Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH ATMOSFER LINGKUNGAN TOKO TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE GRAND PALLADIUM MEDAN



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Masalah 
Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis  yang menghidupi banyak orang dan memberi banyak keuntungan bagi sementara  orang lainnya.  Pada saat krisis moneter melanda Indonesia tahun 1997, yang  kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, perekonomian Indonesia banyak  tertolong oleh sektor perdagangan eceran. Di banyak negara seperti Prancis,  Inggris, dan AS, bisnis eceran merupakan salah satu sektor utama perekonomian  yang mendatangkan keuntungan besar (Ma’aruf, 2005:1) Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan  disingkat menjadi ritel adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada  perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga. 

Mereka  menjual barang (atau jasa) langsung kepada konsumen. Dalam pengertian  lazimnya, retailler  (pedagang ritel) adalah mata rantai terakhir dalam proses  distribusi. Industri ritel di Indonesia berkembang dari gerai tradisional ke gerai  modern berupa supermarket. Kemudian, terjadi peningkatan gerai modern yang  lebih pesat lagi, dalam  rupa department store, hypermart, supermarket, dan  minimarket.
Loyalitas konsumen merupaka dorongan perilaku untuk melakukan  pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan  terhadap produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan  waktu yang lama melalui suati proses pembelian yang berulang-ulang tersebut  (Grifin:2005)  Loyalitas merupakan konsep multidimensional yang kompleks. Salah satu  penyebabnya adalah beragamnya definisi dan operasional konsep ini. Dari define  diatas terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara  mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang  produk/jasa terilih secara konsisten dimana yang akan dating, meskipun pengaruh  situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan  perubahan perilaku.
Menurut Frafin (2005) loyalitas merupakan suatu komitmen yang tinggi  untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau jasa yang disukai di masa  yang akan dating. Dengan kata lain konsumen akan setia  untuk melakukan  pembelian berulang secara terus-menerus. Atau dapat disimpulkan loyalitas  pembelian adalah perilaku pembeli yang setia pada suatu produk dan tidak beralih  pada produk lain.
Loyalitas konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui  proses belajar dan berdasarkan hasil pengamatan dari konsumen yang melakukan  pembelian yang konsisten sepanjang waktu karena memiliki sikap yang positif  terhadap suatu produk atau jasa tertentu. Loyalitas konsumen dapat tercipta dari  kepuasan pelayanan yang diberikan.
Salah satu cara yang memegang peranan penting dan perlu dikembangkan  pelaksana Department Store untuk menarik konsumen adalah melalui penciptaan  atmosfir lingkungan Department Store  yang baik. Agar dapat menciptakan  atmosfir lingkungan Department Store yang baik, pihak Department Store dapat  memberikan manfaat yang lebih pada diri konsumen yang membantu perusahaan  untuk mempengaruhi proses pembelian konsumen sehingga membuat konsumen  tersebut menjadi loyalitas untuk berbelanja di Department Store tersebut. Menurut  penelitian yang dilakukan POPAI (Point Of Purchase Advertising Institute),  orang-orang memutuskan 66% kegiatannya balanja di dalam toko (Wells,  2000:410). Semakin anda bisa membuat suasana toko Anda menggairahkan  dengan tata letak, pencahayaan, warna hingga alunan musik, semakin bisa anda  menggaet pengunjung untuk berinteraksi (Amir, 2004:26).
Berdasarkan sudut pandang konsumen, hadirnya Department Store dengan  konsep swalayan yang menjual berbagai macam produk dan ditunjang oleh suasana toko yang bersih, teratur dan nyaman menjadi daya tarik untuk berbelanja  di pasar swalayan. Konsumen tidak perlu lagi berdesakan dengan konsumen lain  untuk membeli barang yang berbeda sambil menjinjing kantong belanjaan yang  berat, suasananya kurang nyaman, dan lain sebagainya seperti yang biasa terjadi  di pasar tradisional.  Pilihan konsumen akan jatuh pada pasar swalayan yang  mampu menawarkan manfaat-manfaat yang berpengaruh positif bagi konsumen  seperti harga terjangkau, produk yang lengkap, lokasi yang mudah dicapai,adanya  potongan harga diperayaan hari besar, atmosfir di dalam Department Store yang  nyaman dan lain sebagainya.
Beberap Department Store khususnya pada retail pakaian yang terdapat di  kota Medan antara lain adalah Matahari Department Store, Ramayana &  Robinson, Suzuya dan Sogo. Dari sekian banyak Department Store yang terdapat  di kota Medan Matahari Department Store, yang merupakan anak perusahaan dari  PT. Matahari Putra Prima sebagai Department Store retail pakaian yang terbesar  di Medan dan memiliki beberapa cabang di Kota Medan. Selain itu MAtahari  Department Store berlokasi di mall-mall besar yang ada di kota Medan  PT. Matahari Putra Prima, Tbk, didirikan awal mulanya pada tahun 1958,  cikal bakal toko matahari (Mickey Mouse) di area Pasara Baru Jakarta. Toko yang  berukuran 150 meter persegi inilah yang menjadi tonggak sejarah bagi usaha retail  Matahari. Tahun 1989, Matahari untuk pertama kalinya membuka toko diluar  pulau Jawa, yakni di Medan (Thamrin Plaza). Dan pada saat ini di Medan  Matahari Department Store terus berkembang, seperti Matahari Department Store Medan Mall, Matahari Department Store Plaza Medan Fair, dan berpusat pada  Matahari  Department Store  Grand Palladium Medan  (ww.mataharidepartmentstore,com).
Matahari Department Store Grand Palladium Medan merupakan pusat dari  beberapa Matahari Department Store yang ada di kota Medan. Namun Matahari  Department Store Grand Palladium Medan mengalami hambatan dan ancaman  terhadap sunyinya pengunjung yang datang ke Grand Palladium Medan. Hal ini  disebabkan beberapa peristiwa yang terjadi di Grand Palladium Medan terhadap  bangunannya. Seperti, semakin miringnya gedung akibat tidak kokohnya gedung,  serta peristiwa runtuhnya kanopi bangunan yang menyebabkan korban.
Matahari  Department Store  berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan  keinginan pelanggan. Untuk itulah Matahari Department Store berusaha sebaik  mungkin agar dapat menciptakan atmosfir yang nyaman agar konsumen tertarik  untuk berbelanja di Matahari  Department Store  yang akhirnya membuat  konsumen menjadi loyal untuk berbelanja pada Matahari Department Store.
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk membahas masalah ini secara  mendalam melalui suatu penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh  Atmosfir Lingkungan Toko Terhadap Loyalitas Konsumen pada Matahari Department Store Grand Palladium Medan “.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang ada, maka  perumusan masalah pada penelitian ini adalah: ”Apakah Atmosfir Lingkungan  Berpengaruh Positif Terhadap Loyalitas Konsumen pada Matahari Department  Store Grand Palladium Medan?” C. Kerangka Konseptual  Ritel telah menghadapi tekanan yang makin meningkat dari sumbersumber persaingan baru, pelanggan yang banyak menuntut, teknologi baru, dan  program pembelian yang lebih langsung oleh bagian pembelian industri, institusi  dan eceran besar.  Salah satu pendorong utamanya adalah meningkatkan  produktivitas aset dengan mengelola persediaan dan piutangnya sendiri dengan  lebih baik.
Pelanggan juga harus memperbaiki keputusan-keputusan strategis mereka  mengenai pasar sasaran, keragaman produk dan layanan, harga, promosi dan  tempat guna mencapai kepuasan dan kesetiaan (loyalitas konsumen). Dalam usaha  mempertahankan konsumennya masing-masing department store  (gerai toko)  berupaya untuk mempengaruhi konsumen agar tetap mau datang dan menjadi  konsumen yang loyal bagi perusahaan.
Usaha Matahari Department Store untuk menarik dan mempertahankan  konsumen melalui kelengkapan produk, tingkat harga dan lokasi pasar swalayan  sudah tidak terlalu dapat diandalkan, karena tiap pasar swalayan menawarkan  produk yang relatif sama dengan kisaran harga produk yang relatif sama dan tidak  jarang lokasinya saling berdekatan.
Menurut Griffin (2005 :31-34) salah satu cara yang dapat dikembangkan  perusahaan dalam usaha menarik dan mempertahankan konsumen adalah melalui  penciptaan atmosfir lingkungan toko yang dapat memberikan manfaat yang lebih  kepada konsumen sehingga konsumen menjadi loyal.
Loyalitas pembelian adalah perilaku pembeli yang setia pada suatu merek  dan tidak beralih pada merek lain. Loyalitas konsumen mencakup kepuasan  konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang dipasarkan, baik dari kualitas atau  pelayanan yang diberikan terhadap produk atau jasa tersebut.
Produk yang bermutu, didukung dengan suasana atmosfir toko yang  nyaman akan mendorong sikap loyalitas konsumen. Adapun beberapa variabel  diatas yang membentuk atmosfir lingkungan toko adalah komunikasi visual,  pencahayaan, warna, musik, dan bau/aroma dalam gerai dan pelayanan yang  mempengaruhi loyalitas konsumen pada Matahari Grand Palladium.
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas maka maka dapat ditarik  kerangka konseptual sebagai berikut: Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Indarti (2004) (diolah) Atmosfir Lingkungan  Toko (X) Loyalitas Konsumen (Y)  D.  Hipotesis Hipotesi adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena  atau keadaan tertentu yang akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti  tentang hubungan antara variable-variabel dalam penelitian serta merupakan  pernyataan yang spesifik.  Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka  konseptual yang telah ditetapkan maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut  : “Terdapat pengaruh antara  atmosfir lingkungan terhadap loyalitas konsumen  pada Matahari Department Store Grand Palladium Medan” E.  Tujuan dan manfaat Penelitian 1.  Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh atmosfir  lingkungan terhadap loyalitas konsumen pada Matahari Department Store Grand  Palladium Medan.
2. Manfaat penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:  a.  Bagi Perusahaan Memberi masukan dan informasi bagi pihak manajemen untuk semakin  meningkatkan kompetensi konsumen dan loyalitas serta atmosfir lingkungan  yang ada di perusahaan.
b.  Bagi pembaca dan peneliti lain Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan penelitian  lanjutan dan sekaligus bahan masukan informasi ilmiah untuk melanjutkan  penelitian tentang pengaruh atmosfir lingku ngan terhadap loyalitas konsumen.
c.  Bagi penulis Sebagai salah  satu syarat untuk menyelesaikan studi strata-1 jurusan  manajemen serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh berupa teori dan  praktek langsung pada perusahaan.
F. Metode Penelitian 1. Batasan operasional Penelitian ini dibatasi hanya pada konsumen yang melakukan pembelian di  Matahari Department Store Grand Palladium Medan batasan operasional untuk  melihat bagaimana atmosfer lingkungan mempengaruhi loyalitas konsumen 2. Defenisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini ada dua variabel yang dikaitkan, yaitu variabel  bebas (X) yang mewakili atmosfer lingku nga dan variabel terikat (Y) yang  mewakili loyalitas konsumen.
a. Atmosfer lingkungan (X) Atmosfer lingkungan merupakan desain lewat komunikasi, pencahayaan,  warna, musik untuk menstimulus persepsi  konsumen dan respon  emosional dan terutama mempengaruhi poin pembelian.
b.   Loyalitas Konsumen (Y) Loyalitas merupakan komitmen pelanggan bertahan secara mendalam  untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa  terpilih secara konsisten dimana yang akan datang, meskipun pengaruh  situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk  menyebabkan perubahan perilaku (Griffin  :2008)  Tabel 1.1 Operasional Variabel Variabel   Definisi Variabel  Indikator  Skala  Ukur Atmosfer  Lingkun gan  (X) Atmosfer lingkungan merupakan  desain lewat komunikasi,  pencahayaan, warna, musik untuk  menstimulus persepsi konsumen dan  respon emosional dan terutama  mempengaruhi poin pembelian  1.  Komunikasi  visual 2.  Pencahayaan 3.  Musik 4.  Warna 5.  Bau/aroma Likert Loyalitas  Konsum en (Y) Loyalitas merupakan komitmen  pelanggan bertahan secara mendalam  untuk berlangganan kembali atau  melakukan pembelian ulang  produk/jasa terpilih secara konsisten  dimana yang akan datang, meskipun  pengaruh situasi dan usaha-usaha  pemasaran mempunyai potensi untuk  menyebabkan perubahan perilaku 1. Melakukan  pembelian ulang  secara teratur 2. Membeli antar  Lini Produk 3. Mereferensikan  kepada orang  lain 4. Menunjukkan  kekebalan  terhadap Tarikan  dari Pesaing Likert Sumber : Levy & Weitz (2001) dan Griffin (2008) 3. Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran adalah skala likert yang digunakan untuk mengukur  sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau kelompok orang tentang kejadian  atau gejala sosial (Sugiyono. 2005:86). Dengan menggunakan sakala likert,  maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian  indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item  instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam melakukan  penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan  diberikan skor 1 sampai 5, seperti yang tertera sebagai berikut: 5  = Sangat stuju 4  = Setuju 3  = Kurang Setuju 2  = Tidak Setuju 1  = Sangat Tidak Setuju 4. Jenis dan Sumber Data  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Dalam penelitian ini  data diperoleh langsung dari responden dengan daftar pertanyaan yang  disebarkan pada Konsumen yang melakukan pembelian di Matahari Grand  Palladium Medan.
b. Data Sekunder Data yang diperoleh peneliti utuk melengkapi data primer yang meliputi  data mengenai sejarah, perkembangan perusahaan, buku-buku ilmiah serta  literatur lainnya yang sehubungan dengan penelitian ini.
5. Populasi dan Sampel a.  Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa  orang, objek, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau  menjadi objek penelitian (Kuncoro 2003:103). Pada penelitian ini yang menjadi  populassi adalah konsumen yang berbelanja di Matahari Grand Palladium Medan.
Populasi pada penelitian ini adalah rata-rata pengunjung bulanan di  Matahari Grand Palladium Medan yaitu yang berjumlah rata-rata 12036 orang  pengunjung per bulan. Jumlah rata-rata tersebut di dapat dari rata-rata jumlah  pengunjung bulanan dalam setahun terakhir (Januari 2009-Januari 2009).
2.  Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi  (Kuncoro, 2003:103). Sampel yang dipilih menggunakan metode  purposive  sampling, dimana sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,  2004:78). Adapun kriteria dari sampel yang diambil adalah konsumen Matahari  Grand Palladium yang telah berbelanja minimal sebanyak dua kali.
Untuk menentukan jumlah sampel/responden digunakan rumus sebagai  berikut : 2 1 Ne N n + = Dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e² = presesi yang ditetapkan (10%) Berdasarkan pendapat tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam  penelitian ini adalah : ) ( 2 1 , 0 12036 1 12036 + = n = 99, 59 responden = 100 responden  Dalam penelitian ini penulis menggenapkan sampel (n) menjadi 100  responden.
6. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Matahari Grand Palladium Medan. Penelitian  ini dilakukan mulai bulan Maret 2010 sampai Juni 2010.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara  memberi seperangkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada responden  untuk dijawabnya.
b. Wawancara wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan apabila peneliti  ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang  harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari  responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau  kecil. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara secara  terstruktur yang digunakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti  tentang informasi yang diperoleh. Dalam wawancara ini, peneliti harus  menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya  telah disiapkan.
c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan  mempelajari data-data yang diperoleh dari buku, majalah, hasil lapangan,  dan situs internet untuk mendukung penelitian.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas  Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif,  yaitu persepsi responden yang kemudian dikuantitatifkan agar dapat dilakukan uji  statistik. Untuk menguji kesahihan persepsi responden digunakan uji validitas dan  reliabilitas.
a. Uji Validitas Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang  seharusnya diukur. Uji validitas bertujuan untuk menguji apakah kuesioner  layak untuk digunakan sebagai  instrumen penelitian. Instrumen yang valid  berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Sugiono (2005 : 109).
Kriteria dalam menentukan validitas adalah sebagai berikut : - Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid - Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid Uji validitas data dapat dilakukan terhadap pengujian validitas konstruksi,  validitas isi, dan validitas eksternal. Validitas konstruksi adalah aspek-aspek  yang akan diukur berlandaskan teori tertentu. Pengujian validitas konstruksi  dilakukan dengan mengkorelasikan antar score item instrument.  Apabila  korelasinya rendah dan tidak signifikan maka instrumen dianggap tidak valid.
Uji validitas ini dapat diukur dengan teknik korelasi product moment.
Sugiyono (2005 : 119).
Pengujian validitas dilakukan untuk membandingkan antara isi  instrumen dengan isi materi seperti seorang dosen memberi ujian di luar  pelajaran yang ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak valid.
Pengujian ini dapat dilakukan kepada para ahli. Sedangkan validitas eksternal  adalah cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan  fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Hal ini dapat dilakukan dengan  menguji  cobakan kepada sampel, kalau ditemukan perbedaan yang terlalu  mencolok maka instrumen harus disesuaikan.
Hasil penelitian yang valid apabila tedapat kesamaan antara data yang  terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Kalau data yang terkumpul tidak mencerminkan seperti objek yang sebenarnya  maka hasil penelitian tidak valid. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel  apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, artinya apabila  pada masa yang lalu bagus maka sekarang dan hari esok harus bagus. Dalam  memperoleh validitas dan reliabilitas data harus melalui instrumen yang valid  yaitu dengan alat ukur yang valid. Instrumen yang reliabel berarti instrumen  yang dapat menghasilkan hasil yang sama dalam beberapa kali pegukuran.
b. Reliabilitas Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat  pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dengan tujuan melihat apakah  alat ukur yang diinginkan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam  mengukur gejala yang sama. Bila suatu alat pengukur di pakai dua kali untuk  mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif  konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.
Menurut Sugiono (2005 : 121), Pengujian reliabilitas digunakan untuk  menguji hasil pengukuran angket (kuesioner) dapat dilakukan baik secara  eksternal maupun internal. Secara ekternal dilakukan dengan  test-retest,  equivalen dan gabungannya. Test-retest dilakukan dengan cara mencobakan  instrumen beberapa kali kepada responden, dalam hal ini instrumennya sama,  respondennya sama dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari  koefisien korelasi antara percobaan pertama dan yang berikutnya. Bila  koefisien positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel.
Sedangkan dengan pendekatan equivalen adalah pernyataan yang secara bahasa  berbeda tetapi maksudnya sama.
Pengujian validitas dan reliabilitas ini akan dilakukan sebelum  melakukan penelitian yang sebenarnya. Pengujian validitas dan reabilitas  dilakukan di Matahari Medan dan sampel dalam pengujian ini adalah  Konsumen Matahari. Jumlah sampel yang digunakan dalan uji validitas dan  reabilitas sebanyak 30 orang.
9. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode  analisis deskriptif dan merode analisis statistik.
a. Metode Deskriptif Metode ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau  karakteristik dari suatu keadaan, dalam hal ini data yang sudah dikumpulkan  kemudian diklarifikasi, diinterprestasikan, dan selanjutnya dirumuskan,  sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang  diteliti.
b. Metode Regresi Linier Sederhana Metode regresi linier sederhana digunakan karena jumlah variabel bebas dan  variabel terikatnya tidak lebih dari satu dan untuk melihat bagaimana  pengaruh atmosfer lingkungan terhadap loyalitas pelanggan di Matahari  Grand Palladium Medan Y = a + bX Dimana : Y   = Loyalitas Konsumen    X   = Atmosfer lingkungan      a   = Konstanta b   = Koefisien Regresi Linier Sederhana Data yang telah diolah pada penelitian ini menggunakan model regresi linier sederhana seperti yang telah dicantumkan diatas dan kemudian diuji  dengan pengujian t yang menggunakan metode ordinary least square  (OLS) dengan kriteria hipotesis sebagai berikut :  1)  Ho : b1 Artinya : tidak terdapat pengaruh atmosfer lingkungan  terhadap  loyalitas pelanggan di Matahari Grand Palladium Medan.
= 0 2)  Ha : b1 ≠ Artinya : terdapat pengaruh atmosfer lingkungan terhadap loyalitas  pelanggan di Matahari Grand Palladium Medan 0 Kriteria pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah :  a.  Jika t hitung < t tabel maka terima H b.  Jika t hitung > t tabel maka terima H o Keputusan diambil apabila terima H a o  berarti variasi model regresi  tersebut tidak dapat menerangkan variasi variabel terikatnya. Sebaliknya  jika keputusan yang diambil adalah tolak Ho  c.  Koefisien Determinasi (R berarti bahwa variasi model  regresi tersebut dapat menerangkan variasi variabel terikatnya.
2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar  kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R ) 2  semakin  besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel  bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika R 2  semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan pengaruh variabel  bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).


Download lengkap Versi Word

1 komentar:

  1. boleh saya tahu darimana menemukan jumlah populasi penelitian ini?

    BalasHapus

pesan skripsi