperlukan adanya
sarana kohesi gramatikal
dan kohesi leksikal.
Wacana yang ideal
terdiri dari kalimat-kalimat bahkan
paragraf-paragraf, jadi untuk
mencapai kekoherensian dibutuhkan
pemarkah koherensif. Unsur
koherensi merupakan unsur yang turut menentukan keutuhan wacana.
Contoh data yang mengandung
koherensi.
(405) Nabrak
Pager? – Iki
dudu trek sing
nabrak pager, nanging
mung idhene wong
males wae kang
wegah mindhahake mobile
lan milih ngetogake
mobil mau senajan
arep ditabrak pager.
Hmm, kreatif uga lan dadi saya aneh sesawangane
(PS/23/8/06/2013).
„Menabrak Pagar?
– Ini bukan
truk yang menabrak
pagar. Tetapi hanya ide orang malas saja yang tidak mau
memindahkan mobilnya dan memilih membiarkan
mobil tadi walaupun akan ditabrak pagar.
Hmm, kreatif juga dan menjadi
semakin terlihat aneh‟ Pada data
(405) di atas
terdapat penanda koherensi
yang berupa penekanan
yang ditandai adanya
kata saya „semakin‟.
Kata saya „semakin‟ tersebut
berfungsi menekankan bahwa
truk yang terlihat
aneh saat dibiarkan menabrak pagar.
Bahasa sebagai sarana komunikasi
digunakan dalam media massa audio seperti
radio, audio visual seperti televisi/TV, dan media massa cetak seperti surat kabar, majalah, dan tabloid. Media massa cetak merupakan aplikasi bahasa
Jawa sebagai sarana
komunikasi yang menggunakan
bahasa jurnalistik. Media
massa cetak berbahasa Jawa yang banyak beredar di kalangan masyarakat
adalah yang berupa majalah. Menurut
Wahyu Wibowo (2006:26) pada umumnya media massa cetak menyediakan sebagian halamannya untuk
menampung opini atau pendapat pribadi
(wujud dari fungsi pers sebagai alat kontrol sosial).
Salah satu
majalah Jawa yang
cukup dikenal oleh
masyarakat Jawa adalah
Panjebar Semangat. Majalah
tersebut pertama terbit
pada tanggal 2 September 1933.
Pendirinya adalah Dr.
Soetomo, tokoh pendiri
Budi Utomo, sebagai
salah satu media
yang digunakan untuk
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Majalah Panjebar Semangat
diperuntukan masyarakat biasa
pada umumnya dan
khususnya bagi mereka
yang masih mengerti
dan memahami bahasa Jawa.
Rubrik Klik salah satu rubrik yang terdapat di dalam majalah Panjebar Semangat
terdapat pada halaman
3, terletak di
pojok kanan bawah.
Rubrik ini berisi kalimat-kalimat berbahasa Jawa. Wacana
ini digolongkan ke dalam wacana deskriptif karena
kalimat-kalimatnya yang tertulis
di dalamnya bertujuan melukiskan, menerangkan gambar yang berada di
atas atau samping dari wacana tersebut. Jadi
pembaca dapat mengetahui
maksud dari gambar
tersebut dan mengetahui
kondisi yang sebenarnya.
Wacana tersebut bisa
disebut caption.
Menurut Ragil
Sulastri (2008: 2)
“deretan kalimat yang
menerangkan gambar disebut
dengan istilah caption”.
Caption merupakan salah
satu bentuk wacana yang terdapat dalam media cetak dan merupakan
salah satu wujud kongkret yang disediakan
oleh redaksi sebagai wahana penyampaian maksud dari suatu gambar dalam media cetak. Wacana tersebut harus
komunikatif, kohesif dan koheren agar deskripsi dari
gambar tersebut dapat
dipahami dan dimengerti
dengan baik dan jelas
oleh pembaca.
Wacana deskriptif berisi
pemaparan sesuatu baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Wacana tersebut
dapat berupa rangkaian tuturan yang
bersifat melukiskan atau memaparkan sesuatu. Wacana deskriptif
bertujuan tercapainya penghayatan
yang agak imajinatif
terhadap sesuatu, sehingga pembaca merasakan seolah-olah ia sendiri
mengalami atau mengetahuinya secara langsung.
Karakteristik wacana
deskriptif yang terdapat
pada rubrik Klik
pada majalah Panjebar Semangat
yaitu kalimat-kalimat yang terdapat di rubrik tersebut bersifat pemaparan dan penggambaran sehingga
pembaca mengetahui, merasakan mengalami sendiri
secara langsung akan
gambar yang dipaparkan
dalam rubrik tersebut.
