Rabu, 03 Desember 2014

Skripsi Sastra: Pemakaian Bahasa Penyiar Radio Fm Di Surakarta Suatu Pendekatan Sosiolinguistik

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang.
Skripsi Sastra: Pemakaian Bahasa Penyiar Radio Fm Di Surakarta Suatu Pendekatan Sosiolinguistik
Bahasa  merupakan  alat  komunikasi  dalam  kehidupan  manusia.  Bahasa  digunakan  dalam  pelbagai  hal  di  kehidupan  manusia.  Bloomfield  (dalam  Sumarsono,  2011:18)  mengatakan  bahwa  bahasa  adalah  sistem  lambang  berupa  bunyi  yang  bersifat  sewenang-wenang  (arbitrer)  yang  dipakai  oleh  anggotaanggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi.

Sejalan  dengan  pengertian  di  atas  Harimurti  Kridalaksana  menjelaskan  bahwa  “bahasa  adalah sistem lambang bunyi  yang arbitrer  yang digunakan oleh  para  anggota  kelompok  sosial  untuk  bekerja  sama,  berkomunikasi,  dan  mengidentifikasikan diri” (Harimurti Kridalaksana, 2001:21).
Pendapat lain mengenai bahasa juga dikemukakan oleh Abdul Chaer dan  Leonie  Agustina  bahwa  “bahasa  adalah  sebuah  sistem,  artinya,  bahasa  itu  dibentuk  oleh  sejumlah  komponen  yang  berpola  secara  tetap  dan  dapat  dikaidahkan” (Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 2004:11).
Semua  orang  menyadari  bahwa  interaksi  dan  segala  macam  kegiatan  dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Di dalam kehidupan bermasyarakat,  sebenarnya manusia dapat juga menggunakan alat komunikasi lain, selain bahasa.
Namun, tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi  yang paling baik, paling  sempurna,  dibandingkan  dengan  alat-alat  komunikasi  lain;  terMasuk  juga  alat  komunikasi yang digunakan para hewan.
Fungsi  utama  bahasa  adalah  sebagai  alat  komunikasi  atau  alat  interaksi yang  hanya  dimiliki  manusia.  Dengan  adanya  bahasa  sebagai  alat  komunikasi,  1    maka  semua  yang  berada  di  sekitar  manusia:  peristiwa-peristiwa,  binatangbinatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya, mendapat  tanggapan  dalam  pikiran  manusia,  disusun  dan  diungkapkan  kembali  kepada  orang  lain  sebagai  bahan  komunikasi.  Komunikasi  melalui  bahasa  ini  memungkinkan  tiap  orang  untuk  menyesuaikan  dirinya  dengan  lingkungan,  mempelajari kebiasaan, adat-istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya  masingmasing.
Manusia  di  dalam  kehidupannya  tidak  bisa  lepas  dengan  bahasa.  Bahasa  yang digunakan juga sangat beragam. Perbedaan variasi pemakaian bahasa tentu  saja  memperlihatkan  keunikan  sendiri-sendiri.  Keunikan-keunikan  yang  ada  dalam pemakaian bahasa oleh suatu kelompok masyarakat tertentu menjadi alasan  mengapa penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang register.
Manusia memerlukan  suatu disiplin ilmu yang khusus untuk mempelajari  tentang  bahasa.  Disiplin  ilmu  bahasa  itu  dikenal  dengan  linguistik.  Dalam  linguistik terdapat beberapa studi ilmu lagi yang sama-sama mempelajari tentang  bahasa,  salah  satunya  adalah  sosiolinguistik.  Penulis  memilih  bidang  sosiolinguistik  dalam  penelitian  ini  karena  pemakaian  bahasa  merupakan  salah  satu kajian dari sosiolinguistik.
Ditinjau  dari  namanya,  sosiolinguistik  menyangkut  sosiologi  dan  linguistik.  Konsep  Sosiolinguistik  menurut  Sumarsono  yaitu  “sosio  adalah  masyarakat  dan  linguistik  adalah  kajian  bahasa,  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  sosiolinguistik  merupakan  kajian  tentang  bahasa  yang  dikaitkan  dengan  kondisi keMasyarakatan” (Sumarsono, 2011:1).
  “Sosiolinguistik sebagai cabang  linguistik memandang atau menempatkan  kedudukan  bahasa  dalam  hubungannya  dengan  pemakaian  bahasa  di  dalam  masyarakat,  karena  dalam  kehidupan  bermasyarakat  manusia  tidak  lagi  sebagai  individu,  akan  tetapi  sebagai  masyarakat  sosial”  (I  Dewa  Putu  Wijana  dan  Muhammad Rohmadi, 2006:7).
Terdapat  pelbagai  hal  yang  dapat  dikaji  dalam  masyarakat,  antara  lain  masalah  pemakaian  bahasa  oleh  suatu  kelompok  sosial  tertentu.  Menurut  Abdul  Chaer “setiap bidang kehidupan atau kegiatan memiliki kosa kata tersendiri yang  hanya  dikenal  dan  digunakan  dengan  makna  tertentu  dalam  bidang  tersebut”  (Abdul  Chaer,  1995:138).  Hal  yang  membedakan  tentu  pada  istilah-istilah  yang  mereka pakai.  Misalnya saja, bahasa yang digunakan oleh komunitas pecinta tato  akan  jauh  berbeda  dengan  bahasa  yang  digunakan  oleh  komunitas  pialang  kendaraan  bermotor.  Perbedaan  variasi  pemakaian  bahasa  tentu  saja  memperlihatkan  keunikan sendiri-sendiri  dan juga memunculkan adanya  pelbagai masalah  kebahasaan  dalam  kelompok  sosial  tertentu  yang  perlu  dikaji  lebih  mendalam.
Terdapat  pelbagai  macam  profesi  seperti  guru,  pilot,  polisi,  pengusaha,  petani,  pedagang  dalam  kehidupan  sosial,  namun  di  antara  beberapa  profesi  tersebut  ada  satu  yang  menarik  yaitu  profesi  penyiar  radio.  Penyiar  adalah:  1.
orang yang menyiarkan; 2. penyeru pada radio; 3. pemancar (radio) (Kamus Besar  Bahasa Indonesia, 2002:1060).  Menjadi seorang penyiar tidaklah mudah, karena  orang  itu  harus  bisa  menjadi  sosok  panutan  yang  begitu  dekat.  Penyiar  harus  memiliki rasa percaya diri, kemampuan memilih kalimat, intonasi, artikulasi jelas,    gaya  bahasa  dalam  penyampaian  inforMasi  mudah  dicerna  dan  tidak  berbelitbelit, serta menguasai peralatan siaran.
Penyiar  dapat  dikelompokkan  atas  penyiar  tetap  (full  time)  dan  penyiar  sambilan  (part  time).  Penyiar  tetap  mengandalkan  pekerjaan  kepenyiarannya  sebagai  pekerjaan  utama,  sedangkan  penyiar  sambilan  menempatkan  profesi  penyiar  sebagai  aktivitas  sekunder  karena  pekerjaan  utamanya  bukan  penyiar,  misalnya wiraswasta, Masih berstatus pelajar atau mahasiswa.  Berdasarkan status  sosial-ekonomi,  mereka  memiliki  tingkat  sosial-ekonomi  yang  berbeda.  Ditinjau  dari  tingkat  pendidikan  ditemukan  penyiar  tamatan  Sekolah  Menengah  dan  Perguruan Tinggi. Tingkat ekonomi penyiar mulai dari yang menengah ke bawah  misalnya  penyiar  yang  benar-benar  menggantungkan  hidupnya  dari  hasil  pekerjaannya  tersebut,  dan  juga  menengah  ke  atas  karena  dia  menjadi  penyiar  hanya  sekedar  hobi  saja,  karena  dia  memiliki  usaha  yang  hasilnya  jauh  lebih  tinggi  dari  menjadi  seorang  penyiar.  Jika  dilihat  dari  segi  usia,  siapa  saja  bisa  menjadi seorang penyiar mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Penyiar  radio  dalam  kesehariannya  hidup  dan  berinteraksi  di  dua  dunia.
Dunia yang pertama yaitu seorang penyiar berinteraksi dengan para pendengarnya  melalui udara. Seorang penyiar dituntut menjadi sosok yang bisa menjadi panutan,  memiliki sopan santun, tutur kata yang bagus, karena yang diucapkan oleh penyiar akan didengarkan banyak orang  (Wanda Yulia, 2010:33).  Dunia yang kedua yaitu  pada saat penyiar berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya.
Bahasa  yang  digunakan  ketika  penyiar  berkomunikasi  dengan  pendengar  tentu  akan  jauh  berbeda  dengan  bahasa  yang  digunakan  dengan  rekan  kerjanya.
Meskipun  berbeda,  keduanya  memiliki  bahasa  yang  khas  dan  hanya  dimengerti    oleh kelompoknya saja.  Penyiar radio banyak menggunakan istilah-istilah seperti jinggle, PD (Program Director), tandem dan sebagainya.
Penyiar  dalam kesehariannya  hidup dan berinteraksi  dengan sesama rekan  kerjanya  dan  juga  pendengarnya.  Mereka  saling  berkomunikasi  dengan  menggunakan  kata  atau  istilah  khas  pada  saat  siaran  dan  juga  membicarakan  pekerjaan.   Pemunculan  kata-kata  atau  istilah  yang  mereka  gunakan  tentu  ada  alasan  dan  juga  maksudnya.  Pemunculan  kata-kata  atau  istilah  pada  profesi  penyiar radio  ini  banyak dipengaruhi oleh bahasa asing terutama bahasa Inggris.
Oleh karena itu, penelitian mengenai pemakaian bahasa dalam penyiar radio perlu  dilakukan untuk  mengetahui lebih dalam lagi mengenai register  yang  digunakan  dalam profesi ini.
Bertolak  dari  ketertarikan  terhadap  bahasa  yang  digunakan  serta  melihat  anggotanya  yang  terdiri  atas  berbagai  lapisan  sosial,  ekonomi,  pendidikan  dan  usia yang berbeda itulah maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang  pemakaian bahasa penyiar radio FM di Surakarta.
Penulis  juga  memfokuskan  penelitian  tentang  pemakaian  bahasa  penyiar  radio  ini  hanya  penyiar  radio  FM  saja,  karena  hampir  semua  radio  yang  ada  di  Surakarta  bergelombang  FM.  Mengapa  demikian,  karena  saluran  FM  jauh  lebih  bagus kualitas suaranya jika dibandingkan dengan AM. Oleh karena itulah hampir  semua radio di Surakarta menggunakan saluran FM.
Penulis  memilih  Surakarta  sebagai  tempat  pengambilan  datanya  karena  penelitian  tentang  pemakaian  bahasa  penyiar  radio  FM  belum  pernah  dilakukan  disini.  Radio  di  Surakarta  yang  akan  menjadi  tempat  pengambilan  data  yaitu  di  radio  Metta  FM,  PTPN  dan  RRI  Surakarta.  Penulis  memilih  radio  Metta  FM,    PTPN dan  RRI Surakarta  karena ketiga radio tersebut memiliki karakteristik yang  unik,  fungsi  bahasa  yang  bervariasi,  serta  register  yang  lebih  banyak  jika  dibandingkan dengan radio-radio lain di Surakarta.
Dalam pengambilan data, penulis  tidak mengambil dari semua penyiar di  radio  Metta,  PTPN  dan  RRI  Surakarta  tetapi  hanya  lima  penyiar  saja.  Lima  informan  tersebut  yaitu,  Lidya  Saka  dari  radio  Metta  FM,  Rido  Wicaksono  dan  Sari Nugraha  dari RRI Surakarta, serta  Sara Neyrhiza dan Dewa dari radio PTPN.
Penulis  memilih  kelima  informan  tersebut  dengan  mempertimbangkan  kepemilikan karakteristik yang unik, fungsi bahasa yang bervariasi, serta register  yang lebih banyak jika dibandingkan dengan penyiar radio-radio lain di Surakarta.
Penelitian mengenai pemakaian bahasa dalam penyiar radio sudah pernah  dilakukan  sebelumnya.  Penelitian  tersebut  dilakukan  oleh  Nurhayati  dari  Universitas  Sriwijaya  dengan  artikel  yang  diberi  judul  “Register  Bahasa  Lisan  Penyiar-Penyiar  Radio  di  Palembang  (Studi  Analitis  dari  Aspek  Sosiolinguistik dan  Kaitannya  dengan  Ketertarikan  Pendengar).”  Penelitian  tersebut  mendeskripsikan  karakteristik  register  bahasa  lisan  penyiar-penyiar  radio,  khususnya  gambaran  fonologi,  morfologi,  leksikal,  dan  sintaksis,  dan  mengidentifikasi  register  penyiar  radio  yang  disenangi  atau  yang  menarik  bagi  pendengar.  Penelitian  tentang  pemakaian  bahasa  penyiar  radio  yang  melibatkan  penyiar dengan pendengar  (on air)  memang sudah pernah dilakukan,  akan tetapi, penelitian  tentang  pemakaian  bahasa  penyiar  radio  yang  melibatkan  hubungan  atau  komunikasi  antara  penyiar  dengan  rekan  kerjanya  (off  air)  belum  pernah  dilakukan  sebelumnya.  Oleh  karena  itu  dalam  penelitian  ini  penulis  akan    melibatkan keduanya yaitu pemakaian bahasa yang melibatkan komunikasi antara  penyiar dengan pendengar dan penyiar dengan rekan kerja.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan membahas  masalah  pemakaian  bahasa  penyiar  radio  yang  ada  di  wilayah  Surakarta  dan  judul  penelitian ini adalah  “Pemakaian Bahasa  Penyiar Radio FM di Surakarta (Suatu  Pendekatan Sosiolinguistik).” B.  Pembatasan Masalah.
Agar  dalam  pembahasan  Masalah  nantinya  mendapatkan  hasil  yang  mendalam,  terarah,  dan  sistematis,  maka  perlu  kiranya  penulis  membuat  suatu  batasan  tentang  permasalahan  dalam  penelitian  ini.  Penulis  menggunakan  pendekatan  sosiolinguistik  yang  merupakan  suatu  bidang  ilmu  interdisipliner untuk  membahas  permasalahan  yang  ada.  Sosiolinguistik  menempatkan  kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakaiannya dalam  masyarakat.
Agar tidak meluas, maka aspek sosiolinguistik yang dibahas dalam penelitian ini  adalah  karakteristik,  fungsi  bahasa,  serta  kosa  kata  ciri  penentu  register  dalam  pemakaian bahasa penyiar radio.
C.  Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah  dalam  penelitian ini adalah sebagai berikut: .
  1.  Bagaimanakah karakteristik pemakaian bahasa  yang digunakan oleh penyiar radio FM di Surakarta?.
2.  Bagaimanakah fungsi kebahasaan yang ada di dalam tuturan penyiar  radio FM di Surakarta?.
3.  Bagaimanakah  kosakata  ciri  penentu  register  yang  digunakan  oleh penyiar radio FM di Surakarta?.
D.  Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan rumusan  masalah di atas, maka tujuan penelitian  ini dapat  dijabarkan sebagai berikut:.
1.  Mendeskripsikan  karakteristik  pemakaian  bahasa  yang  digunakan  oleh penyiar radio FM di Surakarta.
2.  Mendeskripsikan  fungsi  kebahasaan  yang  ada  di  dalam  tuturan  penyiar radio FM di Surakarta.
3.  Mendeskripsikan  kosakata  ciri  penentu  register  yang  digunakan  oleh penyiar radio FM di Surakarta.

 Skripsi Sastra: Pemakaian Bahasa Penyiar Radio Fm Di Surakarta Suatu Pendekatan Sosiolinguistik

Download lengkap Versi PDF

1 komentar:

pesan skripsi