Penelitian yang pernah dilakukan
yang berhubungan dengan kajian kohesi dan
koherensi adalah sebagai berikut: 1.
Analisis Wacana Obrolan
Rujak Cingur dan
Warung Tegal dalam Majalah Panjebar
Semangat (Kajian Kohesi)
oleh Marningsih (2009).
Penelitian ini
mendeskripsikan mengenai penanda
kohesi leksikal dan kohesi
gramatikal serta karakteristik kohesi gramatikal dan leksikal yang terdapat
pada wacana rubrik “Rujak Cingur” dan
“Warung Tegal” dalam majalah
Panjebar Semangat. 2.
Wacana Crita Cekak dalam Rubrik Jagad Sastra Solopos oleh Trihana Budihastuti
(2013). Penelitian ini
mendeskripsikan mengenai penanda kohesi dan koherensi yang terdapat pada crita
cekak dalam Rubrik “Jagad Sastra”.
3. Wacana
Rubrik Konsultasi Hukum
dalam Majalah Panjebar Semangat
(Kajian Kohesi dan Koherensi)
oleh Astri Wulansari (2011).
Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan mengenai
penanda kohesi dan koherensi dalam
rubrik “Konsultasi Hukum”
dalam Majalah Panjebar Semangat.
4. Wacana
Berita Bahasa Jawa
di TVRI Semarang
Jawa Tengah (Kajian Kohesi dan Koherensi) oleh Tri Suhartanti (2004). Penelitian ini mendeskripsikan tentang
penanda kohesi dan
penanda koherensi wacana berita bahasa Jawa TVRI Jawa Tengah.
5. Analisis Wacana Caption
dalam Majalah Berbahasa Jawa oleh
Ragil Sulastri (2008).
Penelitian ini mendeskripsikan tentang
tipe-tipe wacana caption
dan hubungan wacana
caption dengan gambar
foto berita pada majalah
Panjebar Semangat, Jaya Baya, dan Djaka Lodang.
6. Wacana
Caption Pemilu 2004
(Tinjauan Pragmalinguistik Terhadap Beberapa Surat Kabar Harian (SKH) Edisi Pemilu
2004) oleh Muncar Tyas
Palupi (2007). Penelitian
ini mendeskripsikan jenis
dan tipe-tipe struktur wacana caption, mendeskripsikan
tipe-tipe sifat hubungan wacana caption dengan
maksud foto berita,
mendeskripsikan hubungan wacana caption
dan gambar dengan wacana berita verbal yang menyertainya, dan mendeskripsikan fungsi
tindak tutur dalam
wacana caption di
beberapa surat kabar harian.
Dari semua
hasil penelitian yang
telah dilakukan, penelitian
kohesi dan koherensi
mengenai wacana deskriptif
rubrik Klik dalam
majalah Panjebar Semangat belum pernah dilakukan oleh karena
itu peneliti ingin mengkaji wacana deskriptif
rubrik Klik dalam majalah
Panjebar Semangat. Alasan penulis tertarik melakukan penelitian ini adalah (1) wacana ini
menggunakan bahasa Jawa sebagai pengantarnya.
Hal ini sesuai dengan objek penelitian penulis, terutama berkaitan dengan kohesi dan koherensi dalam wacana
rubrik Klik dalam majalah
Panjebar Semangat, (2)
wacana memberikan pengetahuan
mengenai deskripsi-deskripsi suatu benda, peristiwa, keadaan alam yang
tidak hanya ada di negara Indonesi a, namun negara-negara
lain. (3) untuk
mengetahui keutuhan wacana
deskriptif rubrik Klik
dalam majalah Panjebar
Semangat yakni perpaduan
bentuk (kohesi) dan perpaduan
makna (koherensi) dalam wacana.
(4) untuk mengetahui ciri khas yang dapat
menghubungkan keutuhan wacana
rubrik Klik dalam
majalah Panjebar Semangat.
Berdasarkan alasan di atas,
penulis ingin mengkaji wacana deskriptif yang berjudul
Wacana Deskriptif Rubrik
Klik pada Majalah
Panjebar Semangat (Kajian Kohesi dan Koherensi).
Skripsi Sastra: Wacana Deskriptif Rubrik Klik Dalam Majalah Panjebar Semangat (Kajian Kohesi Dan Koherensi)
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi